RANGKUMAN
METODE
PENELITIAN PENDIDIKAN
Penelitian pendidikan pada
umumnya mengandung dua ciri pokok, yaitu logika dan pengamatan empiris (Babbie,
1986:16). Kedua unsur penciri pokok penelitian ini harus dipakai dengan
konsisten, artinya dua unsur itu harus memiliki hubungan fungsional-logis.
Dalam hal ini logika merujuk kepada (a) pemahaman terhadap teori yang digunakan
dan (b) asumsi dasar yang digunakan oleh peneliti ketika akan memulai kegiatan
penelitian. Disamping itu pengamatan empiris bertolak dari (a) hasil kerja
indera manusia dalam melaksanakan observasi dan kekuatan pemahaman manusia
terhadap data-data lapangan. Kegiatan antara penggunaan logika dan pengamatan
empirik harus berjalan konsisten:
artinya kedua unsur (logika dan pengamatan empiris) harus memiliki keterpaduan
dan memungkinkan terjadi dialog intensif. Dengan demikian pengamatan empiris
harus dilakukan sesuai dengan pertimbangan logis yang ada. Sebagai contoh:
dalam bidang pendidikan menurunnya prestasi siswa dapat diterangkan dengan
asumsi bahwa (a) telah terjadi berkurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran
tertentu di sekolah sebagai akibat dari terbatasnya prasarana laboratorium dan
buku penunjang belajar (b) telah terjadi penurunan rerata nilai ujian untuk
matakuliah tertentu, disebabkan guru
belum memahami pelaksanaan kurikulum yang berbasis kepada KTSP (kurikulum
tingkat satuan pendidikan).
Metodologi dalam arti umum,
adalah studi yang logis dan sistematis tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan
penelitian ilmiah. Dengan demikian, metodologi dimaksudkan sebagai
prinsip-prinsip dasar dan bukan sebagai methods atau cara-cara untuk melakukan
penelitian. Dalam bagan berikut, metodologi, dalam arti prinsip dasar,
digambarkan secara horizontal-yang intinya terdiri atas: masalah, tujuan,
tinjauan pustaka, kerangka teori (jika ada), hipotesis (jika ada), dan cara
penelitian. Sedangkan cara penelitian atau methods atau desain penelitian
digambarkan secara vertikal- yang intinya terdiri atas lima unsur (bahan, alat,
jalannya penelitian, variabel penelitian, analisis hasil).
Dalam bahasa sehari-hari, pengertian methodology
dan methods ini sering dikacaukan. Seringkali
dijumpai istilah metodologi atau metode penelitian, padahal yang
dimaksudkan sebenarnya adalah methods atau cara penelitian-sebagai salah satu
tahap dalam metodologi penelitian yang kemudian dituangkan dalam usulan
penelitian. Dengan demikian, istilah ”metodologi” di sini adalah dalam arti
yang terbatas/sempit.
Sebagai suatu pola, cara penelitian tidak bersifat kaku-bagaimanapun,
suatu cara hanyalah alat (tool) untuk mencapai tujuan. Cara penelitian
digunakan secara bervariasi, tergantung antara lain pada obyek (formal) ilmu
pengetahuan, tujuan penelitian, dan tipe data yang akan diperoleh. Penentuan cara penelitian sepenuhnya
tergantung pada logika dan konsistensi peneliti.
Pembuatan usulan penelitian merupakan suatu
langkah konkret pada tahap awal penelitian. Seorang guru yang baru meneliti
atau ingin meneliti, dalam hal ini ingin memperoleh informasi dari instrumen
yang digunakan. Guru harus memiliki sejumlah keterampilan khusus. Demikian
pula, penelitian itu sedapat mungkin ditujukan untuk memecahkan suatu masalah
pendidikan yang dihadapi oleh masyarakat, negara, dan ilmu.
Sebagai suatu proses,
penelitian membutuhkan tahapan-tahapan tertentu yang oleh Bailey disebut
sebagai suatu siklus yang lazimnya diawali dengan:
1.
pemilihan masalah dan pernyataan hipotesisnya (jika ada);
2.
pembuatan desaian penelitian;
3.
pengumpulan data;
4.
pembuatan kode dan analisis data; dan diakhiri dengan intepretasi
hasilnya.
Dalam kenyataannya, seorang
peneliti dapat mengakhiri penelitiannya setelah interpretasi hasil. Akan
tetapi, proses penelitian sendiri tidak berhenti pada tahap itu. Ada
kemungkinan bahwa penelitian yang dilakukan tidak membawa hasil sebagaimana
yang diharapkan. Dalam hal ini peneliti perlu melakukan revisi atas asumsi/
hipotesisnya dengan melewati tahap pertama. Atau, mungkin juga
asumsi/hipotasisnya benar tetapi terdapat kesalahan pada hal-hal lain, misalnya
kesalahan dalam penentuan sampel, kesalahan dalam penentuan sampel, kesalahan
dalam pengukuran konsep-konsep, atau ketidaktepatan analisis data. Maka dalan
hal ini peneliti harus mengulang seluruh proses penelitiannya (Bailey,
1982:10). Pendapat ini memperkuat posisi, bahwa pelaksanaan penelitian bersifat
dinamis: yaitu penelitian yang bersifat terbuka, dilakukan dengan berbagai
pendekatan yang tidak kaku (rigit). Proses penelitian diketahuai adalah proses
yang dinamis, artinya perkembangan suatu teori diawali dengan pemahaman
terhadap teori itu sendiri, yang kemudian menghasilkan hipotesis, lalu dari
hipotesis itu diperoleh cara untuk melakukan observasi, dan pada gilirannya
observasi itu menghasilkan generalisasi. Atas dasar generalisasi inilah teori
itu mungkin didukung atau ditolak. Demikian seterusnya, teori dan penelitian
dihubungkan melalui dua metode logika deduksi dan induksi yang dipergunakan
secara berseling-seling.
Pendekatan induktif bermula
dari keinginan peneliti untuk memberi makna kepada data hasil observasi dalam
bentuk generalisasi empiris (kategori-kategori awal, asumsi, kemudian menjadi
sebuah teori). Pendekatan induktif sering dipakai dalam penelitian kualitiatif,
yaitu penelitian yang memanfaatkan paradigma penelitian interpretif yang
bertujuan membangun makna berdasarkan kepada data-data lapangan. Pendekatan deduktif bertolak dari sejumlah
tafsiran yang diberikan kepada asumsi
dan teori, dengan menggunakan data-data hasil observasi dalam penelitian.
Penelitian yang bersifat
deduktif dibangun dari data-data kuantitatif-statistik yang berusaha mengadakan
uji terhadap seperangkaian hipothesa yang menjadi asumsinya. Penelitian
kuantitatif lebih sering dilakukan,
dengan perangkat instrument yang dipersiapkan, para periset kuantitiatif lebih
mudah mengambil data dari satuan sample. Semakin banyak sample penelitian maka
semakin tinggi tingkat kepercayaan terhadap intepretasi data lapangan. Dengan
menggunakan pendekatan positivistik, penelitian kuantitatif menjadi lebih mudah
dilakukan, tergantung kepada interpretasi atas data-data numerik yang dilakukan
dalam analisa statistik.
Penelitian pendidikan
sebenarnya suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar konsep
yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian. Hubungan antar konsep itu
ditunjukkan dalam sebuah hubungan ........Setiap konsep yang kembangkan sebagai
variabel penelitian harus dapat menunjukkan beberapa indikator empirik yang ada
dilapangan. Sebagai contoh konsep kemampuan mengajar guru, maka indikator
empirik yang dapat diketahui adalah (a) kemampuan penggunaan metode belajar
guru di dalam kelas (b) penguasaan materi belajar pada mata pelajaran tertentu
di kelas, dan (c) kemampuan guru mengadakan asosiasi beberapa mata pelajaran
tertentu di kelas.
Sedangkan untuk konsep belajar siswa di kelas, maka
indikator yang digunakan adalah (a) nilai hasil ujian siswa pada mata pelajaran
tertentu (b) nilai keseluruhan sebagai hasil ujian pada tingkatan kelas
tertentu (c) aspek keterampilan yang dicapai siswa pada mata pelajaran
tertentu.
KEBUTUHAN terhadap pendidikan yang baik
hingga mampu meningkatkan kualitas bangsa, mengembangkan karakter, termasuk
memberikan keunggulan dan kemampuan berkreasi, kian dirasakan urgensinya. Otonomi
bidang pendidikan memberikan kesempatan dan wewenang untuk melakukan berbagai
inovasi dalam pengembangan maupun implementasi kurikulum, pembelajaran,
bimbingan siswa, dan manajemen pendidikan. Inovasi yang tepat, dfektif, dan
efisien membutuhkan kajian teoretis dan praktis melalui penelitian.
Penelitian memberikan deskripsi,
eksplanasi, prediksi, inovasi, dan dasar teoretis bagi pengembangan pendidikan.
Mahasiswa di seluruh jenjang harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan
komitmen tinggi dalam penelitian. Mereka tidak hanya untuk menyelesaikan
studinya, tetapi juga dalam berkiprah di bidang pendidikan setelah menyandang
gelar.
Buku berjudul Metode Penelitian
Pendidikan yang ditulis Prof Dr Nana Syaodih Sukmadinata memberikan
dasar-dasar teori maupun praktik untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
merancang, melaksanakan, selain melaporkan hasil penelitian di bidang
pendidikan, kurikulum, serta pembelajaran.
Buku setebal 326 halaman itu terdiri atas
13 bab dengan menguraikan masalah penelitian dan terapannya yang dibahas secara
tajam maupun terinci. Bab 1, misalnya, membahas dasar maupun makna penelitian,
karakteristik, dan langkah umum penelitian melalui beragam pendekatan.
Dalam Bab 2, diulas ruang lingkup
penelitian pendidikan, mulai dari uraian soal pendidikan sebagai ilmu,
interaksi pendidikan, landasan psikologis pendidikan, kurikulum, sampai latihan
maupun bimbingan.
Dengan bahasa yang mudah dicerna, buku ini
mengangkat pula berbagai metode penelitian dalam lingkup pendidikan. Seperti
pada Bab 3 dan 4, isinya tentang konsep penelitian dilihat dari ragam, metode,
fungsi, serta karakteristik survei. Lalu, pembahasannya diarahkan ke item penelitian
yang masing-masing dikupas lebih mendalam. Contohnya, penelitian kualitatif,
evaluatif, tindakan, penelitian dan pengembangan, dan penelitian eksperimental.
Semua dibicarakan di Bab 5 sampai Bab 9. Sedangkan Bab 10, berbeda. Di sana,
terfokus pada teknik pengumpulan data dan pengukurannya. Artinya, bagaimana
teknik menghimpun untuk mengukur maupun mengumpulkan data, termasuk bentuk
pengumpulan data yang dapat dibentuk dengan melakukan teknik ana1isis.
Setelah mengumpulkan data dan teknik data, perlu ditentukan populasi maupun
sampel agar dihasilkan pendekatan kebenarannya. Hal tersebut diulas di Bab 11,
yang memaparkan segala teknik dan cara menentukan sampel agar lebih tepat. Kemudian
di Bab 12, dikupas perumusan masalah, metodologi, dan desain penelitian. Titik
beratnya pada cara mengidentifikasi maupun memilih masalah, termasuk
merumuskan metodologi penelitian. Pada bab terakhir, diangkat penyusunan
proposal penelitian. Ada cara menyusun proposal yang baik dengan melihat tahap
penyusunannya. Disinggung pula komponen-komponen utama dalam proposal yang
berisi problem, kajian literatur, metodologi, dan penyusunan desain.
Hakekat Penelitian Pendidikan
Jujur saja saya agak gelisah
dengan kondisi adik-adik mahasiswa di Indonesia yang sedang melakukan
penelitian untuk tugas akhirnya. Konsep, teknik dan metode penelitian
seharusnya sudah didapatkan di mata kuliah tingkat empat, hanya saya lihat
banyak yang kebingungan sendiri ketika mulai bergerak untuk meneliti. Harus
mulai dari mana, topiknya apa, masalahnya apa, bagaimana dengan data dan
analisa, sampai akhirnya puyeng ketika harus menulisnya. Lho dari hulu ke hilir
dong bermasalah, saya sebenarnya sudah memulai seri tulisan penelitian dengan
posting tentang hakekat kebenaran. Sudah sifat manusia sebenarnya untuk selalu
mencari kebenaran, dan itulah sebenarnya konsep dasar dari penelitian.
Penelitian atau riset merupakan terjemahan
dari bahasa Inggris research, yang merupakan gabungan
dari kata re (kembali) dan to search
(mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa research adalah berasal dari
bahasa Perancis recherche.Intinya hakekat penelitian adalah
“mencari kembali”. Banyak sekali definisi tentang penelitian yang muncul, salah
satu yang cukup terkenal adalah menurut Webster’s New Collegiate Dictionary
yang mengatakan bahwa penelitian adalah “penyidikan atau pemeriksaan
bersungguh-sungguh, khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan
menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah
diterima”.
T. Hillway dalam bukunya berjudul
Introduction to Research menambahkan bahwa penelitian adalah “studi yang
dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap
suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah
tersebut”. Ilmuwan lain bernama Woody memberikan gambaran bahwa penelitian
adalah “metode menemukan kebenaran yang dilakukan dengan critical thinking
(berpikir kritis)”.
Penelitian
bisa menggunakan metode ilmiah (scientific method) atau
non-ilmiah (unscientific method). Pencarian kebenaran secara ilmiah dan
non-ilmiah sudah saya bahas di artikel berjudul hakekat
kebenaran. Tapi kalau kita lihat dari definisi diatas, penelitian banyak
bersinggungan dengan pemikiran kritis, rasional, logis (nalar), dan
analitis, sehingga akhirnya penggunaan metode ilmiah (scientific method) adalah
hal yang jamak dan disepakati umum dalam penelitian. Metode ilmiah juga dinilai lebih bisa diukur,
dibuktikan dan dipahami dengan indera manusia. Penelitian yang
menggunakan metode ilmiah disebut dengan penelitian ilmiah
(scientific research).
Ketidakpuasan
manusia terhadap cara-cara non-ilmiah (unscientific) membuat manusia
menggunakan cara berpikir deduktif atau induktif. Kemudian orang mulai
memadukan cara berpikir deduktif dan induktif, dimana perpaduan
ini disebut dengan berpikir reflektif (reflective thinking). Diperkenalkan
oleh John Dewey, yang akhirnya menjadi dasar metode penelitian ilmiah.
Tahapannya adalah:
1.
The Felt Need (adanya
suatu kebutuhan): Seseorang merasakan adanya suatu kebutuhan yang menggoda
perasaanya sehingga dia berusaha mengungkapkan kebutuhan tersebut.
2. The Problem (menetapkan masalah): Dari kebutuhan yang
dirasakan pada tahap the felt need diatas, diteruskan dengan merumuskan,
menempatkan dan membatasi permasalahan (kebutuhan). Penemuan terhadap kebutuhan dan masalah boleh
dikatakan parameter yang sangat penting dan menentukan kualitas penelitian.
Studi literatur, diskusi, dan pembimbingan dilakukan sebenarnya untuk
men-define kebutuhan dan masalah yang akan diteliti.
3. The Hypothesis (menyusun hipotesis): Jawaban atau
pemecahan masalah sementara yang masih merupakan dugaan yang dihasilkan
misalnya dari pengalaman, teori dan hukum yang ada.
4.
Collection of Data as Avidance (merekam data untuk pembuktian): Membuktikan
hipotesis dengan eksperimen, pengujian dan merekam data di lapangan. Data-data
dihubungkan satu dengan yang lain untuk ditemukan kaitannya. Proses ini
disebut dengan analisis. Kegiatan analisis dilengkapi dengan kesimpulan
yang mendukung atau menolak hipotesis.
5.
Concluding Belief
(kesimpulan yang diyakini kebenarannya): Berdasarkan analisis yang dilakukan
pada tahap ke-4, dibuatlah sebuah kesmpulan yang diyakini mengandung kebenaran,
khususnya untuk kasus yang diuji.
6.
General Value of the Conclusion
(memformulasikan kesimpulan umum): Kesimpulan yang dihasilkan tidak hanya
berlaku untuk kasus tertentu, tetapi merupakan kesimpulan (bisa berupa teori,
konsep dan metode) yang bisa berlaku secara umum, untuk kasus lain yang
memiliki kemiripan-kemiripan tertentu dengan kasus yang telah dibuktikan
diatas.
Permasalahan klasik bagi mahasiswa, bingung tugas akhir mau meneliti apa.
mungkin ini sangat terkait dengan skill masing2 individu. kalo skillnya tinggi
TA bisa lancar. Kalau teori dari dulu tahapan seperti diatas, saya tidak akan
membahas yang bersifat teoritis, tapi yang bersifat praktis artinya memang ini
tidak cukup diajarkan saja, tapi lebih dibudayakan bahwa penelitian merupakan
suatu keharusan bagi kaum akademisi (sekali lagi tradisi contoh dasalah satu
perguruan tinggi negeri di bandung yang terkemuka- saya tidak sebutkan tapi
anda tahulah - tradisi itu dimotori oleh dosen2 mereka sebagai contoh
keteladanan misalnya di program insentif -KMNRT mereka yang masuk tahun 2007
sebanyak 100 penelitian, dibandingkan di tempat kita hanya 25 penelitian) apa
artinya bahwa disana ditumbuhkan tradisi penelitian, kemudian saya ketemu di
berbagai seminar juga gabungan antara dosen + mahasiswanya melakukan penelitian
bersama secara terus menerus dan berkesiambungan.
jadi disini buka teori dan pengajaran selesai, tapi dilanjutkan dengan tindakan nyata, contoh keteladanan, program pembimbingan, melaksananakan penelitian bersama, penelitian secara berkesinambungan dan berkelanjutan dengan target adalah:
- masuk ke penelitian dasar atau terapan;
- merebut grant penelitian di luar negeri atau dalam negeri;
- publikasi ilmiah
- masuk di jurnal internasional atau lokal;
- menjadi buku
- prototype
- paten
dsb.
jadi disini buka teori dan pengajaran selesai, tapi dilanjutkan dengan tindakan nyata, contoh keteladanan, program pembimbingan, melaksananakan penelitian bersama, penelitian secara berkesinambungan dan berkelanjutan dengan target adalah:
- masuk ke penelitian dasar atau terapan;
- merebut grant penelitian di luar negeri atau dalam negeri;
- publikasi ilmiah
- masuk di jurnal internasional atau lokal;
- menjadi buku
- prototype
- paten
dsb.
Jadi memang ada proses pembinaan dan strategy dalam melaksanakan
penelitian, kelemahan lain adalah tidak adanya grand strategy penelitian dalam
kurun waktu tertentu baik di PT atau Lembaga penelitian, sehingga terkesan
penelitian itu nomor ke sekian dari prioritas program PT misalnya, apalagi
kalau sudah kategori PT industri pendidikan, maka penelitian diabaikan atau
basa basi aja kalau ada. Referensi diatas adalah sangat normatif, mungkin baca
juga buku blue ocean strategy ( sebagai bahan inspirasi sebelum melakukan
penelitian).
Penemuan masalah adalah intinya, kalau kita banyak baca literatur, banyak
melihat sekeliling, mungkin kita lebih bisa menemukan masalah mana yang harus
kita teliti. Mungkin kondisi sistem di Indonesia yang tidak kondusif juga tidak
mau mendorong orang melakukan penelitian. Proposal, reporting dan budgeting
penelitian di Indonesia ini agak rumit, bahkan jauh lebih rumit dibandingkan
kalau kita mengajukan research grant di Jepang atau negara maju lain.
Hakekat Penelititian adalah Penelitian yang dilakukan secara terus menerus
dalam topik yang sama pada hekekatnya adalah mencari ” KEBENARAN yang BENAR. Kebenaran
yang bisa dibuktikan dengan fakta, indera dan logika manusia. Saya pikir itu
yang bisa kita diskusikan dan memang ukuran kita cuman sampai disitu. Dan
kebenaran manusia tetap relatif, ada parameter waktu, lokasi dan dimensi.
Berbeda dengan kebenaran agama (Allah) yang mutlak, bahkan tidak perlu
diperdebatkan, cukup dilaksanakan. Penelitian bisa menggunakan metode
ilmiah (scientific method) atau non-ilmiah (unscientific method). Pencarian
kebenaran secara ilmiah dan non-ilmiah sudah saya bahas di artikel berjudul
hakekat kebenaran. Tapi kalau kita lihat dari definisi diatas, penelitian
banyak bersinggungan dengan pemikiran kritis, rasional, logis (nalar), dan
analitis, sehingga akhirnya penggunaan metode ilmiah (scientific method) adalah
hal yang jamak dan disepakati umum dalam penelitian. Metode ilmiah juga dinilai lebih bisa diukur,
dibuktikan dan dipahami dengan indera manusia. Penelitian yang
menggunakan metode ilmiah disebut dengan penelitian ilmiah (scientific
research).
Ketidakpuasan manusia terhadap cara-cara non-ilmiah (unscientific)
membuat manusia menggunakan cara berpikir deduktif atau induktif. jadi masalah
keruwetan2 yang di tulis bapak bisa dijadikan penelitian antara mahasiswa dan
dosen adakah link and match jadi ntar hasilnya gak saling tunjuk dan saling
tonjok.
Pada hakikatnya, penelitian adalah pemahaman atau usaha untuk mencari,
mendapatkan, sistem-sistem yang tersembunyi, atau yang belum tampak oleh alam
pikiran kita. Pada intinya Riset (Penelitian :red) itu boleh dibilang program
pemerintah dibidang pendidikan dalam mewujudkan keterkaitan dan kesepadanan
(Link and Match) antara pendidikan dengan dunia usaha. Sehingga menimbulkan
needs baru dalam :
1.Memecahkan atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
2.Menemukan, mengembangkan dan memperbaiki teori
3.Menemukan, mengembangkan dan memperbaiki metode kerja
2.Menemukan, mengembangkan dan memperbaiki teori
3.Menemukan, mengembangkan dan memperbaiki metode kerja
Bagi mahasiswa yg kesulitan judul, bisa jadi karena masa perkuliahannya
tidak difasilitasi dengan metoda pembelajaran yang mendekatkan teori dengan
fakta, memaknai kalimat-kalimat konsep, tidak diberi kesempatan untuk
berimajinasi akibatnya, tugas akhir penelitian justru malah penerapan dari
salah satu atau dua bab dari buku acuan waktu kuliah. Inti studi literatur itu
baca. Universitas di Jepang itu tingkat 4 awal, mahasiswa sudah tidak boleh
kuliah, pekerjaan harian mereka ya baca banyak jurnal/proceedings, buku, studi
literatur, dsb. Sampai kira-kira 3-4 bulan dan si mahasiswa bisa nentukan topik
research untuk thesis atau tugas akhir mereka.
Para akademisi kemudian mencoba untuk
mengembangkan berbagai metode untuk penelitian yang sifatnya untuk keperluan
sintesis (bukan untuk analisis, di mana alat untuk analisis yang paling ampuh
sudah ada, yaitu statistik dan logika). Sehingga muncul berbagai metodologi,
antara lain general system theory (GST), yang merupakan kombinasi dari fungsi
matematika, operasi logika, dan sebagainya, yanag sering dikenal juga dengan
istilah black box system. Metode GST
ini dikelompokkan atas 2 kategori, yaitu hard system theory (HST) serta soft
system theory (SST). Mengenai epistemology yaitu mengenai asal suatu teori
dalam ilmu pengetahuan. Dalam epistemology kita mengenal aliran
positivism serta anti-positivism.
Pada aliran positivism, dikenal prinsip “it is possible to observe the
empirical world in a netral manner through the accumulation of objective
sense-data“. Pada aliran ini, kita
bisa bertindak dengan netral dan objektif mengamati sekumpulan data (bahkan
dalam bentuk sampel) dan bisa melakukan generalisasi kesimpulan (external
validity). Ciri khas dari aliran ini adalah tersedianya sophisticated tools
seperti regresi statistik, multi-regresi, sampai dengan SEM (structured
equation modelling), bahkan penelitian kualitatif pun bisa tergolong aliran ini
jika dia berupaya untuk menggeneralisasi kesimpulan dari sekumpulan sampel. Aliran
positivism sebetulnya berkembang untuk riset di bidang ilmu alam. Dengan
menggunakan sampel di beberapa tempat belahan bumi ini, akhirnya orang bisa
menyimpulkan teori gravitasi yang berlaku di belahan bumi manapun.
Hakekat penelitian itu untuk memecahkan masalah. Jadi kalau ada data
perusahaan yang secara time-series menunjukkan ada kerugian, berarti itu baru
sampai pada tahap masalah. Kita membuat approach, model dan solusi untuk
memecahkan masalah tersebut, kemudian kita implementasikan ke perusahaan.
Setahun kemudian data diambil lagi, dengan beberapa parameter yang kita
tentukan kita bisa cek seberapa efektif approach, model dan solusi kita. Nah
seperti itulah penelitian. Kalau hanya sampai ke pengambilan data dan tidak ada
solusi, itu belum selesai penelitian, mungkin baru level problem
identification.
RUANG LINGKUP PENELITIAN
Penelitian kebijakan yang
digunakan dapat berupa penelitian kuantitatif maupun penelitian
kualitatif. Metode-metode yang bisa dipilih untuk penelitian kuantitatif antara
lain penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, penelitian survei,
penelitian korelasional, penelitian eksperimen, penelitian ex-post fakto
(kausal komparatif, penelitian tindakan. Alat pengumpul data bisa menggunakan tes hasil belajar, kuesioner, pedoman
observasi, pedoman wawancara. Sumber data bisa siswa, orang tua, guru, kepala
sekolah, pengawas pendidikan. Analisis data dapat menggunakan statistik
sederhana seperti tabel-tabel, grafik, nilai rata-rata, simpangan baku,
korelasi, uji perbedaan dua rata-rata dll.
Penelitian kualitatif dapat
menggunakan penelitian historis, penelitian deskriptif analitik, penelitian
teoritik, studi kasus, analisis isi dll. Penelitian kualitatif sifatnya
induktif, alamiah, kontekstual, lebih menekankan pada proses dan makna,
bersifat kasus, menghasilkan teori/hipotesis bukan menguji hipotesis. Oleh
sebab itu penelitian kualitatif lebih kompleks daripada penelitian kuantitatif.
Metode pengumpulan data kualitatif dapat berupa wawancara mendalam, pengamatan,
diskusi kelompok terfokus, dan studi dokumentasi. Penelitian kualitatif tidak
mengenal populasi dan sampel karena tidak untuk membuat generalisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar