View My Stats

Rabu, 01 Februari 2012

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI




BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kelangsungan hidup seseorang baik sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam hal ini sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertanggung jawab.
Agar terwujudnya tujuan pendidikan nasional, pemerintah berupaya melakukan berbagai macam perubahan, baik perubahan dilembaga maupun disistem pendidikannya. Hal ini terbukti dengan adanya perubahan kurikulum setiap jenjang pendidikan. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang tidak terlepas dari perubahan-perubahan kurikulum guna mencapai hasil pendidikan yang lebih maju.
Salah satu wujud nyata yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan seperti tersebut diatas yaitu dengan menciptakan suasana belajar mengajar yang dapat mempertinggi aktivitas siswa seperti penyesuaian metodologi pelajaran dengan materi yang disajikan. Metodologi pelajaran merupakan komponen kegiatan belajar mengajar yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Jadi dengan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa, maka hasil belajar siswa akan mengalami peningkatan. Hasil  belajar merupakan kemampuan siswa untuk menguasai pelajaran setelah melakukan kegiatan belajar mengajar.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan jajarannya termasuk guru untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika. Salah satunya bagi siswa SMP Islam Jambo Tape.
Dalam mempelajari ilmu matematika dibutuhkan penalaran, pengertian, pemahaman, dan aplikasi yang tinggi sehingga jika siswa mempelajari matematika melalui cara menghafal saja tidak akan memberikan hasil yang memuaskan. Dalam proses belajar mengajar terdapat berbagai macam metode mengajar. Penggunaan metode untuk menyajikan materi sangat erat hubungannya dengan guru yang bertindak sebagai penyaji. Metode akan berpegaruh baik terhadap daya serap siswa, guru yang bersangkutan juga harus menguasai langkah-langkah pelaksanaan dengan baik, serta harus menguasai materi yang akan disajikan. Dalam penyajian pokok bahasan dapat dilakukan dengan beberapa metode.
Komunikasi matematika merupakan suatu peristiwa pengalihan pesan matematika secara verbal atau tertulis[1]. Ketika siswa memecahkan masalah dan melakukan penalaran terhadap suatu ide, maka perlu mengkomunikasikan hasilnya kepada guru atau siswa lain. Hal ini menjelaskan pula bahwa siswa ditantang untuk berfikir dan bernalar tentang matematika untuk mengkomunikasikan hasil-hasil pikirannya.
Belajar matematika pada dasarnya mempengaruhi berpikir individu, sebagaimana dikemukakan Soedjadi (dalam Ismanoe) yaitu:
” kekuatan sistem matematika mempunyai pengaruh kuat terhadap cara berpikir seseorang yang mempelajari matematika, kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, sistematis dan sebagainya adalah kemampuan yang mengacu kepada nilai formal pengajaran matematika. Jadi nilai formal pengajaran matematika lebih menitikberatkan pada penataan atau pembentukan tata nalar serta sikap seseorang”[2].
Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Bruner dalam Harmini, bahwa matematika merupakan aktivitas konstruktif, sehingga dalam proses pembelajaran, siswa harus terlibat aktif dalam memanipiulasikkan material yang berhubungan dengan struktur intuitif yang telah dimilikinya[3]. Untuk itu, perlu diciptakan suatu kondisi yang memungkinkan proses pembelajaran sehingga terjadi komunikasi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang merangsang terciptanya partisipasi aktif siswa.
Salah satu faktor yang mendukung tingkat partisipasi aktif siswa adalah pendekatan pengajaran yang dilakukan oleh guru. Berbagai pengalaman mengajar telah membangkitkan kesadaran para pendidik tentang berbagai macam masalah yang selalu menantang dalam pembelajaran matematika,seperti masalah strategi, metode, dan tehnik megajar agar siswa dapat menguasai dan memahami konsep-konsep dari materi pelajaran. Soedjadi berpendapat bahwa untuk mencapai suatu tujuan sangat diperlukan tentang siasat, prosedur, atau cara serta tehnik yang akan digunakan. Dengan kata lain, keberhasilan suatu proses pembelajaran adalah juga tercantum pada bagaimana suatu materi disampaikan dengan pendekatan atau metode serta tehnik tertentu.
Banyak usaha telah dilakukan pemerintah guna memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan serta pengajaran matematika pada umumnya, namun hasil yang dicapai belum sesuai dengan harapan sebagaimana telah diungkapkan Hudoyo, bahwa ”hasil belajar matematika sekolah ternyata tidak memuaskan semua pihak, banyak faktor yang menjadi penyebab rendah atau kurangnya pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep matematika”[4]. Hal ini sesuai dengan pendapat Russefendi yang menyatakan bahwa objek yang mugkin menjadi penyebab kesulitan siswa dalam belajar matematika adalah materi yang diajarkan, metode pembelajarannya dan siswa yang mengajar. Sehingga diperlukan pula suatu metode pembelajaran yang mengarahkan siswa memahami benar konsep matematika agar prestasi belajar siswa dapat meningkat sesuai dengan harapan dan tujuan yang tercantum dalam kurikulum.
Pada pembelajaran matematika, sistem pengajaran yang digunakan selama ini lebih di inspirasi oleh pandangan yang absolut, yaitu memandang matematika sebagai suatu produk yang siap pakai. Siswa diperlakukan sebagai obyek belajar dan guru lebih banyak mencecoki siswa dengan konsep-konsep atau prosedur-prosedur baku. Guru aktif dan siswa pasif, sehingga pada pembelajaran ini hanya terjadi komunikasi satu arah. Siswa tidak diberi kesempatan untuk menemukan atau merekonstruksi konsep-konsep atau pengetahuan matematika secara formal, sehingga pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi dianggap tidak terlalu penting.
Jadi, kita perlu mempelajari tentang aplikasi komputer untuk matematika  yaitu yang dikenal sebagai aplikasi Meple  yang diproduksikan oleh Waterloo Maple Inc., Ontario, Canada. Program ini pada awalnya dikembangkan oleh civitas University of Waterloo, Canada tahun 1988 (http://www.maplesoft.com). Maple merupakan suatu Sistem Komputasi Simbolik (Symbolic Computation System) interaktif yang sangat kuat. Program ini telah banyak digunakan oleh kalangan pelajar, pendidik, matematikawan, statistikawan, ilmuwan dan insinyur untuk mengerjakan komputasi numerik dan simbolik (Garvan, 2002). Beberapa produsen industri dunia juga memakai program ini seperti Boeing, Daimler Chrysler, Nortel dan Raytheon (Tung, 2003).
Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul”Penerapan Aplikasi Meple Pada Materi Barisan Dan Deret disekolah SMP Islam Jambo Tape”.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan diatas, maka rumusan masalahnya adalah:
  1. Bagaimana kemampuan siswa dalam menyelesaikan latihan-latihan menggunakan aplikasi Meple?
  2. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas barisan dan deret menggunakan aplikasi Meple?
  3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika setelah diajarkan dengan menggunakan aplikasi Meple?

C.     PENJELASAN ISTILAH
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah berikut:
1.      Penerapan
Penerapan  adalah pemasangan, perihal mempraktekkan.[5] Penerapan yang dimaksud dalam skripsi ini ialah perihal mempraktekkan atau menggunakan aplikasi mapple dalam proses belajar mengajar matematika pada pokok bahasan barisan dan deret.
2.      Meple
Meple adalah suatu program aplikasi komputer untuk matemmatika yang diproduksi oleh waterloo maple Inc., Ontario, canada. Program ini pada awalnya dikembangkan oleh civitas university of waterloo, canada tahun 1988 (http://www.maplesoft.com) 
3.      Barisan dan Deret Aritmatika
Menurut buku Matematika SMP kelas IX (KTSP 2006), barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang tiap sukunya diperoleh dari suku sebelumnya dengan cara menambah atau mengurangi dengan suatu bilangan tetap[6]. Sedangkan deret aritmatika adalah jumlah suku-suku yang ditunjukkan oleh barisan aritmatika.

D.    TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
  1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas barisan dan deret menggunakan aplikasi Meple?
  2. Untuk mengetahui bagaimana respon terhadap pembelajaran matematika setelah diajarkan dengan menggunakan aplikasi Meple?

E.     MANFAAT PENELITIAN
Secara umum, ada beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:
a.       Agar dapat melengkapi teori-teori pembelajaran, sebagai kepentingan teoritis.
  1. Agar dapat menjadi salah satu motivasi siswa untuk meningkatkan keinginan dalam belajar matematika dan dalam ilmu teknologi.

F.      ASUMSI PENELITIAN
Asumsi penelitian sama pengertiannya dengan postulat yang memiliki arti sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Marzuki, bahwa postulat adalah “Anggapan dasar yang dijadikan titik tolak pikir dalam rangka mengemukakan permasalahan yang dikemukakan.”[7] Maka yang menjadi asumsi penelitian ini, adalah:
Maple merupakan suatu Sistem Komputasi Simbolik (Symbolic Computation System) interaktif yang sangat kuat. Program ini telah banyak digunakan oleh kalangan pelajar, pendidik, matematikawan, statistikawan, ilmuwan dan insinyur untuk mengerjakan komputasi numerik dan simbolik (Garvan, 2002). Beberapa produsen industri dunia juga memakai program ini seperti Boeing, Daimler Chrysler, Nortel dan Raytheon (Tung, 2003). Menggunakan aplikasi meple merupakan salah satu alternatif guna meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan materi yang esensial baik untuk kelanjutan pendidikan siswa itu sendiri ataupun aplikasinya dalam kehidupan sehari hari.

G.    METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
            Jenis penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan. Hal ini dilakukan karena mengingat peneliti akan terlibat langsung dalam proses penelitian, mulai dari awal sampai berakhirnya penelitian. Penelitian ini dikatakan penelitian partisipan[8].




2. Subjek Penelitian
Menurut Winarno Surachmad[9], populasi adalah seluruh objek yang akan diteliti dalam suatu penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili populasi tersebut.
            Dalam penelitian ini, yang ditentukan sebagai subjek penelitian  adalah siswa SMP Islam Jambo Tape Tahun Ajaran 2009/2010. Siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian sebanyak 1 kelas, sehingga diharapkan pengamatan lebih terfokus dan aktivitas siswa dapat diamati lebih cermat dan mendalam. Penentuan ini dilakukan berdasarkan hasil tes awal dan konsultasi dengan guru matematika yang mengajar dikelas itu. Konsultasi dengan guru matematika dilakukan karena mengingat salah satu tehnik penelitian  yang digunakan adalah wawancara dan sampel, sehingga diharapkan subjek yang terpilih adalah siswa yang mudah untuk diajak berkomunikasi saat wawancara.
3. Tehnik Pengumpulan Data
            Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
  1. Hasil pekerjaan siswa pada soal yang diberikan, meliputi tes awal sebelum tindakan, pada saat pembelajaran berlangsung dan tes akhir.
  2. Hasil pengamatan terhadap langkah-langkah pembelajaran dan suasana kelas
  3. Hasil penelitian dengan subyek penelitian dan guru matematika
  4. Catatan lapangan tentang keadaan yang sebenarnya mengenai kegiatan guru dan siswa pada saat proses pembelajaran yang berkaitan dengan tindakan.
Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan antara lain sebagai berikut:
a.   Tes
Tes dilaksanakan untuk melihat pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Tujuan pelaksanaan tes ini adalah untuk: memahami pengetahuan materi prasyarat, melihat kemajuan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b.   Wawancara
Untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang tingkat perkembangan kemampuan ataupun kesulitan siswa mengenai hasil pekerjaan pada setiap tes yang dilakukan, dapat diadakan wawancara langsung. Untuk menghindari agar tidak ada data yang terlewatkan.
c.  Pengamatan
Pengamatan ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting, seperti keaktifan siswa dan berlangsungnya proses belajar mengajar. Dapat dilakukan oleh pengamat partisipati dengan memakai pedoman berupa lembaran observasi. Dalam hal ini dapat juga mengaktifkan peran teman sejawat atau guru lainnya selama pelaksanaan tindakan pembelajaran berlangsung.


d.  Catatan Lapangan
Catatan lapangan berguna untuk mendokumentasikan hal-hal penting lainnya secara tertulis dan memuat deskripsi tentang aktivitas-aktivitas peneliti dan siswa.

4. Tehnik Analisis Data.
            Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dianalisis terhadap jawaban dengan mengguanakan tehnik analisis persentase:
                        %.[10]
dimana: P  = Angka Persentase
                        f   = Frekuensi
                        N = Jumlah Frekuensi

5.      Tahap-tahap Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang melalui beberapa tahap penelitian, yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi sebagai dasar untuk menentukan subyek penelitian. Secara operasional dapat diuraikan sebagai berikut:
a.   Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan adalah refleksi awal, merumuskan rancangan tindakan dan memberikan arahan, pedoman, strategi pembelajaran kepada praktisi dan teman sejawat.
b.   Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dimaksudkan adalah pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini dapat difokuskan pada beberapa tindakan secara umum, yaitu pembagian kelompok secara heterogen, pemberian soal-soal tes. Secara umum, perincian tahap pelaksanaan tindakan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
c.   Tahap Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi yang bertujuan untuk mengamati segala sesuatu yang berkaitan dengan pemberian tindakan, seperti perilaku siswa sebagai subyek penelitian dan guru sebagai peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
d.   Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil tes, catatan lapangan, hasil pengamatan, dan hasil wawancara, peneliti akan melakukan diskusi dengan pengamat. Sehingga pada tahap refleksi ini, beberapa rangkaian kegiatan dapat dilakukan seperti menganalisis, memahami, dan menyimpulkan hasil pengamatan secara keseluruhan. Informasi dan data yang diperoleh dikaji dan dipertimbangkan kembali untuk pemberian tindakan selanjutnya.
            Kegiatan untuk tiap-tiap tindakan adalah sebagia berikut:
  1. Tindakan I
a. Perencanaan
§         Menyusun rencana pembelajarn untuk tindakan I
§         Menyiapkan lembar kerja siswa
§         Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan
§         Mengkoordinasikan program kerja pelaksanaan tindakan I
b. Pelaksanaan Tindakan
Disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat untuk  tindakan I
            c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamat adalah guru matematika di sekolah tersebut, yang mengamati segala aktivitas siswa dan peneliti selama proses belajar mengajar berlangsung, dengan menggunakan lembar pengamatan yeng sudah disediakan. Sebagai tindak lanjut dari hasil pengamatan dan tes akhir, maka dapat dilakukan wawancara terhadap subyek penelitian.
            d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, catatan lapangan, hasil wawancara, hasil tes dan lembar pengamatan, peneliti menganalisis kemudian melakukan refleksi untuk mempertimbangkan apakah kriteria yang telah ditetapkan sudah tercapai atau belum sehingga bisa dilanjutkan ke rencana tindakan selanjutnya.





  1. Tindakan II
a. Perencanaan
§         Mempelajari hasil refleksi pada tindakan I dan merupakan refleksi awal pada tindakan II sehingga dapat dilakukan tindakan yang lebih efektif.
§         Menyusun rencana pembelajaran untuk tindakan II
§         Menyiapkan lembar kerja siswa
§         Menyiapkan lembar pengamatan
§         Menyiapkan perangkat tes akhir tindakan
b. Pelaksanaan Tindakan
Disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun
            c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Objek yang diamati menyangkut semua aktivitas siswa dan peneliti pada saat proses belajar mengajar. Pengamat menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan yang telah disiapkan. Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap subyek penelitian sebagai tindak lanjut pengamatan.
            d. Refleksi
Untuk melihat keseluruhan proses pelaksanaan tindakan II dan kriteria pencapaian proses dan hasil, perlu dilakukan refleksi. Apabila masih harus diulangi, maka kembali disusun rencana tindakan (revisi) atau siklus berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, Metoda Statistika edisi ke-5 (Bandung: Tarsito, 1992)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990)
Marzuki, Metode Riset (Jakarta: Universitas Indonesia, 1997)
Madya.S, Panduan Penelitian Tindakan (Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP, 1994)
Winarno Surachmad, Dasar-dasar dan Teknik Research (Bandung:Tarsito,1972)
Sukino Wilson Simangunsong, Matemática Untuk SMP Kelas IX (Yakarta:Erlangga, 2006)
Hudoyo, Mengajar Belajar Matematika (Jakarta, 1988)
Ismanoe, Hubungan Antara Gaya Kognitif dan Hasil Belajar Matemátika Siswa(Malang: Fakultas Program Pasca Sarjana ,1988)
Harmini, Pembelajaran yang berorientasi pada teori Bruner Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa (2000)
Suharta, Pemecahan Masalah, Penalaran,dan Implikasinya dalam Pembelajaran (Jakarta,2002)



[1] Suharta, Pemecahan Masalah, Penalaran,dan Implikasinya dalam Pembelajaran (Jakarta,2002)
[2] Ismanoe, Hubungan Antara Gaya Kognitif dan Hasil Belajar Matemátika Siswa(Malang: Fakultas Program Pasca Sarjana ,1988),hal.3
[3] Harmini, Pembelajaran yang berorientasi pada teori Bruner Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa (2000),hal.14
[4] Hudoyo, Mengajar Belajar Matematika (Jakarta, 1988), hal.1
[5] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990)
[6] Sukino Wilson Simangunsong, Matemática Untuk SMP Kelas IX (Yakarta:Erlangga, 2006)
[7] Marzuki, Metode Riset (Jakarta: Universitas Indonesia, 1997), hal. 35
[8] Madya.S, Panduan Penelitian Tindakan (Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP, 1994), hal.27
[9] Winarno Surachmad, Dasar-dasar dan Teknik Research (Bandung:Tarsito,1972), hal. 92
[10] Sudjana, Metoda Statistika edisi ke-5 (Bandung: Tarsito, 1992), hal. 50

Tidak ada komentar: