FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENYAKIT TB PARU DI PUSKESMAS
PIDIE JAYA
TAHUN 2011
A.
Latar Belakang
Kesehatan adalah tanggung jawab
bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Adapun peranan
yang demikian pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara
mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai. Perilaku
sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapakan pelayanan kesehatan
yang bermutu sangat menentukan kebersihan pembangunan kesehatan. Pada tahun
2010 bangsa Indonesia diharapkan akan mencapai tingkat kesehatan tertentu yang
ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, mempraktekkan
perilaku hidup bersih dan sehat, serta mampu menyediakan dan memamfaatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga memiliki derajat kesehatan yang
tinggi (Dep Kes RI. 2003).
Dalam rangka mewujudkan pembangunan
berwawasan lingkungan untuk mencapai program-program pemerintah, berbagai upaya
telah dilaksanakan untuk mengelola sumber daya alam secara bijaksana dan
berkesinambungan peningkatan kualitas hidup. Didasari bahwa kesejahteraan
manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dalam hal ini lingkungan yang kurang atau
sama sekali tidak mengutungkan ditinjau dari segi kesehatan karena belu terpenuhinya
kebutuhan sanitasi dasar, yaitu sanitasi yang minimal yang diperlukan untuk
mensejahterakan lingkungan pemukiman. Salah satu upaya pemerintah, melalui
departemen kesehatan dalam hal ini direktorat jenderal P2M dan PLP adalah
program penyehatan yang lebih sehat, agar dapat melindungi masyarakat dari
segala kemungkinan kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya
kesehatan. Adapun upaya tersebut, yaitu pemberian stimulant sebagai upaya
percontohan yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh masyarakat, melalui desa
percontohan kesehatan lingkungan meliputi pembentukan, penilaian, pembinaan dan
pengembangan pada desa sekitarnya.
Pada tahun 1993, WHO mencanangkan
kedaruratan global penyakit TBC, karena sebagian besar Negara di dunia,
penyakit TBC tidak terkendali. Ini disebabkan karena banyaknya penderita yang
tidak berhasil disembuhkan, terutama penderita menular (BTA Positif). Pada
tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 9 juta penderita baru TBC
dengan kematian 3 juta orang (Dep Kes, 1997). Sejak tahun 1995 tersebut,
program pemberantasan Tuberkulosis paru telah dilaksanakan dengan strategi DOTS
(Directly Observed Treatment, Shortcourse Chemotherapy) yang
direkomendasikan WHO. Kemudian berkembang seiring dengan pembentukan GERDUNAS-TBC,
maka pemberantasan penyakit Tuberkulosis paru berubah menjadi program
penanggulangan Tuberkulosis (TBC).
B.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana hubungan
faktor pengetahuan sikap, sosial budaya, sosial ekonomi dan pekerjaan
masyarakat tehadap penyakit TB Paru di puskesmas pidie jaya 2011.
C.
Tujuan Khusus
1.
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan penyakit TB Paru di Puskesmas
Pidie Jaya 2011.
2.
Untuk mengetahui hubungan sikap dengan penyakit TB Paru di Puskesmas
Pidie Jaya 2011.
3.
Untuk mengetahui hubungan sosial budaya dengan penyakit TB Paru di Puskesmas
Pidie Jaya 2011.
4.
Untuk mengetahui hubungan sosial ekonomi dengan penyakit TB Paru di Puskesmas
Pidie Jaya 2011.
5.
Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dengan penyakit TB Paru di Puskesmas
Pidie Jaya 2011.
D.
Kerangka konsep
Variabel independen
|
|
|||
|
|||
|
|
E.
Rancangan Penelitian
Penelitian bersifat analitik
F. Metode Analisis Data
Data dianalisa secara statistik deskriptif dan
inferensial terdiri dari analisis univariat dan bivariat
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, Program
Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Jakarta
: Dep Kes RI,
1997
Depkes RI, Indikator Indonesia Sehat 2010 Dan Pedoman Penetapan
Indikator Provinsi Sehat Dan Kabupaten/Kota
Sehat, Jakarta : Dep Kes RI, 2003
GAMBARA PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN
PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DUSUN MNS RAYA KECAMATAN MEURAH DUA
KABUPATEN PIDIE JAYA
A.
Latar Belakang
Pelaksanaan program kesehatan
sering harus mengikut sertakan potensi masyarakat, jika ditinjau dari prinsip
pokok kesehatan, keikutsertaan masyarakat dipandang sangat penting, karena
sesungguhnya berhasil atau tidaknya suatu program kesehatan sangat ditentukan
antara lain oleh peran serta masyarakat. Jika program kesehatan dapat
dilaksanakan dengan mengikuti prinsip “dari, oleh dan untuk” masyarakat
dapatlah diharapkan keberhasilan program tersebut. Penyebabnya bukan saja
karena rasa memiliki (sence of belonging) dapat ditumbuhkan tetapi
sekaligus juga berkesinambungan (continuity) pelaksanaan program.
Apabila kedua hal ini dapat diwujudkan pada gilirannya akan besar peranannya
dalam menjamin tercapainya tujuan program kesehatan (Azwar, 2010).
Demam berdarah dengue (DBD)
merupakan salah satu sasaran program kesehatan. Menurut Hirata (2003) DBD
merupakan penyakit infeksi yang dapat berakibat fatal. Dalam waktu yang relatif
singkat, penyakit ini disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Namun hanya
nyamuk Aedes Aegypti betina yang menggigit dan menularkan virus dengue.
Nyamuk jenis itu senang berada di tempat yang lembab dan sering menggigit di
siang hari.
Penyakit DBD ditandai dengan demam
tinggi yang mendadak 2-7 hari , pada pemeriksaan uji tourniquet tampak adanya jentik
perdarahan, adanya bentuk pendarahan di kelopak mata bagian dalam, terjadinya
pembesaran hati dan lain-lain (http://www.infopenyakit,com,
2008).
B.
Tujuan Umum
Untuk mengikuti gambaran peran
serta masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD di Dusun Mns Raya Meurah Dua
Kabupaten Pidie Jaya 2011.
C.
Tujuan Khusus
1.
untuk mengetahui gambaran peran serta masyarakat dalam pencegahan
penyakit DBD di Dusun Mns Raya Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya ditinjau dari aspek pendidikan Tahun 2011.
2.
untuk mengetahui gambaran peran serta masyarakat dalam pencegahan
penyakit DBD di Dusun Mns Raya Meurah
Dua Kabupaten Pidie Jaya di tinjau dari aspek pengetahuan Tahun 2011.
3.
untuk mengetahui gambaran peran serta masyarakat dalam pencegahan
penyakit DBD di Dusun Mns Raya Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya ditinjau dilihat
dari aspek pengalaman Tahun 2011.
4.
untuk mengetahui gambaran peran serta masyarakat dalam pencegahan
penyakit DBD di Dusun Mns Raya Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya ditinjau dilihat
dari aspek sosial ekonomi Tahun 2011.
D.
Kerangka Konsep Penelitian
Variabel
Independent
|
|
|
||||
E.
Rancangan Penelitian
Penelitian bersifat deskriptif dan analitik.
F.
Metode Analisis Data
Data dianalisis secara
deskriptif analitik
USULAN JUDUL
- FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS HEMOGLOBIN (Hb) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PIDIE JAYA
- FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TB PARU DI PUSKESMAS PIDIE JAYA TAHUN 2011
- GAMBARA PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DUSUN MNS RAYA KECAMATAN MEURAH DUA KABUPATEN PIDIE JAYA
OLEH:
FAISAL
NIM. 0716010029
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
BANDA ACEH
2010-2011
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS
HEMOGLOBIN (Hb) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS
A.
Latar Belakang
Uapaya
kesehatan masyarakat dewasa ini secara bertahap terus di tingkatkan kearah yang
lebih baik. Sebagaimana dimaksudkan tujuan pembangunan pada tahun 2010 menuju
idonesia sehat yaitu meningkatkan kesadaran, keamanan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal. Kesehatan
masyarakat yang optimal dapat terwujud dengan pengarahan tingakat kesadaran
masyarakat untuk hidup di lingkungan yang sehat. Terciptanya kesehatan
masyarakat, bangsa dan Negara Indonsia yang optimal ditandai dengan menurunnya
angka kematian dan kesakittan serta penduduk hidup di lingkungan yang sehat,
dengan berperilaku yang sehat pula. Serta memiliki kemampuan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata (Depkes.RI,1999).
Angka
kematian ibu masih cukup tinggi sampai saat ini. Penyebab kematian tertinggi
adalah pendarahan, keracunan dan infeksi. Salah satu faktor yang tidak lansung
penyebab kematian ibu adalah anemia (Notobroto, 2003). Anemia yang
memprihatinkan adalah anemia yang terjadi pada ibu hamil dan balita. Karena
pada kelompok ibu hamil dan balita merupakan kelompok yang memiliki masa emas
sekaligus masa kritis. Maksudnya, ibu yang mengandung sangat memerlukan
mineral, protein, dan juga asam folat (Rachmi, 2003).Kehamilan selalu
berhubungan dengan perubahan fisiologis yang berakibat peningkatan volume
cairan dan sel darah merah serta penurunan konsentrasi protein pengikat nutria
dalam sirkulasi darah, begitu juga dengan penurunan nutrisi mikro. Pada
kebanyakan Negara berkembang, perubahan ini dapat diperburuk oleh kekurangan
nutrisi dalam kehamilan yang berdampak pada defisiensi nutrisi mikro seperti
anemia yang dapat berakibat fatal pada ibu hamil dan bayi baru lahir (Parra,
2005).
Akibat
anemia ini bervariasi pada kehamilan ibu mulai dari yang ringan sampai yng
berat. Akibat anemia pada hamil muda bias terjadi abortus, kelainan congenital.
Pada trimester kedua bias berakibat persalinan prematus, pendarahan antepartum,
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, berat badan lahir rendah, gestosis dan
mudah terkenak infeksi, IQ rendah, sampai dapat menyebabkan kematian ibu karena
pendarahan gestosis dan infeksi puerperalis (Ida Bagus, 2001).
B.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan status hemoglobin (Hb) ibu hamil di Puskesmas Pidie Jaya.
C.
Tujuan Khusus
1.
Untuk mengetahui tingkat pendidikan dengan status hemoglobin (Hb) pada
ibu hamil di Puskesmas Pidie Jaya.
2.
Untuk mengetahui hubungan tingkat ekonomi dengan status hemoglobin (Hb)
pada ibu hamil di Puskesmas Pidie Jaya.
3.
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan
dengan status hemoglobin (Hb) pada ibu hamil di Puskesmas Pidie Jaya.
4.
Untuk mengetahiu hubungan pola makan dengan status hemoglobin (Hb) pada
ibu hamil di Puskesmas Pidie Jaya
5.
Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan status hemoglobin
(Hb) pada ibu hamil di Puskesmas Pidie Jaya.
D.
Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen
|
|
|
|
|
|
|
Variabel dependen
E.
Rancangan Penelitian
Penelitian bersifat analitik
F.
Metode Analisis Data
Data dianalisis secara deskriptif analitik.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Ida, Kapita
Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetric Genekologi Dan KB. EGC, 2001
Depkes RI,, Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat,
Pedoman Penanggulangan Ibu Hamil
Kekurangan Energi Kronis. Jakarta
1999
Notobroto, Insiden
Anemia Kehamilan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dan Pengaruhnya Terhadap
Terjadi Komplikasi Kehamilan Persalinan Dan Nifas. Air Langga University Library, 2003
Parra, B. E.,
L. M. Manjarres, Assessment Of Nutritional Education And Iron Supplement
Impact On Prevention Of Pregnancy Anemia. Biomedical, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar