View My Stats

Sabtu, 02 Oktober 2010

• PERENCANAAN PENGAJARAN BAHASA ARAB-------- PSP B.ARAB

• PERENCANAAN PENGAJARAN BAHASA ARAB




• Oleh : Qolbi Khoiri, M.Pd.I
• Dosen STAIN Bengkulu




• Apa yang di maksud PPBA
• Perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip- prinsip umum mengajar didalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi pengajaran tertentu yang khusus baik yang berlangsung di dalam kelas ataupun diluar kelas, karena ini berkaitan dengan bahasa arab, maka yang dimaksud disini adalah pengajaran bahasa arab



• faktor yang mendukung tujuan pembelajaran
• Persiapan sebelum mengajar
• Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum
• Tingkat intelegensi siswa
• Materi pelajaran yang akan disampaikan


• Faedah perencanaan
• Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif. Artinya seorang guru bisa memberikan materi pelajaran dengan baik karena ia harus dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara mantap, tegas dan fleksibel.
• Karena perencanaan maka seseorang akan tumbuh menjadi seseorang guru yang baik. Yang di maksud adalah guru membuat persiapan yang baik dan adanya pertumbuhan berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus.


• Pertama….
• Persiapan terhadap situasi, Mancakup : tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain. Dan situasi umum harus dimiliki sebelum saudara mengajar di dalam kelas tersebut dengan pengetahuan saudara dapat membuat ancang- ancang terhadap variabel faktor masalah dan menghadapi situasi kelas.


• Kedua
• Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi Maksud ; Sebelum guru mengajar ia harus mengetahui keadaan siswa tsb atau dengan kata lain guru harus membuat gambaran yang jelas mengenai keadaan siswa yang akan dihadapi selain dari pada faktor intern siswa tsb ( laki- laki dan Pr) seorang guru harus mengetahui taraf kematangan dan pengetahuan serta khusus dari pada siswa tsb.


• Ketiga
• Persiapan dalam tujuan umum pembelajaran, Yang menyangkut tujuan instruksional apa yang akan dicapai oleh para siswa harus dimiliki seorang guru mencakup antara lain : Pengetahuan, kecakapan, keterampilan atau sikap tertentu yang konkrit yang bisa di ukur dengan alat- alat evaluasi.



• Keempat
• Persiapan tentang bahan pelajaran yang akan diajarkan Yang dimaksud dengan ini : Dengan adanya pengetahuan yang akan dihadapkan kepada siswa, si guru memiliki persiapan yang akan di sampaikan kepada siswa yang harus terdapat batas- batas, luas dan urutan- urutan pengajaran perlu di persiapkan


• Kelima
• Persiapan tentang metode- mengajar yang hendak di pakai
• metode ceramah
• metode tanya jawab atau diskusi


• Keenam
• Persiapan dalam penggunaan alat- alat peraga Misal : kapur dan papan tulis, pengahapus paling sedikit di gunakan tetapi dalam belajar pembelajaran di pergunakan alat pembantu adalah media yang mempertinggi komunikasi pada saat proses belajar berlangsung


• Ketujuh
• Persiapan dalam jenis teknik evaluasi Tujuan evaluasi : sampai sejauhmana daya serap terhadap produk bahasan yang saudara terapkan


• Jenis alat evaluasi
• Bentuk test apakah test tertulis maupun test lisan


• Jenis- jenis perencanaan
• Menurut Besaran :
a. Perencanaan Makro
b. Perencanaan Meso
c. Perencanaan Mikro
• Menurut Telaahnya :
a. Perencanaan Strategi
b. Perencanaan Manajerial
c. Perencanaan Operasional
• Menurut Jangka Waktunya :
a. Perencanaan Jangka Panjang
b. Perencanaan Jangka Menengah
c. Perencanaan Jangka Pendek


• Tujuan Pembelajaran
• Tujuan pembelajaran terbagi atas 2 bagian :

a. Tujuan pembelajaran umum
b. Tujuan pembelajaran khusus


• Kriteria Tujuan
1. Harus menggunakan istilah- istilah yang operasional Spt : menuliskan, menyebutkan, menghitung, membedakan, dsg.
2. Harus dalam bentuk hasil belajar; Adalah Menggambarkan hasil belajar yang diharapkan pada diri siswa setelah ia menempuh segala KBM atau dengan kata lain hasil apa yang sudah diperoleh setelah ia mempelajari suatu pokok bahasan.
3. Harus berbentuk tingkah laku dari para siswa ; Artinya Setelah siswa mempelajari pokok bahasan tsb adanya perubahan pengetahuan tentang materi pelajaran.
4. Hanya meliputi satu jenis tingkah laku; Adalah Kemampuan yang dimiliki oleh siswa cukup hanya terbatas saja.


• Mengembangkan Evaluasi
• Yang harus dilakukan dalam mengembangkan evaluasi;
• Perlu ditentukan jenis- jenis test yang harus di buat dan senantiasa Mengembangkan alat evaluasi


• Perencanaan Desaign Instruksional
Penyusun PDI di desaign untuk menjawab pertanyaan :
• Apa yang menjadi tujuan pembelajaran?
• Bagaimana prosedur dan sumber- sumber belajar yang tepat untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan?
• Bagaimana kita mengetahui bahwa hasil belajar yang dihasilkan telah tercapai?


• Adapun jawaban dari pertanyaan tadi ada 8 langkah :
• Menyusun pokok bahasan dan tujuan umum
• Karakteristik siswa
• Tujuan belajar
• Isi pokok bahasan
• Penjajakan terhadap siswa
• Kegiatan belajar mengajar
• Pelayanan penunjang
• Evaluasi


• Metodologi Pengajaran
• Metode mengajar
• Media pengajaran


• Ada beberapa jenis media pengajaran
1. Media gratis
2. Media tiga dimensi
3. Media proyeksi
4. Lingkungan


• Faktor- faktor yang harus diperhatikan seorang guru dalam media pengajaran
a. Relevansi pengadaan media pendidikan
b. Kelayakan pengadaan media pendidikan
c. Kemudahan pengadaan media pendidikan


• Beberapa hal yang harus diperhatikan seorang guru dalam menggunakan media pendidikan
a. Apakah guru tersebut memahami manfaat media pengajaran
b. Guru harus terampil dalam menyediakan media pendidikan.


• Media pendidikan di gunakan jika
• Bahan pengajaran yang dijelaskan guru kurang di pahami siswa
• Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pelajaran melalui penuturan kata- kata verbal
• Perhatian siswa terhadap pengajaran sudah berkurang akibat kebosanan mendengar uraian guru.


• Manfaat media pendidikan bagi pengajaran siswa
• Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih jelas dipahami siswa sehingga memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
• Metode mengajar akan lebih bervariasi
• Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar
• Motivasi belajar dari para siswa dapat ditumbuhkan / dinaikkan
• Dapat mengatasi sifat pasif dari para siswa


• Kesulitan- kesulitan dalam media pengajaran
• Biaya pengadaan
• Pengalaman seorang guru dalam menggunakan media pengajaran tersebut


• Perencanaan Evaluasi Pengajaran
• Penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik kearah tujuan- tujuan yang telah ditetapkan untuk mengetahui sampai dimana daya serap siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut.


• Azas Evaluasi Penilaian
Pertama ….
• Azas Objektifitas
Objektif adalah suatu penilaian di katakan objektif apabila keadaan tepat menggambar keadaan yang sebenarnya.


• Kedua ….Universalitas
• Menyeluruh apabila penilaian yang digunakan mencakup proses maupun hasil belajar serta menggambarkan perubahan tingkah laku tidak sengaja saja dalam ranah kognitif tetapi termasuk pula ranah efektif dalam psikomotor


• Ketiga … Continounitas
• Berkesinambungan adalah pelaksanaan penilaian dilakukan secara terus menerus berencana dan bertahap


• Langkah- langkah penilaian
Pertama...
• Perencanaan penilaian/ perencanaan evaluasi; Penilaian berlaku untuk untuk tujuan harian, ujian umum semester baik gasal/ genap, EBTA terlebih dahulu harus menyusun kisi-kisi soal; adalah menggambarkan lingkup bahan pengajaran dan jenjang prilaku yang diukur yaitu pengetahuan, sikap, keterampilan



• Kedua…Pelaksanaan penilaian
• Harus berkesinambungan maksudnya adalah penilaian yang dilakukan secara berencana, terus menerus dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil KBM


• Cara penilaian
• Dilakukan dengan 2 cara yaitu :
Ø Dengan cara kuantitatif
Ø Dengan cara kualitatif


• Standart penilaian
• Sejalan dengan prinsip belajar tuntas penilaian di gunakan dengan standart mutlak atau penilaian acuan criteria artinya tidak ada pilih kasih


• Bentuk- bentuk soal
Ada dua macam :
Pertama...
• Pilihan berganda ada 5 yaitu :
1. Melengkapi pilihan
2. Hubungan antar hal
3. Tinjauan kasus
4. Asosiasi pilihan ganda
5. Membaca diagram


• Kedua…Uraian
• Uraian objektif
• Uraian non objektif


• Tingkat kesukaran dari soal
• Selalu berbanding mudah : sedang : dan sukar
• Perbandingannya : 25 % 50% 25%


• Penilaian soal untuk test hasil belajar
Sebelum butir- butir soal disusun si guru harus menyusun TPK sesuai dengan Kurikulum dan Silabus yang telah di tetapkan


• Tujuan pembelajaran khusus
• Merupakan rumusan tingkah laku yang akan diukur melalui butir- butir soal. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam menjabarkan TPU menjadi TPK:
• Pokok bahasan yang menunjang pencapaian tujuan pembelajaran umum
• Tingkat perkembangan/ umur dari para siswa pada jenjang pendidikan yang bersangkutan


• Beberapa catatan dalam membuat TPK
• Setiap rumusan TPK selalu mengandung aspek prilaku dan aspek isi
• Agar bersifat operasional sehingga mudah di jadikan patokan dalam penyusunanbutir- butir soal dengan kata lain kata- kata kerja yang digunakan untuk aspek prilaku dalam tujuan pembelajaran khusus haruslah operasional , seperti ; menulis, menyebutkan, menghitung, merumuskan, memilih, dsb.


• Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar
• menyusun program KBM
• Melaksanakan KBM
• Melaksanakan kegiatan penilaian


• Penyusunan program pengajaran ada 3 komponen yang harus diperhatikan :
• Penguasaan materi
• Analisis materi pelajaran
• Penyusunan persiapan mengajar



• Lingkup materi
1. Materi untuk siswa
2. Materi untuk guru


• 4 Usaha yang harus dilakukan seorang guru
• Musyawarah guru mata pelajaran
• Melalui sumber yang relevan
• Melalui ahli yang tersedia
• Melalui pendidikan khusus



• Fungsi kegiatan pendalaman materi
• Meningkatkan kepercayaan diri akan kemampuan professional sehingga tidak ragu lagi dalam mengelola proses belajar mengajar.
• Memperdalam diri dan memperluas wawasan atas konsepsi tujuan akademis dan aplikasinya sehingga dapat di manfaatkan untuk melaksanakan analisis materi pelajaran


• Fungsi analisis materi pelajaran
• Sebagai acuan untuk menyusun program tahunan, program semesteran, dan program satuan pelajaran.


• Sasaran analisis materi pelajaran
• Terjabarkan pokok bahasan dan sub pokok bahasan
• Terpilihnya metode yang efektif dan efisien
• Terpilihnya sarana pembelajaran yang paling cocok



• Sekian
Terima Kasih



Email : qolbi_stain@yahoo.co.id
Hp: 08117303228/081593269923

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN PENDIDIKAN---- PSP B.ARAB

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN PENDIDIKAN
Fungsi perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat menghasilkan rencana yang baik apabila memiliki syarat-syarat antara lain:
1. Rencana mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
2. Rencana bersifat luwes dan flesibel, dalam arti mengandung kemungkinan untuk perubahan-perubahan sesuai perkembangan san situasi yang terjadi
3. Pragmatis dan bersifat praktis disertai dengan perhitungan logis dan rasional, disusun berdasarkan fakta dan data, buka merupakan khayalan atau dugaan-dugaan
4. Rencana bersifat sederhana, sistematis, jelas dan mudah difahami oleh para pelaksana
5. Ada skala prioritas berdasarkan kondisi sarana dan prasarana (man, money, machine, method, market)
6. Rencana mempunyai daya guna, dalam arti hasil suatu rencana benar-benar dapat dirasakan manfaatnya, baik bagi diri sendiri, maupun bagi lembaga atau masyarakat umumnya
Perencanaan yang baik harus dapat memberikan jawaban terhadap konsep pertanyaan yang dirumuskan dalam enam pertanyaan, yaitu : what, wht, where, when, who dan how
1. What, menanyakan tujuan, rencana dan kegiatan apa yang akan dilaksanakan
2. Why, menanyakan sebab-sebab mengapa jenis jenis kegiatan itu yang harus dilakukan. Jawaban terhadap pertanyaan ini memberikan argumentasi, atau alasan-asalan. Kenapa perencanaan itu dibuat sehingga memperoleh pengertian yang lebih jelas dan terperinci tentang latar belakang pemikiran-pemikiran perencanaan tersebut.
3. Where, menanyakan hal yang berhubungan dengan lokasi atau tempat rencana itu akan dilaksanakan. Hal ini mencakup letak, tata ruang tingkat pelaksanaan suatu rencana, dll
4. When, menanyakan hal yang berhubungan dengan waktu rencana itu kapan akan dilaksanakan. Hal ini akan mencakup prioritas fase-fase pencapaian, bahkan jangka pencapaian suatu tujuan dari rencana-rencana tersebut
5. Who, menanyakan siapa orang yang akan bertanggungjawab yang akan melaksanakan dan yang akan mengawasai. Hal ini mencakup juga wewenang dan tanggungjawab, hirarki, syarat-syarat personal, pembagian tugas, pengadaan tenaga, penempatan dan pembinaannya
6. How, menanyakan bagaimana cara melaksanakan kegiatan-kegiatan itu, mecakup sistem dan tata kerja, standar yang harus dipenuhi, iklim di sekitar lokasi, pembiayaan, dll
Organisasi pendidikan berbeda dengan organisasi lainnya, karena itu perencanaan pun berbeda dengan perencanaan yang lain. Perencanaan pendidikan dan pengajaran mempunyai karakteristik tersendiri, karena perencanaan pendidikan mempunyai keunikan dan kompleksitas yang tidak dimiliki oleh jenis perencanaan yang lainnya. Ciri-ciri tersebut diwarnai oleh pandangan terhadap pendidikan, karena yang menjadi masuknya adalah manusia, yang melakukan pendidikannya manusia, serta keluarannya juga manusia,
oleh sebab itu perencanaan pendidikan mempunyai ciri-ciri seperti yang dikemukakan oleh Fakry Gaffar. Yaitu :
1. Perencanaan pendidikan dan pengajaran harus mengutamakan nilai-nilai manusiawi, karena pendidikan itu membangun manusia yang harus mampu membangun dirinya dan masyarakat
2. Perencanaan pendidikan dan pengajaran harus memberikan kesempatan untuk mengambangkan segala potensi anak didik seoptimal mungkin
3. Perencanaan pendidikan harus memberikan kesempatan pendidikan yang sama bagi setiap anak didik
4. Perencanaan pendidikan dan pengajaran harus komprehensif dan sistematis dalam arti tidak parsial dan segmentaris tapi menyeluruh dan terpadu serta disusun secara logis dan rasional serta mencakup berbagai jenis dan jenjang pendidikan
5. Perencanaan pendidikan dan pengajaran haris berorientasi pada pembangunan, dalam arti bahwa program pendidikan haruslah ditujukan untuk mempersiapkan man power yang dibutuhkan oleh berbagai sektor pembangunan
6. Perencanaan pendidikan dan pengajaran harus dikembangkan dengan memperhatikan keterkaitannya dengan berbagai komponen pendidikan secara sistematis
7. Perencanaa pendidikan dan pengajaran harus menggunakan resources secermat mungkin, karena sumber-sumber yang tersedia adalah terbatas
8. Perencanaan pendidikan dan pengajaran harus berorientasi ke masa datang, karena pendidikan adalah proses jangka panjang dan jauh untuk menghadapi masa depan
9. Perencanaan pendidikan dan pengajaran harus kenyal dan responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan yang berkembang di masyarakat yang tidak statis, tapi bersifat dinamis
10. Perencanaan pendidikan dan pengajaran haruslah merupakan sarana untuk mengembangkan inovasi pendidikan sehingga pembaharuan terus menerus berlangsung
Diposkan oleh JENAR JINGGA BUANA di 21.37
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
pendidikan Perencanaan Pembelajaran



CIRI PERENCANAAN
Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri-ciri yang harus diperhatikan. Menurut Azwar (1996) ciri-ciri tersebut secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bagian dari sistem administrasi
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan pekerjaan perencanaan sebagai bagian dari sistem administrasi secara keseluruhan. Sesungguhnya, perencanaan pada dasarnya merupakan salah satu dari fungsi administrasi yang amat penting. Pekerjaan administrasi yang tidak didukung oleh perencanaan, bukan merupakan pekerjaan administrasi yang baik.

2. Dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Perencanaan yang dilakukan hanya sekali bukanlah perencanaan yang dianjurkan. Ada hubungan yang berkelanjutan antara perencanaan dengan berbagai fungsi administrasi lain yang dikenal. Disebutkan perencanaan penting untuk pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah dinilai, dilanjutkan lagi dengan perencanaan. Demikian seterusnya sehingga terbentuk suatu spiral yang tidak mengenal titik akhir.

3. Berorientasi pada masa depan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa depan. Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila dapat dilaksanakan, akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak hanya pada saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang.

4. Mampu menyelesaikan masalah
Suatu perencanaan yang baik adalah yamg mampu menyelesaikan berbagai masalah dan ataupun tantangan yang dihadapi. Penyelesaian masalah dan ataupun tantangan yang dimaksudkan disini tentu harus disesuaikan dengan kemampuan. Dalam arti penyelesaian masalah dan ataupun tantangan tersebut dilakukan secara bertahap, yang harus tercermin pada pentahapan perencanaan yang akan dilakukan.

5. Mempunyai tujuan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang mempunyai tujuan yang dicantumkan secara jelas. Tujuan yang dimaksudkandi sini biasanya dibedakan atas dua macam, yakni tujuan umum yang berisikan uraian secara garis besar, serta tujuan khusus yang berisikan uraian lebih spesifik.

6. Bersifat mampu kelola
Suatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu kelola, dalam arti bersifat wajar, logis, obyektif, jelas, runtun, fleksibel serta telah disesuaikan dengan sumber daya. Perencanaan yang disusun tidak logis serta tidak runtun, apalagi yang tidak sesuai dengan sumber daya bukanlah perencanaan yang baik.

Minggu, 26 September 2010

METODOLOGI PENELITIAN = = = PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MIN BAET SIBREH SUKA MAKMUR ACEH BESAR

NAMA/NIM : MUHAMMAD TSABIRIN / 220818011
MATAKULIYAH : METODOLOGI PENELITIAN
FAK/JUR : TBA

LAPORAN

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MIN BAET SIBREH SUKA MAKMUR
ACEH BESAR




PENDAHULUAN
Madrasah Ibtidaiyah merupakan sekolah tingkat belajar pertama atau tingkat pembelajaran yang paling rendah. Mengingat hal yang demikian sudah barang tentu pada tingkat ini anak – anak ( siswa ) diperkenalkan materi pembelajaran dari awal seperti membaca, berhitung, menggambar dan sebagainya. Dalam hal ini pada sekolah tingkat ini pula pertama sekali diperkenalkan huruf-huruf hijaiyah ( huruf-huruf Arab). Disini siswa diharapkan supaya bisa membaca huruf-huruf Arab seperti Al qur’an dan lain-lain. Akan tetapi pada tingkatan MIN apalagi yang masih kelas pertama tidak diperkenalkan secara meluas tentang bahasa Arab karena kelas ini masih sangat dasar. MIN Baet merupakan salah satu sekolah MIN yang terdapat di Aceh Besar yang letaknya di desa Baet Mesjid Kecamatan Suka Makmur Sibreh. MIN ini sudah mempuyai usia sekitar 35 tahun. Pada awalnya Min ini merupakan Mi swasta yang bisa dikatakan tidak berkembang. Akan tetapi pada tahun 1994 Min baet ini telah resmi menjadi dibawah naungan pemerintah yang perkembangannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena motivasi dari pemerintah yang berupa pembangunan fisik dan juga pengadaan tenaga pengajar yang professional. Materi pelajaranpun tidak ikut ketinggalan. Diantara pelajaran pokok pada min Baet ini adalah mata pelajaran bahasa arab yang mata pelajaran ini sudah ada sejak madrasah ini berdiri. Kemajuan madrasah juga sangat berdampak pada mata pelajaran ini yang ditandai dengan materi-materi dan motode pembelajarannya yang semakin baik dan modern sehingga murid-murid mudah dalam menyerapnya. Dalam laporan ini saya ingin membahas sedikit metode pembelajaran bahasa arab yang sudah saya amati pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Baet.




PEMBAHASAN
Min Baet merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berbentuk madrasah. Seperti yang kita ketahui madrasah ini bergerak dalam bidang agama dan umum yang hal ini tidak lepas kaitannya dengan ilmu bahasa arab. Bahasa arab yang merupakan salah satu dari bahasa dunia dan juga merupakan bahasa pokok yang harus kita pelajari sebagai ummat islam karena Al qur’an yang merupakan kitab suci ummat islam dan juga pedoman hidup sehari-hari kita sebagai ummat islam diturunkan dalam bahasa Arab. Oleh sebab itu kita wajib mempelajari bahasa Arab supaya kita bisa memahami dan Juga mengamalkan Al qur’an. Jadi, sudah sepatutnya bahwa setiap madrasah yang bergerak pada bidang agama memasukkan Bahasa Arab sebagai mata pelajaran inti yang harus dipalajari oleh siswa yang hal ini bertujuan untuk menunjang siswa dalam belajar agama.
Begitu juga halnya dengan min Baet yang merupakan salah satu madrasah agama dan umum wajib menempatkan mata pelajaran bahasa arab sebagai salah satu dari mata pelajaran pokok yang harus dipelajari oleh siswa. Dalam mempelajari bahasa arab banyak sekali hal yang sangat penting yang harus dipikirkan oleh seorang guru bahasa arab supaya mencapai tujuan yang diinginkannya. Diantara hal penting itu adalah metode pembelajaran ( cara pembelajaran ). Madrasah Ibtidaiyah yang merupakan level yang paling bawah dalam lembaga pendidikan sudah barang pasti pada level ini seorang guru harus terlebih dahulu mengenalkan materi pembelajaran kapada para siswa hal ini disebabakan para siswa sebelumnya belum pernah mengenal mata pelajaran ini. Oleh sebab itu pada level ini guru harus mengenalkan murid dasar-dasar materi dari pada mata pelajaran.


Begitu juga halnya dengan mata pelajaran bahasa arab, dalam hal ini guru harus mengenlkan murid-murid dasar – dasar dari bahasa arab itu lebih dahulu mengenalkan sendiri. Pada tahap ini guru harus terlebih dahulu mengenalkan kepada muridnya huruf hijaiyah ( huruf – huruf arab ). Untuk menunjang supaya suksesnya para siswa dalam belajar bahasa arab, min baet mempunyai metode tersendiri. Dalam hal ini saya ingin membahas metode yang diterapkan min baet dalam memandu murid supaya bisa menguasai bahasa arab, mulai dari penegenalan huruf, cara membaca, makna kata, berbicara dan lain-lain. Salah satu metode yang bisa dikatakan sukses dalam membimbaing siswa untuk belajar bahasa arab yaitu metode tahap-demi tahap. Dalam metode ini para siswa diharuskan supaya bisa mengusai materi dalam tahap-tahap tertentu yang sudah ditargetkan oleh madrasah dan guru bersangkutan yang biasanya dibagi dalam kelas-kelas tertentu. Diantara tahap – tahap dan materinya adalah :



A. Tahap I
Tahap ini dikhususkan kepada siswa yang menduduki kelas I dan kelas II. Pada tahap ini guru lebih menfokuskan materinya pada level perkenalan materi. Siswa kelas I dan kelas II harus diajarkan dasar – dasar dari pada materi pembelajarannya disebabkan karena para siswa sebelumnya belum pernah mengenalnya. Dalam hal ini guru harus mengajarkan murid – muridnya huruf – huruf hijaiyah, cara membacanya dan juga cara menulis serta yang lain – lain yang bisa dianggap dasar untuk menunjang pembelajaran bahasa arab. Oleh karena hal itu min baet mengambil sebuah kebijakan yaitu guru yang mengajar pada kelas I dan II harus yang wanita. Hal ini disebabkan karena wanita itu lebih mudah berbaur dengan anak – anak dibandingkan dengan orang laki- laki. Dalam mengajarkan materi, guru pada tahap ini biasanya mengunakan metode pembelajaran belajar sambil bermain. Dengan metode seperti ini akan membuat murid lebih berminat dan tertarik dalam belajar bahasa arab.


Menurut saya metode ini memang sangat cocok digunakan pada tahap I ini. Hal ini disebabkan karena siswa yang belajar pada tahap ini secara umumnya adalah anak-anak yang sudah pasti mereka tidak dapat dipisahkan dengan dunia bermain. Permainnan yang digunakan juga bukan semata permainan, akan tetapi permainan yang digunakan adalah permainan yang bisa membuat siswa aktif, kreatif dan juga menyenangkan sehingga siswa tidak akan bosan dalam belajar bahasa arab, bahkan hal ini akan meningkatkan minat mereka dalam belajar bahasa arab.
Seperti halnya sekolah-sekolah lain yang selevel dengan madrsah ibtidaiyah, min baet ini juga mengikuti kurikulum yang dibuat oleh nasional. Oleh sebab itu pada sekolah ini juga harus mengejar target- target yang ditentukan di nasional. Misalnya ujian persemester, ujian nasional dan lain-lain. Selain mengikuti kurikulum yang ditetapkan nasional min baet ini juga membuat kurikulum tambahan pada tempat-tempat yang dianggap perlu. Evaluasi belajar merupakan salah satu aturan yang wajib dilakukan oleh guru pada min baet disetiap materi yang sudah selesai dibahas. Hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Pada tahap I ini, terutama dalam materi bahasa arab , siswa ditergetkan minimal bisa mengenal, membedakan, serta sudah bisa mengeja huruf- huruf hijaiyah ( huruf – huruf arab ) .Pencapaian yang dicapai dalam hal ini biasanya sesuai dengan target yang ditargetkan oleh sekolah bahkan lebih.


Setelah dipelajari, ternyata hal ini disebabkan karena siswa yang belajar pada min baet ini selain belajar bahasa arab di sekolah, mereka juga belajar mengaji Al qur’an pada malamnya. Al qur’an yang kita ketahui bersama tertulis dalam bahasa arab sudah barang tentu hal ini sangat menunjang pembelajaran bahasa aran yang mereka belajar di sekolah. Oleh sebab itu pada umumnya pada tahap I ini, guru bahasa arab di sekolah tidak mempunyai hambatan yang berarti dalam mengajar bahasa arab dan hasilnyapun selalu memuaskan.



B. Tahap II
Pada tahap kedua ini yang merupakan tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahap yang pertama. Dalam tahap II ini dikhususkan kepada siswa yang menduduki kelas III dan kelas IV. Materi yang ditawarkan pada tahp ini juga sedikit meningkat dari pada tahap yang pertama. Hal ini disebabkan siswa yang berada tahap ini sudah lebih dewasa dan dan juga sudah ada dasar tentang materi. Misalnya, mereka sudah mengenal huruf hijaiyah, sudah bisa mengeja tulisan bahasa arab dan juga sudah menguasai materi yang diajarkan pada tahap yang pertama.
Dalam tahap ini siswa sudah mulai dikenalkan tentang bacaan- bacaan dalam bahasa arab. Karena dalam tahap ini siswa sudah ditargetkan supaya bisa membaca tulisan arab dalam kalimat dan juga dalam sebuah karangan. Tahap kedua ini metode pembelajaran yang dilakukan sudah mengunakan buku pedoman belajar. Guru membaca buku, kemudian menjelaskannya kepada murid. Hal ini biasanya membuat murid bosan dan tidak tertarik. Untuk mengatasi hali ini guru tersebut biasanya menyuruh muridnya untuk mengulangi penjelasan yang dijelaskannya. Hal ini bertujuan supaya murid memperhatikan materi dan focus. Setelah materi yang ditergetkan sudah habis, maka guru tersebut mengadakan evaluasi belajar yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa sudah menguasai materi. Apabila ada anak yang tidak lulus dalam evaluasi ini maka anak tersebut harus mengikuti remedial ( ujian ulang ) supaya dia bisa lulus dan naik kelas. Dan apabila dalam remedial ini kemampuannya juga masih tidak meningkat maka dengan terpaksa guru tidak menaikkan kelas bagi anak tersebut.



C. Tahap III
Tahap ketiga ini merupakan tahap tertinggi dalam pembalajaran pada tingkat madrasah ibtidaiyah. Pada tahap ini dikhusukan untuk siswa yang sudah menduduki kelas V dan kelas VI. Siswa pada level ini sudah pasti sudah mengenal secara lebih luas tentang materi karena sudah dipelajari pada tahp-tahap sebelumnya. Target yang ditergetkan pada tahap ini adalah selain siswa dapat membaca tulisan bahasa arab baik itu dalam kaliamat ataupun dalam karangan, siswa juga harus bisa mengetahui arti atau makna dari kalimat bahasa arab tersebut.
Dalam hal ini siswa sudah dikenalkan tentang qowaid – qowaid bahasa arab supaya lebiah mudah dalam membaca dan mengartikannya. Tahap ketiga inilah yang menentukan apakah siswa itu lulus atau tidak lulus dari madrasah ibtidaiyah dan bisa melanjutkan pada tingakat yang lebih tinggi lagi. Setelah semua materi yang ditargetkan sudah diajarkan, maka diadakanlah evaluasi belajar yang evaluasi ini bisa menentukan siswa lulus atau tidak. Apabila siswa tidal lulus maka siswa tersebut harus mengulangi materi belajarnya setahun lagi supaya mendapatkan ijazah kelulusan dan bisa melanjutkan pada sekolah yang jenjangnya lebih tinggi.




PENUTUP
Metode yang digunakan madrasah ibtidaiyah negeri Baet dalam pembelajaran bahasa arab adalah metode tahap demi tahap. Hal ini saya dapat simpulkan bahwa metode ini merupakan metode yang baik karena pencapaian yang ditargetkan selalu memuaskan. Dapat dibuktikan dengan banyaknya alumni dari madrasah ini yang lulus seleksi pada pesantren – pesantren favorit di Aceh Besar dan juga di Banda Aceh. Semua laporan ini saya dapatkan dari hasil wawancara langsung dengan guru bahasa arab yang mengajar pada madrasah ibtidaiyah negeri Baet.

HADITS TENTANG TATA CARA PERGAULAN- final - mata kuliah - HADITS -

Hadits


Hadits tentang tata cara pergaulan




JAWABAN FINAL HADITS
Isi Makalah
KELOMPOK IV


DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD TSABIRIN
( 220 818 011 )












FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JAMI’AH AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2009 M / 1431 H
HADITS TENTANG TATA CARA PERGAULAN

Sesuai dengan isi silabus mata kuliah hadits, maka hadits tentang bab tata cara pergaulan terdiri dari beberapa sub-bab, yaitu :
1. Hadits tentang larangan berdua-duaan.
2. Hadits tentang hati.
3. Hadits tentang macam-macam zina anggota tubuh.


1. Hadits Tentang Larangan Berdua-Duaan

Dari teks tersebut kami telah menelitinya dengan menggunakan bantuan dari kitab Mu’jam al-Mufahras Li al-Fadz al-Hadis . Kata kunci yang dipakai adalah lafadz . Dalam penelitian ini, kami dapati dalam Shahih Bukhari pada “Kitab al-Nikah” no. hadis: 4904, Shahih Muslim pada “Kitab al-Hajji” no. hadis: 424.

-Teks Hadits
1. Shahih Bukhari dalam Syarah al-Karmani, jilid 9, hal.166, no. hadis 4904:

حدثنا على بن عبد الله حدثنا سفيان حدثنا عمرو عن أبي معبد عن إبن عباس عن النبي صلى الله عليه وسلم قال لايخلون رجل بإمرأة إلا مع ذي محرم. فقام رجل فقال: يارسول الله إمراتى خرجت حاجة واكتـتبت فى غزوة كذا وكذا. قال ارجع فحج مع إمرأتك. ( رواه البخارى).

Artinya :
“Nabi Saw bersabda:“Janganlah sekali-kali seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita saja, kecuali ia bersama muhrimnya”, lantas ada seorang laki-laki berdiri seraya berkata: Ya Rasulallah, istriku keluar menunaikan ibadah haji, sedangkan saya terkena kuwajiban mengikuti peperangan ini. Beliau bersabda: “kembalilah! Dan tunaikan haji bersama istrimu”,


2. Shahih Muslim dalam Syarah al-Sanusi, jilid 4, hal. 435, no. hadis 424:

حدثنا أبو بكر بن أبى شيبة وزهير بن حرب كل هما عن سفيان. قال أبو بكر: حدثنا سفيان بن عينة. حدثنا عمرو بن دينار عن أبى معبد قال: سمعت إبن عباس يقول: سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يخطب يقول: لايخلون رجل بإمرأة إلا مع ذو محرم. ولاتسافر المرأة إلا مع ذى محرم. فقال رجل فقال يارسول الله إن أمرأتى خرجت حاجة وأنى اكـتـتبت فى غزوة كذا وكذا. قال انطلق فحج مع أهلك. ( رواه المسلم).



Artinya :
“Diriwayatkan oleh Abu Ma’bad, ia berkata: saya pernah mendengar Ibn Abbas berkata: Saya pernah mendengar Nabi Saw berpidato: “janganlah sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita saja, kecuali ia bersama muhrimya. Tiba-tiba seorang laki-laki bangkit berdiri dan berkata: Ya Rasulallah, sesungguhnya istriku bepergian untuk menunaikan ibadah haji, sedangkan aku terkena kuwajiban mengikuti peperangan ini. Beliau bersabda: “Berangkatlah dan tunaikanlah haji bersama istrimu”.


Uraian Tentang Hadits

Hadits ini diperoleh dari beberapa sumber, sesuai dengan yang tertera di dalam kitab Mu’jam al-Mufahras Li al-Fadz al-Hadis, yaitu di dalam kitab shahih bukhari, di dalam bab نكاح hadits-111 dan 112. dan di dalam kitab shahih muslim, di dalam bab الحج hadits ke 424.

Dalam hal ini, didalam beberapa hal tentang hadits tersebut, yang paling terkemuka dan menonjol adalah hadits didalam kitab shahih bukhari Bab نكاح hadits-112. dan di dalam shahih muslim, bab الحج hadits-424, sesuai yang tertera didalam kitab Mu’jam al-Mufahras Li al-Fadz al-Hadis.

Di bagian Sanad hadits, hadits tersebut Mutawatir, dan juga tidak banyak terdapat perbedaan didalam sanad masing-masing perawi hadits.

Didalam kitab Shahih Bukhari, susunan sanad haditsnya yaitu :
-على بن عبد الله (sebagai sanad pertama dan perawi kelima)
-سفيان(sebagai sanad kedua dan perawi keempat)
-عمرو(sebagai sanad ketiga dan perawi ketiga)
-أبي معبد(sebagai sanad keempat dan perawi kedua)
-إبن عباس(sebagai sanad kelima dan perawi pertama)
-النبي صلى الله عليه وسلم(sebagai sumber hadits)
Sedangkan di dalam kitab Shahih Muslim, susunan sanad haditsnya, yaitu :
-أبو بكر بن أبى شيبة(sebagai sanad pertama dan perawi kedelapan) -زهير بن حرب(sebagai sanad kedua dan perawi ketujuh)
-سفيان(sebagai sanad ketiga dan perawi keenam)
-أبو بكر(sebagai sanad keempat dan perawi kelima)
-سفيان بن عينة(sebagai sanad kelima dan perawi keempat)
-عمرو بن دينار(sebagai sanad keenam dan perawi ketiga)
-أبى معبد(sebagai sanad ketujuh dan perawi kedua)
-إبن عباس(sebagai sanad kedelapan dan perawi pertama)
-النبي صلى الله عليه وسلم(sebagai sumber hadits)
Dilihat dari segi Matannya, hadits Riwayat Muslim jauh lebih lengkap uraian isinya dibandingkan daripada hadits Riwayat Bukhari, yang rincian ceritanya lebih jelas, runtut dan padu. Derajat kedua-dua hadits ini diatas adalah shahih.


2. Hadits Tentang Hati

- Hadits riwayat Sunan An-Nasa’i di dalam bab جهاد hadits ke 8, yang ada di dalam kitab Mu’jam al-Mufahras Li al-Fadz al-Hadis :

اخبرنا عيسى بن حماد قال: حدثنا الليث عن ابن عجلان عن سهيل بن ابي صالح عن ابيه عن ابي هريرة ان الرسول الله صلى الله عليه وسلم قال: لايجتمعان في النار مسلم قتل كافرا ثم سداد وقارب ولايجتمعان في جوف مؤمن غبار في سبيل الله وفيح جهنم ولايجتمعان في قلب عبد الإيمان والحسد.
(رواه النسائي)

Artinya :
“Diriwayatkan oleh abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : tidak berkumpul dua hal didalam neraka orang-orang muslim yang telah membunuh orang-orang kafir yang kemudian menyambut/membenarkan dan mendekatinya, dan tidak pula berkumpul dua hal di dalam rongga seorang mukmin daripada debu dalam perang Sabilillah dan bara api neraka, dan tidak pula berkumpul dua hal di dalam hati seorang hamba daripada iman dan Hasad (kedengkian)”. (HR. An-Nasa’i)

Uraian Tentang Hadits

Hadits ini diperoleh dari hadits riwayat Sunan An-Nasa’i di dalam Bab جهاد hadits ke 8, yang nomor dan namanya sesuai dengan yang tertera di dalam kitab Mu’jam al-Mufahras Li al-Fadz al-Hadis.

Pada bagian hadits tersebut, yang isi matannya masalah :
لايجتمعان في قلب عبد الإيمان والحسد. Dalam kitab sunan an-nasa’i, Bab جهاد, Hadits-8. dalam hal hadits hanya didapati satu hadits saja yang tertera di kitab Mu’jam al-Mufahras Li al-Fadz al-Hadis. Dan tidak ada perbandingan yang lain dengan perawi-perawi hadits lainnya. Ini hanya didapati hadits tersebut di dalam kitab Sunan An-Nasa’i.

Hadits di dalam kitab sunan An-Nasa’i susunan sanadnya yaitu :
-عيسى بن حماد (sebagai sanad pertama dan perawi keenam)
-الليث(sebagai sanad kedua dan perawi kelima)
-ابن عجلان (sebagai sanad ketiga dan perawi keempat)
-سهيل بن ابي صالح(sebagai sanad keempat dan perawi ketiga)
-ابيه(sebagai sanad kelima dan perawi kedua)
-ابي هريرة(sebagai sanad keenam dan perawi pertama)
-الرسول الله صلى الله عليه وسلم (sebagai sumber hadits)

Hadits tersebut bagian matannya/isinya menguraikan masalah hati, dan masalah persamaan matan hadits, tidak ada uraiannya yang persis pada hadits-hadits yang lain, baik Shahih Bukhari, Shahih Muslim, sunan Ibnu Majah, dan lainnya. Maka oleh karena itu hadits ini hanya didapati dalam kitab sunan An-Nasa’i berdasarkan keterangan yang tertera dalam kitab Mu’jam al-Mufahras Li al-Fadz al-Hadis. Dan derajat hadits ini adalah Hasan Shahih.



3. Hadits Tentang Macam-Macam Zina Bagi Anggota Tubuh

- Didalam kitab Shahih Bukhari, Bab استئذان Hadits -12 :

حدثنا الحميدى حدثنا سفيان عن ابن طاوس عن ابيه عن ابن عباس رضي الله عنهما قال لم أر شيئا اشبه باالأمم من قول ابي هريرة حدثني محمود اخبرنا عبد الرزاق اخبرنا معمر عن ابن طاوس عن ابيه عن ابن عباس قال ما أرأيت شيئا أشبه باالأمم مما قال ابو هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم: ان الله كتب على ابن ادم حظه من الزنا أدرك ذلك لامحالة, فزنا العين النظر, وزنا اللسان المنطق والنفس تمنى تشتهى والفرج يصدق ذلك كله ويكذبه.
(رواه البخاري)
Artinya :
“Diriwayatkan dari ibnu abbas berkata: sesuatu yang telah aku lihat akan sesuatu yang menyerupainya dengan umat-umat daripada sesuatu yang telah dikatakan oleh abu hurairah dari pada Nabi SAW bersabda: sesungguhnya Allah telah menetapkan anak Adam celahnya daripada zina, tahukah engkau akan hal itu akan sesuatu yang tidak ada kesempatan baginya. Maka zina mata pada pandangan, dan zina lidah dalam pembicaraan, dan jiwa yang bercita-cita pada keinginannya, dan kemaluanlah (faraj) yang membenarkan itu semua dan yang mendustakannya”. (HR. Bukhari).


- Didalam Kitab Shahih Muslim Bab قدر Hadits -21:

حدثنا إسحاق بن منصور اخبرنا ابو هشام المخزمي حدثنا وهيب حدثنا سهيل بن ابي صالح عن أبيه, عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: كتب على ابن ادم بصيبه من الزنى, ماأدرك ذلك لامحالة, فاالعينان زناهما النظر, والأذنان زناهما الإستماع, واللسان زناه الكلم, واليد زناها البطش, والرجل زناها الخطا, والقلب يهوى ويتمنى ويصدق ذلك الفرج ويكذب. (رواه مسلم)

Artinya:
“Diriwayatkan dari abu hurairah, daripada nabi SAW, bersabda: telah ditetapkan diatas anak adam bahagiannya daripada zina, apa yang engkau ketahui hal itu tidak ada celah baginya, maka zina kedua mata pada pandangan, dan zina kedua telinga pada pendengaran, dan zina lisan (lidah) pada pembicaraan, dan zina kedua tangan dalam memegang, dan zinanya kaki dalam berjalan, dan hati berkeinginan dalam cita-cita, dan yang membenarkan sedemikian adalah faraj (kemaluan), dan yang mendustakannya”. (HR. Muslim).

- Dalam kitab sunan Ahmad Ibnu Hanbal juz 2, halaman 276 :

حدثنا عبد الله حدثنى أبى حدثنا عبد الرزاق حدثنا معمر عن إبن طاوس عن أبيه عن إبن عباس قال مارأيت شيأ أشبه بالأمم مما قال أبو هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم, إن الله عزوجل كتب على إبن ادم حظه من الزنا أدركه لامحالة وزنا العين النظر وزنا اللسان النطيق والنفس تمنى تشتهى والفرج يصدق ذلك أو يكذبه. (رواه أحمد إبن حنبل)

Artinya :
“Diriwayatkan oleh abu hurairah, daripada Nabi SAW, bersabda : sesunguhnya Allah Azza Wajalla telah menetapkan diatas anak Adam akann bahagiannya daripada zina, tahukah engkau akan dia-nya (zina) tidak ada celah (helaan),, dan zina mata pada penglihatan, dan zina lidah (lisan) pada pembicaraan, dan jiwa bercita-cita pada keinginan, dan faraj yang membenarkan sedemikian atau mendustakannya”. (HR. Ahmad Ibnu Hanbal).



Uraian Tentang Hadits

Hadits ini diperoleh dari berbagai sumber hadits lainnya. Sesuai dengan yang ada di dalam kitab Mu’jam al-Mufahras Li al-Fadz al-Hadis. Dimana dalam kitab tersebut menuliskan berbagai bagian hadits di berbagai kitab periwayatan. Bagian hadits ini yang bertema masalah Berbagai Macam Zina Anggota Tubuh, masing-masing didapat dalam kitab sunan Ahmad Ibnu Hanbal juz 2, halaman 276 dan halaman 329. dan didalam kitab shahih bukhari, bab استئذان hadits -12, dan bab قدر hadits -9, dan juga didalam kitab shahih muslim bab قدر hadits -20 dan -21.

Bagian hadits ini yang paling banyak menonjol dan terkemuka adalah hadits yang diriwayatkan oleh bukhari, bab استئذان hadits -12 dan hadits riwayat muslim, bab قدر hadits -21.

Perbandingan di bidang Sanad diantara ketiga periwayat hadits, hanya sedikit perbedaannya antara satu perawi hadits dengan perawi hadits lainnya. Diantara perbedaannya yaitu pada :

Sesuai dengan kitab Shahih Bukhari, susunan sanadnya yaitu:
-الحميدى(sebagai sanad pertama dan perawi keenam)
-سفيان(sebagai sanad kedua dan perawi kelima)
-ابن طاوس(sebagai sanad ketiga dan perawi keempat)
-ابيه(sebagai sanad keempat dan perawi ketiga)
-ابن عباس(sebagai sanad kelima dan perawi kedua)
-ابي هريرة(sebagai sanad keenam dan perawi pertama)
-النبي صلى الله عليه وسلم(sebagai sumber hadits)

Sedangkan didalam kitab Shahih Muslim, susunan sanadnya yaitu:
-إسحاق بن منصور(sebagai sanad pertama dan perawi keenam)
-ابو هشام المخزمي(sebagai sanad kedua dan perawi kelima)
-وهيب(sebagai sanad ketiga dan perawi keempat)
-سهيل بن ابي صالح(sebagai sanad keempat dan perawi ketiga)
-أبيه(sebagai sanad kelima dan perawi kedua)
-أبي هريرة(sebagai sanad keenam dan perawi pertama)
-النبي صلى الله عليه وسلم(sebagai sumber hadits)

Serta didalam kitab Musnad imam Ahmad Ibnu Hanbal, susunan sanadnya yaitu:
-عبد الله(sebagai sanad pertama dan perawi kedelapan)
-أبيه(sebagai sanad kedua dan perawi ketujuh)
-عبد الرزاق(sebagai sanad ketiga dan perawi keenam)
-معمر(sebagai sanad keempat dan perawi kelima)
-إبن طاوس(sebagai sanad kelima dan perawi keempat)
-أبيه(sebagai sanad keenam dan perawi ketiga)
-إبن عباس(sebagai sanad ketujuh dan perawi kedua)
-أبو هريرة(sebagai sanad kedelapan dan perawi pertama)
-النبي صلى الله عليه وسلم(sebagai sumber hadits)
Akan tetapi persamaan Sanad diantara ketiga periwayatan hadits ini terletak pada sumber hadits dan pada sanad kedelapan yaitu perawi pertama dan sanad ketujuh yaitu perawi kedua, yaitu Abu Hurairah dan Ibnu Abbas (hanya pada shahih bukhari dan sunan Ahmad Ibnu Hanbal). Sedangkan pada shahih muslim kesamaannya hanya pada sanad kedelapan, yaitu perawi pertama adalah Abu Hurairah.

Di bagian Matan hadits / isi hadits. Hadits yang diriwayatkan oleh Shahih Muslim-lah yang lebih lengkap dan jelas penerangan bagian-bagian zina anggota tubuhnya. Dan hadits Muslim juga sebagai penyempurna matan-matan hadits lainnya. Bunyi matan hadits antara Riwayat Bukhari dan Musnad Ahmad Ibnu Hanbal, diantara keduanya lebih banyak persamaan daripada perbedaannya. Derajat ketiga-tiga periwayatan hadits diatas adalah Shahih.

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM = = = = metodologi study islam -

Metodologi Studi Islam




Karakteristik
ajaran
islam




DISUSUN OLEH :


KELOMPOK V

MUHAMMAD TSABIRIN ( 220 818 011 )
ZULFAHMI ( 220 817 955 )














FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JAMI’AH AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2009







DAFTAR ISI .............................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN .. 1

BAB II PEMBAHASAN
KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM...................................................3
A. DALAM BIDANG AGAMA................................................................3
B. DALAM BIDANG IBADAH................................................................4
C. BIDANG AQIDAH...............................................................................4
D. BIDANG ILMU DAN KEBUDAYAAN..............................................5
E. BIDANG PENDIDIKAN......................................................................6
F. BIDANG SOSIAL.................................................................................6
G. DALAM BIDANG KEHIDUPAN EKONOMI....................................7
H. DALAM BIDANG KESEHATAN........................................................7
I. DALAM BIDANG POLITIK................................................................8
J. DALAM BIDANG PEKERJAAN....................................................... 9
K. ISLAM SEBAGAI DISIPLIN ILMU..................................................10

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 11

DAFTAR PUSTAKA 12







BAB I
PENDAHULUAN

Al-Qur'an adalah kitab terakhir yang Allah turunkan bagi semua manusia. Setiap orang yang hidup di bumi wajib mempelajari Al-Qur'an dan melaksanakan perintah-perintahnya. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mempelajari ataupun melaksanakan apa yang Allah perintahkan dalam Al-Qur'an kendatipun mereka menerimanya sebagai sebuah kitab yang diwahyukan. Ini adalah akibat dari belum memikirkan tentang Al-Qur'an tetapi sekedar mengetahui dari informasi yang didapat dari sana sini. Sebaliknya, bagi orang yang berpikir, Al-Qur'an memiliki kedudukan dan peranan yang sangat besar dalam kehidupannya.

Di antara ukuran yang perlu kita rujuk kembali dalam menjelaskan apa yang paling benar untuk kita perhatikan dan dahulukan ialah perhatian terhadap isu-isu yang diperhatikan oleh al-Qur'an .
Kita selayaknya mengetahui apa yang sangat dipedulikan oleh al-Qur'an dan sering diulang-ulang di dalam surat dan ayat-ayatnya, dan apa pula yang ditegaskan dalam perintah dan larangannya, janji dan ancamannya. Itulah yang harus diprioritaskan, didahulukan, dan diberi perhatian oleh pemikiran, tingkah laku, penilaian, dan penghargaan kita.
Yaitu seperti keimanan kepada Allah SWT, kepada para nabi-Nya, hari akhirat, pahala dan siksaan, surga dan neraka.

Contoh lainnya yaitu pokok-pokok ibadah dan syiar-syiarnya, mendirikan shalat dan membayar zakat, puasa, haji, zikir kepada Allah, bertasbih, tahmid, istighfar, tobat, tawakkal kepada-Nya, mengharapkan rahmat dan takut terhadap azab-Nya, syukur kepada nikmat-nikmat-Nya, bersabar terhadap cobaan-Nya, dan ibadah-ibadah batiniah, serta maqam-maqam ketuhanan yang tinggi.

Dan juga pokok-pokok keutamaan, akhlak yang mulia, sifat-sifat yang baik, kejujuran, kebenaran, kesederhanaan, ketulusan, kelembutan, rasa malu, rendah hati, pemurah, rendah hati terhadap orang-orang yang beriman dan berbesar hati menghadapi orang kafir, mengasihi orang yang lemah, berbuat baik terhadap kedua orangtua, silaturahim, menghormati tetangga, memelihara orang miskin, anak yatim dan orang yang sedang dalam perjalanan.
Kita juga perlu mengetahui isu-isu yang tidak begitu diberi perhatian oleh Islam kecuali sangat sedikit, misalnya masalah Isra' Nabi saw. Al-Qur'an hanya membicarakannya dalam satu ayat saja, berbeda dengan peperangan yang dibicarakan oleh al-Qur'an di dalam satu surat penuh.
Itulah sebenarnya ukuran yang benar, karena sesungguhnya al-Qur'an merupakan tiang agama, landasan dan sumber Islam; dengan sunnah Nabi saw yang berfungsi sebagai pemberi penjelasan dan keterangannya. Allah SWT berfirman:
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًاكَبِيرًا.
Artinya: "Sesungguhnya al-Qu'ran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal salih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar." (al-Isra,:9)

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
Artinya: "... Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri." (an-Nahl: 89)

Pemahamannya yaitu, Sesungguhnya al-Qur'an memberikan penjelasan mengenai pokok ajaran agama yang kokoh. Tidak ada satu pokok ajaran agama yang sifatnya sangat umum dan diperlukan oleh kehidupan Islam kecuali pokok ajaran ini telah ditanamkan kuat oleh al-Qur'an, baik secara langsung maupun tidak. Khalifah kita yang pertama pernah berkata, "Kalau aku kehilangan 'kendali unta' maka aku dapat menemukannya di dalam kitab Allah."







BAB II
PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM

Pemikiran para ilmuwan islam dengan mempergunakan berbagai pendekatan, ini digunakan sebagai bahan untuk mengenal karakteristik ajaran islam. Tidak mencoba memperdebat antara satu dengan yang lainnya, melainkan lebih mencari sisi-sisi persamaannya untuk kemaslahatan umat pada umumnya dan untuk keperluan studi islam pada khususnya.
Dari berbagai sumber lainnya, dapat diketahui bahwa islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat diketahui melalui konsepsinya dalam berbagai hal sebagai berikut :

A. DALAM BIDANG AGAMA
Melalui karyanya berjudul Islam Doktrin dan Peradaban, Nur Cholis Majid banyak berbicara tentang karektaristik ajaran islam dalam bidang agama. Menurutnya bahwa dalam bidang agama islam mengakui adanya pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis adalah aturan Tuhan ( Sunnah Allah ) yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau diingkari.
Karakteristik ajaran islam dalam bidang agama ter sebut disamping mengakui adanya pluralisme sebagai suatu kenyataan ,juga mengakui adanya universalisme, yakni mengajarkan kepercayaan kepada tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik , dan mengajak kepada keselamatan.Inilah yang selanjutnya dapat dijadikan landasan untuk membangun konsep toleransi dalam beragama.Dalam hubungan ini H.M. Quraish Shihab mengatakan bahwa dengan mengali ajaran-ajaran agama, meniggalkan fanatisme buta, serta berpijak pada kenyataan, jalan akan dapat dirumuskan.
Dengan demikian , karakteristik agama islam dalam visi keagamaannya bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan, dan saling menghargai karena dalam pluritas agamaterdapat unsure kesamaan yaitu pengabdian kepada Tuhan.

B. DALAM BIDANG IBADAH
Karakteristik ajaran islam selanjutnya dapat dikenal melalui konsepsinya dalam bidang ibadah. Secara harfiah ibadah berarti manusia kepada Allah S.W.T, karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid. Majelis Tarjih Muhammadiyah dengan agak lengkap mendefinisikan ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, dan mengamalkan segala yang diizinkan-Nya.Ibadah ada yang umum dan ada yang khusus. Ynag umum ialah segala amalan yang diizinkan Allah, sedangkan yang khusus ialah segala yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya, tingkat, dan cara-caranya yang tertentu.
Ibadah yang dibahas dalam bidang ini adalah ibadah dalam arti khusus.Ketentuan ibadah dalam bidang initermasuk salah satu ajaran islam dimana akal manusia tidak perlu ikut campur tangan, melainkan hak dan otoritas tuhan sepenuhnya. Kedudukan manusia dalam hal ini mematuhi, mentaati, melaksanakan dan menjalankannya dengan penuh ketundukan kepada tuhan, dan sebagai bukti pengabdian rasa terima kasih kepada Allah.SWT.Hal demikian menurut Ahmad Amin dilakukan sebagai arti dan pengisian dari makna islam, yaitu bersearah diri, patuh dan tunduk guna mendapatkan kedamaian dan keselamatan.
Dengan demikian visi islam tetang ibadah adalah merupakan sifat, jiwa, dan misi ajaran islam itu sendiriyang sejalan dengan tugas penciptaan manusia, sebagai mahkluk yang hanya diperintahkan agar beribadah kapadaNya.

C. BIDANG AQIDAH
Ajaran Islam sebagai mana dikemukakan Maulana Muhammad Ali, dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu bagian teori ynang lazim disebut rukun iman, dan bagian praktik yang mencakup segala yang harus dikerjakan oleh orang islam, yakni amalan-amalan yang harus dijadikan pedoman hidup.Jamil Shaliba mengartikan aqidah adalah penghubung dua sudut sehingga bertemu dan bersambung secara kokoh.
Karakteristik islam yang dapat diketahui melalui bidan aqidah ini adalahbahwa aqidah islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Yang diyakini dan diakui sebagai tuhan yang wajib disembah hanyalah Allah. Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh diberikan kepada yang lain , karena akan berakibat musyrik yang berdampak pada motivasi kerja yang tidak sepenuhnya didasarkan pada panggilan Allah.dalam prosesnya , keyakinan harus langsung, tidak boleh tidak boleh melalui perantara.
Aqidah dalam Islam selanjutnya harus brpengaruh kedalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai aktivitas tersebut bernilai ibadah.Dalam hubungan ini yusuf AL Qardhawi mengatakan bahwa iman dalam arti sebenarnya adalah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.Dengan demikian Aqidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati, melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam bertingkahlaku,serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal shaleh.

D. BIDANG ILMU DAN KEBUDAYAAN
Karakteristik ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Dari satu segi Islam terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan dengan itu Islam juga selektif, yakni tidak begitu saja menerima semua jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilimu dan kebudayaan yang sejalan dengan islam.Dalam bidan ilimu dan teknologi Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk bersikap terbuka.Bagaimanapun Islam merupakan sebuah paradigma terbuka.Ia merupakan mata rantai peradaban dunia.
Banyak contoh yanag dapat dijadiakan bukti tentang peranan islam sebagai mata rantai peradaban dunia. Islam misalnya mengembangkan matematika India, ilmu kedokteran dari Cina, system pemerintahan dari Persia, Logika yunani, dan sebagainya.
Karakteristik Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan Kebudayaan tersebut dapat pula dilihat dari 5 ayat pertama surat Al-Alaq yang diturunkan Tuhan kepada nabi Muhammad SAW. Pada ayat tersebut terdapat kata Iqra’ yang diulang sebnyak dua kali. Kata tersebut menurut A. Baiquni selain berarti membaca dalam art biasa, juga berarti menelaah, mengopservasi, membandingkan, mengukur, mendeskripsi, menganalisis, dan penyimpulan secara induktif. Semua cara tersebut dapat digunakan dalam proses mempelajari sesuatu.Hal ini merupakan salah satu cara untuk mengembangkan Ilmu pengetahuan. Islam demikian kuat mendorong manusia agar memiliki ilmu pengetahuan denagan cara mengunakan akalnya untuk berpikir, merenung, dab sebagainya. Demikian pentingnya ilmu ini hingga Islam memandang bahwa orang menuntut ilmu sama nilainya dengan jihad di jalan Allah SWT.

E. BIDANG PENDIDIKAN
Sejalan dengan bidan ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut diatas, Islam juga memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan. Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang(education for all), laki-laki dan perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam bidang pendidikan islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan , kurikulum, guru, metode, sarana dan lain sebagainya. Semua aspek dalam bidang pendididikan ini dapat dipahami dari kandungan Surat Al Alaq sebagai mana disebut diatas.Didalam Al qur’an dapat dijumpai berbagai metode pendidikan seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman , nasehat, dan sebagainya. Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, dan dimaksudkan demikian agar pendidikan tidak membosankan anak didik.

F. BIDANG SOSIAL
Selanjutnya karakteristik ajaran Islam dapat dari ajaranya di bidang Sosial.Ajaran Islam di Bidang ini termasuk yang paling menonjol karena seluruh bidan ajaran Islam sebagai mana telah disebtutkan diatas pada akhirnya ditujukan untuk kesejahteraan manusia. Namun khusus dalam bidang social ini, Islam menjunjung tinggi tolong- menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa dan kebersamaan.
Islam adalah agama yang menjadikan seluruh bumi ini mesjid, tempat mengabdi kepada Allah. Muamalah jauh lebih luas dari pada ibadah (dalam arti khusus). Hal demikian dapat dilihat bila urusan ibadah bersamaan waktunya dengan urusan social yang penting, maka ibadah boleh diperpendek atau ditangguhkan (diqashar atau dijama’).
Orang yang berbuat zalim yidak akan hilang dosanya dengan membaca zikir seribu kali. Bahkan dari beberapa keterangan, kita mendapat kesan bahwa ibadah ritual tidak diterima Allah bila pelakunya melanggar norma-norma muamalah.


G. DALAM BIDANG KEHIDUPAN EKONOMI
Karakteristik ajaran islam dapat dipahami dari konsepsinya dalam bidang kehidupan. Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupa akhirat dan kehidupan akhirat dicapai dengan dunia. Sebagaimana dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ibn Mubarak yang artinya : Bukanlah termasuk orang yang baik diantara kamu adalah orang yang meninggalkan dunia karena mengejar kehidupan akhirat, dan orang yang meninggalkan akhirat karena mengejar kehidupan dunia. Orang yang baik adalah orang yang meraih keduanya secara seimbang, karena dunia adalah alat menuju akhirat, dan jangan dibalik yakni akhirat dikorbankan untuk urusan dunia.
Mengenai hal tersebut didalam islam, secara tidak langsung menolak kehidupan yang bercorak sekularistik, yaitu kehidupan yang memisahkan antara urusan dunia dengan urusan agama. Agama harus terlibat dalam mengatur kehidupan dunia.
Mengenai hal ini, perlu dimiliki pandangan kosmologis yang didasarkan pada pandangan teologi yang benar. Dalam teologi islam, bahwa alam raya dengan segala isinya sebagai ladang untuk mencari kehidupan adalah sesuatu yang suci dalam arti tidak haram untuk dimanfaatkan.

H. DALAM BIDANG KESEHATAN
Ajaran islam dalam hal ini berpedoman pada prinsip pencegahan lebih diutamakan daripada penyembuhan. Dalam bahasa Arab berbunyi : al-waqiyah khir min al-‘ilaj. Berkenaan dengan konteks kesehatan ini ditemukan sekian banyak petunjuk kitab suci dan Sunnah Nabi Saw. Yang pada dasarnya mengarah pada upaya pencegahan.
Untuk menuju pada usaha pencegahan tersebut, islam menekankan segi kebersihan lahir dan batin. Kebersihan lahir dapat mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal ,lingkungan sekitar, dan sebagainya, pernyataan ini juga sudah terdapat dalam firman Allah Swt :

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ.
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri. (QS. Al-baqarah: 222)

Sebagaimana dalam pernyataan firman Allah tersebut bahwa; Bertaubat akan menghasilkan kesehatan mental, sedangkan kebersihan lahiriyah menghasilkan kesehatan fisik. Dalam firman Allah juga menyatakan :

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ. وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ.
Artinya: “dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, (QS. Al-mudatsir: 4-5)
Anjuran dan perintah tersebut berdampingan dengan perintah menyampaikan ajaran agama dan membesarkan nama Allah Swt.

I. DALAM BIDANG POLITIK
Sebagaimana dalam firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 59 berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا.
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa’ : 59)

Dalam ayat tersebut menyatakan bahwa perintah menaati ulil amri yang penafsirannya kepada penguasa dibidang politik, pemerintahan dan negara. Islam menghendaki suatu ketaatan kritis, yaitu ketaatan yang didasarkan pada barometer kebenaran dari tuhan. Jika pemimpin tersebut tetap beristiqamah pada tuuntutan Allah dan Rasul-Nya maka wajib ditaati. Dan juga sebaliknya. Bila bertolak belakang dengan ajaran islam maka pemimpin tersebut boleh dikritik dan diberi saran dengan benar. Dan jika cara tersebut tidak tolerir oleh pemimpin tersebut, boleh saja untuk tidak menuruti apa saja perintahnya.
Setiap bangsa boleh saja menentukan bentuk negaranya masing-masing sesuai seleranya. Namu, yang terpenting untuk pemerintahan tersebut harus digunakan sebagai alat untuk menegakkan keadilan, kemakmeran kesejahteraan, keamanan, kedamaian, dan ketentraman masyarakat.

J. DALAM BIDANG PEKERJAAN
Dalam bagian ini, islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah Swt. Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki islam adalah kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah Swt. islam tidak menekankan pada banyaknya pekerjaan , tetapi pada kualitas manfaat kerja. Sebagaimana dalam firman Allah Swt :

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا.
Artinya: ” Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. (QS. Al-Mulk: 2)

Dalam ayatt tersebut menjelaskan bahwa siapakah yang paling baik amalnya, dan bukan yang paling banyak amalnya. Nabi Muhammad Saw mengingatkan kepada umatnya bahwa orang yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Dalam menghasilkan pekerjaan yang bermutu, islam memandang kerja yang dilakukan adalah kerja profesional, yaitu kerja yang didukung ilmu pengetahuan , keahlian, pengalaman, kesungguhan, dan sebagainya. Suatu pekerjaan yang diserahkan bukan pada ahlinya tunggulah kehancurannya. Demikian peringatan Nabi Muhammad Saw.

K. ISLAM SEBAGAI DISIPLIN ILMU
Sebagaimana dalam berbagai bidang dalam kehidupan, islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu ilmu keislaman. Disiplin ilmu keislaman mencakup ilmu kalam, ilmu hadits, filsafat, tasawuf, hukum islam, dan sebagainya.
Dalam hal ini islam sebenarnya mempunyai aspek teologi, aspek ibadah, aspek moral, aspek sejarah/ kebudayaan dan sebagainya. Islam juga sebagai agama yang mengajarkan perdamaian, toleransi, terbuka, kebersamaan, demokratis, adil, memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah sosial kemasyarakatan, mengutamakan pencegahan daripada penyembuhan dalam bidang kesehatan dengan cara memperhatikan segi kesehatan jasmani, pakaian, makanan, tempat tinggal, lingkungan, dan sebagainya.
Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu keislaman dengan berbagai cabangnya. Karakteristik islam yang demikian ideal itu masih belum seluruhnya dijumpai dalam kenyataan umatnya. Antara ajaran islam yang ideal dan kenyataan umatnya yang demikian itu, masih ada kesenjangan hal ini memerlukan pemecahan, antara lain dengan merumuskan kembali metode dan pendekatan dalam memahami islam.


















BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN :
- Karakteristik ajaran islam dapat dikaji dalam berbagai aspek, yaitu:
1. Dalam bidang agama
2. Dalam bidang ibadah
3. Bidang aqidah
4. Bidang ilmu dan kebudayaan
5. Bidang pendidikan
6. Bidang sosial
7. Dalam bidang kehidupan ekonomi
8. Dalam bidang kesehatan
9. Dalam bidang politik
10. Dalam bidang pekerjaan
11. Islam sebagai disiplin ilmu

- Hal ini dapat dipahami bahwa, Sesungguhnya al-Qur'an memberikan penjelasan mengenai pokok ajaran agama yang kokoh. Tidak ada satu pokok ajaran agama yang sifatnya sangat umum dan diperlukan oleh kehidupan Islam kecuali pokok ajaran ini telah ditanamkan kuat oleh al-Qur'an, baik secara langsung maupun tidak.

- Pemikiran para ilmuwan islam dengan mempergunakan berbagai pendekatan, kebanyakan digunakan sebagai bahan untuk mengenal karakteristik ajaran islam. Tidak mencoba memperdebat antara satu dengan yang lainnya, melainkan lebih mencari sisi-sisi persamaannya untuk kemaslahatan umat pada umumnya dan untuk keperluan studi islam pada khususnya.




DAFTAR PUSTAKA


Abdullah, Taufiq dan M.Rusli Karim. 2004. Metodologi Penelitian Agama. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Al-Su’ud, Fadh bin Abdul Aziz. 2005. Al-Qur’anul Karim wa Tarjamatu Ma’aniyah ilal Lughatul Indunisiyyah. Madinah Munawwarah: Qur’an compleks.
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. 2006. Prinsip Dasar Islam Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah. Jawa Barat: Pustaka At-Taqwa.
Muhaimin, dkk. 2005. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta : Kencana.
Nata, Abuddin.H. 2009. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG RISALAH (Q.S, AN-NAHL: 36) DAN (Q.S, AL-JUMU’AH: 2 ) = = = Mata kuliah TAFSIR-

TAFSIR




TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG RISALAH
(Q.S, AN-NAHL: 36)
DAN
(Q.S, AL-JUMU’AH: 2 )





DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV

MUHAMMAD TSABIRIN ( 220 818 011 )
FAZLIAH ( 220 818 009 )


DOSEN PEMBIMBING :
TGK. M. WAHYU MIMBAR S.Pd,i











FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JAMI’AH AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2009





KATA PENGANTAR
بِــسْـمِ اللهِ الرَّحْـمَنِ الرَّحِـيْمِ

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kemudian shalawat dan salam kami sanjungkan ke pangkuan Nabi Besar Muhammad SAW, yang dengan izin Allah telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu bahan penunjang materi pembelajaran “Ilmu Tafsir”. Melalui makalah ini kami mencoba memberikan definisi dan pembahasan mengenai “Tafsir Ayat-Ayat Tentang Risalah (Q.S. An-Nahl(36) dan Al-Jumu’ah(2))” dari beberapa sumber yang berbeda.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Tgk. M. Wahyu Mimbar S.Pd,i , atas kesediaan beliau untuk menjadi Dosen Pembimbing kami, dan kepada teman-teman sekalian yang selalu membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca semua. Sebagai manusia biasa, kami meminta maaf atas ketidaksempurnaan makalah ini. Oleh karena itu pula, kritik dan saran dari para pakar, senior, teman sejawat, dan pembaca lainnya akan kami terima dengan senang hati.


Wassalam

(Penulis)






DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ....1

BAB II PEMBAHASAN
A. Surat An-Nahl ayat 36 …………………………………………………3
- Pembahasan Tafsir Surat An-Nahl ayat 36……………………..………..3
B. Surat Al-Jumu’ah ayat 2......................................................................... 5
- Pembahasan Tafsir Surat Al-Jumu’ah ayat 2.............................................6


BAB III PENUTUP
Kesimpulan ... 9

DAFTAR PUSTAKA . 10









BAB I
PENDAHULUAN

Sebagaimana yang terkandung dalam surat An-Nahl(36) dan Al-Jumu’ah(2) menerangkan tentang inti daripada penyampaian Risalah. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini banyak mengandung masalah kenabian, ketuhanan, dan peribadatan terhadap Allah Swt Ilmu taubat adalah ilmu yang penting, bahkan urgen. Keperluan atas ilmu itu amat mendesak, terutama dalam zaman kita ini. Karena manusia telah banyak tenggelam dalam dosa dan kesalahan. Mereka melupakan Allah SWT sehingga Allah SWT membuat mereka lupa akan diri mereka. Banyak sekali godaan untuk melakukan kejahatan, dan banyak pula penghalang manusia untuk melakukan kebaikan.
Beragam cara dipergunakan untuk menghalangi manusia dari jalan Allah SWT. Beragam media setan, perangkat canggih, yang dapat dibaca, didengar (audio), dan disaksikan ( visual ) dimanfaatkan untuk tujuan itu. Semua itu dilakukan oleh setan-setan yang berada dalam negeri kita, maupun yang berada di luar. Diperkuat oleh jiwa dan nafsu ammarah bis su, yang mengajak kepada keduniawian, melupakan maut dan perhitungan akhirat, neraka dan surga, dan melenakkan diri dari mengingat Allah SWT. Sehingga mereka meninggalkan salat dan mengikuti hawa nafsu. Melanggar janji yang telah ditekan bersama Allah SWT. Melewati batas-batas yang telah digariskan oleh Allah SWT, dan menabrak hak-hak manusia. Dengan tenang mereka memakan harta manusia dengan kebatilan. Dan tidak memperdulikan lagi dari mana harta yang ia dapatkan: dari barang dan cara yang halal atau haram.
Manusia amat membutuhkan orang yang memberi peringatan dan berteriak kepada mereka: Bangkitlah dari mabuk kalian, bangunlah dari tidur kalian, berjalanlah di jalan yang lurus, bertaubatlah kepada Rabb kalian, sebelum datang hari yang padanya tidak bermanfaat lagi harta dan sanak keluarga, kecuali mereka yang datang kepada Allah SWT dengan hati bersih.
Dalam struktur diri manusia tersimpan dua kecenderungan. Dan setiap orang, jika ditelusuri nasabnya akan sampai kepada: malaikat, Adam atau kepada syetan. Maka orang yang melakukan taubat, secara jelas telah mengajukan bukti bahwa ia adalah keturunan Adam, karena ia telah menjalankan sikap sebagaimana layaknya seorang manusia. Dan orang yang terus melakukan keburukan, tanpa kesadaran sedikitpun untuk melakukan taubat, dengan jelas telah mengajukan bukti bahwa ia adalah keturunan syetan.
Sedangkan peruntunan nasab hingga sampai ke nasab malaikat, dengan semata mengisi diri dengan kebaikan, adalah di luar batas kemampuan manusia. Karena kejahatan telah terpatri secara kuat bersamaan dengan kebaikan dalam struktur diri manusia. Hanya ada dua api yang dapat memisahkan dua unsur itu, yaitu api penyesalan atau api neraka jahanam".
Oleh karena itu, dorongan dan anjuran untuk bertobat sebagaimana Al Qur'an mengemukakan bahwa:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al Baqarah: 222).























BAB II
PEMBAHASAN


A. SURAT AN-NAHL AYAT 36
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (النحل: ٣٦ )

Artinya :
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Q.S. An-Nahl: 36).


- PEMBAHASAN TAFSIR SURAT AN-NAHL AYAT 36

Dalam Surat An-Nahl Ayat 36, ayat ini menghibur nabi muhammad SAW, dalam menghadapi para pembangkang dari kaum beliau, seakan-akan ayat ini menyatakan: Allah pun telah mengutusmu, maka ada diantara umatmu yang menerima baik ajakanmu dan ada juga yang membangkang. Dan keadaan yang engkau alami itu sama juga dengan yang dialami oleh para Rasul sebelummu, karena sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada setiap umat sebelum kami mengutusmu, lalu mereka menyampaikan kepada kaum mereka masing-masing bahwa: “sembahlah Allah, yakni tunduk dan patuhlah dengan penuh pengagungan kepada tuhan yang maha Esa saja. Jangan menyembah selainnya, apa dan siapapun, dan jauhilah taghut, yakni segala macam yang melampaui batas seperti penyembahan berhala dan kepatuhan kepada tirani. Ajakan para Rasul itu telah diketahui oleh umat masing-masing Rasul maka diantara mereka, yakni umat para rasul itu ada orang yang hatinya terbuka dan pikirannya jernih sehingga Allah menyambutnya dan dia diberi petunjuk oleh Allah, dan ada pula diantara mereka yang keras kepala lagi bejat hatinya sehingga mereka menolak ajakan Rasul mereka dan dengan demikian menjadi telah pasti atasnya sanksi kesesatan yang mereka pilih sendiri itu. Wahai umat Muhammad, jika kamu ragu menyangkut apa yang disampaikan Rasul, termasuk kebinasaan para pembangkang maka berjalanlah kamu semua dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan para pendusta Rasul-Rasul.

Kata ( طاغوت ) thaghut terambil dari kata (طغى ) thagha yang pada mulanya berarti melampaui batas. Ia biasa juga dipahami dalam arti berhala-berhala, karana penyembahan berhala adalah sesuatau yang sangat buruk dan melampui batas. Dalam arti yang lebih umum, kata tersebut mencakup segala sikap dan perbuatan yang melampaui batas, seperti kekufuran kepada Tuhan, pelanggaran , dan sewenang-wenangan terhadap manusia.
Hidayah (petunjuk) yang dimaksud diatas adalah hidayah khusus dalam bidang agama yang dianugerahkan Allah kepada mereka yang hatinya cenderung untuk beriman dan berupaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Secara panjang lebar macam-macam hidayah Allah dikemukakakan bahwa dalam bidang petunjuk keagamaan, Allah menganugerahkan dua macam hidayah. Pertama, hidayah menuju kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Cukup banyak ayat-ayat yang menggunakan akar kata hidayah yangh mengandung makna ini, misalnya:
وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Dan sesungguhnya engkau (wahai Nabi Muhammad) memberi hidayah kejalan yang lurus” (QS, Asy-syura’ :52 ), atau :
وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى
“Adapun kaum Tsamud maka kami telah memberi mereka hidayah, tetapi mereka lebih senang kebutaan (kesesatan) daripada hidayah” QS. Fushshilat: 17).
Kedua hidayah (petunjuk) serta kemampuan untuk melaksanakan isi hidayah itu sendiri. Ini tidak dapat dilakukan kecuali Allah SWT, karena itu diteaskan bahwa:
إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya engkau (wahai Nabi Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk (walaupun) orang yang engkau cintai, tetapi Allah yang memberi petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya” (QS. Al-Qashash: 56).
Allah menganugerahan hidayah kedua ini kepada mereka yang benar-benar ingin memperolehnya dan melangkahkan kaki guna mendapatkannya.
Ketika berbicara tentang hidayah, secara tegas ayat diatas menyatakan bahwa Allah yang menganugerahkannya, berbeda ketika menguraikan tentang kesesatan. Sumber yang digunakan ayat ini adalah telah pasti atasnya sanksi kesesatan, tanpa menyebut siapa yang menyesatkan. Hal ini mengisyaratkan bahwa kesesatan tersebut pada dasarnya bukan bersumber pertama kali dari allah ta’ala, tetapi dari mereka sendiri. Memang ada ayat-ayat yang menyatakan bahwa: “allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki”, tetapi kehendaknya itu terlaksana setelah ang bersangkutan sendiri sesat.
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ
“Maka ketika mereka berpaling dari kebenaran, Allah memalingkan hati mereka dan Allah tidak memberi hidayah orang-orang fasik.” (QS. Ash-Shaf: 5).



B. SURAT AL-JUMU’AH AYAT 2
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ (الجمعة: ۲ )

Artinya :
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Q.S. Al-Jumu’ah: 2).


- PEMBAHASAN TAFSIR SURAT AL-JUMU’AH AYAT 2

Dalam surat Al-jumu’ah ayat 2 menerangkan :
) هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا مِنْهُمْ (
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul diantara mereka”. Yang dimaksud dengan kaum yang buta huruf adaalah bangsa arab. Disebutkan kata Ummiyyin (kaum buta huruf) secara khusus, tidak secara otomatis menafikan kaum lainnya, hanya saja nikmat yang telah diberikan kepada mereka tentu lebih banyak dan sempurna. Hal ini sebagaimana yang Allah firmankan:
( وأنذر عشيرتك الأقربين ) “Dan berikanlah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat”. Ayat ini dan juga yang lainnya sama sekali tidak menafikan fiman-Nya:
( قل يايها الناس إني رسول الله إليكم جميعاا ) “Katakanlah: wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semua."

Dan ayat-ayat lainnya yang menunjukkan pengutusan nabi muhammad Saw kepada seluruh umat manusia, baik yang berkulit merah maupun hitam. Dan telah dikemukakan penafsiran hal tersebut dalam surat Al-An’am dengan dilandasi beberapa ayat al-qur’an dan hadits shahih. Sebagaimana dalam Al-qur’an disebutkan bahwa:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لأبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ.
Artinya: Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".
Selanjutnya pada ayat lain pada surat yang sama menyebutkan:

إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ.
Artinya: Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.

Ayat ini merupakan bukti dikabulkannya permohonan Nabi Ibrahim As ketika dia mendoakan penduduk mekkah agar Allah mengutus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri yang dapat membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka. Mensucikan dan mengajarkan mereka al-kitab dan al-Hikmah. Kemudian Allah Saw mengutus Rasul-Nya kepada mereka, segala puji dan sanjungan hanya bagi Allah. Setelah sekian lama Rasul tidak muncul dan tidak adanya bimbingan yang lurus, padahal kebutuhan terhadapnya begitu mendesak. Dan Allah telah murka terhadap penduduk Bumi, baik kepada orang arab maupun non Arab. Kecuali beberapa orang dari Ahlul kitab yang masih berpegang teguh pada apa yang dibawa oleh Isa putra Maryam As. Oleh karena itu, Allah swt berfirman:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ (الجمعة: ۲ )
Artinya:
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

Yang demikian itu karena orang-orang Arab dahulu berpegang teguh kepada agama Ibrahim As, namun mereka mengganti, merubah, memutarbalikkan, menyimpangkan darinya, serta menukar tauhid dengan syirik, dan merubah keyakinan dengan keraguan. Mereka membuat perkara-perkara baru yang tidak diizinkan oleh Allah ta’ala sebagaimana yang tela dilakukan oleh Ahlul Kitab yang mengganti menyelewengkan, dan merubah kirab-kitab mereka, serta menakwilkannya. Kemudian Allah swt mengutus Nabi Muhammad Saw dengan membawa syari’at yang agung, lengkap lagi mencakup seluruh kebutuhan makhluk.
Di dalamnya terdapat petunjuk dan penjelasan segala sesuatu yang mereka butuhkan, baik yang menyangkut kebutuhan dunia maupun akhirat mereka kelak, sekaligus mengajak mereka kepada amalan yang mendekatkan mereka kepeda syurga dan keridhaan Allah Ta’ala serta menjauhi segala sesuatu yang mendekatkan mereka kepada Neraka dan kemurkaan Allah.

Kitab itu pula yang memberikan keputusan dan penjelasan konkret tentang berbagai subhat, keraguan dan kebimbangan dalam masalah-masalah pokok (ushul) maupun cabang (furu’). Dan Allah telah mengum pulkan didalamnya berbagai macam kebaikan dari orang-orang terdahulu. Kitab ini pula menceritakan tentang apa-apa yang diberikan kepada orang-orang terdahulu yang tidak diberikan kepada orang-orang yang hidup terakhir, atau sebaliknya. Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada beliau sampai hari kiamat.

































BAB III
PENUTUP




KESIMPULAN:

a. Dalam Surat An-Nahl Ayat 36, ayat ini menghibur nabi muhammad SAW, dalam menghadapi para pembangkang dari kaum beliau, seakan-akan ayat ini menyatakan: Allah pun telah mengutusmu, maka ada diantara umatmu yang menerima baik ajakanmu dan ada juga yang membangkang.

b. Kata ( طاغوت ) thaghut terambil dari kata (طغى ) thagha yang pada mulanya berarti melampaui batas. Ia biasa juga dipahami dalam arti berhala-berhala, karana penyembahan berhala adalah sesuatau yang sangat buruk dan melampui batas. Dalam arti yang lebih umum, kata tersebut mencakup segala sikap dan perbuatan yang melampaui batas, seperti kekufuran kepada Tuhan, pelanggaran , dan sewenang-wenangan terhadap manusia.

c. Disebutkan kata Ummiyyin (kaum buta huruf) secara khusus, tidak secara otomatis menafikan kaum lainnya, hanya saja nikmat yang telah diberikan kepada mereka tentu lebih banyak dan sempurna

d. Surat Al-jumu’ah Ayat 2 ini merupakan bukti dikabulkannya permohonan Nabi Ibrahim As ketika dia mendoakan penduduk mekkah agar Allah mengutus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri yang dapat membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka. Mensucikan dan mengajarkan mereka al-kitab dan al-Hikmah.




DAFTAR PUSTAKA


Al-Mahali, Imam Jalaluddin dan Imam Jamaluddin As-Suyuti. 2006. Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul. Bandung: Sina Baru Al-Gesindo.
Al-Su’ud, Fadh bin Abdul Aziz. 2005. Al-Qur’anul Karim wa Tarjamatu Ma’aniyah ilal Lughatul Indunisiyyah. Madinah Munawwarah: Qur’an compleks.
Al-Syeikh, Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq. 2003. Lubaabut Tafsir Min Ibni Katsiir. Bogor : Pustaka Imam Asy-Syafi’i
Ash-Shiddieqy, Muhammad Hasbi. 2000. Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur. Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Quthb, Sayyid. 2004. Tafsir Fi Zilalil-Qur’an. Jakarta: Gema Insani.
Shihab, Muhammad Quraish, Muhammad. 2007. Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN KURIKULUM BAHASA ARAB = = = PKBA- semester V-

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum



1. Perguruan Tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari Perguruan Tinggi. Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di Perguruan Tinggi Keguruan. Jelas sekali bahwa teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dikembangkan di Perguruan Tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalm kurikulum.
Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum, terutama melalui pengusaan ilmu dan kemampuan keguruan adri guru-guru yang dihasilkan. Penguasaan ilmu, baik ilmu pendidikan maupun bidang studi serta kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi kurikulum di sekolah.
Karakteristik guru Mari kita mulai dengan mendefinisikan "kurikulum". Saya mendefinisikan kelas desain kurikulum sebagai sequencing dan mondar-mandir isi bersama dengan pengalaman siswa dengan konten (Marzano). Seorang guru efektif dan kurikulum perencana harus memahami beberapa konsep sentral, alat-alat penyelidikan, dan struktur dari disiplin dia mengajar dan juga dapat membuat pengalaman belajar yang membuat aspek-aspek pokok yang bermakna bagi siswa. Guru harus memahami bagaimana anak-anak belajar dan berkembang dan mereka harus mampu mendukung intelektual, sosial, dan pengembangan pribadi. Seorang guru yang bijak menggunakan berbagai strategi pengajaran untuk mendorong semua siswa beragam 'pembangunan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan kinerja keterampilan. Seorang guru berpikir positif akan memahami pentingnya motivasi dan akan menyampaikan sikap positif mereka ke siswa di dalam kelas. Menjadi panutan positif bagi siswa sangat penting. Seorang guru harus benar-benar orang yang dinamis yang selalu mengevaluasi dampak nya pilihan dan tindakan orang lain (siswa, orang tua, dan profesional lain dalam komunitas pembelajaran).
2. Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak untuk kehidupan di masyarakat. Sebagai bagian dan agen dari masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat disekitarnya. Masyarakat yang ada di sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat masyarakat homogen atau heterogen, masyarakat kota atau desa, petani, pedagang atau pegawai dan sebgainya. Sekolah harus melayani aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha. Perkembngan dunia usaha yang ada di masyarakat mempengaruhi pengembangan kurikulum sebab sekolah bukan hanya mempersiapkan anak untuk hiup, tapi juga untuk bekerja dan berusaha. Jenis pekerjaan yang ada di masyarakat mmenuntutu persiapannya di sekolah.
Siswa latar belakang, status, dan kekuatan sosial Semua anak yang datang dari latar belakang yang berbeda dan ada peningkatan jumlah siswa yang berasal dari beragam budaya dan latar belakang etnis. Masyarakat multikultural kita adalah faktor utama yang dipertimbangkan untuk desain kurikulum. Beberapa faktor termasuk keragaman agama, ras, gender, etnisitas, status sosial ekonomi, usia, dan juga anak-anak dengan berbagai jenis cacat. Kurikuler perencana bekerja untuk membangun pendidikan yang sesuai dengan masyarakat multikultural dan kami yang akan membantu setiap anak dari berbagai latar belakang yang berbeda tinggal, bekerja, dan melanjutkan untuk memimpin kesuksesan hidup dalam multi masyarakat. Peran sekolah dalam masyarakat dan tujuan kurikulum telah mayor, terkait erat, isu sekolah sejak pertama kali didirikan. Harapan masyarakat untuk sekolah dan sekolah terhadap masyarakat keduanya tercermin dalam kurikulum sekolah. Kurikulum mencerminkan masyarakat yang kompleks, sebuah masyarakat di mana tidak pernah ada kesepakatan sempurna pada karakteristik masyarakat yang Orlosky & Smith). Beberapa melihat tujuan utama dari kurikulum adalah akuisisi pengetahuan kognitif. Beberapa orang lain akan menganggap itu sebagai program untuk membantu siswa mengembangkan sifat-sifat manusiawi dan rasional. Kurikulum ini disusun menurut kelas dan tingkat usia.
3. Sisitem Nilai
Dalam kehidupan masyrakat terdapt sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan, sosial, budaya maupun politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertanggung jawab dalm pemeliharaan dan penerusan nilai-nilai. Sisitem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam kurikulum. Masalah pertama yang dihadapai pengembang kurikulum menghadapi nilai ini adalah, bahwa dalam masyarakat nilai itu tidak hanya ada satu. Masyarakat umumnya heterogen dan multifaset. Masyarakat mempunyai kelompok-kelompok etnis, kelompok vokaional, kelompok
Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas adalah agar mencapai pembelajaran produktif sehingga dapat terjadi. Tujuan akhir pengelolaan kelas adalah untuk mempromosikan belajar. Jika belajar adalah guru dicapai maka semakin-nya di kurikulum kepada siswa. Efektif guru-guru memberikan kesempatan siswa untuk membuat keputusan sendiri. Baik guru kelas tidak tergantung pada lingkungan tetapi lebih independen arena pembelajaran siswa. Excellent pemimpin instruksional dengan beberapa siswa memberikan kesempatan untuk membuat pilihan dan menerima konsekuensi dari pilihan-pilihan (Frederick). Guru-guru yang memberdayakan siswa dalam pengambilan keputusan yang independen dan bertanggung jawab memfasilitasi peserta didik. Menetapkan Rutinitas bagi siswa memberikan mereka rasa tanggung jawab dan memungkinkan mereka untuk membuat keputusan-keputusan yang mereka daripada guru.

intelek, kelompok sosial, spritual dan sebagainya yang tiap kelompok sering memiliki
nilai yang berbeda. Dalam masyarakat juga terdapat aspek-aspek sosial, ekonomi, politik, fisik, estetika, etika, relegius, dan sebgainya. Aspek-aspek tersebut sering juga mengandung nilai-nilai yang berbeda. Ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajarkan nilai.
1.Guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat.
2.Guru hendaknya berpegang pada prinsip demokrasi, etis dan moral.
3.Guru berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru.
4.Guru menghargai nilai-nilai kelompok lain.
5.mamahami dan menerima keberagaman kebudayaan sendiri.

C. Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum
Atikulasi dalam pendidikan berarti “kesatupaduan dan koordinasi segala pengalaman belajar”. Untuk merealisasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti kurikulum secara menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak di perlukan, menghilangkan duplikasi, merevesi metode serta isi pengajaran, mengusahakan perluasan, dan kesinambungan kurikulum. Bila artikulasi dilaksanakan dengan baik akan terwujud kesinambungan pengalaman belajar sejak TK sampai Perguruan Tinggi, juga antara satu bidang studi lainnya secara horizontal. Tanpa artikulasi akan terdapat keragaman baik dalam isi, metode maupun perhatian terhadap perkembangan anak.
Untuk menyusun artikulasi kurikulum diperlukan kerja sama dari bebagai pihak; para administrator, kepala sekolah, TK sampai rektor Universitas, guru-guru dari setiap jenjang pendidikan, orang tua murid dan tokoh masyarakat. Dalam mengusahakan artilukasi kurikulum tersebut murudpun pelu dimintakan pendapatnya tentang hubungan pelajaran yang satu dengan lainnya, hubungan antara satu tingkat dengan tingkat berikutnya. Salah satu hal yang perlu sering dipandang menghambat artikulasi adalah pembagian menurut tingkat belajarnya. Hal itu menyebabkan tersusunnya organisasi mata pelajaran yang kaku. Untuk menjamin kesinambungan belajar bebrapa sekolah menggunakan sistem pendidikan tidak berkelas.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBENTUKAN KURIKULUM MATEMATIK
Oleh:
Tengku Zawawi b Tengku Zainal
Unit Matematik MPKTBR

________________________________________
PENGENALAN
Kurikulum adalah rancangan pendidikan yang sentiasa mengalami perubahan. Dalam konteks pendidikan di Malaysia, perancangan dan pembentukan kurikulum ( khususnya KBSR dan KBSM ) adalah didasari oleh falsafah dan matlamat pendidikan negara yang menentukan arah haluan, asas dan sumber inspirasi kepada semua usaha dan rancangan dalam bidang pendidikan.
Kurikulum atau pun skop kandungan sesuatu pelajaran adalah asas penting dalam sistem pendidikan sesebuah negara. Sebagai sebuah negara yang sedang pesat membangun, Malaysia memerlukan suatu kurikulum yang kemas dan sesuai untuk mewujudkan sistem pendidikan yang dinamik serta selaras dengan cita-cita dan kehendak negara ( Kamaruddin Haji Hussin, 1994 )
Perkembangan kurikulum tidak berlaku dengan sendiri tanpa sebab yang mempengaruhinya. Ia berlaku sejajar dengan kemajuan masyarakat dan negara dan ia dianggap sebagai satu proses yang dinamik dan seimbang.
________________________________________
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN KURIKULUM
1.0 Falsafah pendidikan
Falsafah pendidikan negara memainkan peranan yang penting dalam mencorak sistem pendidikan di sesebuah negara, khususnya di Malaysia. Falsafah pendidikan kebangsaan kita adalah seperti berikut :
" Pendidikan di Malaysia adalah suatu usaha berterusan ke arah memperkembangkan lagi potensi individu secara menyeluruh dan bersepadu untuk mewujudkan insan yang harmoni dan seimbang dari segi intelek, rohani, emosi dan jasmani berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan. Usaha ini adalah bagi melahirkan rakyat Malaysia yang berilmu pengetahuan, berketrampilan, berakhlaq mulia, bertanggungjawab dan berkeupayaan mencapai kesejahteran diri serta memberi sumbangan terhadap keharmonian dan kemakmuran masyarakat dan negara "
( PPK, 1988 )
Falsafah pendidikan negara mempunyai implikasi yang besar terhadap pembentukan kurikulum. KBSR dan KBSM adalah hasil perubahan yang diaspirasikan dalam Falsafah Pendidikan Negara. Antara perubahan-perubahan yang jelas terdapat dalam kedua-dua tersebut ialah ;
i. Sukatan pelajaran yang digubal memberi penekanan kepada aspek kesepaduan dan keseimbangan. Oleh itu konsep-konsep seperti penggabungjalinan ( penyatuan kemahiran-kemahiran ) dan penyerapan ( penyatuan isi ) sentiasa dititik beratkan.
ii. Penekanan baru diberikan kepada penerapan nilai-nilai murni. Ia seharusnya diserapkan dalam setiap mata pelajaran yang diajar di sekolah.
iii. Program pendidikan disusun agar dapat melahirkan insan yang seimbang dan harmonis dari segi intelek, rohani, emosi dan jasmani berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan.
iv. Program pendidikan yang menitik beratkan pendidikan umum diperkenalkan.
v. Penekanan diberikan kepada pendidikan teknik dan vokasional.
vi. Penekanan juga diberikan kepada bahasa merentasi kurikulum.
vii. Pemupukan budaya sains dan teknologi terus ditekankan.
viii. Pemupukan budaya keusahawanan dan budaya niaga ditegaskan.
ix. Pengukuhan dan perluasan bahasa Melayu sebagai satu cabang ilmu pengetahuan.
x. Peningkatan pendedahan dan penguasaan bahasa Inggeris.
xi. Penekanan kepada melahirkan individu yang berkeyakinan diri dan bersikap berdikari.
( Kamaruddin Haji Husin, 1994 )
________________________________________
2.0 Kehendak masyarakat
Kurikulum digubal dan dilaksanakan mengikut kehendak dan desakan masyarakat. Masyarakat juga menentukan samada kurikulum itu sesuai atau pun tidak dengan kehendak mereka. Namun begitu bukanlah mudah untuk memenuhi semua tuntutan masyarakat terhadap kurikulum dan sumbangannya pada budaya, lebih-lebih lagi dalam masyarakat yang kompleks dan mengalami perubahan yang pesat.
Hilda Taba ( 1962 :24) menyatakan :
" It is not an easy task to establish what demands society makes on education and what contribution education can or should make to culture, especially in a complex society in which vast and rapid changes are occuring."
Penilaian atau kajian berterusan adalah diperlukan untuk memastikan matlamat dan kehendak masyarakat terhadap pendidikan benar-benar terlaksana. Misalnya dalam masyarakat industri, pendidikan harus mempunyai strategi terhadap ciri-ciri ekonomi, politik, sosial dan budaya masyarakat tersebut. Dalam masyarakat pertanian pula, ciri-ciri kurikulumnya adalah berbeza.
Masyarakat mengkehendaki murid-murid mempelajari kemahiran-kemahiran asas seperti membaca, menulis dan mengira; konsep-konsep asas cara hidup masyarakat dari segi politik, sosial dan ekonomi; serta teknik-teknik asas untuk menyertai kehidupan sesuatu masyarakat, seperti mengambil bahagian dalam perbincangan, kepimpinan dan pemikiran kritis dalam suatu sistem demokratik.
KBSR telah digubal dengan tujuan untuk membolehkan murid-murid :
- menguasai bahasa Melayu dengan memuaskan.
- menguasai kemahiran asas berbahasa seperti bertutur, membaca dan menulis.
- menguasai kemahiran mengira
- menguasai Bahasa Inggeris
- membina dan memupuk akhlak yang mulia
- meningkatkan ilmu pengetahuan tentang manusia dan alam
- dapat bergaul dalam masyarakat
o mengembangkan bakat dan daya kepimpinan
________________________________________
3.0 Faktor politik
Francis P. Hunkin (1987) dalam bukunya "Currikulum Planning menyatakan " :
"Curriculum Development is also a political process. It requires dealing with people and their various power bases and their views of what makes for good education"
Wiles Bondi (1989) dalam bukunya `Curriculum Development : A Guide to Practice’ turut menjelaskan pengaruh politik dalam pembentukan dan perkembangan sesuatu kurikulum.
Ini jelas menunjukkkan bahawa perkembangan kurikulum dipengaruhi oleh proses politik, kerana setiap kali pucuk pimpinan sesebuah negara itu bertukar, maka setiap kali itulah kurikulum pendidikan akan dikaji semula. Kurikulum pendidikan menjadi saluran penting bagi setiap badan pemerintahanmenguatkan pengaruh mereka. Kerajaan bertanggungjawab menetapkan Dasar Pendidikan Negara sejajar dengan hasrat pemerintah.
Di Malaysia misalnya, ketika British berkuasa di negara ini, dasar pelajaran hanya bertujuan menjadikan anak-anak Melayu petani dan nelayan yang lebih baik daripada ibubapa mereka. Pihak British tidak langsung menitikberatkan perpaduan rakyat berbilang kaum di negara ini. Apabila negara mencapai kemerdekaan, Dasar Pelajaran Kebangsaan turut berkembang dan berubah. Dasar Pelajaran Kebangsaaan yang termaktub dalam Akta Pelajaran 1961 menitikberatkan aspek-aspek yang berkaitan dengan perpaduan negara dan penghasilan tenaga kerja. Melalui kurikulum Pendidikan disalurkan aktiviti-aktiviti yang boleh membentuk keperibadian dan perwatakan individu yang baik dan oleh membawa ke arah perpaduan. Sukatan pelajaran yang sama isi kandungannya yang disyorkan oleh Penyata Razak 1956 dianggap sebagai salah satu asas sistem pendidikan kebangsaan bagi mewujudkan perpaduan negara itu.
________________________________________
4.0 Faktor pembangunan negara dan perkembangan dunia
Perkembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh faktor pembangunan negara dan perkembangan dunia. Negara yang ingin maju dan membangun tidak seharusnya mempunyai kurikulum yang statik. Oleh itu ia harus diubahsuai mengikut peredaran masa dan kemajuan sains dan teknologi. Menurut Hida Taba (1962) :
"Technology has changed and is changing not only the face of the earth and the institutions of our society, but man itself "
Kenyataan di atas jelas menunjukkan bahawa perkembangan teknologi telah membawa perubahan yang pesat pada kehidupan manusia di muka bumi ini. Oleh itu perkembangan kurikulum haruslah sejajar dengan pembangunan negara dan perkembangan dunia. Kandungan kurikulum pendidikan perlu menitikberatkan mata pelajaran sains dan kemahiran teknik atau vokasional kerana tenaga kerja yang mahir diperlukan dalam zaman yang berteknologi dan canggih ini. (Ee Ah Meng, 1995)
5.0 Faktor perubahan sosial
Selain menjadi tempat menyalurkan pengetahuan dan melatih kemahiran akademik, sekolah juga merupakan agen sosial. Melalui pendidikan di sekolah, nilai-nilai sosial yang diperlukan dalam dan negara diserapkan.
Dewasa ini masalah keruntuhan moral dan jenayah di kalangan remaja dan murid-murid semakin meningkat. Mereka terdedah dengan masalah penagihan dadah, minum minuman keras, merokok, pergaulan bebas dan melakukan perkara-perkara jenayah seperti mencuri, merompak, merogol dan sebagainya. Masalah ini jika tidak dibendung dengan segera, akan merosak dan menghalang pembangunan negara.
Menyedari hakikat ini, negara telah mewujudkan Falsafah Pendidikan Negara yang bertujuan memperkembangkan lagi potensi individu secara menyeluruh dan bersepadu untuk mewujudkan insan yang harmonis dan seimbang dari segi intelek, rohani, emosi dan jasmani.. Dengan itu perkembangan kurikulum harus sejajar dengan perubahan sosial agar nilai-nilai murni dalam diri individu tidak pupus ditelan arus pembangunan (Mohammad Nor, 1990; Kamaruddin Hj. Husin, 1994).
________________________________________
6.0 Faktor perancang dan pelaksana kurikulum
Perubahan yang begitu pesat dalam masyarakat dan dunia membuat kurikulum hari ini perlu disesuaikan mengikut peredaran masa. Sehubungan dengan itu perancang kurikulum bertanggungjawab menyemak semula dari masa ke semasa. Pengguguran, perubahan atau pertambahan terhadap kurikulum harus dilakukan mengikut peredaran masa, kehendak masyarakat dan kemajuan negara.
Kita hidup dalam masyarakat yang berubah-ubah, iaitu pengetahuan baru sentiasa ditemui, sementara pengetahuan lama yang dibuktikan kurang tepat diperkemaskinikan. Masalah pertambahan pengetahuan yang banyak menimbulkan masalah pemilihan apa yang hendak dipelajari serta pertimbangan semula bagaimana pembelajaran harus berlaku. Dengan menyedari bahawa murid-murid harus disediakan untuk menyesuaikan diri dengan permintaan masyarakat yang cepat berubah, guru-guru dan perancang kurikulum harus menyemak semula apa yang mereka kemukakan kepada murid-murid (Kamaruddin Hj. Husin, 1994).
Berdasarkan maklumat yang diperolehi daripada pelaksana kurikulum harus sentiasa peka dengan perubahan yang timbul serta bersedia mencari penyelesaian dalam mengubah kurikulum merupakan orang yang penting dalam
________________________________________
7.0 Faktor murid , kehendak , dan keperluan masyarakat
Pelajar sebagai individu mempunyai kehendak dan keperluan asas ytang melibatkan kehendak dan keperluan asa yang melibatkan keselamatan, kasih sayang, bermasyarakat dan kehendak penyempurnaan kendiri. Kurikulum yang akan dibentuk sewajarnya dapat memberi ilmu pengetahuan dan kemahiran agar kehendak dan keperluannya sebagai muriod dan individu dapat dipenuhi. Ini bermakna, kurikulum yang dibentuk akan menyediakan segala ilmu pengetrahuan dan kemahiran yang merangsang perkembangan potensi mereka secara menyeluruh iaitu merangkmi intelek, jasmani, rohani dan sosial( Ee Ah Meng, 1995).
Perancangan kurikulum yang baik sentiasa mengambil kira keperluan murid serta mampu memberi faedah secara menyeluruh. Ini bermakna faktor minat dan perkembangan individu dalam bidang kognitif, psikomotor dan afektif perlu difikirkan semasa membentuk kurikulum tersebut.
Kajian hendaklah dilakukan terhadap keperlun individu, sekurang-kurangnya dari peringkat bayi hingga remaja. Hasilnya, segala keperluan tersebut dapat diserapkan ke dalam sistem pendidikan itu dan dilaksanakan di sekolah-sekolah dengan berkesan.
Murid adalah individu yang bakal menjadi sebahagian daripada anggota masyarakat. Oleh itu, kurikulum haruslah bertanggungjawab menyediakan murid-murid dengan pendidikan yang berkaitan dengan masyarakat di mana mereka tinggal dan juga bentuk masyarakat yang akan mereka hadapi kelak.
________________________________________
8.0 Faktor perkembangan ilmu dan kepentingannya
Masa yang berlalu turut membawa perubahan kepada masyarakat yang seterusnya menuntut mereka menerima pendidikan yang lebih sempurna selaras dengan keperluan kemajuan yang kian pesat. Ilmu yang bersifat dinamik menyebabkan ia sentiasa berkembang. Perkembangan ini disebarkan kepada masyarakat menerusi perancangan kurikulum 6yang lebih kemas dan sesuai dengan kehendak masyarakat dan negara.
Penemuan baru dalam pelbagai bidang seperti perubatan, teknologi dan sebagainya menjadikan bidang itu terus berkembang. Perekembangan ini penting dalam pembentukan kurikulum supaya ia dapat dikemaskini dari masa ke semasa agar ilmu -ilmu baru ini dapat dissalurkan kepada murid-murid bagi mengimbangi keperluan zaman.
Selain itu, pengenalan ilmu atau bidang-bidang baru ke dalam pendidikan membantu meningkatkan taraf pendidikan itu sendiri. Contohnya, mem[erkenalkan ilmu pengurusan dan perhubaungan ke dalam biodang pendidikan, khususnya ke dalam bidang kurikulum, meningkatkan lagi keberkesanan proses perkembvangan kuriklum itu sendiri.
________________________________________
9.0 Pengaruh psikologi pendidikan
Teori disiplin mental yang berlandaskan konsep falsafah yang dimajukan oleh Plato dan Aristotle banyak mempengaruhi pengajaran aritmetik pada abad ke 19. Salah satu aspek disiplin mental yang penting ialah psikolgi fakulti. Psikologi Fakulti mempunyai pengaruh yang begitu kuat terhadap isu mengapa matematik perlu dipelajari oleh kanak-kanak. Manakala ahli ` fahaman perkaitan’ mengaggap pembelajran sebagai pembinaan unit-unit kecil yang terdiri daripada rangkaian R-G untuk menghasilakn tingkah laku. Fahaman ini telah menghasilakn startegi pengajaran aritmatik kepada fakta dan kemahiran kecil untuk diajar dan dinilai secara berasingan. Kesan utama pendekatan ini bterhadap sekolah ialah matematik diajar semata-mata dengan menggunakan teknik latih tubi ( Nik Aziz Nik Pa, 1992).
Pemikiran psikologi `behaviourisme’ telah bertapak dalam kurikulum pendidikan matematik sejak awal 60’an. Dalam pemikiran ini murid telah dianggap sebagai gelas kosong. Guru berperanan memasukkan pengetahuan matematik ke dalam gelas tersebut. Pendekatan ini mengenepikan aktiviti pengembangan intelek yang sekaligus membina sikap negatif dalam diri pelajar terhadap matematik.
Untuk mengatasi masalah itu, satu kurikulum matetamati yang memberikan tumpuan kepada penyelesaian masalah dan pemikiran kritis telah diperkembangkan pada penghujung tahun 70’an. Seterusnya dalam KBSM pengajaran dan pembelajran Matematik ditekankan kepada fahamanb binaan (konstuktivm) dan kemahiran berfikir secara kreatif dan kritis.
(Nik Aziz Nik Pa, 1992)
________________________________________
PENUTUP
Proses perkembangan kurikulum sebagai sifatnya yang sentiasa berubah turut dipengaruhi oleh faktor-faktor persekitaran yang merangsang reaksi manusia yang terlibat dalam kepentingannya. Hasrat terhadap perubahan kurikulum itu menggambarkan keperluan pendidikan yang menjadi wadah peneerusan kepada kemajuan tamadun bangsa dan negara itu sendiri.
Sebenarnya, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan [perkembangan kurikulum adalah elemen yang saling berkait antara satu sama lain. Dapatlah dikatakan bahawa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum itu sendiri mencerminkan idealisme dan perubahan keperluanmasyarakat dan negara, melalui institusi persekolahan yang akan meneruskan kebudayaan atau mencetuskan tamadun baru.

Faktor sosiologis merupakan dinamika masyarakat, terutama keinginan dan kecenderungan mereka untuk semakin maju, meskipun dalam beberapa hal juga disertai dengan sejumlah ekses yang tidak diharapkan, baik di bidang ekonomi maupun sosial budaya. Di antara kecenderungan paling menonjol adalah tuntutan ekonomi yang semakin besar sejalan dengan proses modernisasi dan industrialisasi yang semakin pesat, sehingga pendidikan sering diidentikkan dengan pembangunan sumber daya manusia yang siap terjun di bidang ekonomi. Sedangkan faktor psikologis adalah peserta didik yang menjadi obyek dari proses belajar mengajar. Dalam konteks IAIN/STAIN peserta didik adalah mahasiswa yang nota bene sudah memasuki usia dewasa, yang berarti sudah mengalami kematangan emosional dan intelektual, sehingga mereka tidak hanya perlu diisi materi pelajaran saja, tetapi juga diberi kesempatan untuk dapat mengembangkan diri.6 Adapun faktor epistimologi berkaitan dengan hakekat ilmu yang diajarkan yang dalam hal ini adalah bidang studi ilmu agama.
Fenomena saat ini menunjukkan bahwa bidang studi ilmu pengetahuan umum dan teknologi, yang didasarkan hanya pada rasionalisme dan empirisme, mengalami perkembangan atau perubahan secara cepat. Di sisi lain, meskipun juga mengalami perkembangan (al-tathawwur), bidang studi ilmu agama yang dasar utamanya adalah wahyu di samping rasionalisme dan empirisme nampak berjalan lambat, karena ada dimensi tertentu dalam ilmu agama yang bersifat abadi atau tetap (al-tsubut).

Kurikulum adalah seperangkat materi pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada peserta didik. Definisi lain, "suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggungjawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya."l Ralp Tayler dalam Basic Principles of Curriculum and Instruction, berpendapat ada empat faktor penentu dalam perencanaan kurikulum, yakni faktor filosofis, sosiologis, psikologis dan epistimologis.2 Faktor-faktor ini, terutama faktor sosiologis, mengalami perkembangan sangat dinamis, sehingga menuntut evaluasi untuk melakukan pengembangan serta perubahan kurikulum secara periodik. Namun, karena aspek sosiologis ini juga berbeda antara satu tempat dengan tempat lain, maka di samping penyeragaman kurikulum secara nasional, perlu juga pengembangan kurikulum sesuai dengan kondisi dan potensi lokal masing-masing lembaga pendidikan.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN KURIKULUM

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, yaitu :

a. Filsafat dan Tujuan Pendidikan

Filsafat pada dasarnya adalah suatu pandangan hidup yang dianut oleh setiap orang, yang menjadi dasar untuk memandang dan melandasi suatu tindakan/ perbuatan.
Manakala suatu filsafat sudah menjadi sistem nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka ia dapat menjadi acuan yang tentu sangat mempengaruhi segala apa yang dibuat dan dilakukan oleh bangsa itu, termasuk penentuan tujuan pendidikannya.
Selanjutnya Tujuan Pendidikan itu akan terus mempengaruhi dan menentukan arah pendidikan di negara itu, termasuk pembuatan dan pengembangan kurikulum di negara itu.

b. Sosial Budaya Penyusunan Kurikulum

Karena sekolah sebagai suatu institusi sosial dibentuk dan dikembangkan untuk memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat, maka dengan sendirinya kekuatan sosial budaya akan sangat berpengaruh bagi kurikulum suatu sekolah.
Ada berbagai kekuatan sosial yang sangat berpengaruh terhadap kurikulum yang menurut Ganjar Nugraha Jiwa Praja adalah unsur pokok kebudayaan, yaitu :

1) Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan
2) Organisasi ekonomi
3) Sistem norma-norma yang memungkinkan kerjasama antar para anggota masyarakat agar menguasai alam sekitar.
4) Perlengkapan dan peralatan hidup manusia
5) Sistem kemasyarakatan
6) Bahasa
7) Kesenian
8) Sistem Pengetahuan
9) Relegi ( sistem kepercayaan )

c. Psikologi Penyusunan Kurikulum

Kurikulum merupakan acuan dan pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik, maka muatan kurikulum yang merupakan pengalaman belajar harus selaras dengan perkembangan kejiwaan peserta didik yang disesuaikan dengan faktor yang mempengaruhi belajar mereka.

Ada berbagai landasan psikologis, yang manakala ditetapkan sebagai penyusunan kurikulum akan mempengaruhi terus menerus dalam pengembangan kurikulum itu, yaitu :

1) Pandangan tentang pengertian belajar
2) Teori belajar
d. Siswa sebagai dasar Penyusunan Kurikulum

Pendidikan akan lebih menarik dan bermakna bagi peserta didik manakala ia disesuaikan dengan kebutuhan jasmani, sosial dan intelektual peserta didik.
Segala hal yang berhubungan dengan siswa yang harus diperhatikan dan tentu akan berpengaruh bagi pengembangan kurikulum yaitu :

1) Siswa sebagai anggota masyarakat

2) Siswa sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang, baik aspek pertumbuhan dan perkembangan fisiologisnya, aspek psikologisnya atau pun perubahan yang datang dari pengaruh lingkungan dan kultur dimana ia hidup.

3) Siswa sebagai indvidu yang memiliki kebutuhan pokok yang menurut Tyler , meliputi : kesehatan, hubungan sosial, hubungan sosial, hubungan dengan kewajiban sebagai warga negara, konsumen, jabatan dan kedudukan serta rekreasi.

4) Deplopmental Task
Deplopmental Task yaitu tugas-tugas yang muncul dalam periode tertentu dalam kehidupan seseorang, yang biasanya merupakan dasar bagi kebahagiaan dan keberhasilan menjalankan tugas-tugas tertentu dalam perkembangan dan pertumbuhan dia selanjutnya.

e. Prinsip, Organisasi, Bentuk dan Struktur Kurikulum

Suatu prinsif, organisasi, bentuk atau pun struktur kurikulum yang ditetapkan untuk penyusunan kurikulum, tentu akan sangat mempengaruhi pengembangan kurikulum selanjutnya.
Misalnya pada penyusunan kurikulum ditetapkan berorientasi kepada tujuan sebagai salah satu prinsipnya, maka secara otomatis pengembangan kurikulum tersebut sampai tingkat aktualisasinya harus berorientasi kepada tujuan itu, dan begitulah seterusnya, termasuk organisasi, bentuk dan struktur kurikulum itu jika kita tetapkan sebagai sesuatu hal yang harus jadi landasan utamanya.


Hambatan-hambatan Pengembangan Kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan beberapa hal. Pertama kurang waktu. Kedua kekurangsesuaian pendapat, baik antara sesama guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator. Ketiga karena kemampuan dan pengetahuan guru sediri.

Hambatan lain datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan. Masyarakt adalah sumber input dari sekolah. Keberhasilan pendidikan, ketepatan kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan, seta input fakta dan pemikiran dari masyarakat.

Hambatan lain yang dihadapi oleh pengembang adalah biaya. Untuk prngembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk kegiatan eksperimen baik metode, isi atau sisitem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.

Hambatan-hambatan Pengenbagan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama trletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan beberapa hal. Pertama kurang waktu. Kedua kekurangsesuaian pendapat, baik antara sesama guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator. Ketiga karena kemampuan dan pengetahuan guru sediri.
Hambatan lain datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan. Masyarakt adalah sumber input dari sekolah. Keberhasilan pendidikan, ketepatan kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan, seta input fakta dan pemikiran dari masyarakt.
Hambatan lain yang dihadapi oleh pengembang adalah biaya. Untuk prngembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk kegiatan eksperimen baik metode, isi atau sisitem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.
Berdasarkan data lapangan dapat diinterpretasikan bahwa hanya sebagian guru yang memahami tuntutan pentingnya kreativitas guru dalam implementasi kurikulum dengan pendekatan mutual-adaptive. Sebagai konsekuensinya adalah hanya sebagian guru yang membuat persiapan-persiapan pembelajaran sesuai dengan hakekat mutual-adaptive dari kurikulum, sedangkan sebagian lagi membuat persiapan hanya untuk memenuhi tuntutan administratif dalam manajemen sekolah. Guru-guru menggunakan kurikulum (GBPP) sebagai pedoman dalam pembuatan perencanaan program pembelajaran. Alat, media dan sumber-sumber pembelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah belum sesuai dengan yang diharapkan.
Kesulitan-kesulitan penerapan pendekatan mutual-adaptive dalam implementasi kurikulum bersumber dari kurangnya pemahaman guru terhadap hakekat mutual-adaptive tersebut, dan penerimaan sekolah dan masyarakat terhadap tuntutan perubahan sesuai dengan hakekat kurikulum yang berlaku. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru antara lain membuat rencana-rencana pembelajaran tahunan, caturwulan, dan harian, termasuk di dalamnya menganalisis keterampilan-keterampilan yang akan dicapai melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran. Penerapan pendekatan mutual-adaptive memberikan dampak pada perubahan tingkah laku siswa dalam dimensi-dimensi kognitif, psikomotor, dan afektif. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru terhadap hakikat kurikulum pada dasarnya mempengaruhi keberhasilannya memenuhi tuntutan-tuntutan perubahan melalui penerapkan pendekatan mutual-adaptive dalam pembelajaran siswa.
Berdasarkan temuan-temuan penelitian tersebut dapat dirumuskan beberapa kaidah yang mempengaruhi keberhasilan implementasi oleh guru sebagai pihak pelaksana dan pengembang kurikulum: (1) guru dituntut untuk kreatif menerapkan prinsip-prinsip behavioristik (S-R) dalam situasi nyata, dalam pengertian bahwa guru harus kreatif merespon berbagai stimulus yang mempengaruhi keberhasilannya dalam implementasi kurikulum, yakni dengan cara menerapkan pendekatan mutual-adaptive; (2) tujuan-tujuan instruksional merupakan sentral dalam desain dan implementasi pembelajaran siswa; dan (3) guru harus kreatif dalam seleksi konten, KBM, alat, media, dan sumber-sumber belajar, serta dalam kegiatan evaluasi dan tindak lanjutnya.
Temuan-temuan penelitian ini memiliki implikasi bagi pihak-pihak yang terkait dan bertanggung jawab pada keberhasilan implementasi kurikulum, yaitu: (1) perlunya upaya-upaya peningkatan kualifikasi guru dalam memahami dan mengimplementasikan kurikulum; (2) kepemimpinan kepala sekolah untuk mendorong guru-guru meningkatkan mutu pemahaman dan implementasi sesuai dengan hakikat kurikulum; (3) pengawasan dari dinas terkait hendaknya lebih mendorong guru-guru dan kepala sekolah meningkatkan mutu implementasi kurikulum; dan (4) pentingnya penelitian lanjutan yang berkaitan dengan implikasi hakekat mutual-adaptive kurikulum dalam setiap bidang kurikulum.