MISKONSEPSI MAHASISWA TARBIYAH MATEMATIKA IAIN AR-RANIRY PADA MATERI INTEGRAL TENTU
A. Latar Belakang Masalah
Rendahnya mutu pendidikan pada setiap
jenjang dan satuan pendidikan, merupakan salah satu dari permasalahan
pendidikan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia sekarang ini. Berbagai
usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, baik dengan
pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat
pelajaran, sarana pendidikan serta perbaikan manajemen sekolah. Dengan berbagai
usaha ini ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.
Peran serta warga sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan selama ini sangat kurang, partisipasi guru dalam pengambilan
keputusan sering terabaikan, padahal terjadi atau tidak terjadinya perubahan di
sekolah sangat tergantung pada para gurunya. Oleh karena itu guru dan masyarakat
sekolah harus memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan program-program
sekolah. Guru perlu memahami bahwa apapun yang dilakukan di ruang kelas
mempunyai pengaruh, baik positif maupun negatif terhadap motivasi siswa, cara
guru menyajikan pelajaran, bagaimana kegiatan belajar dikelola di kelas, cara
guru berintekrasi dengan siswa kiranya dilakukan oleh guru secara terencana
dengan perbaikan dan perubahan baik dalam metode, manajemen sekolah yang terus
dilakukan diharapkan dapat meningkatkan
perbaikan mutu pendidikan di Indonesia.
Selain dari itu
anggapan-anggapan negative terhadap mata pelajaran tertentu juga masih sering
terjadi,salah satu diantaranya adalah pelajaran matematika, kehadiran
matematika di dunia pendidikan(terutama di NAD) menjadi momok yang menakutkan
bagi seorang siswa untuk mempelajarinya, pada hal pelajaran matematika hadir
untuk menata nalar siswa/mahasiswa agar mampu menghadapi perubahan zaman dan
mampu bersaing dengan bangsa lain. Anggapan itu muncul dari siswa disebabkan
karena Kegiatan pembelajaran di sekolah biasanya hanya menekankan pada
transformasi informasi faktual dan pengembangan penalaran yaitu pemikiran logis
menuju pencapaian satu jawaban benar atau salah tanpa memaknai mamfaat dari
materi yang di pelajari. Menurut Gagne:
“Belajar merupakan kegiatan yang
kompleks, hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki
keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai” dengan demikian dalam kegiatan
pembelajaran memerlukan banyak pengetahuan dalam mengarahkan dan menyampaikan
informasi agar tidak menimbulkan suatu kesalahan antara orang tua, guru dan
siswa[1].
Sumber belajar yang masih
jauh dari memadai dan kurikulum yang berlaku didunia pendidikan kita,baik itu
isinya yang konon lebih tinggi dari kurikulum yang berlaku di jenjang sama di
Eropa, maupun urutan materi yang tidak sistematis baik sesama materi matematika
maupun dengan materi dalam ilmu lain. Sebagai contoh konsep turunan maupun
integral, terlebih dahulu di dapati siswa dalam fisika dari pada matematika,
hal ini tentu menyulitkan siswa maupun guru.
Tujuan pembelajaran
matematika akan tercapai bila faktor-faktor pendukungnya dioptimalkan dengan
faktor penghambatnya diminimalisir. Salah satu caranya adalah dengan
mempersiapkan calon guru yang terampil, yang mampu memahami masalah yang
terjadi di dunia pendidikan( khususnya pelajaran matematika), dan ini menjadi
tanggung jawab moral mahasiswa FKIP / Tarbiyah (khususnya jurusan matematika)
dan dosen harus lebih kreatif dalam memberikan materi ajarnya kepada mahasiswanya.
Beberapa
permasalahan diatas mencerminkan banyaknya masalah yang terjadi dalam dunia pendikan
kita khususnya pada pelajaran matematika, sehingga banyak munculnya miskonsepsi
terhadap siswa dan terbawa sampai keperguruan tinggi, sebagai contoh: pada saat
mempelajari tentang integral tentu pada materi mencari luas daerah bidang, kita
dapatkan soal :
- Tentukan luas daerah
bidang datar dari fungsi y = x2 – 4x , yang di batasi oleh sumbu y
dan x = 5?....
Bagi
seorang mahasiswa soal diatas bukanlah soal yang sukar untuk diselesaikan,
namun masih banyak jawaban mahasiswa yang tidak benar, disebabkan oleh
miskonsepsi, miskonsepsi yang terjadi seperti tabel dibawah ini:
NO
|
Miskonsepsi
|
Akibat yang ditimbulkan
|
1.
|
Penekanan materi hanya:
, dengan mengabaikan pentingnya
menggambarkan kurva terlebih dahulu dan makna tunggal dari- fungsi tersebut
|
Tanpa mengambarkan kurva terlebih dahulu dan
mengabaikan makna tunggal, maka jawaban yang terjadi adalah
3 – 2x2
=
|
Dari alasan-alasan diatas
penulis tertarik untuk meneliti tentang “Miskonsepsi Mahasiswa Tarbiyah
Matematika IAIN Ar-Raniry pada Mata Kuliah Kalkulus II Materi Integral Tentu ,Khususnya Tentang
Menentukan Luas Daerah Dan Volume Benda Putar”.
B.
Rumusan Masalah
Memahami
latar belakang tersebut dapat didentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1) Apakah yang menyebabkan
miskonsepsi pada materi integral tentu tersebut?
2) Faktor-faktor apa saja
yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi?
3) Bagaimana dampak
miskonsepsi terhadap hasil belajar mahasiswa?
4)
Berdasarkan
uraian diatas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
“Apakah
Ada Miskonsepsi Pada Mahasiswa Terhadap materi Integral Tentu”?...
C.
Tujuan dan Mamfaat
Penelitian
1) Tujuan Penelitian
-
Menerapkan konsep ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti
perkuliahan di IAIN Ar-Raniry khususnya tentang ilmu matematika.
-
Untuk mengetahui sejauh mana miskonsepsi integral tentu pada
mahasiswa Tarbiyah Matematika IAIN Ar-Raniry, dan sejauh mana dampak dari
miskonsepsi tersebut.
2) Mamfaat Penelitian
-
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan bagi pengembangan teori di bidang pendidikan khususnya
mata pelajaran Kalkulus II pada mahasiswa jurusan matematika.
-
Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat
dimamfaatkan oleh dosen dan mahasiswa(calon guru) sehingga miskonsepsi yang
terjadi selama ini bisa di minimalkan, khususnya ketika mengaplikasikan ilmunya
di dunia pendidikan.
D.
Defenisi operasional
Untuk
tidak menimbulkan salah pengertian, maka penulis merasa perlu memberikan
penjelasan sesuai dengan sasaran yang penulis maksudkan. Disini akan dijelaskan
beberapa istilah pokok yang terdapat pada skripsi ini adalah sebagai berikut:
a.
Integral Tentu
Integral
tentu adalah jika y= f(x) fungsi kontinu dan terdefenisi dalam interval
tertutup [a,b]sehingga maka integral tentu f(x) terhadap x dari x = a
sampai x = b dinyatakan oleh , dengan n adalah jumlah sub-interval
didalam interval [a, b][2]. Dari pengertian diatas di sederhanakan
menjadi: [F(x)
dalam
penelitian ini hanya melihat pemakaian integral tentu pada menghitung luas dan
volume benda putar.
b.
Miskonsepsi
Dalam pembelajaran matematika sering sekali terjadi
kesalahan-kesalahan konsep, kesalahan konsep tersebut dikenal dengan istilah
miskonsepsi. Jadi, secara umum miskonsepsi itu adalah konsep yang tidak sesuai
atau tidak cocok dengan konsep ilmuwan. Miskonsepsi bisa saja muncul karena
yang dilakukan oleh pengajar, maupun yang muncul karena salah penafsiran dari
peserta didik.
Perlu
diketahui bahwa konsep awal yang dimiliki oleh seorang anak tentang suatu objek
, tidak mustahil sangat berbeda dengan konsep yang diajarkan di sekolah tentang
objek yang sama. Juga bukan suatu hal yang mengherankan kalau konsep yang
diterima di SLTP tidak tepat dengan konsep yang diajarkan di SLTA.,Dalam
keadaan semacam itulah konsep awal (prakonsepsi) menjadi miskonsepsi.[3]. dan ini
tdak hanya sampai di tingkat SLTA, bahkan diperguruan tinggi terlihat bahwa
banyak kesalahan mahasiswa disebabkan akibat dari miskonsepsi.
Contoh Miskonsepsi
pada integral tentu saat mencari luas daerah:
y
A f(x)
0 a b
A
Luas total =
Aatas – A bawah [4]
=
Sehingga :
Aatas =
Perhatikan
gambar di bawah ini dan tentukan luas daerah yang di arsir
y
f(x)
0 a b x
A
Berdasarkan gambar diatas mahasiswa
akan menjawab sebagai berikut:
A bawah =
Jika kita subtitukan keatas maka:
Luas total =
Aatas – A bawah
=
=
Hasil ini sangat berbeda dengan apa
yang seharusnya dimana tanda(-) menjadi tanda( + ).
E.
Metode Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah
dalam penelitian ini, maka untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan
miskonsepsi pada materi integral tentu, maka data yang dibutuhkan adalah
aktivitas mahasiswa dan dosen selama proses pembelajaran merupakan suatu hal
yang diamati secara langsung. Data berupa hasil tes awal dan tes akhir, hasil
pengamatan terhadap proses pembelajaran dan hasil wawancara serta catatan
lapangan akan dipaparkan sesuai dengan kejadian yang terjadi dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
1.Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam
penelitian ini di dipilih secara random satu unit dari seluruh unit mahasiswa
tarbiyah matematika IAIN Ar-Raniry, yang mengambil mata kuliah kalkulus II.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan
data penelitian ini adalah dengan
menggunakan soal tes, observasi dan pembagian angket dan wawancara.
- Tes
Tes hasil belajar
digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar dalam materi kalkulus II dan
untuk dijadikan sebagai data penulis untuk melihat sejauh mana mahasiswa
memahami konsep integral tentu tersebut, Materi yang dites adalah semua yang menyangkut tentang integral tentu,
khususnya tentang luas daerah bidang datar dan volume benda putar . Tes ini dalam bentuk pilihan ganda dan essay yang berjumlah 10
butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal essay.
- Observasi
Observasi adalah
pengamatan dan peninjauan langsung kelokasi penelitian untuk mendapatkan
informasi tentang aktifitas mahasiswa ketika mengikuti pembelajaran integral tentu.
- Angket
Angket adalah daftar
pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang untuk jawaban bagi
setiap pertanyaan.
Dalam skriosi ini, Angket
digunakan untuk mengatahui keadaan belajar mahasiswa. Angket ini berisi tentang
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan miskonsepsi terutama
miskunsopsi pada integral tentu. Penyebaran angket digunakan dengan skala 5
kemungkinan jawaban yaitu selalu, kadang-kadang, hampir tidak pernah, tidak
pernah, sering, Angket ini terdiri dari 20 pertanyaan yang saling berkaitan,
mahasiswa memilih jawaban dengan 1 pilihan dari 5 pilihan yang tersedia.
- Wawancara
Wawancara dilakukan hanya
kepada 4 orang mahasiswa yang terpilih untuk di wawancarai yang dilakukan untuk
menelusuri dan mengetahui pemahaman mahasiswa pada materi integral tentu.
Disamping itu wawancara dilakukan untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap
pembelajaran yang diikuti.
3. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul terdiri dari
hasil pekerjaan mahasiswa yang berupa tes, wawancara, pengamatan dan catatan
lapangan. Analisis data dilakukan setiap kali setelah pemberian suatu tindakan.
Teknik analisa data yang digunakan adalah model alir yang dikemukakan oleh
Miles & Huberman (1992:18) yang meliputi kegiatan (1) mereduksi data, (2)
menyajikan data, dan (3) menarik kesimpulan serta verifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Suhasimi Arikunto, Prosedur
Penelitian, Jakarta: Bina Aksara, 1985.
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: 1992.
Tim MKPBM
Jurusan pendidikan Matematika, Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: JICA-UPI, 2001.
Abdullhamid.files. wordpress.com
Kamarullah. Buku Penuntun Matematika
Perkuliahan, Banda Aceh, 2006
Wirodikromo sartono, matematika jilid 3 IPA kelas XII(Erlangga,Jakarta)
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2005),
Purcel
Edwin j. dan varberg dale,kalkulus dan
geometri analitis, jilid 1(Erlangga,
Jakarta)
R.Soedjadi. Kiat Pendidikan
Matematika di Indonesia, Jakarta: Dirjen PT Depdiknas, 2000
DAFTAR ISI
DATAR ISI ……………………….... ……………………………………… i
A. Latar Belakang Masalah
………………………………………………… 1
B.
Rumusan Masalah ………………………………………..……………… 4
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………………………………………… 5
D.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian …………………………….. 6
E.
Definisi Opeasional…………………..……………………………………. 6
F.
Metode Penelitian ………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 12
[1]
Tim MKPBM Jurusan pendidikan Matematika, (Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: JICA-UPI, 2001) hal.
[2]
Wirodikromo sartono, matematika jilid 3
IPA kelas XII(Erlangga,Jakarta)
hal. 17
[3] R.
Soedjadi…,hal 157
[4]
Purcel Edwin j. dan varberg dale,kalkulus
dan geometri analitis, jilid 1(Erlangga, Jakarta) hal.277
Tidak ada komentar:
Posting Komentar