View My Stats

Rabu, 01 Februari 2012

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) PADA MATERI PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DI KELAS X MAN 2 BANDA ACEH (2)


BAB  III
METODE PENELITIAN

A.      Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau pernyataan lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati[22]. Pendekatan ini diarahkan pada latar individu secara holistis atau menyeluruh.
34
 
Menurut Moleong bahwa ciri-ciri dari penelitian kualitatif adalah (1) peneliti bertindak sebagai instrumen utama, karena di samping sebagai pengumpul data dan penganalisis data, peneliti juga terlibat secara langsung dalam penelitian, (2) latar alami (natural setting), data yang diteliti dan diperoleh akan dipaparkan sesuai apa yang terjadi di lapangan, (3) hasil penelitian bersifat deskriptif, karena data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan berupa kata-kata atau kalimat, (4) lebih mementingkan proses daripada hasil, (5) adanya batasan permasalahan yang ditentukan dalam rumusan masalah, (6) analisis data cenderung bersifat induktif, (7) adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, dan (8) desain yang bersifat sementara[23].
                                                                             
Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan makna dari pembelajran melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Makna yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal. Penelitian ini lebih menekankan proses pembelajaran daripada hasil akhir pembelajaran itu sendiri. Proses yang diamati adalah bagaimana kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal materi pertidaksamaan kuadrat. Data hasil penelitian berupa kata-kata dan akan dipaparkan sesuai dengan kejadian yang terjadi dalam penelitian dan analisis data dilakukan secara induktif. Selain itu dalam penelitian ini, peneliti adalah instrumen utama. Hal ini   karena peneliti yang akan merencanakan, merancang, melaksanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan membuat laporan. Dari penjelasan tersebut nampaklah bahwa penelitian ini memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan penelitian kualitatif. Oleh sebab itu, maka pendekatan penelitian adalah pendekatan kualitatif.
Berdasarkan pertanyaan penelitian, penelitian ini dimaksudkan sebagai jalan keluar untuk mengetahui hasil belajar dan respons siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI pada materi pertidaksamaan kuadrat.  Oleh sebab itu, jenis penelitian yang sangat cocok dengan permasalahan di atas adalah penelitian tindakan kelas.

B.     Subjek Penelitian


Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-1 MAN 2 BandaAceh. Pengambilan subjek berdasarkan pertimbangan guru bidang studi di kelas X yaitu siswa mudah diajak kerjasama, komunikatif dan kemampuan siswa heterogen. Kemampuan siswa yang heterogen dapat juga dilihat dari skor tes awal siswa. Untuk itu peneliti bersama guru yang bersangkutan menetapkan subjek dalam penelitian ini adalah kelas X-1.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X-1 semester I MAN 2 Banda Aceh. Sekolah ini dipilih berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
  1. berdasarkan hasil wawancara dengan guru pelajaran matematika bahwa selama ini siswa-siswa di sekolah tersebut masih banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pertidaksamaan kuadrat,
  2. pembelajaran dengan model kooperatif tipe TAI pada materi pertidaksamaan kuadrat belum pernah dilaksanakan, sehingga pihak sekolah sangat memberikan dukungan terhadap pelaksanaan penelitian, dan
  3. pembelajaran dengan model kooperatif tipe TAI  cocok untuk dilaksanakan di sekolah tersebut karena mengingat sistem pembelajaran yang digunakan dikelas X selama jarang menggunakan model kooperatif.

C.     Kehadiran Peneliti dan Lokasi Penelitian


Madrasah Aliyah Negeri 2 Banda Aceh adalah salah satu madrasah dikota Banda Aceh yang lokasinya berada di Desa Lamteumen. Pada saat ini MAN 2 Banda Aceh dipimpin oleh Drs. Abd. Syukur.
Peneliti akan berada di lapangan untuk mengumpulkan data dalam latar alamiah, dimana peneliti bertindak sebagai instrumen kunci, sehingga kehadiran peneliti di lapangan menjadi syarat utama. Disamping itu, peneliti juga berperan sebagai perencana dan pelaksanaan tindakan, pengumpul dan penganalisa data, serta untuk melaporkan hasil penelitian.

D.    Data dan Sumber Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
1.      hasil pekerjaan siswa pada soal yang diberikan, melalui tes awal sebelum tindakan, dan tes akhir sesudah tindakan,
2.      hasil pengamatan siswa dan guru terhadap langkah-langkah pembelajaran dan suasana kelas,
3.      hasil wawancara dengan subjek penelitian, dan
4.      hasil angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 2 Banda Aceh. Siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian sebanyak 6 orang, sehingga diharapkan pengamatan lebih terfokus dan aktivitas siswa dapat diamati lebih cermat dan mendalam. Kriterianya adalah 2 orang siswa berkemampuan rendah , 2 orang siswa berkemampuan sedang, dan 2 orang siswa berkemampuan tinggi. Penentuan ini dilakukan berdasarkan hasil tes awal dan konsultasi dengan guru matematika yang mengajar di kelas itu. Konsultasi dengan guru matematika dilakukan karena mengingat salah satu tehnik penelitian  yang digunakan adalah wawancara, sehingga diharapkan subjek yang terpilih adalah siswa yang mudah untuk diajak berkomunikasi saat wawancara.


E.     Prosedur pengumpulan data

Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini berupa observasi, angket responden, tes, dan wawancara.
1. Observasi (pengamatan).
            Lembar observasi digunakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kegiatan mengajar selama penelitian. Lembar observasi terdiri dari lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran dan lembar observasi aktivitas siswa.
a.       Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran.
Lembar pengamatan ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran model koperatif tipe TAI. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru. Lembar observasi diberikan kepada pengamat untuk diisi sesuai dengan petunjuk. Adapun  pengamatnya adalah guru matematika yang mengajar di sekolah yang diteliti yaitu Ibu Imadiah, S.Pd. Lembar pengamatan kemampuan guru mengelola pelajaran dapat dilihat pada Lampiran 6.
b.   Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar pengamatan ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan diisi setiap lima menit sesuai dengan petunjuk. Adapun pengamatnya  adalah Mahmudi seorang mahasiswa jurusan matematika. Lembar pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada Lampiran 4.

2. Angket Respon Siswa
            Angket digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dan perangkat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Siswa memberikan tanda cek list pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan yang diajukan. Angket tersebut diberikan kepada siswa segera setelah pembelajaran selesai. Angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran 8.
3. Tes
            Tes awal dilaksanakan untuk melihat pengetahuan materi prasyarat yang telah dimiliki siswa. Tes hasil belajar dilaksanakan untuk memperoleh informasi tentang penguasaan siswa terhadap materi pertidaksamaan kuadrat. Data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui pemberian kuiz di setiap akhir pembelajaran dan tes akhir yang diberikan setelah proses pembelajaran selesai. Soal tes awal, soal tes akhir, LKS I, LKS II, dan LKS III telah divalidasi isi oleh dua orang dosen pembimbing dan satu orang guru bidang studi matematika. Tes awal dapat dilihat pada Lampiran 10 dan tes akhir siswa dapat dilihat pada Lampiran 23. Lembaran validitas LKS I, LKS II dan LKS III dapat dilihat pada Lampiran 22, sedangkan lembaran validitas tes akhir dapat dilihat pada Lampiran 28.
4. Wawancara.
 Wawancara dilakukan hanya pada 6 orang siswa yang terpilih. Dalam wawancara tersebut peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang di dalamnya mencangkup kendala yang dihadapi siswa pada materi pertidaksamaan kuadrat. Wawancara dilakukan dalam bentuk semi terstruktur. Pedoman umum wawancara dengan siswa dapat dilihat pada Lampiran 9.
.
F.      Teknik Analisis Data

Tahap analisis data merupakan tahap yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena pada tahap inilah penulis dapat merumuskan hasil-hasil penelitiannya. Setelah semua data terkumpulkan, maka untuk mendeskripsikan data penelitian dapat dilakukan perhitungan seperti dalam uraian berikut.
1. Analisis data aktivitas siswa.
            Data hasil pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dianalisis dengan menggunakan persentase, yaitu:
       .[24]
                Aktivitas siswa dikatakan aktif jika waktu yang digunakan untuk melakukan setiap aktivitas sesuai dengan alokasi waktu yang termuat dalam RPP dengan batasan toleransi 5%.[25]   Penentuan kesesuaian aktivitas siswa berdasarkan pencapaian waktu ideal yang ditetapkan dalam penyusunan rencana pembelajaran materi pertidaksamaan kuadrat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI  seperti Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1. Kriteria Efektivitas Aktivitas Siswa.
No
Aspek Pengamatan Aktivitas Siswa
Persentase Kesesuaian (P)
Waktu Ideal
Toleransi
1
Mendengarkan, memperhatikan penjelasan guru/teman
13%
7%≤ P ≤18%

2
Menjawab permasalahan di LKS secara individu
10%
5%≤ P ≤15%
3
Mendiskusikan jawaban permasalahan di LKS dalam kelompok dengan cara saling mengoreksi hasil jawaban individu
27%
22%≤ P ≤32%
4
Membandingkan jawaban dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas
30%
25%≤ P ≤35%
5
Bertanya/menyampaikan pendapat/ide kepada guru atau teman
10%
5%≤ P ≤15%
6
Menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur
0%
5%≤ P ≤15%
7
Perilaku yang tidak relevan dengan KBM
0%
0%≤ P ≤5%
Sumber:  Noehi Nasution,dkk, Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta: Universitas Terbuka,   2007), hal. 9.27

P = waktu ideal
2. Analisis data kemampuan guru mengelola pembelajaran.
            Data tentang kemampuan guru mengelola pembelajaran dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan skor rata-rata.
            Pendeskripsian skor rata-rata tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dapat diikuti seperti uraian berikut ini.
Nilai  < 0,50                     sangat kurang
0,50 ≤ nilai < 1,50            kurang
1,50 ≤ nilai < 2,50            cukup
2,50 ≤ nilai < 3,50            baik
Nilai  ≥ 3,5                       sangat baik.
Kemampuan guru mengelola pembelajaran dikatakan efektif jika skor dari setiap aspek yang dinilai berada pada kategori baik dan sangat baik.[26]

3. Analisis data angket respon siswa
            Respon siswa dianalisis dengan cara menghitung rata-rata keseluruhan skor yang telah dibuat dengan model skala Likert. Penskoran dalam skala kategori Likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai kuantitatif 4, 3, 2, 1 untuk pertanyaan positif dan 1, 2, 3, 4 untuk pertanyaan bersifat negatif.[27]  Pada penelitian ini, untuk pernyataan positif maka diberi skor 4 untuk sangat setuju, 3 untuk setuju, 2 untuk tidak setuju dan 1 untuk sangat tidak setuju. Sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor sebaliknya yaitu skor 1 untuk sangat setuju, 2 untuk setuju, 3 untuk tidak setuju, dan 4 untuk sangat tidak setuju.[28] Skor rata-rata respon siswa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Skor rata-rata =      
Keterangan:    f1       = Banyak siswa yang dapat menjawab pilihan A (sangat setuju)
                       n1     =  Bobot skor pilihan A (sangat setuju)
                       f2     =  Banyak siswa yang menjawab pilihan B (setuju)
                       n2     =  Bobot skor pilihan B (setuju)
                           =  Banyak siswa yang menjawab pilihan C (tidak setuju)
                       n3     =  Bobot skor pilihan C (tidak setuju)
                       f4      =  Banyak siswa yang menjawab pilihan D (sangat tidak setuju)
                       n4     =  Bobot skor pilihan D (sangat tidak setuju)
                       N    = Jumlah seluruh siswa yang memberikan respon terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada materi pertidaksamaan kuadrat. [29]



Kriteria skor rata-rata untuk respon siswa adalah sebagai berikut:
3  skor rata-rata ≤ 4 = Sangat positif
2 skor rata-rata 3 = Positif
1 skor rata-rata ≤ 2 = Negatif
0 skor rata-rata ≤1 = Sangat negatif.[30]
4. Analisis data tes hasil belajar.
Menurut Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di MAN 2 Banda Aceh untuk ketuntasan belajar secara individual jika mempunyai daya serap paling sedikit 60%, sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 80% siswa tuntas secara individu.[31] Data yang digunakan untuk menganalisis ketuntasan hasil belajar adalah kuis pada setiap tindakan dan tes akhir. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa dikatakan tuntas belajar secara individu bila memiliki daya serap 60%. Sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal tercapai bila 80% siswa di kelas tersebut telah tuntas belajar. Jawaban tes digunakan untuk melihat ketuntasan hasil belajar.
Skor yang akan diperoleh dari hasil tes tersebut dijadikan sebagai data penelitian yang nantinya akan diolah. Setelah data terkumpul maka disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Selanjutnya data akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif persentase dengan rumus:
                        .          
Keterangan :     P          = Nilai persentase jawaban siswa
                        F          = Frekuensi jawaban siswa
                        n          =  Jumlah siswa
                        100%   =  Bilangan tetap. [32]

G.  Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian, keabsahan data merupakan hal yang penting. Untuk mengecek keabsahan data akan digunakan kriteria derajat kepercayaan[33]. Derajat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Triangulasi, (2) Ketekunan pengamatan, dan (3) Pemeriksaan teman sejawat.
Triangulasi adalah suatu teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu di luar data itu keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi dengan metode dan triangulasi dengan sumber. Triangulasi dengan metode dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek balik sesuatu informasi yang diperoleh melalui wawancara, observasi, catatan lapangan dan tes akhir tindakan. Sedangkan triangulasi dengan sumber dilakukan dengan cara membandingkan data hasil observasi teman sejawat dan hasil observasi peneliti dengan wawancara.
Ketekunan pengamat dilakukan pengamat dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti, rinci dan terus menerus selam proses penelitian. Kegiatan ini dapat diikuti dengan pelaksanaan wawancara secara intensif sehingga dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya subjek berdusta, menipu atau berpura-pura.
Pemeriksaan teman sejawat adalah mendiskusikan proses dan hasil penelitian dengan dosen pembimbing, teman sejawat dan guru bidang studi matematika. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan masukan baik dari segi metodologi ataupun konteks penelitian. Dengan pemeriksaan teman sejawat diharapkan penelitian tidak menyimpang dari harapan dan data yang diperoleh benar-benar mencerminkan data yang valid.

H. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam penelitian ini mencakup (1) tahap perencanaan dan (2) tahap pelaksanaan kegiatan penelitian. Rincian tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan seperti uraian berikut ini.
a.       Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi kegiatan refleksi awal dan menetapkan serta merumuskan rancangan penelitian.
1.   Refleksi awal
Pada tahap ini dilakukan kegiatan(1) membuat soal tes awal, (2) menentukan sumber data, dan (3) melakukan tes awal, dan (4) menetapkan kelompok dan 6 orang siswa untuk diwawancarai.
2.   Menetapkan dan merumuskan rancangan penelitian
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah (1)menentukan tujuan pembelajaran, (2) menyusun kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif tipe TAI, (3) menyiapkan LKS I, LKS II dan LKS III  untuk kegiatan diskusi kelompok, lembar observasi, angket dan format wawancara yang akan digunakan pengamat pada saat tindakan.
b.      Tahap Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Pelaksanaan kegiatan penelitian dibagi dalam tiga tindakan , yaitu tindakan I, tindakan II dan tindakan III. Tindakan I adalah materi tentang memahami pengertian dari pertidaksamaan kuadrat. Tindakan II adalah merevisi kekurangan di tindakan I. Tindakan III adalah merevisi kekurangan tindakan II.
Pelaksanaan setiap kegiatan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Kegiatan untuk tiap-tiap tindakan meliputi tahap (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) mengamati, dan (4) merefleksi yang membentuk suatu siklus.
Pelaksanaan kegiatan mengajar belajar untuk setiap kali pertemuan mengikuti siklus rancangan penelitian tindakan kelas, yaitu rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Pada tahap perencanaan, guru menyusun rencana pembelajaran (RPP-1) dengan mengaju pada silabus materi pertidaksamaan kuadrat dan disesuaikan dengan tes akhir. Disamping itu, peneliti juga menyiapkan alat dan peragkat pembelajaran yang dibutuhkan pada RPP-1. kemudian guru melakukan tindakan pertama, yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RPP-1. Pada saat guru melaksanakan kegiatan mengajar belajar dilakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran model kooperatif tipe TAI oleh dua orang pengamat, dan pengamat tersebut setelah selesai kegiatan mengajar belajar melakukan refleksi terhadap pelaksanaan RPP-1. Hasil refleksi/masukan yang diberikan oleh pengamat dijadikan pedoman oleh peneliti dalam merevisi berbagai kelemahan pada RPP-1 dan memperbaiki kembali RPP-2 dan 3 sesuai hasil revisi dari RPP-1.
Berdasarkan hasil refleksi/masukan pada kegiatan pembelajaran pertama (RPP-1), guru menyusun rencana pembelajaran pertemuan kedua (RPP-2) dengan mengacu pada silabus. Selanjutnya guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai RPP-2. Pada saat guru melakukan kegiatan mengajar belajar juga dilakukan pengamatan. Setelah selesai, pengamat melakukan refleksi yang dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam merevisi berbagai kelemahan pada RPP-2 dan sekaligus memperbaiki kembali RPP-3. Selanjutnya peneliti kembali melaksanakan proses pembelajaran dan masih dilakukan pengamatan. Setelah selesai pengamat kembali memberikan refleksi untuk memperbaiki kembali RPP-3, sesuai dengan perbaikan RPP-3, RPP-1 dan 2 juga direvisi kembali. Untuk lebih jelasnya tentang tahapan penelitian dapat dilihat dalam Gambar 3.1.
Untuk menjaga keseragaman dalam penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada buku “Panduan Menulis Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-raniry tahun 2008”.





Secara garis besar pelaksanaan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.[34]
Siklus Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research)
Perangkat
Pembelajaran
 

                                                                 
                                                           Rencana
                                                   
                                       Refleksi
      Observasi                                                              Revisi
                                       Siklus 1
                                       Tindakan                           Rencana
Refleksi
 
Revisi
 
                                

      Observasi                                                                
Rencana
 
                                     Siklus 2
                                     Tindakan
Refleksi
 
                                                                                                                                                                                          
Observasi
 
                                    
Siklus 3
Tindakan
 
                                                                                                                   Revisi      
Laporan
 
                                    
                           


Gambar 3.1 Siklus Rancangan Penelitian Tindakan Kelas



[22] Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Penerbit Alfabeta Bandung, april 2007), hal 59
[23] Moleong, L. J, Metodologi Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001), hal 35
[24] Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 1992), hal. 69,
[25]  Mukhlis, Pembelajara Matematika Realistik untuk Materi Pokok Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri Pailangga, (Surabaya: Univeritas Negeri Surabaya, 2005), hal. 70.
        [26] Noehi Nasution,dkk, Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta: Universitas Terbuka,   2007), hal. 9.26.
[27]Sukardi, Metodelogi Penelitian, Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), hal. 147.
[28] Noehi Nasution,dkk, Evaluasi …………….. hal. 9.41
[29]Sukardi,Metodelogi Penelitian........... hal. 147
[30]Ibid, hal. 148
                [31]Kriteria  Ketuntasan Minimum, MAN 2 Banda Aceh, 2009.
[32]Sudjana, Metode Statistika,............ hal. 69
[33] Moleong, L. J, Metodologi Kualitatif…………………………, hal 49
                [34] Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 105.


BAB IV

HASIL PENELITIAN



A.     Deskripsi Lokasi Penelitian


Madrasah Aliyah Negeri 2 Banda Aceh adalah salah satu madrasah di kota Banda Aceh di bawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia, sekolah ini mempunyai 16 kelas masing-masing kelas X-1, X-2, X-3, X-4, X-5, XI IPA-1, XI IPA-2, XI IPS-1, XI IPS-2, XI BAHASA, XII IPA-1, XII IPA-2, XII IPS-1, XII IPS-2, XII IPS-3 dan XII BAHASA. Selain itu, madrasah ini juga dilengkapi oleh ruang-ruang lainnya seperti ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang bidang pengajaran, ruang tata usaha, ruang OSIM, perpustakaan, laboratorium bahasa, laboratorium computer, aula, lapangan olah raga dan tempat MCK.
Jumlah siswa MAN 2 Banda Aceh tahun pelajaran 2009/2010 seluruhnya sebanyak 410 siswa yang terdiri dari 134 siswa kelas X, 114 siswa kelas XI, 162 siswa kelas XII. Madrasah Aliyah Negeri 2 Banda Aceh saat ini dipimpin oleh Drs Abd. Syukur. Untuk kelancaran tugas sehari-hari kepala sekolah dibantu oleh 6 karyawan tetap dan 2 honorer. Tenaga pengajar yang ada di MAN 2 Banda Aceh sebanyak 47 orang yang terdiri dari 41 guru tetap dan 6 orang guru honor serta 2 orang karyawan perpustakaan. Guru matematika di MAN 2 Banda Aceh ini terdiri dari 4 orang yang semuanya guru tetap.




49
 
 

B.     Deskripsi Hasil Penelitian

Sebelum memulai proses pembelajaran materi pertidaksamaan kuadrat, terlebih dahulu dilakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Tes awal dilaksanakan pada tangal 7 Desember 2009. Berikut hasil tes yang memperlihatkan kemampuan awal siswa.
Tabel 4.1 Skor Tes Awal Siswa
No
NIS
Skor
1
3582
80
2
3583
37
3
3584
90
4
3585
55
5
3586
30
6
3587
77
7
3588
57
8
3589
77
9
3590
77
10
3592
55
11
3593
90
12
3595
65
13
3596
88
14
3597
78
15
3599
18
16
3600
75
17
3601
53
18
3602
45
19
3603
77
20
3604
75
21
3605
77
22
3606
35
23
3607
77
24
3608
70
25
3609
77
26
3610
77
27
3611
68
28
3612
40
Sumber: Hasil Penelitian 2009 (diolah)

 
29
3613
68
Berdasarkan Tabel 4.1, terlihat bahwa jumlah siswa kelas X-1 adalah 30 siswa. Namun pada saat peneliti melakukan penelitian, satu siswa tidak dapat hadir karena kurang sehat, sehingga jumlah siswa yang mengikuti tes awal adalah 29 orang. Berdasarkan skor tes awal siswa dan pertimbangan dengan guru bidang studi, siswa dibagi dalam enam kelompok. Nama-nama ke-6 anggota kelompok dapat dilihat pada Lampiran 29
            Dalam proses pembelajaran, penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tindakan. Adapun uraian pelaksanaan setiap tindakan adalah sebagai berikut.
1.      Tindakan I
a.      Tahap Perencanaan
            Pada tahap ini peneliti mempersiapkan beberapa hal, yaitu Rencana Pelaksanaan  Pembelajaran untuk tiga kali pertemuan (RPP I, II, III), Lembar Kerja Siswa (LKS I, II, III), instrumen tes untuk setiap pertemuan, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, lembar angket respon siswa, dan lembar pewawancara yang semuanya dapat dilihat pada lampiran.
b.  Tahap Pelaksanaan (Tindakan)
            Pelaksanaan pembelajaran I dilaksanakan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru pada tanggal 8 Desember 2009. Kegiatan pembelajaran dibagi kedalam tiga tahap, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Tahap-tahap tersebut sesuai dengan RPP I yang terdapat pada Lampiran 11.
            Kegiatan pembelajaran pada tahap pendahuluan (tahap awal) diawali dengan memotivasi siswa dan terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian guru memperkenalkan kepada siswa model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan tahapan-tahapan pembelajarannya serta menggali pemahaman awal siswa melalui tanya jawab.sebagai pemahaman awal siswa sebelum masuk kedalam kegiatan inti pembelajaran.
            Kegiatan  selanjutnya yaitu tahap inti. Pada tahap ini, siswa duduk dalam kelompok belajar masing-masing yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan ini, siswa terlebih dahulu mengerjakan LKS yang telah dibagikan pada pertemuan sebelumnya sebagai tahap pembelajaran secara individu dan untuk tahap ini siswa dianjurkan untuk mengerjakan LKS di rumah, hal ini diberikan sebagai usaha untuk menghemat waktu pembelajaran. Hasil belajar secara individu dibawa ke dalam kelompok untuk didiskusikan. Selama proses diskusi berlangsung, jika ada siswa yang mengalami kesulitan maka guru berusaha membimbingnya untuk dapat menyelesaikan permasalahannya. Guru menyuruh beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan kelompok yang lain berusaha menanggapi.
            Kegiatan yang terakhir adalah siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru tentang materi yang telah dipelajari. Selanjutnya guru mengadakan tes/kuis selama 10 menit. Adapun lembaran soal kuis I dapat dilihat pada Lampiran 13. Sedangkan kriteria penilaian soal kuis I dapat dilihat pada Lampiran 14.
c.  Tahap Pengamatan (Observasi)
1.      Observasi Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama pembelajaran diamati oleh teman sejawat peneliti yang berasal dari Jurusan Pendidikan Matematika yaitu Mahmudi. Data pengamatan terhadap aktivitas siswa selama satu kali pembelajaran dinyatakan dalam persentase. Siswa yang diamati berjumlah 6 orang, dengan rincian 2 orang dari kelompok atas, 2 orang dari kelompok tengah dan 2 orang dari kelompok bawah. Pengambilan siswa sebagai objek pengamatan berdasarkan konsultasi dan arahan dari guru bidang studi serta nilai yang didapat siswa dari tes awal. Siswa yang termasuk dalam kategori kelompok atas merupakan siswa yang berprestasi tinggi, siswa yang termasuk kelompok tengah merupakan siswa yang berprestasi sedang dan siswa yang termasuk dalam kelompok bawah merupakan siswa yang berprestasi rendah. Adapun nama-nama yang termasuk dalam kelompok yang disebutkan diatas, dapat dilihat dalam Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Daftar Siswa yang Menjadi Objek Pengamatan

No
NIS
Kelompok
1.
2.
3582
3607
Atas
3.
4.
3610
3685
Tengah
5.
6.
3583
3586
Bawah
Sumber: Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

            Kegiatan pengamatan aktivitas siswa dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung  untuk setiap pertemuan. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada RPP I dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4. 3 Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran pada RPP I

No
Kategori pengamatan
Persentase aktivitas siswa pada RPP I (%)
Waktu ideal (%)
Toleransi 5%
1
Mendengarkan, memperhatikan penjelasan guru/teman
15,63
13
7%≤ P ≤18%
2
Menjawab permasalahan di LKS secara individu
12,50
10
5%≤ P ≤15%
3
Mendikusikan jawaban permasalahan di LKS dalam kelompok dengan cara saling mengoreksi hasil jawaban individu
18,75
27
22%≤ P ≤32%
4
Membandingkan jawaban dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas
29,17
30
25%≤ P ≤35%
5
Bertanya/menyampaikan pendapat/ide kepada guru atau teman
8,33
10
5%≤ P ≤15%
6
Menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur
11,46
10
5%≤ P ≤15%
7
Perilaku yang tidak relevan dengan KBM (seperti:melamun, berjalan-jalan di luar kelompok belajarnya, membaca buku/mengerjakan tugas mata pelajaran lain, bermain-main dengan teman, dan lain-lain).
4,17
0
0%≤ P ≤5%
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada RPP I  terlihat ada aktivitas yang masih belum memenuhi waktu ideal, yaitu: mendiskusikan jawaban permasalahan di LKS dalam kelompok dengan cara saling mengoreksi hasil jawaban individu. Hal ini disebabkan karena siswa masih lebih terfokus untuk menjawab soal secara individu.
2.      Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
            Kegiatan pengamatan terhadap kemampuan guru juga dilakukan pada setiap RPP. Fokus pengamatan dikelompokkan menjadi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, penutup, kemampuan mengelola waktu, dan suasana kelas. Hasil pengamatan terhadap kemampuan guru pada RPP I secara jelas disajikan dalam Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran dengan Model     Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI.

No
Aspek Yang Diamati
RPP  I

Pendahuluan

1
Kemampuan memotivasi siswa/mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
3
2
Kemampuan mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa
2
3
Kemampuan menginformasikan langkah-langkah pembelajaran
3

Kegiatan Inti

4
Kemampuan menjelaskan soal yang ada di LKS kepada siswa
4
5
Kemampuan mengarahkan siswa untuk menjawab soal dan menemukan jawaban sendiri
2
6
Kemampuan memimpin diskusi kelas/ menguasai kelas
3
7
Kemampuan menghargai berbagai pendapat siswa
3
8
Kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri dan menark kesimpulan tentang konsep/ prinsip/ definisi/ teorema/ rumus/ prosedur matematika
2
9
Kemampuan dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan penyelesaian soal
3
10
Kemampuan mendorong siswa untuk mau bertanya dan menjawab pertanyaan
3

Penutup

11
Kemampuan menegaskan hal-hal penting/ intisari pembelajaran
3
12
Kemampuan  memberikan pujian terhadap keberhasilan siswa dalam memahami materi yang diajarkan
2
13
Kemampuan menyampaikan judul sub materi selanjutnya/ memberikan tugas kepada siswa dan menutup pelajaran
3
14
Kemampuan Mengelola Waktu
3

Suasana Kelas

15
Antusias siswa
2
16
Antusias guru
3

Rata-rata
2,75
Sumber: Hasil Pengolahan Data
            Berdasarkan hasil observasi terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada Tabel 4.4 menunjukkan skor rata-rata yang diperoleh guru dalam mengelola pembelajaran  pada RPP I sudah dalam kategori baik.
3.      Hasil Belajar Siswa
            Setelah kegiatan pembelajaran pada RPP I berlangsung, guru memberikan tes/kuis yang diikuti oleh 29 orang siswa dari 30 orang. Skor hasil tes belajar siswa pada RPP I  dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Skor Tes RPP-1
No
NIS
Skor
Keterangan
1
3582
100
Tuntas
2
3583
100
Tuntas
3
3584
75
Tuntas
4
3585
100
Tuntas
5
3586
100
Tuntas
6
3587
100
Tuntas
7
3588
100
Tuntas
8
3589
100
Tuntas
9
3590
50
Tidak Tuntas
10
3591
100
Tuntas
11
3592
75
Tuntas
12
3593
100
Tuntas
13
3595
100
Tuntas
14
3596
100
Tuntas
15
3597
100
Tuntas
16
3599
100
Tuntas
17
3600
100
Tuntas
18
3601
0
Tidak Tuntas
19
3602
100
Tuntas
20
3603
100
Tuntas
21
3604
100
Tuntas
22
3605
100
Tuntas
23
3606
75
Tuntas
24
3607
100
Tuntas
25
3608
50
Tidak Tuntas
26
3609
100
Tuntas
27
3610
100
Tuntas
28
3611
100
Tuntas
Sumber: Hasil Penelitian 2009 (diolah)

 
29
3612
50
Tidak Tuntas
Ket: Siswa yang namanya dicetak tebal adalah siswa yang menjadi subjek wawancara.

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa 25 siswa (86,2%) tuntas belajarnya, sedangkan 4 siswa (13,8%) tidak tuntas. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan di MAN 2 Banda Aceh bahwa seorang siswa dikatakan tuntas bila memiliki daya serap 60% dan ketuntasan secara klasikal jika 80% siswa dikelas tersebut tuntas belajarnya[35]. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal pada RPP 1 sudah  termasuk dalam katagori  tuntas.
4.      Hasil Wawancara
Kegiatan wawancara hanya dilakukan pada 6 siswa yang terpilih untuk diwawancarai. Wawancara dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berakhir untuk setiap pertemuan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada pertemuan I, siswa tidak banyak menghadapi kendala dan kesulitan dalam menyatakan bentuk pertidaksamaan kuadrat dan memberikan contoh pertidaksamaan kuadrat. Tetapi sebagian dari mereka mengatakan bahwa mereka kurang konsentrasi dalam menyelesaikan soal karena kondisi kelas yang sedikit ribut pada saat berlangsungnya diskusi kelompok. Sehingga guru perlu memperbaiki suasana kelas pada pertemuan berikutnya.
    d.  Refleksi
Selama kegiatan pembelajaran pada RPP I berlangsung, aktivitas siswa
dalam mediskusikan jawaban permasalahan di LKS dalam kelompok dengan cara saling mengoreksi hasil jawaban individu  masih diluar waktu ideal. Oleh karena itu, pada RPP II guru perlu memberikan motivasi pada setiap kelompok untuk lebih aktif berdiskusi dalam kelompok dan lebih berani dalam bertanya. Selain itu, suasana kelas perlu lebih di kontrol.
            Secara umun, penjelasan tentang hasil temuan untuk aspek-aspek yang perlu perbaikan selama proses pembelajaran pada tindakan I dapat dilihat dalam Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Hasil Temuan dan Revisi Selama Proses Pembelajaran

No
Refleksi
Hasil temuan
Revisi
1.
Silkus I
a.    Aktivitas siswa pada kategori mendiskusikan jawaban permasalahan di LKS dalam kelompok dengan cara saling mengoreksi hasil jawaban individu masih di luar waktu ideal.
a.    Guru memotivasi setiap kelompok untuk lebih aktif berdiskusi dalam kelompok dan lebih aktif bertanya.
b.    Masih banyak siswa yang menjawab soal secara individu saat tahapan diskusi kelompok.
 b. Guru menjelaskan lebih jelas lagi bahwa dalam model pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa tidak hanya belajar individu tetapi juga harus aktif berdiskusi dalam kelompok.


c.   Siswa kurang konsentrasi dalam menyelesaikan soal karena kondisi kelas yang sedikit ribut pada saat berlangsungnya diskusi kelompok.
c. Siswa diminta agar pada saat berlangsungnya diskusi kelompok siswa tidak jalan-jalan ke kelompok lain, tidak melakukan kegiatan lain yang mengganggu jalannya proses pembelajaran.
d.   Masih ada 4 orang siswa yang hasil  belajarnya belum tuntas.
d. Guru memberikan bimbingan khusus untuk siswa yang belum tuntas hasil belajarnya.
Sumber: Hasil Temuan Selama Proses Pembelajaran pada Tindakan I


2. Tindakan II
      a. Tahap Perencanaan
            Tindakan II dilakukan pada tanggal 10 Desember 2009. pada tahap ini, guru memperbaiki RPP II dan LKS II berdasarkan hasil refleksi pada tindakan I. Guru juga masih mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, dan lembar wawancara.
     b.  Tahap Pelaksanaan (Tindakan)
            Kegiatan pembelajaran pada RPP II masih dilakukan dalam tiga tahap dengan perbaikan seperlunya sesuai dengan revisi RPP pada tindakan I. Pada RPP II ini, siswa tetap bekerja dalam kelompok masing-masing. Sebelum materi pada RPP II dimulai, guru mengulang sedikit materi pada pertemuan sebelumnya dengan meminta salah satu kelompok menyatakan definisi dari pertidaksamaan kuadrat dan menuliskan contoh dari pertidaksamaan kuadrat tersebut. Adapun RPP II terdapat pada Lampiran 15.
            Pada kegiatan selanjutnya guru menjelaskan secara garis besar cara menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat. Setelah itu, guru mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri selesaian dari pertidaksamaan kuadrat dengan menggunakan sketsa grafik fungsi kuadrat dengan memberikan bimbingan bagi kelompok yang kurang memahami isi permasalahan di LKS. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika siswa mengalami kesulitan.
            Kegiatan yang terakhir yaitu siswa mendemonstrasikan hasil kerja kelompok dan membuat kesimpulan dengan bimbingan guru tentang materi yang telah dipelajari. Selanjutnya guru mengadakan tes/kuis selama 10 menit. Adapun lembaran soal kuis II dapat dilihat pada Lampiran 17. Sedangkan kriteria penilaian soal kuis II dapat dilihat pada Lampiran 18.
c.    Tahap Pengamatan (Observasi)
      1. Observasi Aktivitas Siswa
            Hasil pengamatan aktivitas siswa pada RPP II dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7  Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran pada RPP II
No
Kategori pengamatan
Persentase aktivitas siswa pada RPP I (%)
Waktu ideal (%)
Toleransi 5%
1
Mendengarkan, memperhatikan penjelasan guru/teman
16,67
13
7%≤ P ≤18%
2
Menjawab permasalahan di LKS secara individu
11,46
10
5%≤ P ≤15%
3
Mendikusikan jawaban permasalahan di LKS dalam kelompok dengan cara saling mengoreksi hasil jawaban individu
20,83
27
22%≤ P ≤32%
4
Membandingkan jawaban dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas
28,13
30
25%≤ P ≤35%
5
Bertanya/menyampaikan pendapat/ide kepada guru atau teman
12,50
10
5%≤ P ≤15%
6
Menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur
8,33
10
5%≤ P ≤15%
Sumber: Hasil Pengolahan Data

 
7
Perilaku yang tidak relevan dengan KBM (seperti:melamun, berjalan-jalan di luar kelompok belajarnya, membaca buku/mengerjakan tugas mata pelajaran lain, bermain-main dengan teman, dan lain-lain).
2,08
0
0%≤ P ≤5%
            Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa Tabel 4.7 diatas dan mengacu  pada kriteria waktu aktivitas siswa untuk masing-masing kategori pada RPP II juga belum efektif, dikarenakan ada aktivitas siswa yang masih pada kategori yang sama seperti pada pertemuan I yang belum efektif, yaitu: Mendikusikan jawaban permasalahan di LKS II dalam kelompok dengan cara saling mengoreksi hasil jawaban individu. Ini disebabkan karena siswa masih belum mengerti dan cenderung ragu-ragu dalam menjawab soal yang ada kebanyakan siswa terfokus untuk menjawab soal secara individu daripada kelompok.
      2.  Observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran
            Kegiatan pengamatan terhadap kemampuan guru juga dilakukan pada setiap RPP yang pengamatnya adalah guru budang studi Matematika yang bernama Ibu Imadiah, S.Pd. Fokus pengamatan dikelompokkan menjadi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, penutup, kemampuan mengelola waktu, dan suasana kelas. Hasil pengamatan terhadap kemampuan guru pada RPP II secara jelas disajikan dalam Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI pada RPP II

No
Aspek Yang Diamati
RPP  II

Pendahuluan

1
Kemampuan memotivasi siswa/mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
3
2
Kemampuan mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa
2
3
Kemampuan menginformasikan langkah-langkah pembelajaran
4

Kegiatan Inti

4
Kemampuan menjelaskan soal yang ada di LKS kepada siswa
3
5
Kemampuan mengarahkan siswa untuk menjawab soal dan menemukan jawaban sendiri
2
6
Kemampuan memimpin diskusi kelas/ menguasai kelas
2
7
Kemampuan menghargai berbagai pendapat siswa
2
8
Kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri dan menark kesimpulan tentang konsep/ prinsip/ definisi/ teorema/ rumus/ prosedur matematika
3
9
Kemampuan dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan penyelesaian soal
3
10
Kemampuan mendorong siswa untuk mau bertanya dan menjawab pertanyaan
3

Penutup

11
Kemampuan menegaskan hal-hal penting/ intisari pembelajaran
3
12
Kemampuan  memberikan pujian terhadap keberhasilan siswa dalam memahami materi yang diajarkan
2
13
Kemampuan menyampaikan judul sub materi selanjutnya/ memberikan tugas kepada siswa dan menutup pelajaran
4
14
Kemampuan Mengelola Waktu
3

Suasana Kelas

15
Antusias siswa
3
16
Antusias guru
3

Rata-rata
2,81
Sumber: Hasil Pengolahan Data
            Berdasarkan hasil observasi terhadap kemampuan guru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada Tabel 4.8 menunjukkan skor rata-rata yang diperoleh guru dalam mengelola pembelajaran  pada RPP II sudah termasuk dalam kategori baik, tetapi masih beberapa aspek yang berada pada kategori cukup, yaitu kemampuan mengarahkan siswa untuk menjawab soal dan menemukan jawaban sendiri, kemampuan memimpin diskusi kelas/ menguasai kelas, kemampuan menghargai berbagai pendapat siswa, kemampuan  memberikan pujian terhadap keberhasilan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Ini akan menjadi bahan perbaikan pada pertemuan selanjutnya.
      3. Hasil Belajar Siswa
            Setelah kegiatan pembelajaran pada RPP II berlangsung, guru kembali memberikan tes/kuis yang diikuti oleh 20 orang siswa dari jumlah seluruhnya 30 orang. Sepuluh siswa yang tidak mengikuti kuis karena ada sebagian siswa yang harus menghadiri rapat OSIM dan ada juga yang tidak hadir karena sakitdan absen. Untuk mengetahui kemampuan siswa pada RPP II, berikut skor hasil tes belajar siswa pada RPP II  dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Skor Tes RPP II

No
NIS
Skor
Keterangan
1
3582
60
Tuntas
2
3583
60
Tuntas
3
3585
50
Tidak Tuntas
4
3586
45
Tidak Tuntas
5
3587
60
Tuntas
6
3589
65
Tuntas
7
3590
65
 Tuntas
8
3592
45
Tidak Tuntas
19
3597
65
Tuntas
10
3600
75
Tuntas
11
3601
60
 Tuntas
12
3603
65
Tuntas
13
3604
60
Tuntas
14
3605
65
Tuntas
15
3607
65
Tuntas
16
3608
65
 Tuntas
17
3609
65
Tuntas
18
3610
80
Tuntas
19
3611
65
Tuntas
20
3613
35
Tidak Tuntas
Sumber: Hasil Penelitian 2009 (diolah)
Ket: Siswa yang namanya dicetak tebal adalah siswa yang menjadi subjek wawancara.

Berdasarkan nilai hasil tes belajar siswa, didapat 4 orang siswa (20%) yang belum mencapai ketuntasan belajar secara individu yakni siswa yang memperoleh daya serap <60 sesuai dengan KKM  di sekolah tersebut, dan siswa yang memperoleh daya serap ≥60 berjumlah 16 orang dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 80%. Sesuai dengan kriteria ketuntasan belajar secara klasikal di sekolah, maka ketuntasan belajar siswa secara klasikal untuk RPP II  tercapai.
4.  Hasil Wawancara
Kegiatan wawancara juga dilakukan pada 6 siswa. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada pertemuan II,  siswa masih menghadapi kendala dan kesulitan dalam mencari akar-akar pertidaksamaan dan dalam menentukan daerah penyelesaian pertidaksamaan kuadrat berdasarkan grafik fungsi kuadrat dan dalam menentukan himpunan penyelesaiannya. Selain itu mereka masih banyak kesilapan dalam membedakan tanda ketidaksamaan. Sehingga untuk pertemuan di RPP III, guru harus lebih rinci lagi dalam menjelaskan kepada siswa cara melihat daerah penyelesaian dari pertidaksamaan kuadrat dan cara menentukan himpunan penyelesaiannya.
d.  Refleksi
            Pada tindakan II ini, siswa masih terfokus menyelesaikan soal secara individu. Padahal tugas LKS yang secara individu sudah diingatkan pada pertemuan sebelumnya untuk mengerjakannya di rumah. Pada saat tahap diskusi berlangsung suasana kelas sedikit ribut disebabkan banyak siswa yang masih kurang mengerti tentang cara menyelesaikan soal dan siswa yang sudah mengerti harus menjelaska kembali untuk teman kelompoknya yang masih kurang mengerti. Dalam hal kemampuan guru mengelola pembelajaran sudah dalam kategori baik, dan ketuntasan hasil belajar siswa pada RPP II  sudah tercapai.
            Berdasarkan pengamatan pada tindakan II, terlihat bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal sudah tercapai, yaitu  80% dan masih terdapat 4 orang siswa yang belum tuntas secara individu. Jadi untuk mengatasi siswa yang belum tuntas tersebut, maka perlu diberikan motivasi dan dorongan yang lebih baik lagi agar mereka bisa lebih berhasil  pada pertemuan selanjutnya.
            Secara garis besar, penjelasan tentang hasil pengamatan untuk aspek-aspek yang perlu perbaikan selama proses pembelajaran pada dan tindakan II beserta perbaikan/ revisi yang dilakukan dapat dilihat dalam Tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10 Hasil Temuan dan Revisi Selama Proses Pembelajaran.

No.
Refleksi
Hasil Temuan
Perbaikan/ Revisi
1.
Siklus II
a.    Aktivitas siswa pada kategori mendiskusikan jawaban permasalahan di LKS dalam kelompok dengan cara saling mengoreksi hasil jawaban individu masih diluar waktu ideal.
a.    Memotivasi tidak hanya diberikan di awal pembelajaran tetapi di sela-sela aktifitas belajar guru kembali memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok.


b.    Siswa kurang mengerti dan cenderung ragu-ragu dalam menjawab LKS. 
b. Materi dijelaskan lebih rinci lagi dengan penjelasan yang mudah dimengerti siswa.


c.    Siswa banyak melakukan kesalahan dalam membedakan tanda ketidaksamaan.
c.Siswa yang mengalami kesulitan diberi bimbingan yang lebih selama pembelajaran berlangsung.


d.    Sebanyak 4 orang siswa hasil belajarnya belum tuntas.

Sumber: Hasil Temuan Selama Proses Pembelajaran.
3. Tindakan III
      a. Tahap Perencanaan
            Sebelum melaksanakan tindakan pada tindakan III, guru juga telah mempersiapkan RPP III yang dapat dilihat pada Lampiran 19.

     b.  Tahap Pelaksanaan (Tindakan)
            Kegiatan pembelajaran pada tindakan III ini dilakukan pada tanggal 11 Desember 2009. Kegiatan pembelajaran diawali dengan meminta salah satu kelompok untuk menyelesaikan soal yang berhubungan dengan materi sebelumnya, sesuai dengan rekomendasi pada tindakan II agar guru lebih membimbing siswa dalam menentukan daerah penyelesaian pertidaksamaan kuadrat berdasarkan grafik fungsi kuadrat.
            Kegiatan selanjutnya yaitu guru kembali menyuruh siswa mendiskusikan hasil belajar LKS secara individu yang berlangsung di rumah dalam kelompok masing-masing. Guru membimbing diskusi kelas dan jika ada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah agar siswa tertuju dan paham dengan soal yang dikerjakan. Di akhir pembelajaran guru memberikan tes/kuis sekitar 10 menit untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi di pertemuan terakhir materi pertidaksamaan kuadrat. Adapun lembar soal kuis III dapat dilihat pada Lampiran 22. Sedangkan kriteria penilaian soal kuis III dapat dilihat pada Lampiran 23.
Tes akhir dilakukan pada keesokan harinya. Tetapi pada pertemuan III ini, guru lebih memantapkan materi kepada siswa mulai dari tindakan I sampai tindakan III. Guru mengulang kembali semua materi yang telah dipelajari dan meminta siswa untuk menanyakan hal-hal yang masih belum dimengerti untuk persiapan besok mengikuti tes akhir. Adapun lembaran soal tes awal dan tes akhir dapat dilihat pada Lampiran 10 dan 25. Sedangkan kriteria penilaian soal tes awal dan tes akhir dapat dilihat pada Lampiran 11 dan 26.
c.  Tahap Pengamatan (Observasi)
      1. Observasi Aktivitas Siswa
            Hasil pengamatan aktivitas siswa pada RPP III dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11 Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran pada RPP III

No
Kategori pengamatan
Persentase aktivitas siswa pada RPP I (%)
Waktu ideal (%)
Toleransi 5%
1
Mendengarkan, memperhatikan penjelasan guru/teman
11,46
13
7%≤ P ≤18%
2
Menjawab permasalahan di LKS secara individu
13,54
10
5%≤ P ≤15%
3
Mendikusikan jawaban permasalahan di LKS dalam kelompok dengan cara saling mengoreksi hasil jawaban individu
28,13
27
22%≤ P ≤32%
4
Membandingkan jawaban dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas
27,08
30
25%≤ P ≤35%
5
Bertanya/menyampaikan pendapat/ide kepada guru atau teman
10,42
10
5%≤ P ≤15%
6
Menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur
7,29
10
5%≤ P ≤15%
7
Perilaku yang tidak relevan dengan KBM (seperti:melamun, berjalan-jalan di luar kelompok belajarnya, membaca buku/mengerjakan tugas mata pelajaran lain, bermain-main dengan teman, dan lain-lain).
2,08
0
0%≤ P ≤5%
Sumber: hasil olah data
            Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa Tabel 4.11 diatas dan mengacu  pada kriteria waktu ideal aktivitas siswa untuk masing-masing kategori pada RPP III, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa untuk masing-masing kategori pada setiap pembelajaran adalah sesuai dengan rencana pembelajaran, yaitu terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
      2.  Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
 Hasil observasi terhadap kemampuan guru pada RPP III secara jelas disajikan dalam Tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI pada RPP III

No
Aspek Yang Diamati
RPP  III

Pendahuluan

1
Kemampuan memotivasi siswa/mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
4
2
Kemampuan mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa
3
3
Kemampuan menginformasikan langkah-langkah pembelajaran
4

Kegiatan Inti

4
Kemampuan menjelaskan soal yang ada di LKS kepada siswa
3
5
Kemampuan mengarahkan siswa untuk menjawab soal dan menemukan jawaban sendiri
3
6
Kemampuan memimpin diskusi kelas/ menguasai kelas
3
7
Kemampuan menghargai berbagai pendapat siswa
3
8
Kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri dan menark kesimpulan tentang konsep/ prinsip/ definisi/ teorema/ rumus/ prosedur matematika
3
9
Kemampuan dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan penyelesaian soal
3
10
Kemampuan mendorong siswa untuk mau bertanya dan menjawab pertanyaan
3

Penutup

11
Kemampuan menegaskan hal-hal penting/ intisari pembelajaran
3
12
Kemampuan  memberikan pujian terhadap keberhasilan siswa dalam memahami materi yang diajarkan
3
13
Kemampuan menyampaikan judul sub materi selanjutnya/ memberikan tugas kepada siswa dan menutup pelajaran
4
14
Kemampuan Mengelola Waktu
3

Suasana Kelas

15
Antusias siswa
4
16
Antusias guru
4

Rata-rata
3,31
Sumber: Hasil olah data
            Berdasarkan hasil observasi terhadap kemampuan guru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada Tabel 4.12 menunjukkan skor rata-rata yang diperoleh guru dalam mengelola pembelajaran  pada RPP III meningkat dan termasuk dalam kategori baik dan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunaka model pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah aktif berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu setiap aspek haruslah baik dan sangat baik.
      3. Hasil Belajar Siswa
            Setelah kegiatan pembelajaran pada RPP III berlangsung, guru kembali memberikan tes/kuis yang diikuti oleh 20 orang siswa dari jumlah seluruhnya 30 orang. Untuk mengetahui kemampuan siswa pada RPP III, berikut skor hasil tes belajar siswa pada RPP III  dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Skor Tes RPP III

No
NIS
Skor
Keterangan
1
3582
65
Tuntas
2
3583
60
Tuntas
3
3585
60
 Tuntas
4
3586
50
Tidak Tuntas
5
3587
100
Tuntas
6
3589
100
Tuntas
7
3590
62
 Tuntas
8
3592
60
 Tuntas
19
3597
70
Tuntas
10
3600
60
Tuntas
11
3601
63
 Tuntas
12
3603
60
Tuntas
13
3604
60
Tuntas
14
3605
100
Tuntas
15
3607
45
Tidak Tuntas
16
3608
65
 Tuntas
17
3609
45
Tidak Tuntas
18
3610
80
Tuntas
19
3611
65
Tuntas
20
3613
60
Tuntas
Sumber: Hasil Penelitian 2009 (diolah)

 

Ket: Siswa yang namanya dicetak tebal adalah siswa yang menjadi subjek wawancara.
Berdasarkan nilai hasil tes belajar siswa, didapat 3 orang siswa (15%) yang belum mencapai ketuntasan belajar secara individu yakni siswa yang memperoleh daya serap <60 sesuai dengan KKM  di sekolah tersebut, dan siswa yang memperoleh daya serap ≥60 berjumlah 17 orang dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 85%. Sesuai dengan kriteria ketuntasan belajar secara klasikal di sekolah, maka ketuntasan belajar siswa secara klasikal untuk RPP II  tercapai.
4.  Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan guru terhadap 6 orang siswa, mereka mengaku sudah terbiasa dengan situasi pembelajaran pada RPP III, karena banyak sekali pengalaman yang mereka dapatkan pada RPP I dan RPP II, sehingga disaat pembelajaran pada RPP III, mereka mengaku sudah punya banyak konsep yang mereka dapatkan pada pertemuan sebelumnya dan mereka tidak menemukan kesulitan seperti yang mereka alami pada pertemuan sebelumnya.

d.  Refleksi
            Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa semakin aktif dalam bertanya dan berdiskusi dalam kelompok, selain itu persentase ketuntasan siswa secara klasikal juga meningkat. Berdasarkan hasil observasi setelah semua tindakan dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa siswa banyak mengalami kesulitan dalam menentukan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan kuadrat dengan meggunakan grafik fungsi kuadrat, dan sering tertukar tanda ketidaksamaannya.
            Secara garis besar, penjelasan tentang hasil pengamatan untuk aspek-aspek yang perlu perbaikan selama proses pembelajaran pada dan tindakan III beserta perbaikan/ revisi yang dilakukan dapat dilihat dalam Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Hasil Temuan dan Revisi Selama Proses Pembelajaran.

No.
Refleksi
Hasil temuan
Perbaikan/ revisi
1.
Siklus III
a.       Aktivitas siswa da guru pada tindakan III sudah termasuk dalam kategori baik.
a.   Pembelajaran model kooperatif tipe TAI bisa menjadi salah satu alternatif dalam mengajarkan matematika.


b.    Siswa semakin aktif dalam diskusi menjawab LKS. 
b.   Guru bidang studi matematika dapat memberikan bimbingan yang lebih kepada siswa yag belum tuntas belajarnya.


c.    Suasana kelas semakin kondusif.



d.    Masih ada siswa yang hasil belajarnya belum tuntas.

Sumber: Hasil Temuan Selama Proses Pembelajaran.
            Berdasarkan pengamatan terhadap banyaknya siswa yang hadir selama berlansungnya proses pembelajaran yaitu tiga kali pertemuan, maka peneliti menetapkan bahwa yang menjadi subjek penelitiannya adalah 25 siswa kelas X-I yang hadir mengikuti tes akhir. Hal ini dilakukan karena selama proses belajar tidak semua siswa hadir mengikuti pembelajaran yaitu 29 siswa hadir pada pertemuan I, hanya 20 siswa yang hadir pada pertemuan II dan III dan 25 siswa yang hadir mengikuti tes akhir.
            Tes akhir dilakukan pada hari Sabtu tanggal 12 Desember 2009. Soal tes akhir mencakup semua materi dari RPP I sampai RPP III. Skor nilai tes akhir siswa dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Skor Tes Akhir
No
NIS
Skor
Keterangan
1
3582
70
Tuntas
2
3583
60
Tuntas
3
3584
60
Tuntas
4
3585
53
Tidak Tuntas
5
3586
33
Tidak Tuntas
6
3587
67
Tuntas
7
3588
63
Tuntas
8
3589
75
Tuntas
9
3590
63
 Tuntas
10
3592
55
Tidak Tuntas
11
3593
65
Tuntas
12
3596
60
Tuntas
13
3597
73
Tuntas
14
3600
70
Tuntas
15
3601
70
 Tuntas
16
3602
70
Tuntas
17
3603
63
Tuntas
18
3604
63
Tuntas
19
3605
71
Tuntas
20
3607
61
Tuntas
22
3608
65
 Tuntas
22
3609
73
Tuntas
23
3610
90
Tuntas
24
3611
65
Tuntas
25
3613
50
Tidak Tuntas
Sumber: Hasil Penelitian 2009(diolah)

 

Ket: Siswa yang namanya dicetak tebal adalah siswa yang menjadi subjek wawancara.

Berdasarkan Tabel 4.15 di atas dapat diketahui bahwa 21 siswa (84%) tuntas belajarnya, sedangkan 4 siswa (16%) tidak tuntas. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan di MAN 2 Banda Aceh bahwa seorang siswa dikatakan tuntas bila memiliki daya serap 60% dan ketuntasan secara klasikal jika 80% siswa dikelas tersebut tuntas belajarnya[36]. Maka dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal materi pertidaksamaan kuadrat melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI termasuk dalam katagori tuntas.

4. Respon Siswa terhadap Materi Pertidaksamaan Kuadrat dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI).


Untuk memperoleh respon/masukan dari para siswa terhadap pembelajaran materi pertidaksamaan kuadrat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI angket respon siswa yang diisi oleh 25 orang siswa setelah tes akhir pembelajaran berlangsung. Adapun respon siswa terhadap pembelajaran materi pertidaksamaan kuadrat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat dilihat pada tabel-tabel pernyataan berikut.

Tabel 4.16 Respon Siswa terhadap Pernyataan no. 1

Respon Siswa
F
Bobot Skor
ni x Fi
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
12
9
4
-
4
3
2
1
4 x 12
3 x 9
2 x 4
1 x 0
= 48
= 27
=   8
=   0
Jumlah
25


    83
Skor Rata-rata

3,32


Sumber: Hasil Pengolahan Data
Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa pernyataan “siswa dapat dengan mudah memahami materi dan konsep-konsep pertidaksamaan kuadrat yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI karena cara belajarnya mengkombinasikan antara belajar individu dan kelompok serta suasana dala kelas menyenangkan” mendapat respon yang sangat positif dari siswa dengan skor rata-rata 3,32. Pada umumnya siswa menyatakan sangat setuju bahwa pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI mudah dipahami.
Tabel 4.17 Respon Siswa terhadap Pernyataan no. 2

Respon Siswa
F
Bobot Skor
ni x Fi
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
0
5
12
8
1
2
3
4
1 x 0
2 x 5
3 x 12
4 x 8
= 0
= 10
= 36
= 32
Jumlah
25


    78
Skor Rata-rata

3,12


Sumber: Hasil Pengolahan Data
            Tabel 4.17 memperlihatkan bahwa respon siswa untuk pernyataan “ saya tidak merasakan perbedaan antara belajar melalui model kooperatif tipe TAI dengan belajar seperti biasa” adalah sangat positif dengan skor rata-rata 3,12. Pada umumnya siswa menyatakan tidak setuju bahwa mereka tidak merasakan perbedaan antara belajar melalui model kooperatif tipe TAI dengan belajar seperti biasa. Hal ini berarti mereka merasakan perbedaan tersebut.

Tabel 4.18 Respon Siswa terhadap Pernyataan no. 3

Respon Siswa
F
Bobot Skor
ni x Fi
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
3
15
6
1
2
3
4
1 x 1
2 x 3
3 x 15
4 x 6
=  1
=  6
= 39
= 24
Jumlah
25


   70
Skor Rata-rata

2,80


Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.18 memperlihatkan bahwa pernyataan “ saya tidak dapat memahami dengan jelas cara kerja diskusi kelompok yang digunakan dalam pembelajaran dengan model kooperatif tpe TAI” mendapat respon positif dengan skor rata-rata 2,80. Pada umumnya siswa menyatakan tidak setuju bahwa mereka tidak dapat memahami dengan jelas cara kerja diskusi kelompok dengan model kooperatif tipe TAI, hal ini berarti mereka dapat memahami dengan jelas cara kerja diskusi kelompok.
Tabel 4.19 Respon Siswa terhadap Pernyataan no. 4

Respon Siswa
F
Bobot Skor
ni x Fi
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
8
13
4
  -
4
3
2
1
4x 8
3 x 13
2 x 4
1 x 0
=  32
=  39
=   8
=   0
Jumlah
25


   79
Skor Rata-rata

3,16


Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.19 memperlihatkan bahwa pernyataan “saya berminat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI pada materi yang lain” mendapat respon  sangat positif dengan skor rata-rata 3,16. Pada umumnya siswa menyatakan  setuju bahwa mereka merasa berminat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI pada materi yang lain.
Tabel  4.20 Respon Siswa terhadap Pernyataan no. 5

Respon Siswa
F
Bobot Skor
ni x Fi
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
8
 13
3
  1
4
3
2
1
4 x 8
3 x 13
2 x 3
1 x 1
=  32
=  39
=   6
=   1
Jumlah
25


    78
Skor Rata-rata

3,12


Sumber: Hasil Pengolahan Data

            Tabel 4.20 memperlihatkan bahwa pernyataan “bagi saya model pembelajaran kooperatif tipe TAI cocok diterapkan pada materi matematika yang lainnya” mendapat respon yang sangat positif dengan skor rata-rata 3,12. Pada umumnya siswa menyatakan setuju karena semua materi matematika bisa diterapkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.
Tabel  4.21 Respon Siswa terhadap Pernyataan no. 6

Respon Siswa
F
Bobot Skor
ni x Fi
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
3
  1
13
  8
1
2
3
4
1 x  3
2 x  1
3 x  13
4 x  8
=   3
=   2
=  39
=  32
Jumlah
25


  
Skor Rata-rata

3,04


Sumber: Hasil Pengolahan Data
            Tabel 4.21 memperlihatkan bahwa pernyataan “saya tidak merasakan suasana yang aktif dalam kegiatan pembelajaran materi pertidaksamaan kuadrat dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI” mendapat respon yang sangat positif  dengan skor rata-rata 3,04. Pada umumnya siswa menyatakan  tidak setuju karena siswa merasakan adanya suasana yang aktif dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TAI.
Tabel 4.22 Respon Siswa terhadap Pernyataan no. 7

Respon Siswa
F
Bobot Skor
ni x Fi
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
  8
 13
2
2
4
3
2
1
4 x  7
3 x 13
2 x  2
1 x  2
=  28
=  39
=   4
=   2
Jumlah
25


73
Skor Rata-rata

2,92


Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.22 memperlihatkan bahwa pernyataan “saya merasa lebih komunikatif dalam belajar dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI karena dapat menyalurkan ide pemecahan masalah dalam kelompok” dengan skor rata-rata 2,92. Pada umumnya siswa menyatakan  setuju bahwa mereka lebih komunikatif dalam belajar dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI.
Tabel  4.23 Respon Siswa terhadap Pernyataan no. 8

Respon Siswa
F
Bobot Skor
ni x Fi
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
11
 10
2
  2
4
3
2
1
4 x 11
3 x  10
2 x  2
1 x  2
=  44
=  30
=   2
=   2
Jumlah
25


   78
Skor Rata-rata

3,12


Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.23 memperlihatkan bahwa pernyataan “daya nalar dan kemampuan berpikir saya lebih berkembang saat pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI” mendapat respon yang sangat positif dengan skor rata-rata 3,12. Pada umumnya siswa menyatakan sangat setuju bahwa kemampuan berpikir siswa lebih berkembang saat pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI.
Tabel  4.24 Respon Siswa terhadap Pernyataan no. 9

Respon Siswa
F
Bobot Skor
ni x Fi
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
8
 14
3
  -
4
3
2
1
4 x 8
3 x 14
2 x  3
1 x  0
=  32
=  42
=   6
=   0
Jumlah
25


   80
Skor Rata-rata

3,20


Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.24 memperlihatkan bahwa pernyataan “saya dapat memahami dengan jelas bahasa yang digunakan dalam LKS” mendapat respon yang sangat positif dengan skor rata-rata 3,20. Pada umumnya siswa menyatakan setuju bahwa mereka dapat memahami dengan jelas bahasa yang digunakan dalam LKS.
Tabel  4.25 Respon Siswa terhadap Pernyataan no. 10

Respon Siswa
F
Bobot Skor
ni x Fi
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
8
 13
3
  1
4
3
2
1
4 x  8
3 x 13
2 x  3
1 x  1
=  32
=  39
=   6
=   1
Jumlah
25


   88
Skor Rata-rata

3,12


Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.25 memperlihatkan bahwa pernyataan “pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran matematika yang baru” mendapat respon yang sangat positif dengan skor rata-rata 3,12. Pada umumnya siswa menyatakan setuju bahwa pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran matematika yang baru.


[35] Hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika kelas X di MAN 2 Banda Aceh

[36] Hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika di MAN 2 Banda Aceh

 

BAB V
PEMBAHASAN

  Berdasarkan hasil belajar siswa yang diperoleh dalam setiap pertemuan dan berdasarkan hasil tes akhir, siswa sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal disetiap pertemuan. Demikian juga dengan hasil tes akhir siswa yang termasuk dalam kategori tuntas. Hal ini dikarenakan siswa sudah memahami ciri-ciri dari pertidaksamaan kuadrat, dapat menyebutkan contoh-contoh pertidaksamaan kuadrat dan siswa dapat menyelesaikan bentuk pertidaksamaan kuadrat baik dengan menggunakan sketsa grafik fungsi kuadrat maupun dengan garis bilangan. Pencapaian keberhasilan belajar ini tidak lepas dari usaha guru dalam memotivasi siswa untuk bisa lebih baik lagi dalam setiap pertemuan. Selain itu, peran guru yang mampu melaksanakan dengan baik setiap proses dan langkah-langkah pembelajaran yang berorientasi kepada model pembelajaran yang diterapkan.
Berdasarkan hasil pengolahan data terlihat bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berada pada kategori baik. Hal ini karena guru merupakan peneliti yang sudah mempersiapkan perangkat pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan baik. Demikian juga dengan perbaikan-perbaikan yang dilakukan dengan cara merefleksi kembali semua temuan yang didapat saat berlangsungnya proses pembelajaran agar pada pertemuan berikutnya  dapat lebih baik lagi. Selain itu, dari hasil wawancara dengan siswa dapat juga menjadi bahan refleksi bagi guru untuk memperbaiki kinerja pembelajaran.
Selama pembelajaran berlangsung, aktivitas siswa termasuk dalam kategori aktif. Hal ini disebabkan karena LKS dan soal-soal membantu siswa untuk menyelesaikan masalah dengan kerja secara individu dan kelompok. Siswa dapat menyalurkan ide-ide kreatifnya dalam diskusi kelompok dan siswa yang masih kurang memahami akan terbantu dengan teman yang lebih paham dalam satu kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Conny Semiawan ”siswa yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai”.[37] Bantuan tersebut dapat dilakukan dalam diskusi kelompok.
Respon yang diberikan siswa terhadap pembelajaran materi pertidaksamaan kuadrat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI  positif. Hal ini sesuai dengan hasil angket pada Bab IV yang menyatakan bahwa siswa senang terhadap kegiatan pembelajaran tersebut. Rasa senang siswa terhadap pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran ini menimbulkan rasa puas bagi siswa. Rasa senang siswa juga disebabkan oleh adanya kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas di LKS secara individu dan diberikan kesempatan juga untuk bekerja sama dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas pada LKS.
Dengan demikian jelas bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal dan respon siswa dengan sudah positif.


[37]JICA. Strategi Pembelajaran Matematika .............................., hal. 233.

 

BAB VI
PENUTUP



A.     Kesimpulan


            Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa model  pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat diterapkan pada materi pertidaksamaan kuadrat. Hal ini karena setiap kategori yang diamati selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI terpenuhi, yaitu:
a.      hasil belajar siswa secara klasikal tuntas, dan
b.      respon siswa untuk setiap aspek positif.

B.  Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan perlu dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1.      meskipun pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berdampak positif, tetapi guru perlu memiliki kemampuan dalam memilih materi matematika yang sesuai untuk disajikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI,
2.      diharapkan kepada guru agar lebih memahami terlebih dahulu model pembelajaran yang akan digunakan sebelum diterapkan dalam proses pembelajaran guna mendapatkan hasil yang optimal,
3.      diharapkan kepada pihak terkait agar lebih banyak membuat pelatihan kepada guru tentang model-model pembelajaran khususnya model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan
4.      disarankan kepada pihak lain untuk melakukan penelitian yang sama pada materi lain sebagai bahan perbandingan dengan hasil penelitian ini.

 
DAFTAR PUSTAKA



Anita Lie, Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: Grasindo, 2002.
Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyusun KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, 2006.
Hudodjo, Strategi Belajar Mangajar Matematika, Malang: IKIP , 1990.
JICA, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (Common Text Book), FMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia, 2002.
Koko Martono, dkk, Matematika dan Kecakapan Hidup untuk SMA Kelas X, Jakarta: Ganeca Exaact, 2007.
Marthen Kanginan, Cerdas Belajar Matematika untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2005.
Moleong, L. J, Metodologi Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001.
Mukhlis, Pembelajaran Matematika Realistik untuk Materi Pokok Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri Pailangga. Tesis, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2005.
Muslimin Ibrahim, dkk, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Unesa, 2000.
National Center for Education Statistics, Desember 2004.
Nasution, Noehi, dkk, Evaluasi Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka,   2007.
Nur Asma, Model Pembelajaran Kooperatif, Jakarta: Depdiknas, 2006.
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran , Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Prayito, Model Pembelajaran TAI, http: //www.prayito.co.cc/MTK/ Model Pembelajaran TAI.12/ 8/ 2008.
Rachmadi Widdidarto, Model-Model Pembelajaran Matematika, Yogyakarta: Depdiknas, 2004.
Rahma Johar, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Banda Aceh: Universitas syiah Kuala, 2006.
Rohman Nata Wijaya, Pengajaran Remedial Untuk SPG, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2000.                        
Sartono Wirodikromo, Matematika untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2007.
Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 2000.
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 1992.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2007.
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Sukardi, Metodelogi Penelitian, Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Sukino, Matematika Unuk SMA Kelas X/ IA, Jakarta: Erlangga, 2007.
Suyanto, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2006.
Yacob Harun, M., dkk, Panduan Menulis Skripsi Bagi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah, Banda Aceh: IAIN Ar-Raniry, 2008.

















Tidak ada komentar: