View My Stats

Kamis, 02 Februari 2012

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN




RANGKUMAN
METODE PENELITIAN PENDIDIKAN


Penelitian pendidikan pada umumnya mengandung dua ciri pokok, yaitu logika dan pengamatan empiris (Babbie, 1986:16). Kedua unsur penciri pokok penelitian ini harus dipakai dengan konsisten, artinya dua unsur itu harus memiliki hubungan fungsional-logis. Dalam hal ini logika merujuk kepada (a) pemahaman terhadap teori yang digunakan dan (b) asumsi dasar yang digunakan oleh peneliti ketika akan memulai kegiatan penelitian. Disamping itu pengamatan empiris bertolak dari (a) hasil kerja indera manusia dalam melaksanakan observasi dan kekuatan pemahaman manusia terhadap data-data lapangan. Kegiatan antara penggunaan logika dan pengamatan empirik harus  berjalan konsisten: artinya kedua unsur (logika dan pengamatan empiris) harus memiliki keterpaduan dan memungkinkan terjadi dialog intensif. Dengan demikian pengamatan empiris harus dilakukan sesuai dengan pertimbangan logis yang ada. Sebagai contoh: dalam bidang pendidikan menurunnya prestasi siswa dapat diterangkan dengan asumsi bahwa (a) telah terjadi berkurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu di sekolah sebagai akibat dari terbatasnya prasarana laboratorium dan buku penunjang belajar (b) telah terjadi penurunan rerata nilai ujian untuk matakuliah tertentu, disebabkan  guru belum memahami pelaksanaan kurikulum yang berbasis kepada KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan).
Metodologi dalam arti umum, adalah studi yang logis dan sistematis tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan penelitian ilmiah. Dengan demikian, metodologi dimaksudkan sebagai prinsip-prinsip dasar dan bukan sebagai methods atau cara-cara untuk melakukan penelitian. Dalam bagan berikut, metodologi, dalam arti prinsip dasar, digambarkan secara horizontal-yang intinya terdiri atas: masalah, tujuan, tinjauan pustaka, kerangka teori (jika ada), hipotesis (jika ada), dan cara penelitian. Sedangkan cara penelitian atau methods atau desain penelitian digambarkan secara vertikal- yang intinya terdiri atas lima unsur (bahan, alat, jalannya penelitian, variabel penelitian, analisis hasil).
Dalam bahasa sehari-hari, pengertian methodology dan methods ini sering dikacaukan. Seringkali  dijumpai istilah metodologi atau metode penelitian, padahal yang dimaksudkan sebenarnya adalah methods atau cara penelitian-sebagai salah satu tahap dalam metodologi penelitian yang kemudian dituangkan dalam usulan penelitian. Dengan demikian, istilah ”metodologi” di sini adalah dalam arti yang terbatas/sempit.
Sebagai suatu pola, cara penelitian tidak bersifat kaku-bagaimanapun, suatu cara hanyalah alat (tool) untuk mencapai tujuan. Cara penelitian digunakan secara bervariasi, tergantung antara lain pada obyek (formal) ilmu pengetahuan, tujuan penelitian, dan tipe data yang akan diperoleh. Penentuan cara penelitian sepenuhnya tergantung pada logika dan konsistensi peneliti.
Pembuatan usulan penelitian merupakan suatu langkah konkret pada tahap awal penelitian. Seorang guru yang baru meneliti atau ingin meneliti, dalam hal ini ingin memperoleh informasi dari instrumen yang digunakan. Guru harus memiliki sejumlah keterampilan khusus. Demikian pula, penelitian itu sedapat mungkin ditujukan untuk memecahkan suatu masalah pendidikan yang dihadapi oleh masyarakat, negara, dan ilmu.
Sebagai suatu proses, penelitian membutuhkan tahapan-tahapan tertentu yang oleh Bailey disebut sebagai suatu siklus yang lazimnya diawali dengan:
1.       pemilihan masalah dan pernyataan hipotesisnya (jika ada);
2.       pembuatan desaian penelitian;
3.       pengumpulan data;         
4.       pembuatan kode dan analisis data; dan diakhiri dengan intepretasi hasilnya.
Dalam kenyataannya, seorang peneliti dapat mengakhiri penelitiannya setelah interpretasi hasil. Akan tetapi, proses penelitian sendiri tidak berhenti pada tahap itu. Ada kemungkinan bahwa penelitian yang dilakukan tidak membawa hasil sebagaimana yang diharapkan. Dalam hal ini peneliti perlu melakukan revisi atas asumsi/ hipotesisnya dengan melewati tahap pertama. Atau, mungkin juga asumsi/hipotasisnya benar tetapi terdapat kesalahan pada hal-hal lain, misalnya kesalahan dalam penentuan sampel, kesalahan dalam penentuan sampel, kesalahan dalam pengukuran konsep-konsep, atau ketidaktepatan analisis data. Maka dalan hal ini peneliti harus mengulang seluruh proses penelitiannya (Bailey, 1982:10). Pendapat ini memperkuat posisi, bahwa pelaksanaan penelitian bersifat dinamis: yaitu penelitian yang bersifat terbuka, dilakukan dengan berbagai pendekatan yang tidak kaku (rigit). Proses penelitian diketahuai adalah proses yang dinamis, artinya perkembangan suatu teori diawali dengan pemahaman terhadap teori itu sendiri, yang kemudian menghasilkan hipotesis, lalu dari hipotesis itu diperoleh cara untuk melakukan observasi, dan pada gilirannya observasi itu menghasilkan generalisasi. Atas dasar generalisasi inilah teori itu mungkin didukung atau ditolak. Demikian seterusnya, teori dan penelitian dihubungkan melalui dua metode logika deduksi dan induksi yang dipergunakan secara berseling-seling.
Pendekatan induktif bermula dari keinginan peneliti untuk memberi makna kepada data hasil observasi dalam bentuk generalisasi empiris (kategori-kategori awal, asumsi, kemudian menjadi sebuah teori). Pendekatan induktif sering dipakai dalam penelitian kualitiatif, yaitu penelitian yang memanfaatkan paradigma penelitian interpretif yang bertujuan membangun makna berdasarkan kepada data-data lapangan.  Pendekatan deduktif bertolak dari sejumlah tafsiran yang diberikan kepada  asumsi dan teori, dengan menggunakan data-data hasil observasi dalam penelitian.
Penelitian yang bersifat deduktif dibangun dari data-data kuantitatif-statistik yang berusaha mengadakan uji terhadap seperangkaian hipothesa yang menjadi asumsinya. Penelitian kuantitatif  lebih sering dilakukan, dengan perangkat instrument yang dipersiapkan, para periset kuantitiatif lebih mudah mengambil data dari satuan sample. Semakin banyak sample penelitian maka semakin tinggi tingkat kepercayaan terhadap intepretasi data lapangan. Dengan menggunakan pendekatan positivistik, penelitian kuantitatif menjadi lebih mudah dilakukan, tergantung kepada interpretasi atas data-data numerik yang dilakukan dalam analisa statistik.
Penelitian pendidikan sebenarnya suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar konsep yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian. Hubungan antar konsep itu ditunjukkan dalam sebuah hubungan ........Setiap konsep yang kembangkan sebagai variabel penelitian harus dapat menunjukkan beberapa indikator empirik yang ada dilapangan. Sebagai contoh konsep kemampuan mengajar guru, maka indikator empirik yang dapat diketahui adalah (a) kemampuan penggunaan metode belajar guru di dalam kelas (b) penguasaan materi belajar pada mata pelajaran tertentu di kelas, dan (c) kemampuan guru mengadakan asosiasi beberapa mata pelajaran tertentu di kelas.
Sedangkan untuk konsep belajar siswa di kelas, maka indikator yang digunakan adalah (a) nilai hasil ujian siswa pada mata pelajaran tertentu (b) nilai keseluruhan sebagai hasil ujian pada tingkatan kelas tertentu (c) aspek keterampilan yang dicapai siswa pada mata pelajaran tertentu. 
KEBUTUHAN terhadap pendidikan yang baik hingga mampu meningkatkan kualitas bangsa, mengembangkan karakter, termasuk memberikan keunggulan dan kemampuan berkreasi, kian dirasakan urgensinya. Otonomi bidang pendidikan memberikan kesempatan dan wewenang untuk melakukan berbagai inovasi dalam pengembangan maupun implementasi kurikulum, pembelajaran, bimbingan siswa, dan manajemen pendidikan. Inovasi yang tepat, dfektif, dan efisien membutuhkan kajian teoretis dan praktis melalui penelitian.
Penelitian memberikan deskripsi, eksplanasi, prediksi, inovasi, dan dasar teoretis bagi pengembangan pendidikan. Mahasiswa di seluruh jenjang harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan komitmen tinggi dalam penelitian. Mereka tidak hanya untuk menyelesaikan studinya, tetapi juga dalam berkiprah di bidang pendidikan setelah menyandang gelar.
Buku berjudul Metode Penelitian Pendidikan yang ditulis Prof Dr Nana Syaodih Sukmadinata memberikan dasar-dasar teori maupun praktik untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan merancang, melaksanakan, selain melaporkan hasil penelitian di bidang pendidikan, kurikulum, serta pembelajaran.
Buku setebal 326 halaman itu terdiri atas 13 bab dengan menguraikan masalah penelitian dan terapannya yang dibahas secara tajam maupun terinci. Bab 1, misalnya, membahas dasar maupun makna penelitian, karakteristik, dan langkah umum penelitian melalui beragam pendekatan.
Dalam Bab 2, diulas ruang lingkup penelitian pendidikan, mulai dari uraian soal pendidikan sebagai ilmu, interaksi pendidikan, landasan psikologis pendidikan, kurikulum, sampai latihan maupun bimbingan.
Dengan bahasa yang mudah dicerna, buku ini mengangkat pula berbagai metode penelitian dalam lingkup pendidikan. Seperti pada Bab 3 dan 4, isinya tentang konsep penelitian dilihat dari ragam, metode, fungsi, serta karakteristik survei. Lalu, pembahasannya diarahkan ke item penelitian yang masing-masing dikupas lebih mendalam. Contohnya, penelitian kualitatif, evaluatif, tindakan, penelitian dan pengembangan, dan penelitian eksperimental. Semua dibicarakan di Bab 5 sampai Bab 9. Sedangkan Bab 10, berbeda. Di sana, terfokus pada teknik pengumpulan data dan pengukurannya. Artinya, bagaimana teknik menghimpun untuk mengukur maupun mengumpulkan data, termasuk bentuk pengumpulan data yang dapat dibentuk dengan melakukan teknik ana1isis.
Setelah mengumpulkan data dan teknik data, perlu ditentukan populasi maupun sampel agar dihasilkan pendekatan kebenarannya. Hal tersebut diulas di Bab 11, yang memaparkan segala teknik dan cara menentukan sampel agar lebih tepat. Kemudian di Bab 12, dikupas perumusan masalah, metodologi, dan desain penelitian. Titik beratnya pada cara mengidentifikasi maupun memilih masalah, termasuk merumuskan metodologi penelitian. Pada bab terakhir, diangkat penyusunan proposal penelitian. Ada cara menyusun proposal yang baik dengan melihat tahap penyusunannya. Disinggung pula komponen-komponen utama dalam proposal yang berisi problem, kajian literatur, metodologi, dan penyusunan desain.

Hakekat Penelitian Pendidikan

research.gifJujur saja saya agak gelisah dengan kondisi adik-adik mahasiswa di Indonesia yang sedang melakukan penelitian untuk tugas akhirnya. Konsep, teknik dan metode penelitian seharusnya sudah didapatkan di mata kuliah tingkat empat, hanya saya lihat banyak yang kebingungan sendiri ketika mulai bergerak untuk meneliti. Harus mulai dari mana, topiknya apa, masalahnya apa, bagaimana dengan data dan analisa, sampai akhirnya puyeng ketika harus menulisnya. Lho dari hulu ke hilir dong bermasalah, saya sebenarnya sudah memulai seri tulisan penelitian dengan posting tentang hakekat kebenaran. Sudah sifat manusia sebenarnya untuk selalu mencari kebenaran, dan itulah sebenarnya konsep dasar dari penelitian.
Penelitian atau riset merupakan terjemahan dari bahasa Inggris research, yang merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa research adalah berasal dari bahasa Perancis recherche.Intinya hakekat penelitian adalah “mencari kembali”. Banyak sekali definisi tentang penelitian yang muncul, salah satu yang cukup terkenal adalah menurut Webster’s New Collegiate Dictionary yang mengatakan bahwa penelitian adalah “penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh, khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah diterima”.
T. Hillway dalam bukunya berjudul Introduction to Research menambahkan bahwa penelitian adalah “studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut”. Ilmuwan lain bernama Woody memberikan gambaran bahwa penelitian adalah “metode menemukan kebenaran yang dilakukan dengan critical thinking (berpikir kritis)”.
Penelitian bisa menggunakan metode ilmiah (scientific method) atau non-ilmiah (unscientific method). Pencarian kebenaran secara ilmiah dan non-ilmiah sudah saya bahas di artikel berjudul hakekat kebenaran. Tapi kalau kita lihat dari definisi diatas, penelitian banyak bersinggungan dengan pemikiran kritis, rasional, logis (nalar), dan analitis, sehingga akhirnya penggunaan metode ilmiah (scientific method) adalah hal yang jamak dan disepakati umum dalam penelitian. Metode ilmiah juga dinilai lebih bisa diukur, dibuktikan dan dipahami dengan indera manusia. Penelitian yang menggunakan metode ilmiah disebut dengan penelitian ilmiah (scientific research).
Ketidakpuasan manusia terhadap cara-cara non-ilmiah (unscientific) membuat manusia menggunakan cara berpikir deduktif atau induktif. Kemudian orang mulai memadukan cara berpikir deduktif dan induktif, dimana perpaduan ini disebut dengan berpikir reflektif (reflective thinking). Diperkenalkan oleh John Dewey, yang akhirnya menjadi dasar metode penelitian ilmiah. Tahapannya adalah:
1.      The Felt Need (adanya suatu kebutuhan): Seseorang merasakan adanya suatu kebutuhan yang menggoda perasaanya sehingga dia berusaha mengungkapkan kebutuhan tersebut.
2.      The Problem (menetapkan masalah): Dari kebutuhan yang dirasakan pada tahap the felt need diatas, diteruskan dengan merumuskan, menempatkan dan membatasi permasalahan (kebutuhan). Penemuan terhadap kebutuhan dan masalah boleh dikatakan parameter yang sangat penting dan menentukan kualitas penelitian. Studi literatur, diskusi, dan pembimbingan dilakukan sebenarnya untuk men-define kebutuhan dan masalah yang akan diteliti.
3.      The Hypothesis (menyusun hipotesis): Jawaban atau pemecahan masalah sementara yang masih merupakan dugaan yang dihasilkan misalnya dari pengalaman, teori dan hukum yang ada.
4.      Collection of Data as Avidance (merekam data untuk pembuktian): Membuktikan hipotesis dengan eksperimen, pengujian dan merekam data di lapangan. Data-data dihubungkan satu dengan yang lain untuk ditemukan kaitannya. Proses ini disebut dengan analisis. Kegiatan analisis dilengkapi dengan kesimpulan yang mendukung atau menolak hipotesis.
5.      Concluding Belief (kesimpulan yang diyakini kebenarannya): Berdasarkan analisis yang dilakukan pada tahap ke-4, dibuatlah sebuah kesmpulan yang diyakini mengandung kebenaran, khususnya untuk kasus yang diuji.
6.      General Value of the Conclusion (memformulasikan kesimpulan umum): Kesimpulan yang dihasilkan tidak hanya berlaku untuk kasus tertentu, tetapi merupakan kesimpulan (bisa berupa teori, konsep dan metode) yang bisa berlaku secara umum, untuk kasus lain yang memiliki kemiripan-kemiripan tertentu dengan kasus yang telah dibuktikan diatas.
Permasalahan klasik bagi mahasiswa, bingung tugas akhir mau meneliti apa. mungkin ini sangat terkait dengan skill masing2 individu. kalo skillnya tinggi TA bisa lancar. Kalau teori dari dulu tahapan seperti diatas, saya tidak akan membahas yang bersifat teoritis, tapi yang bersifat praktis artinya memang ini tidak cukup diajarkan saja, tapi lebih dibudayakan bahwa penelitian merupakan suatu keharusan bagi kaum akademisi (sekali lagi tradisi contoh dasalah satu perguruan tinggi negeri di bandung yang terkemuka- saya tidak sebutkan tapi anda tahulah - tradisi itu dimotori oleh dosen2 mereka sebagai contoh keteladanan misalnya di program insentif -KMNRT mereka yang masuk tahun 2007 sebanyak 100 penelitian, dibandingkan di tempat kita hanya 25 penelitian) apa artinya bahwa disana ditumbuhkan tradisi penelitian, kemudian saya ketemu di berbagai seminar juga gabungan antara dosen + mahasiswanya melakukan penelitian bersama secara terus menerus dan berkesiambungan.
jadi disini buka teori dan pengajaran selesai, tapi dilanjutkan dengan tindakan nyata, contoh keteladanan, program pembimbingan, melaksananakan penelitian bersama, penelitian secara berkesinambungan dan berkelanjutan dengan target adalah:
- masuk ke penelitian dasar atau terapan;
- merebut grant penelitian di luar negeri atau dalam negeri;
- publikasi ilmiah
- masuk di jurnal internasional atau lokal;
- menjadi buku
- prototype
- paten
dsb.
Jadi memang ada proses pembinaan dan strategy dalam melaksanakan penelitian, kelemahan lain adalah tidak adanya grand strategy penelitian dalam kurun waktu tertentu baik di PT atau Lembaga penelitian, sehingga terkesan penelitian itu nomor ke sekian dari prioritas program PT misalnya, apalagi kalau sudah kategori PT industri pendidikan, maka penelitian diabaikan atau basa basi aja kalau ada. Referensi diatas adalah sangat normatif, mungkin baca juga buku blue ocean strategy ( sebagai bahan inspirasi sebelum melakukan penelitian).
Penemuan masalah adalah intinya, kalau kita banyak baca literatur, banyak melihat sekeliling, mungkin kita lebih bisa menemukan masalah mana yang harus kita teliti. Mungkin kondisi sistem di Indonesia yang tidak kondusif juga tidak mau mendorong orang melakukan penelitian. Proposal, reporting dan budgeting penelitian di Indonesia ini agak rumit, bahkan jauh lebih rumit dibandingkan kalau kita mengajukan research grant di Jepang atau negara maju lain.
Hakekat Penelititian adalah Penelitian yang dilakukan secara terus menerus dalam topik yang sama pada hekekatnya adalah mencari ” KEBENARAN yang BENAR. Kebenaran yang bisa dibuktikan dengan fakta, indera dan logika manusia. Saya pikir itu yang bisa kita diskusikan dan memang ukuran kita cuman sampai disitu. Dan kebenaran manusia tetap relatif, ada parameter waktu, lokasi dan dimensi. Berbeda dengan kebenaran agama (Allah) yang mutlak, bahkan tidak perlu diperdebatkan, cukup dilaksanakan. Penelitian bisa menggunakan metode ilmiah (scientific method) atau non-ilmiah (unscientific method). Pencarian kebenaran secara ilmiah dan non-ilmiah sudah saya bahas di artikel berjudul hakekat kebenaran. Tapi kalau kita lihat dari definisi diatas, penelitian banyak bersinggungan dengan pemikiran kritis, rasional, logis (nalar), dan analitis, sehingga akhirnya penggunaan metode ilmiah (scientific method) adalah hal yang jamak dan disepakati umum dalam penelitian. Metode ilmiah juga dinilai lebih bisa diukur, dibuktikan dan dipahami dengan indera manusia. Penelitian yang menggunakan metode ilmiah disebut dengan penelitian ilmiah (scientific research).
Ketidakpuasan manusia terhadap cara-cara non-ilmiah (unscientific) membuat manusia menggunakan cara berpikir deduktif atau induktif. jadi masalah keruwetan2 yang di tulis bapak bisa dijadikan penelitian antara mahasiswa dan dosen adakah link and match jadi ntar hasilnya gak saling tunjuk dan saling tonjok.
Pada hakikatnya, penelitian adalah pemahaman atau usaha untuk mencari, mendapatkan, sistem-sistem yang tersembunyi, atau yang belum tampak oleh alam pikiran kita. Pada intinya Riset (Penelitian :red) itu boleh dibilang program pemerintah dibidang pendidikan dalam mewujudkan keterkaitan dan kesepadanan (Link and Match) antara pendidikan dengan dunia usaha. Sehingga menimbulkan needs baru dalam :
1.Memecahkan atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
2.Menemukan, mengembangkan dan memperbaiki teori
3.Menemukan, mengembangkan dan memperbaiki metode kerja
Bagi mahasiswa yg kesulitan judul, bisa jadi karena masa perkuliahannya tidak difasilitasi dengan metoda pembelajaran yang mendekatkan teori dengan fakta, memaknai kalimat-kalimat konsep, tidak diberi kesempatan untuk berimajinasi akibatnya, tugas akhir penelitian justru malah penerapan dari salah satu atau dua bab dari buku acuan waktu kuliah. Inti studi literatur itu baca. Universitas di Jepang itu tingkat 4 awal, mahasiswa sudah tidak boleh kuliah, pekerjaan harian mereka ya baca banyak jurnal/proceedings, buku, studi literatur, dsb. Sampai kira-kira 3-4 bulan dan si mahasiswa bisa nentukan topik research untuk thesis atau tugas akhir mereka.
Para akademisi kemudian mencoba untuk mengembangkan berbagai metode untuk penelitian yang sifatnya untuk keperluan sintesis (bukan untuk analisis, di mana alat untuk analisis yang paling ampuh sudah ada, yaitu statistik dan logika). Sehingga muncul berbagai metodologi, antara lain general system theory (GST), yang merupakan kombinasi dari fungsi matematika, operasi logika, dan sebagainya, yanag sering dikenal juga dengan istilah black box system. Metode GST ini dikelompokkan atas 2 kategori, yaitu hard system theory (HST) serta soft system theory (SST). Mengenai epistemology yaitu mengenai asal suatu teori dalam ilmu pengetahuan. Dalam epistemology kita mengenal aliran positivism serta anti-positivism.
Pada aliran positivism, dikenal prinsip “it is possible to observe the empirical world in a netral manner through the accumulation of objective sense-data“. Pada aliran ini, kita bisa bertindak dengan netral dan objektif mengamati sekumpulan data (bahkan dalam bentuk sampel) dan bisa melakukan generalisasi kesimpulan (external validity). Ciri khas dari aliran ini adalah tersedianya sophisticated tools seperti regresi statistik, multi-regresi, sampai dengan SEM (structured equation modelling), bahkan penelitian kualitatif pun bisa tergolong aliran ini jika dia berupaya untuk menggeneralisasi kesimpulan dari sekumpulan sampel. Aliran positivism sebetulnya berkembang untuk riset di bidang ilmu alam. Dengan menggunakan sampel di beberapa tempat belahan bumi ini, akhirnya orang bisa menyimpulkan teori gravitasi yang berlaku di belahan bumi manapun.
Hakekat penelitian itu untuk memecahkan masalah. Jadi kalau ada data perusahaan yang secara time-series menunjukkan ada kerugian, berarti itu baru sampai pada tahap masalah. Kita membuat approach, model dan solusi untuk memecahkan masalah tersebut, kemudian kita implementasikan ke perusahaan. Setahun kemudian data diambil lagi, dengan beberapa parameter yang kita tentukan kita bisa cek seberapa efektif approach, model dan solusi kita. Nah seperti itulah penelitian. Kalau hanya sampai ke pengambilan data dan tidak ada solusi, itu belum selesai penelitian, mungkin baru level problem identification.

RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian kebijakan yang  digunakan dapat berupa penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif. Metode-metode yang bisa dipilih untuk penelitian kuantitatif antara lain penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, penelitian survei, penelitian korelasional, penelitian eksperimen, penelitian ex-post fakto (kausal komparatif, penelitian tindakan. Alat pengumpul data bisa menggunakan tes hasil belajar, kuesioner, pedoman observasi, pedoman wawancara. Sumber data bisa siswa, orang tua, guru, kepala sekolah, pengawas pendidikan. Analisis data dapat menggunakan statistik sederhana seperti tabel-tabel, grafik, nilai rata-rata, simpangan baku, korelasi, uji perbedaan dua rata-rata dll.
Penelitian kualitatif dapat menggunakan penelitian historis, penelitian deskriptif analitik, penelitian teoritik, studi kasus, analisis isi dll. Penelitian kualitatif sifatnya induktif, alamiah, kontekstual, lebih menekankan pada proses dan makna, bersifat kasus, menghasilkan teori/hipotesis bukan menguji hipotesis. Oleh sebab itu penelitian kualitatif lebih kompleks daripada penelitian kuantitatif. Metode pengumpulan data kualitatif dapat berupa wawancara mendalam, pengamatan, diskusi kelompok terfokus, dan studi dokumentasi. Penelitian kualitatif tidak mengenal populasi dan sampel karena tidak untuk membuat generalisasi. 













Tidak ada komentar: