Judul:
“Upaya Guru Dalam Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Kooperatif
Tipe Jigsaw pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di MAN Darussalam Aceh
Besar”.
A.
Latar
Belakang
Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Pelajaran ini
mempunyai sifat khas bila dibandingkan dengan ilmu lainnya yaitu dapat
mengantarkan manusia berfikir logis, praktis, kreatif, dan dinamis, karena
dalam proses belajar mengajar matematika siswa lebih sering berhadapan dengan rumus-rumus.
Dalam hal ini sangat diperlukan peran guru sebagai fasilitator untuk
menggunakan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar matematika. Dengan
demikian matematika akan menjadi mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Apabila siswa memahami suatu materi matematiaka, maka akan menjadi dasar untuk
memahami materi selanjutnya yang lebih menantang, karena dengan memahami konsep
dasar matematika siswa akan mudah mempelajari suatu konsep yang lebih tinggi,
jika konsep dasar matematika telah dikuasai dengan baik.[1]
Dewasa ini
banyak metode mengajar telah digunakan dalam dunia pendidikan untuk membantu
siswa dalam memahami materi pelajaran. Dimana metode pengajaran tersebut tidak
terlepas dari aktivitas dan kreativitas
guru dan peserta didik. Secara umum model pembelajaran bertujuan untuk
mempermudah siswa dalam memahami disiplin ilmu
yang sulit dikuasai oleh siswa. D.A. Adjai Robinson, mengemukakan bahwa:
“untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan maka guru perlu memilih model yang
sesuai dengan materi pelajaran, karena model adalah cara yang dipakai dalam
mencapai tujuan, berhasil tidaknya tujuan yang dicapai tergantung pada
penggunaan model yang tepat”.[2] Saiful. B. Djamarah dan Aswan, juga
mengemukakan bahwa “penggunaan model mengajar sangat menentukan kualitas hasil
belajar mengajar. Penggunaan model mengajar mempengaruhi tinggi rendahnya mutu
keberhasilan belajar mengajar”.[3] Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
seorang guru dalam mengajar topik-topik matematika, tidak hanya menguasai materi
dengan mantap, maupunmengolah kelas, tetapi juga harus bisa menguasai berbagai
model pembelajaran. Penggunaan berbagai model pembelajaran dalam mengajar
selain untuk penyesuaian dengan bahan pelajaran, juga untuk menghindari
kemungkinan timbulnya kebosanan pada siswa.
Salah satu
model dalam mengajarkan matematika yaitu dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif. Sistem pembelajaran ini dapat mengaktifkan siswa dalam belajar,
sehingga mereka benar-benar dapat memahami materi yang diajarkan, karena dalam
pembelajaran kooperatif siswa akan lebih mudah menemukan cara-cara dalam
memahami materi pelajaran sebab terpacu dengan teman-temannya.[4] Model kooperatif dalam dunia pendidikan
sekarang ini sangat banyak, salah satunya yaitu model kooperatif tipe jigsaw.
Penerapan
model kooperatif tipe jigsaw, siswa dikelompokkan ke dalam lebih kurang empat
orang anggota dan di beri inisial (T,E,A,M). Tiap anggota dalam tim diberi
materi yang berbeda, dimana tiap anggota
dalam tim tersebut mempelajari materi yang ditugaskan. Selanjutnya anggota dari
tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian yang sama bertemu dalam kelompok
baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bagian mereka. Setelah selesai
diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian
mengajar teman satu tim mereka tentang sebagian yang mereka kuasai.[5]
Berdasarkan
penelitian Juliana dinyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih
efektif bila dibandingkan dengan pembelajaran non kooperatif’.[6] Pengalaman di lapangan guru sering menganggap
efektif apabila telah mencapai tingkat keberhasilan, tetapi tidak mengkaji
kelemahan setiap anggota kelompok berupa kemampuan siswa yang berprestasi
rendah dalam menyampaikan materi kepada temanya di kelompok asal.
Berdasarkan
pendapat di atas, penulis ingin meneliti/mengkaji pada materi sistem persamaan
linear dua variabel yang merupakan salah satu materi pelajaran matematika.
Karena dalam materi ini cara menyelesaikan ada beberapa cara yaitu: Metode
grafik, metode substitusi, metode eliminasi, dan metode determinan. Tidak semua
materi dalam matematika cocok diajarkan dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw, namun materi sistem persamaan linear dua variabel
sangat cocok diajarkan dalam menyelesaikannya bersifat independen (tidak
bersyarat) antara cara yang satu dengan cara yang lain.
Berdasarkan permasalahan di atas,
maka penulis tertari untuk mengadakan penelitian pada materi sistem persamaan
linear dua variabel yang penulis tuangkan dengan judul “Upaya Guru Dalam Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan
Kooperatif Tipe Jigsaw pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di MAN
Darussalam Aceh Besar”.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan
masalah yaitu: “Bagaimanakah
kemampuan siswa berprestasi rendah yang merupakan bagian dari kelompok ahli
dalam menyampaikan materi sistem persamaan linear dua variabel terhadap
kelompok asal dalam belajar model kooperatif tipe Jigsaw?”
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
secara umum adalah untuk meningkatkan daya imajinasi mengenai suatu masalah.
Kemudian meningkatkan daya pikir untuk mencari jawaban permasalahan melalui
penelitian. Tujuan yang diharapkan dapat diperoleh melalui penelitian ini
adalah: untuk mengetahui kemampuan siswa berprestasi rendah yang sabagai bagian
dari kelompok ahli terhadap kelompok asal pada pembelajaran model kooperatif
tipe jigsaw.
D.
Manfaat
Penelitian
Manfaat
dari penelitian ini bagi siswa diharapkan lebih meningkatkan rasa tanggung
jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Dapat memberikan bahan masukan
bagi guru-guru bidang studi matematika sehingga dalam upaya pembentukan
kelompok belajar siswa harus diperhatikan dan difasilisator terutama bagi siswa
yang berkemampuan rendah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Serta dapar
memberikan masukan pikiran bagi semua pihak yang berkeinginan untuk mengetahui
pengaruh siswa berprestasi rendah yang ditunjukkan kepada kelompok ahli
terhadap kelompok asal dalam belajar model kooperatif tipe jigsaw.
E.
Postulat
dan Hipotesis
Anggapan
dasr penelitian merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu penelitian,
karena merupakan titik tolak untuk menyusun landasan teori dalam suatu
penelitian. “Anggapan dasar juga
merupakan tumpuan segala pandang kegiatan terhadap masalah yang akan diteliti,
diterima kebenarannya dan tidak perlu dibuktikan”.[7]
Berdasarkan
pengertian di atas, penulis mengajukan postulat sebagai berikut:
1.
Siswa mendapat kesempatan yang sama dalam memperoleh
pengetahuan matematika yang diberikan oleh guru mereka.
2.
Penggunaan model yang tepat dalam proses belajar mengajar
merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan siswa.
3.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu
model yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan
masalah yang dirumuskan pada latar belakang di atas, maka hipotesis penelitian
ini adalah : “Upaya guru dalam meningkatan hasil belajar siswa yang
berkemampuan rendah dalam kelompok ahli tidak mampu menyampaikan materi sistem
persamaan linear dua variabel dengan baik kepada kelompok asalnya”.
F.
Definisi
Operasional
Istilah-istilah
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada
atau yang timbul dari suatu benda, orang dan sebagainya yang berkuasa atau
kekuatan[8].
Jadi pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah apabila anggota ahli
tidak mampu menyampaikan materi dengan baik terhadap kelompok asalnya. Dengan
demikian, dikatakan mampu menyampaikan materi dengan baik apabila kelompok asal
mendapat nilai tahap akhir 75, ini berdasarkan penelitian
Syamsidar, dinyatakan bahwa “siswa mampu menguasai matematika minimal 75% atau
mendapat nilai paling rendah 75”.[9]
2.
Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang menuntun guru menetapkan prosedur dari langkah-langkah
pembelajaran yang sistematis, petunjuk mengorganisir kegiatan belajar mengajar;
meramu komponen-komponen pembelajaran yang dapat mengantarkan aktivitas anak
didik terlibat secara obtimal. Model merupakan cara-cara mengoprasikan suatu
kegiatan pembelajaran.[10]
3.
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah
salah satu model pembelajaran yang berbasis konstruktivis dan salah satu model
dimana aktifitas pembelajaran dilakukan guru dengan menciptakan kondisi belajar
yang memungkinkan terjadinya proses belajar sesama siswa.[11]
4.
Model Kooperatif Tipe Jigsaw
Model kooperatif tipe jigsaw
adalah suatu pembelajaran yang berfokus pada kelompok kecil dengan jumlah
anggota lebih kurang 4 orang anggota siswa yang menekankan keaktifan anggota
kelompok belajar yang heterogen dengan menggunakan pola kelompok “asal” dan
kelompok “ahli”.
5.
Anggota Ahli
Anggota ahli adalah bagian dari
kelompok ahli yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda-beda serta
kemampuan yang heterogen untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu, serta
menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan keahlian masing-masing,
kemudian dijelaskan ke kelompok asal.
Anggota ahli yang penulis
maksudkan di sini adalah anggota ahli yang berkemampuan dasar atau nilai prasyarat
belum mencapai tingkat keberhasilan.
Bobot nilai pra syarat tes siswa
dapat dikatagorikan sebagai berikut:
90-100 tingkat keberhasilannya sangat baik
75-89 tingkat
keberhasilannya baik
55-74 tingkat
keberhasilannya sedang
40-54 tingkat keberhasilannya
kurang
00-39 tingkat keberhasilannya buruk[12]
Berdasarkan katagori bobot nilai
tahap awal siswa dapat disimpulkan bahwa tingkat prestasi siswa mencapai 90-100
dikatakan baik, 55-89 dikatakan sedang dan kurang dari 55 dikatakan rendah.
Jadi anggota ahli yang penulis maksudkan disini adalah apabila siswa tersebut
mendapatkan nilai tahap awal yang kurang dari 55.
6.
Kelompok Asal
Kelompok asal adalah suatu pola
kelompok yang terdapat pada model kooperatif tipe jigsaw, dimana kelompok asal
merupakan suatu kelompok yang belum mempelajari suatu materi-materi tertentu.
7.
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Dua persamaan atau lebih yang
disajikan secara bersamaan disebut sistem persamaan.[13] Sistem persamaan linear dua variabel yaitu
gabungan dari dua atau lebih persamaan linear dua variabel. Bentuk umumnya
dapat ditulis:
atau
Dengan a, b, c, p, q dan r atau [14]
Jadi sistem persamaan linear dua variavel yang dimaksud dalam skripsi ini
adalah salah satu sup pokok bahasan yang diajarkan di kelas 1 SMA/MA sesuai
dengan kurikulum 2004.
G.
Metode
Penelitian
a.
Rancangan Penelitian
Sesuai dengan penelitian ini,
yaitu untuk mengetahui sajauh mana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan
siswa berprestasi rendah yang sebagai bagian dari kelompok ahli terhadap
kelompok asal dalam belajar kooperatif tipe jigsaw pada materi sistem persamaan
linear dua variabel, maka penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
eksperimen. Penelitian eksperimen ini merupakan penelitian untuk mengetahui
sajauh mana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan siswa berprestasi rendah
yang sebagai bagian dari kelompok ahli terhadap kelompok asal dalam belajar
kooperatif tipe jigsaw pada materi sistem persamaan linear dua variabel,
b.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian.[15] Peneliti ini bertujuan untuk mengambil
kesimpulan objektif secara keseluruhan. Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah seluruh siswa kelas 1 MAN Tungkop Darussalam Aceh Besar.
Sebagian yang diambil dari
populasi yang diteliti disebut sampel.[16] Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel
dengan menggunakan sampling purposif. Sampling purposif dikenal juga sampling
pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan
pertimbangan peneliti.[17]
Berdasarkan pendapat di atas, penulis
tidak meneliti tentang keefektifan suatu pembelajaran melainkan untuk
mengetahui upaya guru dalam meningkatkan kemampuan siswa berprestasi rendah
sebagai bagian dari kelompok ahli terhadap kelompok asal pada model kooperatif
tipe Jigsaw, kelas sampel merupakan kelas yang disarankan dan diarahkan oleh
guru bidang studi Matematika di MAN Tungkp Darussalam Aceh Besar.
c.
Tehnik Pengumpulan Data
1.
Observasi atau studi awal, yaitu peninjauan dan pengamatan
langsung ke lokasi penelitian tentang siswa, bertujuan untuk mendapatkan
informasi tentang tingkat kemampuan siswa.
2.
Tes yaitu, sejumlah soal yang penulis buat sesuai dengan
kurikulum dan buku paket yang dijadikan sebagai data tertulis. Tes ini diberikan
kepada siswa yang berbentuk essay terdiri dari lima buah soal untuk tahap awal,
lima buah soal untuk tahap akhir dengan bobot yang berbeda. Tes ini diberikan
dua tahap yaitu tahap awal sebelum pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
tingkat prestasi agar dalam pembagian kelompok menjadi heterogen berdasarkan
materi pra syarat, dan pada tahap akhir pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa berprestasi rendah yang sebagai bagian dari kelompok ahli
terhadap kelompok asal dalam belajar model kooperatif tipe jigsaw yaitu pada
materi sistem persamaan linear dua variabel.
d.
Teknik Analisis Data
Adapun teknik pengolahan data
yang digunakan adalah analisis statistik uji-t sebagai alat pengujian
hipotesis. Dipakainya statistik uji-t karena untuk menguji satu kasus dalam
pembelajaran satu kelas dan sampelnya kurang dari 30. Untuk keperluan tersebut
terlebih dahulu ditentukan rata-rata dan standar deviasi (s), menurut Sudjana rumus yang digunakan
adalah:
Dimana: simpangan baku
n = jumlah siswa
Untuk mengetahui normal tidaknya dat diuji dengan menggunakan uji chi-kuadrat
pada taraf signifikan dan dk (k-3). Adapun
rumus yang digunakan yaitu:
Dimana: distribusi chi-kuadrat
hasil pengamatan
Dimana: rata-rata sample
simpangan baku
sample
75, merupakan nilai standar yang menyatakan bahwa mampu
mentransfer materi dengan baik terhadap kelompok asal
banyak data.[20]
Pengujian dilakukan pada taraf signifikan dengan dk(n-1), dimana criteria pengujian menurut sudjana
adalah tolak jika dan terima dalam hal lainnya.[21]
DAFTAR PUSTAKA
Simanjuntak, Model Mengajar Matematika, jilid I, Jakarta: Rineka Cipta,1993
Adjai Robinson, Azas-azas Praktek Mengajar, Jakarta: Bharata, 1998
Saiful. B.
Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002
Herman Hudoyo, Strategi Belajar Mengajar, Malang:
IKIP. Malang,
1988
Rahmah Johar, dkk, Strategi Belajar
Mengajar, Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2006
Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 1991
Muhibbudin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 1995
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar
Evaluasai Pendidikan, Jakarta:
Bumi Angsara, 1995
Widon Simangunsong, Matematika
Dasat edisi 3, Jakarta: Erlangga, 2005
Sartono Wirodikromo, Matematika untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006
Sudjana, Metoda
Statistika edisi VI, Bandung:
Tarsito, 2002
OUT LINE
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan dan
Manfaat Penelitian
D. Postulat
dan Hipotesi
E.
Definisi Operasional
BABII : KAJIAN TEORITIS
A. Belajar
Menurut Pandangan Konstruktivis
B. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
C. Pembelajaran
Kooperatif
D. Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw
E.
Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
F.
Perumusan Hipotesis
BAB III : METODELOGI
PENELITIAN
A. Rancangan
Penelitian
B. Populasi
dan Sampel
C. Teknik
Pengumpulan Data
D. Instrumen
Penelitian
E.
Teknik Analisi Data
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Analisis
Data
B. Pengujian
Hipotesis
BAB V : PEMBAHASAN
BAB VI : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
[1] Simanjuntak, Model Mengajar Matematika, jilid I, (Jakarta: Rineka Cipta,1993),
hal. 69
[2]
D.A.Adjai Robinson, Azas-azas Praktek Mengajar, (Jakarta: Bharata, 1998), hal.
15
[3]
Saiful. B. Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hal. 130
[4]
Herman Hudoyo, Strategi Belajar Mengajar, (Malang: IKIP. Malang, 1988), hal. 96
[5] Rahmah
Johar, dkk, Strategi Belajar Mengajar,
(Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2006), hal. 43
[6]
Juliana, Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Dalam
Pembelajaran Konsep Phytagoras di SMPN 1 Jeumpa, (IAIN Ar-Raniry: Laporan
Penelitian, 2007), hal. 52
[7] Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal 60
[8]
Muhibbudin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1995), hal. 209
[9]
Syamsidar, Kemampuan Siswa Dalam Menguasai Materi Pecahan Pada Sisswa Kelas 1
Kuta Makmur Aceh Utara, (IAIN Ar-Raniry: Laporan Penelitian, 2006), hal. 14
[10] Rahmah
Johar, dkk, Strategi Belajar Mengajar,
(Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2006), hal. 8
[11] Ibid,
hal. 31
[12]
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasai Pendidikan, (Jakarta: Bumi Angsara,
1995), hal. 241
[13] Widon
Simangunsong, matematika Dasat edisi 3, (Jakarta:
Erlangga, 2005), hal. 224
[14]
Sartono Wirodikromo, Matematika untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 109
[15]
Sudjana, Metoda Statistika edisi VI, (Bandung:
Tarsito, 2002), hal. 5
[16]
Ibid, hal. 6
[17]
Ibid, hal. 168
[18] Ibid,
hal. 67 dan 68
[19]
Ibid, hal. 273
[20] Ibid,
hal. 227
[21] Ibid,
hal. 231
Tidak ada komentar:
Posting Komentar