View My Stats

Rabu, 01 Februari 2012

“Upaya Guru Dalam Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di MAN Darussalam Aceh Besar”.


Judul: “Upaya Guru Dalam Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di MAN Darussalam Aceh Besar”.



A.     Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Pelajaran ini mempunyai sifat khas bila dibandingkan dengan ilmu lainnya yaitu dapat mengantarkan manusia berfikir logis, praktis, kreatif, dan dinamis, karena dalam proses belajar mengajar matematika siswa lebih sering berhadapan dengan rumus-rumus. Dalam hal ini sangat diperlukan peran guru sebagai fasilitator untuk menggunakan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar matematika. Dengan demikian matematika akan menjadi mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan. Apabila siswa memahami suatu materi matematiaka, maka akan menjadi dasar untuk memahami materi selanjutnya yang lebih menantang, karena dengan memahami konsep dasar matematika siswa akan mudah mempelajari suatu konsep yang lebih tinggi, jika konsep dasar matematika telah dikuasai dengan baik.[1]
Dewasa ini banyak metode mengajar telah digunakan dalam dunia pendidikan untuk membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Dimana metode pengajaran tersebut tidak terlepas dari aktivitas dan kreativitas  guru dan peserta didik. Secara umum model pembelajaran bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami disiplin ilmu  yang sulit dikuasai oleh siswa. D.A. Adjai Robinson, mengemukakan bahwa: “untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan maka guru perlu memilih model yang sesuai dengan materi pelajaran, karena model adalah cara yang dipakai dalam mencapai tujuan, berhasil tidaknya tujuan yang dicapai tergantung pada penggunaan model yang tepat”.[2]  Saiful. B. Djamarah dan Aswan, juga mengemukakan bahwa “penggunaan model mengajar sangat menentukan kualitas hasil belajar mengajar. Penggunaan model mengajar mempengaruhi tinggi rendahnya mutu keberhasilan belajar mengajar”.[3]  Berdasarkan beberapa pendapat di atas, seorang guru dalam mengajar topik-topik matematika, tidak hanya menguasai materi dengan mantap, maupunmengolah kelas, tetapi juga harus bisa menguasai berbagai model pembelajaran. Penggunaan berbagai model pembelajaran dalam mengajar selain untuk penyesuaian dengan bahan pelajaran, juga untuk menghindari kemungkinan timbulnya kebosanan pada siswa.
Salah satu model dalam mengajarkan matematika yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Sistem pembelajaran ini dapat mengaktifkan siswa dalam belajar, sehingga mereka benar-benar dapat memahami materi yang diajarkan, karena dalam pembelajaran kooperatif siswa akan lebih mudah menemukan cara-cara dalam memahami materi pelajaran sebab terpacu dengan teman-temannya.[4]  Model kooperatif dalam dunia pendidikan sekarang ini sangat banyak, salah satunya yaitu model kooperatif tipe jigsaw.
Penerapan model kooperatif tipe jigsaw, siswa dikelompokkan ke dalam lebih kurang empat orang anggota dan di beri inisial (T,E,A,M). Tiap anggota dalam tim diberi materi yang  berbeda, dimana tiap anggota dalam tim tersebut mempelajari materi yang ditugaskan. Selanjutnya anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bagian mereka. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sebagian yang mereka kuasai.[5]
Berdasarkan penelitian Juliana dinyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih efektif bila dibandingkan dengan pembelajaran non kooperatif’.[6]  Pengalaman di lapangan guru sering menganggap efektif apabila telah mencapai tingkat keberhasilan, tetapi tidak mengkaji kelemahan setiap anggota kelompok berupa kemampuan siswa yang berprestasi rendah dalam menyampaikan materi kepada temanya di kelompok asal.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis ingin meneliti/mengkaji pada materi sistem persamaan linear dua variabel yang merupakan salah satu materi pelajaran matematika. Karena dalam materi ini cara menyelesaikan ada beberapa cara yaitu: Metode grafik, metode substitusi, metode eliminasi, dan metode determinan. Tidak semua materi dalam matematika cocok diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, namun materi sistem persamaan linear dua variabel sangat cocok diajarkan dalam menyelesaikannya bersifat independen (tidak bersyarat) antara cara yang satu dengan cara yang lain.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertari untuk mengadakan penelitian pada materi sistem persamaan linear dua variabel yang penulis tuangkan dengan judul “Upaya Guru Dalam Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di MAN Darussalam Aceh Besar”.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah yaitu: “Bagaimanakah kemampuan siswa berprestasi rendah yang merupakan bagian dari kelompok ahli dalam menyampaikan materi sistem persamaan linear dua variabel terhadap kelompok asal dalam belajar model kooperatif tipe Jigsaw?”

C.     Tujuan Penelitian
Tujuan secara umum adalah untuk meningkatkan daya imajinasi mengenai suatu masalah. Kemudian meningkatkan daya pikir untuk mencari jawaban permasalahan melalui penelitian. Tujuan yang diharapkan dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah: untuk mengetahui kemampuan siswa berprestasi rendah yang sabagai bagian dari kelompok ahli terhadap kelompok asal pada pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw.
D.    Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini bagi siswa diharapkan lebih meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Dapat memberikan bahan masukan bagi guru-guru bidang studi matematika sehingga dalam upaya pembentukan kelompok belajar siswa harus diperhatikan dan difasilisator terutama bagi siswa yang berkemampuan rendah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Serta dapar memberikan masukan pikiran bagi semua pihak yang berkeinginan untuk mengetahui pengaruh siswa berprestasi rendah yang ditunjukkan kepada kelompok ahli terhadap kelompok asal dalam belajar model kooperatif tipe jigsaw.

E.     Postulat dan Hipotesis
Anggapan dasr penelitian merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu penelitian, karena merupakan titik tolak untuk menyusun landasan teori dalam suatu penelitian.  “Anggapan dasar juga merupakan tumpuan segala pandang kegiatan terhadap masalah yang akan diteliti, diterima kebenarannya dan tidak perlu dibuktikan”.[7]
Berdasarkan pengertian di atas, penulis mengajukan postulat sebagai berikut:
1.      Siswa mendapat kesempatan yang sama dalam memperoleh pengetahuan matematika yang diberikan oleh guru mereka.
2.      Penggunaan model yang tepat dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan siswa.
3.      Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu model yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan masalah yang dirumuskan pada latar belakang di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah : “Upaya guru dalam meningkatan hasil belajar siswa yang berkemampuan rendah dalam kelompok ahli tidak mampu menyampaikan materi sistem persamaan linear dua variabel dengan baik kepada kelompok asalnya”.

F.      Definisi Operasional
Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.      Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari suatu benda, orang dan sebagainya yang berkuasa atau kekuatan[8]. Jadi pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah apabila anggota ahli tidak mampu menyampaikan materi dengan baik terhadap kelompok asalnya. Dengan demikian, dikatakan mampu menyampaikan materi dengan baik apabila kelompok asal mendapat nilai tahap akhir  75, ini berdasarkan penelitian Syamsidar, dinyatakan bahwa “siswa mampu menguasai matematika minimal 75% atau mendapat nilai paling rendah 75”.[9]
2.      Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menuntun guru menetapkan prosedur dari langkah-langkah pembelajaran yang sistematis, petunjuk mengorganisir kegiatan belajar mengajar; meramu komponen-komponen pembelajaran yang dapat mengantarkan aktivitas anak didik terlibat secara obtimal. Model merupakan cara-cara mengoprasikan suatu kegiatan pembelajaran.[10]
3.      Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang berbasis konstruktivis dan salah satu model dimana aktifitas pembelajaran dilakukan guru dengan menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya proses belajar sesama siswa.[11]




4.      Model Kooperatif Tipe Jigsaw
Model kooperatif tipe jigsaw adalah suatu pembelajaran yang berfokus pada kelompok kecil dengan jumlah anggota lebih kurang 4 orang anggota siswa yang menekankan keaktifan anggota kelompok belajar yang heterogen dengan menggunakan pola kelompok “asal” dan kelompok “ahli”.
5.      Anggota Ahli
Anggota ahli adalah bagian dari kelompok ahli yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda-beda serta kemampuan yang heterogen untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu, serta menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan keahlian masing-masing, kemudian dijelaskan ke kelompok asal.
Anggota ahli yang penulis maksudkan di sini adalah anggota ahli yang berkemampuan dasar atau nilai prasyarat belum mencapai tingkat keberhasilan.
Bobot nilai pra syarat tes siswa dapat dikatagorikan sebagai berikut:
90-100 tingkat keberhasilannya sangat baik
75-89   tingkat keberhasilannya baik
55-74   tingkat keberhasilannya sedang
40-54   tingkat keberhasilannya kurang
00-39   tingkat keberhasilannya buruk[12]
Berdasarkan katagori bobot nilai tahap awal siswa dapat disimpulkan bahwa tingkat prestasi siswa mencapai 90-100 dikatakan baik, 55-89 dikatakan sedang dan kurang dari 55 dikatakan rendah. Jadi anggota ahli yang penulis maksudkan disini adalah apabila siswa tersebut mendapatkan nilai tahap awal yang kurang dari 55.
6.      Kelompok Asal
Kelompok asal adalah suatu pola kelompok yang terdapat pada model kooperatif tipe jigsaw, dimana kelompok asal merupakan suatu kelompok yang belum mempelajari suatu materi-materi tertentu.
7.      Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Dua persamaan atau lebih yang disajikan secara bersamaan disebut sistem persamaan.[13]  Sistem persamaan linear dua variabel yaitu gabungan dari dua atau lebih persamaan linear dua variabel. Bentuk umumnya dapat ditulis:
        atau     
Dengan a, b, c, p, q dan r atau [14] Jadi sistem persamaan linear dua variavel yang dimaksud dalam skripsi ini adalah salah satu sup pokok bahasan yang diajarkan di kelas 1 SMA/MA sesuai dengan kurikulum 2004.





G.    Metode Penelitian
a.       Rancangan Penelitian
Sesuai dengan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui sajauh mana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan siswa berprestasi rendah yang sebagai bagian dari kelompok ahli terhadap kelompok asal dalam belajar kooperatif tipe jigsaw pada materi sistem persamaan linear dua variabel, maka penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen ini merupakan penelitian untuk mengetahui sajauh mana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan siswa berprestasi rendah yang sebagai bagian dari kelompok ahli terhadap kelompok asal dalam belajar kooperatif tipe jigsaw pada materi sistem persamaan linear dua variabel,
b.      Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.[15]  Peneliti ini bertujuan untuk mengambil kesimpulan objektif secara keseluruhan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas 1 MAN Tungkop Darussalam Aceh Besar.
Sebagian yang diambil dari populasi yang diteliti disebut sampel.[16]  Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan sampling purposif. Sampling purposif dikenal juga sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan peneliti.[17]
Berdasarkan pendapat di atas, penulis tidak meneliti tentang keefektifan suatu pembelajaran melainkan untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan kemampuan siswa berprestasi rendah sebagai bagian dari kelompok ahli terhadap kelompok asal pada model kooperatif tipe Jigsaw, kelas sampel merupakan kelas yang disarankan dan diarahkan oleh guru bidang studi Matematika di MAN Tungkp Darussalam Aceh Besar.
c.       Tehnik Pengumpulan Data
1.      Observasi atau studi awal, yaitu peninjauan dan pengamatan langsung ke lokasi penelitian tentang siswa, bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kemampuan siswa.
2.      Tes yaitu, sejumlah soal yang penulis buat sesuai dengan kurikulum dan buku paket yang dijadikan sebagai data tertulis. Tes ini diberikan kepada siswa yang berbentuk essay terdiri dari lima buah soal untuk tahap awal, lima buah soal untuk tahap akhir dengan bobot yang berbeda. Tes ini diberikan dua tahap yaitu tahap awal sebelum pembelajaran bertujuan untuk mengetahui tingkat prestasi agar dalam pembagian kelompok menjadi heterogen berdasarkan materi pra syarat, dan pada tahap akhir pembelajaran bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa berprestasi rendah yang sebagai bagian dari kelompok ahli terhadap kelompok asal dalam belajar model kooperatif tipe jigsaw yaitu pada materi sistem persamaan linear dua variabel.


d.      Teknik Analisis Data
Adapun teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis statistik uji-t sebagai alat pengujian hipotesis. Dipakainya statistik uji-t karena untuk menguji satu kasus dalam pembelajaran satu kelas dan sampelnya kurang dari 30. Untuk keperluan tersebut terlebih dahulu ditentukan rata-rata dan standar deviasi (s), menurut Sudjana rumus yang digunakan adalah:
Dimana: simpangan baku
                n  = jumlah siswa
               nilai tengah atau tanda kelas interval[18]
Untuk mengetahui normal tidaknya dat diuji dengan menggunakan uji chi-kuadrat pada taraf signifikan  dan dk (k-3). Adapun rumus yang digunakan yaitu:
Dimana: distribusi chi-kuadrat
               hasil pengamatan
               hasil yang diharapkan.[19]
Dimana: rata-rata sample
               simpangan baku sample
             75, merupakan nilai standar yang menyatakan bahwa mampu mentransfer materi dengan baik terhadap kelompok asal
               banyak data.[20]
Pengujian dilakukan pada taraf signifikan dengan dk(n-1), dimana criteria pengujian menurut sudjana adalah tolak jika  dan terima  dalam hal lainnya.[21]












DAFTAR PUSTAKA

Simanjuntak, Model Mengajar Matematika, jilid I, Jakarta: Rineka Cipta,1993
Adjai Robinson, Azas-azas Praktek Mengajar, Jakarta: Bharata, 1998
Saiful. B. Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Herman Hudoyo, Strategi Belajar Mengajar, Malang: IKIP. Malang, 1988
Rahmah Johar, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2006
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
Muhibbudin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasai Pendidikan, Jakarta: Bumi Angsara, 1995
Widon Simangunsong, Matematika Dasat edisi 3, Jakarta: Erlangga, 2005
Sartono Wirodikromo, Matematika untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006
Sudjana, Metoda Statistika edisi VI, Bandung: Tarsito, 2002







OUT LINE


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK

BAB I : PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan dan Manfaat Penelitian
D.     Postulat dan Hipotesi
E.      Definisi Operasional

BABII  : KAJIAN TEORITIS
A.     Belajar Menurut Pandangan Konstruktivis
B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
C.     Pembelajaran Kooperatif
D.     Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
E.      Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
F.      Perumusan Hipotesis

BAB III : METODELOGI PENELITIAN
A.     Rancangan Penelitian
B.     Populasi dan Sampel
C.     Teknik Pengumpulan Data
D.     Instrumen Penelitian
E.      Teknik Analisi Data

BAB IV : HASIL PENELITIAN
A.     Analisis Data
B.     Pengujian Hipotesis

BAB V : PEMBAHASAN

BAB VI : PENUTUP
A.     Kesimpulan
B.     Saran

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN



[1]  Simanjuntak, Model Mengajar Matematika, jilid I, (Jakarta: Rineka Cipta,1993), hal. 69

[2] D.A.Adjai Robinson, Azas-azas Praktek Mengajar, (Jakarta: Bharata, 1998), hal. 15
[3] Saiful. B. Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 130
[4] Herman Hudoyo, Strategi Belajar Mengajar, (Malang: IKIP. Malang, 1988), hal. 96

[5] Rahmah Johar, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2006), hal. 43

[6] Juliana, Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Konsep Phytagoras di SMPN 1 Jeumpa, (IAIN Ar-Raniry: Laporan Penelitian, 2007), hal. 52

[7] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal 60


[8] Muhibbudin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995),  hal. 209

[9] Syamsidar, Kemampuan Siswa Dalam Menguasai Materi Pecahan Pada Sisswa Kelas 1 Kuta Makmur Aceh Utara, (IAIN Ar-Raniry: Laporan Penelitian, 2006), hal. 14
[10] Rahmah Johar, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2006), hal. 8
[11] Ibid, hal. 31


[12] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasai Pendidikan, (Jakarta: Bumi Angsara, 1995), hal. 241

[13] Widon Simangunsong, matematika Dasat edisi 3, (Jakarta: Erlangga, 2005), hal. 224

[14] Sartono Wirodikromo, Matematika untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 109

[15] Sudjana, Metoda Statistika edisi VI, (Bandung: Tarsito, 2002), hal. 5
[16] Ibid, hal. 6
[17] Ibid, hal. 168

[18] Ibid, hal. 67 dan 68
[19] Ibid, hal. 273

[20] Ibid, hal. 227

[21] Ibid, hal. 231

Tidak ada komentar: