View My Stats

Kamis, 02 Februari 2012

MISKONSEPSI MAHASISWA TARBIYAH MATEMATIKA IAIN AR-RANIRY PADA MATERI INTEGRAL TENTU


MISKONSEPSI MAHASISWA TARBIYAH MATEMATIKA IAIN AR-RANIRY PADA  MATERI INTEGRAL TENTU

A.     Latar Belakang Masalah
Rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, merupakan salah satu dari permasalahan pendidikan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia sekarang ini. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, baik dengan pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, sarana pendidikan serta perbaikan manajemen sekolah. Dengan berbagai usaha ini ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.
            Peran serta warga sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat kurang, partisipasi guru dalam pengambilan keputusan sering terabaikan, padahal terjadi atau tidak terjadinya perubahan di sekolah sangat tergantung pada para gurunya. Oleh karena itu guru dan masyarakat sekolah harus memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan program-program sekolah. Guru perlu memahami bahwa apapun yang dilakukan di ruang kelas mempunyai pengaruh, baik positif maupun negatif terhadap motivasi siswa, cara guru menyajikan pelajaran, bagaimana kegiatan belajar dikelola di kelas, cara guru berintekrasi dengan siswa kiranya dilakukan oleh guru secara terencana dengan perbaikan dan perubahan baik dalam metode, manajemen sekolah yang terus dilakukan diharapkan dapat  meningkatkan perbaikan mutu pendidikan di Indonesia.
Selain dari itu anggapan-anggapan negative terhadap mata pelajaran tertentu juga masih sering terjadi,salah satu diantaranya adalah pelajaran matematika, kehadiran matematika di dunia pendidikan(terutama di NAD) menjadi momok yang menakutkan bagi seorang siswa untuk mempelajarinya, pada hal pelajaran matematika hadir untuk menata nalar siswa/mahasiswa agar mampu menghadapi perubahan zaman dan mampu bersaing dengan bangsa lain. Anggapan itu muncul dari siswa disebabkan karena Kegiatan pembelajaran di sekolah biasanya hanya menekankan pada transformasi informasi faktual dan pengembangan penalaran yaitu pemikiran logis menuju pencapaian satu jawaban benar atau salah tanpa memaknai mamfaat dari materi yang di pelajari. Menurut Gagne:
“Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai” dengan demikian dalam kegiatan pembelajaran memerlukan banyak pengetahuan dalam mengarahkan dan menyampaikan informasi agar tidak menimbulkan suatu kesalahan antara orang tua, guru dan siswa[1].
Sumber belajar yang masih jauh dari memadai dan kurikulum yang berlaku didunia pendidikan kita,baik itu isinya yang konon lebih tinggi dari kurikulum yang berlaku di jenjang sama di Eropa, maupun urutan materi yang tidak sistematis baik sesama materi matematika maupun dengan materi dalam ilmu lain. Sebagai contoh konsep turunan maupun integral, terlebih dahulu di dapati siswa dalam fisika dari pada matematika, hal ini tentu menyulitkan siswa maupun guru.
Tujuan pembelajaran matematika akan tercapai bila faktor-faktor pendukungnya dioptimalkan dengan faktor penghambatnya diminimalisir. Salah satu caranya adalah dengan mempersiapkan calon guru yang terampil, yang mampu memahami masalah yang terjadi di dunia pendidikan( khususnya pelajaran matematika), dan ini menjadi tanggung jawab moral mahasiswa FKIP / Tarbiyah (khususnya jurusan matematika) dan dosen harus lebih kreatif dalam memberikan materi ajarnya kepada mahasiswanya.
Beberapa permasalahan diatas mencerminkan banyaknya masalah yang terjadi dalam dunia pendikan kita khususnya pada pelajaran matematika, sehingga banyak munculnya miskonsepsi terhadap siswa dan terbawa sampai keperguruan tinggi, sebagai contoh: pada saat mempelajari tentang integral tentu pada materi mencari luas daerah bidang, kita dapatkan soal :
-   Tentukan luas daerah bidang datar dari fungsi y = x2 – 4x , yang di batasi oleh sumbu y dan x = 5?....
Bagi seorang mahasiswa soal diatas bukanlah soal yang sukar untuk diselesaikan, namun masih banyak jawaban mahasiswa yang tidak benar, disebabkan oleh miskonsepsi, miskonsepsi yang terjadi seperti tabel dibawah ini:
NO
Miskonsepsi
Akibat yang ditimbulkan
1.       
Penekanan materi hanya:   , dengan mengabaikan pentingnya menggambarkan kurva terlebih dahulu dan makna tunggal dari- fungsi tersebut

 Tanpa mengambarkan kurva terlebih dahulu dan mengabaikan makna tunggal, maka jawaban yang terjadi adalah
 3 – 2x2  
                                =

Dari alasan-alasan diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang “Miskonsepsi Mahasiswa Tarbiyah Matematika IAIN Ar-Raniry pada Mata Kuliah Kalkulus II  Materi Integral Tentu ,Khususnya Tentang Menentukan Luas Daerah Dan Volume Benda Putar”.
B.     Rumusan Masalah
Memahami latar belakang tersebut dapat didentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1)      Apakah yang menyebabkan miskonsepsi pada materi integral tentu tersebut?
2)      Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi?
3)      Bagaimana dampak miskonsepsi terhadap hasil belajar mahasiswa?
4)       
Berdasarkan uraian diatas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
Apakah Ada Miskonsepsi Pada Mahasiswa Terhadap materi Integral Tentu”?...
C.     Tujuan dan Mamfaat Penelitian
1)      Tujuan Penelitian
-         Menerapkan konsep ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan di IAIN Ar-Raniry khususnya tentang ilmu matematika.
-         Untuk mengetahui sejauh mana miskonsepsi integral tentu pada mahasiswa Tarbiyah Matematika IAIN Ar-Raniry, dan sejauh mana dampak dari miskonsepsi tersebut.

2)      Mamfaat Penelitian
-         Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori di bidang pendidikan khususnya mata pelajaran Kalkulus II pada mahasiswa jurusan matematika.
-         Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat dimamfaatkan oleh dosen dan mahasiswa(calon guru) sehingga miskonsepsi yang terjadi selama ini bisa di minimalkan, khususnya ketika mengaplikasikan ilmunya di dunia pendidikan.
D.    Defenisi operasional
Untuk tidak menimbulkan salah pengertian, maka penulis merasa perlu memberikan penjelasan sesuai dengan sasaran yang penulis maksudkan. Disini akan dijelaskan beberapa istilah pokok yang terdapat pada skripsi ini adalah sebagai berikut:

a.                                                     Integral Tentu
Integral tentu adalah jika y= f(x) fungsi kontinu dan terdefenisi dalam interval tertutup [a,b]sehingga  maka integral tentu f(x) terhadap x dari x = a sampai x = b dinyatakan oleh    , dengan n adalah jumlah sub-interval didalam interval [a, b][2]. Dari pengertian diatas di sederhanakan menjadi:   [F(x)
dalam penelitian ini hanya melihat pemakaian integral tentu pada menghitung luas dan volume benda putar.

b.         Miskonsepsi
Dalam pembelajaran matematika sering sekali terjadi kesalahan-kesalahan konsep, kesalahan konsep tersebut dikenal dengan istilah miskonsepsi. Jadi, secara umum miskonsepsi itu adalah konsep yang tidak sesuai atau tidak cocok dengan konsep ilmuwan. Miskonsepsi bisa saja muncul karena yang dilakukan oleh pengajar, maupun yang muncul karena salah penafsiran dari peserta didik.
Perlu diketahui bahwa konsep awal yang dimiliki oleh seorang anak tentang suatu objek , tidak mustahil sangat berbeda dengan konsep yang diajarkan di sekolah tentang objek yang sama. Juga bukan suatu hal yang mengherankan kalau konsep yang diterima di SLTP tidak tepat dengan konsep yang diajarkan di SLTA.,Dalam keadaan semacam itulah konsep awal (prakonsepsi) menjadi miskonsepsi.[3]. dan ini tdak hanya sampai di tingkat SLTA, bahkan diperguruan tinggi terlihat bahwa banyak kesalahan mahasiswa disebabkan akibat dari miskonsepsi.
Contoh Miskonsepsi  pada  integral tentu  saat mencari luas daerah:
      y
                                                A              f(x)
       0                           a                              b                                             
                      A                   
                              
                                             

Luas total       =  Aatas – A bawah  [4]
                       =  
Sehingga :
Aatas =

Perhatikan gambar di bawah ini dan tentukan luas daerah yang di arsir
      y
                                                                     f(x)
       0                          a                               b        x
                    A                                                    

Berdasarkan gambar diatas mahasiswa akan menjawab sebagai berikut:
A bawah  = 
Jika kita subtitukan keatas maka:
Luas total      =  Aatas – A bawah
                     =    
                      =    
Hasil ini sangat berbeda dengan apa yang seharusnya dimana tanda(-) menjadi tanda( + ).

E.     Metode Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan miskonsepsi pada materi integral tentu, maka data yang dibutuhkan adalah aktivitas mahasiswa dan dosen selama proses pembelajaran merupakan suatu hal yang diamati secara langsung. Data berupa hasil tes awal dan tes akhir, hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran dan hasil wawancara serta catatan lapangan akan dipaparkan sesuai dengan kejadian yang terjadi dalam penelitian. Penelitian ini  menggunakan pendekatan kualitatif dan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
1.Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini di dipilih secara random satu unit dari seluruh unit mahasiswa tarbiyah matematika IAIN Ar-Raniry, yang mengambil mata kuliah kalkulus II.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data  penelitian ini adalah dengan menggunakan soal tes, observasi dan pembagian angket dan wawancara.
  1. Tes
Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar dalam materi kalkulus II dan untuk dijadikan sebagai data penulis untuk melihat sejauh mana mahasiswa memahami konsep integral tentu tersebut, Materi yang dites adalah  semua yang menyangkut tentang integral tentu, khususnya tentang luas daerah bidang datar dan volume benda putar  . Tes ini dalam bentuk  pilihan ganda dan essay yang berjumlah 10 butir soal pilihan ganda  dan  5 butir soal essay.
  1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan peninjauan langsung kelokasi penelitian untuk mendapatkan informasi tentang aktifitas mahasiswa ketika mengikuti  pembelajaran integral tentu.
  1. Angket
Angket adalah daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang untuk jawaban bagi setiap pertanyaan.
Dalam skriosi ini, Angket digunakan untuk mengatahui keadaan belajar mahasiswa. Angket ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan miskonsepsi terutama miskunsopsi pada integral tentu. Penyebaran angket digunakan dengan skala 5 kemungkinan jawaban yaitu selalu, kadang-kadang, hampir tidak pernah, tidak pernah, sering, Angket ini terdiri dari 20 pertanyaan yang saling berkaitan, mahasiswa memilih jawaban dengan 1 pilihan dari 5 pilihan yang tersedia.
  1. Wawancara
Wawancara dilakukan hanya kepada 4 orang mahasiswa yang terpilih untuk di wawancarai yang dilakukan untuk menelusuri dan mengetahui pemahaman mahasiswa pada materi integral tentu. Disamping itu wawancara dilakukan untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap pembelajaran yang diikuti.
3. Teknik Analisis Data
      Data yang terkumpul terdiri dari hasil pekerjaan mahasiswa yang berupa tes, wawancara, pengamatan dan catatan lapangan. Analisis data dilakukan setiap kali setelah pemberian suatu tindakan. Teknik analisa data yang digunakan adalah model alir yang dikemukakan oleh Miles & Huberman (1992:18) yang meliputi kegiatan (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3) menarik kesimpulan serta verifikasi





DAFTAR PUSTAKA
Suhasimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Bina Aksara, 1985.
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: 1992.
Tim MKPBM Jurusan pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: JICA-UPI, 2001.
Abdullhamid.files. wordpress.com
Kamarullah. Buku Penuntun Matematika  Perkuliahan, Banda Aceh, 2006
Wirodikromo sartono, matematika jilid 3 IPA kelas XII(Erlangga,Jakarta)
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005),
Purcel Edwin j. dan varberg dale,kalkulus dan geometri analitis, jilid 1(Erlangga,       Jakarta)
R.Soedjadi. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Jakarta: Dirjen PT Depdiknas, 2000






DAFTAR ISI
DATAR ISI ……………………….... ………………………………………  i
A.     Latar Belakang Masalah ………………………………………………… 1
B.     Rumusan Masalah ………………………………………..……………… 4
C.     Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………………………………………… 5
D.     Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian …………………………….. 6
E.      Definisi Opeasional…………………..……………………………………. 6
F.      Metode Penelitian ………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………  12



[1] Tim MKPBM Jurusan pendidikan Matematika, (Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: JICA-UPI, 2001)  hal.
[2] Wirodikromo sartono, matematika jilid 3 IPA kelas XII(Erlangga,Jakarta) hal. 17
[3] R. Soedjadi…,hal 157
[4] Purcel Edwin j. dan varberg dale,kalkulus dan geometri analitis, jilid 1(Erlangga, Jakarta) hal.277

Tidak ada komentar: