ABSTRAK
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat
besar peranannaya dalam menunjang
perkembangan dan kemajuan teknologi
suatu negara, karena hakikatnya pendidikan adalah tempat pengembangan sumber
daya manusia, membangun dan mengolah segala potensi yang ada menjadi
manusia-manusia yang handal dan berkualitas.Dalam suatu proses pendidikan kemampuan memahami suatu materi sangat
dipengaruhi oleh metode/pendekatan yang digunakan oleh guru. Penggunaan metode/pendekatan
yang sesuai dengan materi pelajaran sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam
memahami pelajaran. Pendekatan Open-Ended
dapat menjadi salah satu alternatif bagi guru dalam pembelajaran matematika,
khususnya pada materi keliling dan luas persegi panjang, pendekatan ini dapat memberikan motivasi
siswa dan menciptakan suasana belajar mengajar yang aktif. Hal tersebut membuat
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pendekatan Open-Ended dalam
pembelajaran menghitung keliling dan
luas persegi panjang pada siswa Kelas VII MTsS Darul Ihsan Siem”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektifitas
pendekatan Open-Ended dalam pembelajaran menghitung keliling dan luas
persegi panjang di MTsS Darul Ihsan Siem.Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan komponen yeng terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Penelitian ini berlangsung selama dua siklus. Yang menjadi subjek
penelitian adalah kelas VII-A MTsS Darul Ihsan. Untuk mendapatkan data kegiatan
aktifitas siswa, kemampuan guru, tes hasil belajar, dan angket respon siswa,
maka peneliti melakukan penelitian. Data yang diperoleh diolah dengan rumus
persentase sesuai dengan kriteria keefektifan yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah penulis lakukan dikelas VII-A MTsS Darul Ihsan Siem Aceh Besar.
Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan Pendekatan Open-Ended pada materi menghitung keliling dan luas persegi panjang
adalah efektif. Hal ini karena syarat keefektifan pembelajaran dengan
Pendekatan Open-Ended terpenuhi yaitu
: Aktivitas siswa selama pembelajaran efektif, Kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran efektif, Hasil belajar siswa secara klasikal tuntas, serta Respon
siswa positif.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................... iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... x
ABSTRAK............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1
A.
Latar Belakang Masalah 1
B.
Rumusan masalah….. .............................................................. 5
C.
Tujuan Penelitian .................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................
6
E. Postulat................. .................................................................... 7
F. Penjelasan istilah .......................................................................
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………… 9
A. Tujuan Pembelajaran Matematika
di MTs................................... 9
B. Pendekatan Open-Ended dan efektifitas pembelajaran
Matematika............................ …….......................................... 12
C.
Keunggulan dan kelemahan Pendekatan
Open-Ended………………………………………………...….. 15
D. Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran
Menghitung
Keliling dan Luas Persegi panjang..... ...................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………. 21
A.
Rancangan Penelitian.................................................................. 21
B.
Subjek Penelitian……………. 25
C.
Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 26
D.
Teknik analisis Data……… ..................................................... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN………………………………………….. 30
A. Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………..... 30
B. Analisis Hasil Penelitian……………………………………….... 31
BAB V PEMBAHASAN…………………………………………………. 44
A. Aktivitas Siswa selama
Pembelajaran 44
B.
Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 45
C.
Hasil Belajar Siswa ................................................................. 48
D.
Respon Siswa…………………………………………………. 50
BAB VI PENUTUP……………………………………………………….. 52
A.
Kesimpulan ............................................................................. 52
B.
Saran 53
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 54
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT. yang selalu memberi segala nikmat iman, ihsan,
dan nikmat kesehatan sehingga dengan taufik dan hidayahNya penulis telah dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini. Selawat beriring salam tidak lupa penulis
sampaikan keharibaan baginda Rasul Mulia Muhammad Saw. beserta para keluarga
dan sahabat beliau sekalian yang telah membawa umatnya dari alam jahiliyah ke
alam yang penuh dengan khasanah keilmuan, serta menjadi panutan dan tauladan
kepada umatnya melalui sunnahnya sepanjang masa.
Penulisan karya ilmiah ini adalah
untuk melengkapi sebahagian dari syarat-syarat dan tugas-tugas penyelesaian
beban studi guna mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh,
maka penulis merampungkan sebuah karya ilmiah dengan judul “Perbandingan
Prestasi Belajar Siswa antara Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Materi Segitiga di Kelas VII MTsS Darul
Aitam Al-Kamal Seulimum”.
Dalam penulisan skripsi ini penulis
banyak menghadapi berbagai kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, maka penulisan skripsi ini dapat
terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapakan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Drs. Ir. Johan Yunus,
SE., M.Si. sebagai pembimbing pertama dan kepada Bapak Budi Azhari, M.Pd.
sebagai pembimbing kedua yang telah banyak meluangkan waktu untuk mengarahkan,
membimbing, dan membantu penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Selain kepada kedua beliau yang
tersebut di atas, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada
terhingga kepada:
1.
Ayahanda tersayang
Muhammad Yasin dan Ibunda tercinta Aisyah Puteh Lawang beserta keluarga yang
telah bersusah payah membantu penulis baik secara moril maupun materil serta
doa dari beliau yang tiada henti-hentinya untuk kesuksesan penulis.
2.
Bapak Dekan,
Pembantu Dekan, serta semua staf di Fakultas
Tarbiah IAIN Ar-Raniry.
3.
Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika Drs. M. Duskri, M.Kes. serta semua staf Jurusan
Pendidikan Matematika yang telah memberi motivasi dan arahan dalam menyusun
skripsi ini,
4.
Kepala MTsS Darul
Aitam Al-Kamal Seulimum Kabupaten Aceh Besar serta seluruh dewan guru yang
telah memberi waktu dan kesempatan kepada penulis untuk mengumpulkan data pada
penelitian ini.
5.
Teman-teman yang
telah memberi saran, semangat, dorongan, dan dukungan serta motivasi dalam
menyusun skripsi ini.
Penulis telah berusaha semaksimal
mungkin namun bila masih ada kekurangan dan kelemahan dalam skripsi ini, untuk
itu dengan penuh keikhlasan, kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini ke masa yang akan datang sangat penulis harapkan.
Akhirnya kepada Allah SWT. penulis mohon ampun, dan kepada pembaca penulis mohon maaf atas
segala kekurangan dalam skripsi ini. Demikian harapan penulis semoga skripsi
ini bermanfaat bagi semua pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
Darussalam, Juni 2009
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah
Subhanahuwata`ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia NYA kepada penulis
sehingga skripsi yang berjudul “Pendekatan Open-Ended Dalam Pembelajaran Menghitung Keliling Dan Luas Persegi
Panjang Pada Siswa Kelas VII MTsS Darul Ihsan Siem” dapat terselesaikan.
Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini terutama sekali kepada dosen pembimbing yang
membimbing penulis sejak awal sampai selesainya proposal ini. Kemudian kepada
rekan-rekan mahasiswa matematika yang telah berkenan membantu kelancaran
penulisan skripsi.
Dalam menyusun
skripsi ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya, namun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk
menyelesaikannya.
Penulis sangat
mengharapkan Saran dan kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak
demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap karya tulis ini dapat
bermanfaat untuk meningkatkan ilmu dan wawasan dan pemikiran kita semua. Amin
ya Rabbal`alamin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perspektif
islam belajar merupakan perintah Allah yang merupakan kewajiban bagi setiap
muslim, demikian juga mengajarkannya merupakan ibadah yang tak ternilai
pahalanya, bahkan sejak awal diturunkan Nya Islam, wahayu Allah yang pertama
adalah ayat yang memerintahkan untuk membaca(iqra’), membaca dalam pngertian
nya adalah satu proses yang terpenting dalam sistem pendidikan. Hal ini
sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-‘Alaq: 1-5
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur
ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt
ÇÎÈ
Artinya
“
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia)
dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”.[1]
Pendidikan adalah salah satu
sarana terpenting yang akan menentukan kedudukan dan kemajuan sebuah bangsa,
karena hakikatnya pendidikan adalah tempat pengembangan sumber daya manusia,
membangun dan mengolah segala potensi yang ada menjadi manusia-manusia yang
berkualitas yang akan memegang peranan sesuai dengan kemampuan, bakat dan
minatnya masing-masing. Tidak ada satu bangsapun dapat berkembang menjadi
bangsa yang maju dan besar kecuali memiliki sistem pendidikan yang baik pula.
Realitasnya bangsa-bangsa yang memiliki sistem pendidikan yang maju, ditopang
oleh tenaga pendidik yang berkualitas dan fasilitas yang memadai, akan
mengalami perkembangan dan kemajuan yang drastis, menjadi bangsa yang kuat dan
disegani dunia yang kemudian juga akan mendatangkan kemakmuran bagi rakyatnya.
Pendidikan dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat merancang berbagai desain untuk
terciptanya suatu bangunan yang utuh. Hal ini sangat erat kaitan nya dengan
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bidang matematika. Mengingat pentingnya
peranan matematika, maka matematika merupakan bidang studi yang diajarkan di
setiap jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, menengah dan pendidikan
tingkat atas.
Dalam belajar matematika pada
dasarnya seseorang tidak terlepas dari masalah karena berhasil atau tidaknya
seseorang dalam matematika ditandai adanya kemampuan dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya. Cars, Perry, dan Conroy (dalam Sutawidjaja, 1998)
menawarkan strategi bagi siswa dan guru dalam konteks pemecahan masalah.
Strategi untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah yang berkaitan dengan siswa adalah sebagai berikut.
1. Siswa harus diberanikan
untuk menerima ketidaktahuan dan merasa senang mencari tahu.
2. Setiap siswa dan kelompok
siswa harus diberanikan untuk membuat soal atau pertanyaan.
3. Kadang-kadang
siswa diperbolehkan memilih masalah dari sejumlah masalah yang diberikan untuk
membuat soal atau pertanyaan.
4. Siswa harus diberanikan
untuk mengambil resiko dan mencari alternatif.
Sedangkan strategi untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang berkaitan dengan guru adalah
sebagai berikut.
1. Guru harus menyadari akan sikap positif dan
cara-cara yang dapat mengembangkannya.
2. Guru harus berani mencari dan
mengembangkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah.
3. Guru harus mencari masalah yang
menarik yang sering muncul secara spontan.
4. Situasi dan materi yang menarik
harus disediakan bagi siswa.
5. Guru perlu memperluas situasi
belajar dengan bertanya untuk menggalakkan jawaban[2].
Pendekatan Open-Ended adalah
suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan mengenalkan atau menghadapkan
siswa pada masalah terbuka. Pembelajaran dilanjutkan dengan menggunakan banyak
jawaban yang benar dari masalah yang diberikan untuk memberikan pengalaman
kepada siswa dalam menemukan sesuatu yang baru di dalam proses pembelajaran[3].
Dengan kegiatan ini diharapkan pula dapat membawa siswa untuk menjawab
permasalahan dengan banyak cara, sehingga mengundang potensi intelektual dan
pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru. Dengan demikian
pembelajaran akan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Ketika
siswa dihadapkan pada masalah terbuka, tujuannya bukan hanya berorientasi pada
mendapatkan jawaban atau hasil akhir tetapi lebih menekankan pada bagaimana
siswa sampai pada suatu jawaban, siswa dapat mengembangkan metode, cara atau
pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikan masalah. Dalam pelaksanaannya, hal
tersebut memberikan peluang pada siswa untuk menyelidiki dengan metode yang
mereka merasa yakin, dan memberikan kemungkinan elaborasi yang lebih besar
dalam pemecahan masalah matematika.
Dari observasi yang penulis lakukan ketika PPL di MTsS Darul Ihsan Siem tahun
2007, Siswa mengalami kesulitan dalam belajar geometri terutama dalam
mengaplikasikan konsep geometri dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan siswa
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal aplikasi yang terkait dengan
keliling dan luas persegi panjang, siswa tidak dapat menjelaskan tentang rumus
keliling dan luas persegi panjang. Guru dalam pembelajarannya dikelas tidak
mengaitkan rumus keliling dan luas persegi panjang dengan kehidupan
sehari-hari, siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan dan
mengkontruksikan sendiri ide-idenya, sehingga interaksi yang berlangsung satu
arah. Seharusnya guru memiliki strategi pembelajaran yang tepat yaitu strategi pembelajaran
yang dapat memotivasi siswa dan menciptakan suasana belajar mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif. Dengan demikian
pendekatan pembelajaran yang digunakan dapat memungkinkan siswa belajar efektif
dan efisien. Oleh karena itu penulis mencoba untuk menerapkan suatu pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended.
Berdasarkan latar belakang
yang telah penulis paparkan, penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul: ”Pendekatan Open-Ended dalam pembelajaran menghitung keliling dan luas persegi panjang pada siswa
Kelas VII MTsS Darul Ihsan Siem”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
- Apakah efektif model pendekatan Open-Ended dalam pembelajaran menghitung keliling dan luas persegi panjang di MTsS Darul Ihsan Siem?
- Bagaimana kemampuan siswa dalam mempelajari materi persegi panjang melalui pendekatan Open-Ended ?
- Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan
dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui efektifitas pendekatan Open-Ended dalam pembelajaran menghitung keliling dan luas persegi panjang di MTsS Darul Ihsan Siem.
- Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mempelajari materi persegi panjang melalui pendekatan Open-Ended.
- Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bahan masukan bagi guru
khususnya pelajaran matematika untuk dapat mengaplikasikan pendekatan
Open-Ended dalam proses belajar mengajar. Sehingga dapat meningkatkan minat
siswa untuk mempelajari matematika.
2. Dapat memberikan informasi
kepada siswa dalam memahami materi persegi panjang dengan pendekatan Open-Ended.
3. Bahan masukan bagi instansi terkait dan bagi
pembaca untuk memperbaiki serta meningkatkan mutu pendidikan khususnya
matematika di masa yang akan datang.
E. Postulat
Postulat atau anggapan dasar
adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi
sebagai tempat untuk berpijak bagi peneliti dalam melakukan penelitian.[4]
Adapun yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:
1. Penggunaan metode yang tepat
dalam proses belajar mengajar dapat menunjang
keberhasilan siswa.
2. Model
pendekatan Open-Ended merupakan salah satu model yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran matematika.
F. Penjelasan Istilah
1. Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata
belajar yang berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, sedangkan
menurut suyitno pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang
beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa.[5]
Adapun yang penulis maksud dengan pembelajaran adalah suatu proses interaksi
yang terjadi antara guru, siswa dan sumber belajar yang disusun secara
sistematis untuk membantu siswa
memperoleh kepandaian.
2. Pendekatan Open-Ended
Pendekatan
Open-Ended yaitu suatu pendekatan yang dimulai dengan memberikan
pertanyaan yang terbuka yaitu pertanyaan yang mempunyai multi jawaban,
penyelesaian yang benar dapat dijadikan alternatif pembelajaran matematika
untuk keefektifan belajar pada siswa[6].
3. Persegi Panjang
Persegi panjang adalah segi
empat yang keempat sudutnya siku-siku dan sisi-sisi yang berhadapan sama
panjang dan sejajar[7].
BAB II
KAJIAN PUSTsAKA
A. Tujuan Pembelajaran
Matematika di Madrasah Tsanawiyah
Pendidikan
merupakan salah satu aspek yang sangat besar peranannya dalam menunjang
perkembangan dan kemajuan teknologi suatu negara, itulah sebabnya bangsa-bangsa
besar saat ini memulai kebangkitannya dengan membangun sistem pendidikan yang
dibutuhkan dan merancang pengembangannya dengan tepat. Sebagian besar dana
diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam upaya mencerdaskan
bangsa dengan melengkapi semua infrastruktur yang diperlukan dalam pendiddikan,
seperti penyusunan kurikulum, mempersiapkan tenaga pengajar, buku-buku, gedung,
laboratorium dan sarana lainya.
Secara umum
pendidikan nasional bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat
memberikan kebebasan. Sehingga organisasi pendidikan tersebut mampu melakukan
inovasi dalam pendidikan. Organisasi pendidikan dapat menjadi suatu lembaga
yang beretika, apabila selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial
yang positif serta memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh.
Secara khusus
pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia menjadi:
1. Beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
2. Beretika (beradab dan
berwawasan budaya bangsa Indonesia)
3. Memiliki nalar (maju, cakap,
kreatif, inovatif dan bertanggungjawab)
4. Berkemampuan komunikasi
sosial (tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif, demokratis) dan
berbadan sehat sehingga menjadi manusia mandiri.[8]
Sehingga dari
pendidikan tersebut diharapkan seseorang menjadi manusia mandiri yang mampu
melakukan perubahan dalam dirinya ke arah yang lebih baik.
Dalam sistem
pendidikan Nasional (UU RI No. 2 Tahun 1989) dikemukakan bahwa:
“Pendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia. Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan”.[9]
Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang
pendidikan mulai dari pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi.
Masing-masing mempunyai fungsi dan tujuan tersendiri. Sesuai dengan fungsi dan
peranan matematika, dalam garis-garis besar program pengajaran (GBPP)
dikemukakan bahwa tujuan umum diberikan nya matematika pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah meliputi dua hal yaitu :
1. Mempersiapkan siswa agar
sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu
berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional,
kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien.
2. Mempersiapkan siswa agar
dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.[10]
Tujuan umum
pertama, pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
adalah memberikan penekanan pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa.
Sedangkan pada tujuan yang kedua memberikan penekana pada keterampilan dalam
penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mempelajari
ilmu lainnya.
Adpun tujuan
khusus pengajaran matematika di MTs /
SMP sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran (GBPP) matematika adalah
agar :
- Siswa memiliki kemampuan yang dapat dalih gunakan melalui kegiatan matematika.
- Siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan menengah.
- Siswa memilki keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari matematika dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
- Siswa memiliki pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika[11].
Dari kutipan di
atas dapat disimpulkan bahwa tujuan diberikannya matematika di Madrasah
Tsanawiyah adalah membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin
bagi siswa. juga mempersiapkan bekal matematika bagi siswa dalam menempuh pendidikan
ke jenjang selanjutnya serta berguna dalam memperluas wawasan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
Mengingat
pentingnya matematika dalam berbagai kehidupan perlu kiranya mutu pengajaran
matematika ditingkatkan. Dalam hal ini tidak hanya guru saja yang berperan
dalam meningkatkan mutu pengajaran matematika, akan tetapi siswa juga dituntut
untuk lebih memahami materi yang
diberikan guru. Untuk itu siswa harus kreatif dan termotivasi untuk
belajar matematika. Salah satu faktor untuk meningkatkan belajarnya yaitu
dengan cara menerapkan model pembelajaran yang tepat bagi siswa. Dengan itulah
siswa akan meningkatkan kualitas belajarnya, sehingga mutu pengajaran
matematika dapat meningkat.
B. Pendekatan 0pen-Ended dan efektifitas pembelajaran
matematika
Dalam
melaksanakan tugasnya, seorang guru selalu berharap agar semua pengetahuan,
ketrampilan dan ilmu yang diajarkannya dapat diterima, di ingat dan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh semua anak didiknya, bukanlah
suatu pekerjaan yang mudah untuk memperoleh hasil mengajar seperti yang
diharapkan dan dicita-citakan oleh guru, karena banyak komponen yang
mempengaruhinya.
Untuk
melaksanakan pembelajaran yang efektif, seorang guru memiliki peranan penting
dalam memilih suatu model pembelajaran yang tepat baik untuk suatu materi atau
situasi dan kondisi pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga pembelajaran
tersebut dapat memotivasi siswa untuk memperoleh kompetensi yang diharapkan.
Dengan demikian siswa mampu menyelesaikan permasalahan baik dalam pelajaran
ataupun dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk
memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran matematika maka penulis memilih suatu
model pembelajaran. Model pembelajaran yang ingin penulis paparkan disini
adalah pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended. Pada prinsipnya
pendekatan Open-Ended sama dengan
pembelajaran berbasis masalah yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang dalam
prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah kepada siswa. Hal ini sesuai
dengan pendapat Shimada,[12]
Pendekatan Open-Ended adalah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode
atau penyelesaian yang benar lebih dari satu.
Pendekatan
Open-Ended dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
pengetahuan, menemukan, megenali dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik.
Masalah yang diberikan pada Pendekatan Open-Ended adalah masalah yang
bersifat terbuka (Open-ended Problem) .
Keterbukaan
masalah berdasarkan atas tiga tipe, yaitu:
1.
Proses terbuka, maksudnya proses itu mempunyai banyak cara
penyelesaian yang benar.
2.
Hasil akhirnya terbuka, maksudnya masalah itu memiliki
banyak jawaban yang benar.
3.
Cara pengembangan lanjutannya terbuka, maksudnya ketika siswa telah menyelesaikan suatu
masalah, mereka dapat mengembangkan masalah baru yaitu dengan cara mengubah
kondisi masalah sebelumnya.
Tujuan pembelajaran dengan menggunakan
Pendekatan Open-Ended ini adalah supaya siswa
dapat mengembangkan ide-ide kreatif dan pola pikir yang matematis. Dengan memberikan masalah yang bersifat terbuka
diharapkan siswa lebih mudah menyelesaikan permasalahan dengan berbagai
strategi dan siswa dapat memahami bahwa proses penyelesaian suatu masalah sama
pentingnya dengan hasil akhir yang di peroleh. Dengan demikian pembelajaran
dengan menggunakan Pendekatan Open-Ended dapat memberi kesempatan
kepada siswa untuk berfikir bebas sesuai dengan minat dan kemampuan. Sehingga
kemampuan berfikir matematis siswa dapat berkembang secara maksimal dan kegiatan
kreatif siswa dapat terkomunikasi
melalui proses pembelajaran.
Dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open-Ended, guru sangat berperan
dalam menyediakan pertanyan yang berbentuk keterbukaan.
Hancock
(1995: 496) dan Barenson (1995:183) menyatakan bahwa soal Open-ended
adalah soal yang memiliki lebih dari satu penyelesaian dan cara penyelesaian
yang benar. Dengan demikian ciri terpenting dari soal Open-Ended adalah
tersedianya kemungkinan keleluasaan bagi siswa untuk memakai sejumlah metode
yang dianggap lebih sesuai dalam menyelesaikan permasalahan.
Dalam
menyusun pertanyaann Open Ended dapat dilaksanakan melalui dua teknik.
1.
Teknik bekerja secara terbalik (working backward), teknik ini terdiri dari tiga langkah, yaitu:
a.
Mengidenstifikasikan topik.
b.
Memikirkan pertanyaan dan menyediakan jawan terlebih
dahulu.
c.
Menyediakan pertanyaan Open-Ended berdasarkan pada jawaban yang telah tersedia.
2.
Teknik Menggunakan Pertanyaan Standar (adapting a standard question). Teknik
ini terdiri dari langkah, yaitu:
- Mengiditifikasikan topik.
- Memikirkan pertanyaan standar.
- Menyediakan pertanyaan Open-Ended yang baik berdasarkan pertanyaan standar yang telah tersedia[13].
Supaya
proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open-Ended lebih efektif, langkah yang terpenting bagi guru
yaitu menyusun rencana pembelajaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun rencana pembelajaran, yaitu:
1.
Menuliskan respon siswa. Siswa diharapkan merespon masalah
yang diberiakan dengan berbagai cara.
2.
Tujuan yang dicapai dari masalah yang diberikan harus
jelas.
3.
Masalah yang disajikan dengan cara dan bentuk yang menarik
perhatian dan membangkitkan semangat intelektual.
4.
Memberikaan inforamasi dalam masalah dengan lengkap sehingga siswa dengan mudah
memahami maksud dari masalah yang disampaikan.
5.
Menyediakan waktu yang cukup kepada siswa untuk
mengeksplorasi masalah yang tersedia. Dengan demikian pertanyaan Open-Ended diharapkan dapat
memberikan kebebasan kepada siswa dalam menyampaikan gagasan dan pendapat,
sehingga dapat meningkatkan berfikir kritis, sitematis, logis dan kreatif.
C. Keunggulan dan kelemahan
Pendekatan 0pen-Ended
Dalam
Pendekatan Open-Ended guru memberikan permasalahan
kepada siswa yang memiliki cara
penyelesaian lebih dari satu . Sehingga siswa menemukan sesuatu yang baru
berdasarkan pengetahuan, keterampilan dalam berfikir matematika.
Keunggulan dari Pendekatan Open-Ended adalah sebagai berikut :
a.
Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan dalam
mengekspresikan masing-masing ide.
b.
Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan ketrampilan matematika secara komprenhensif.
c.
Siswa yang kemampuan matematika rendah dapat merespon
permasalahan dengan cara mereka sendiri.
d.
Siswa secara instringsik termotivasi untuk memberikan
bukti atau penjelasan.
e.
Siswa memiliki banyak pengalaman untuk menemukan sesuatu
dalam menjawab permasalahan.
Adapun
kelemahan dalam pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Open-Ended,
adalah sebagai berikut :
- Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa adalah bukan hal yang mudah.
- Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk merespon permasalahan yang diberikan.
- Siswa yang kemampuan tinggi dapat merasa ragu dan mencemaskan jawaban mereka.
- Sebagian siswa merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.[14]
D. Pendekatan Open-Ended dalam
pembelajaran menghitung keliling dan luas persegi panjang
1.
Materi keliling dan luas persegi panjang
Berdasarkan
kurikulum dasar pelajaran matematika materi persegi panjang merupakan salah
satu mareri kelas VII semester genap di SMP/MTs. Persegi panjang adalah salah
satu materi pokok yang cocok diterapkan pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended.
a.
Keliling persegi panjang
Keliling persegi
panjang adalah jumlah semua sisi persegi panjang
D C
A B
Keliling
persegi panjang ABCD = AB + BC + CD + DA
karena AB = CD = dan BC = AD maka
keliling
persegi panjang ABCD = ( 2 x AB ) + ( 2 x BC )
AB
disebut panjang
BC
disebut lebar
Jadi
keliling persegi panjang ABCD = 2 x panjang + 2 x lebar
Rumus
keliling persegi panjang adalah
K = 2 p + 2
l atau K = 2 ( p + l )
|
b.
Luas persegi panjang
Luas persegi panjang adalah luas daerah
yang dibatasi oleh sisi-sisi persegi panjang tersebut.
D C
A B
Daerah yang darsir
pada gambar persegi panjang adalah diatas menunjukkan luas persegi panjang
ABCD.
Rumus Luas
persegi panjang adalah
L = P
x l
|
2.
Pendekatan Open-Ended dalam pembelajaran menghitung
keliling dan luas persegi panjang
Pembelajaran materi persegi panjang
dengan pembelajaran konvensional biasanya kurang melibatkan siswa secacara
aktif dalam menemukan beberapa konsep, sifat atau hubungan-hubungan,
konsep-konsep yang terdapat dalam materi persegi panjang hanya sekedar
ditransfer dari guru kesiswa dan siswa secara fasif menerima informasi dari
guru tanpa ada suatu keinginan untuk menemukan variasi-variasi baru.
Pembelajaran keliling dan luas persegi panjang dengan Pendekatan Open-Ended melibatkan siswa secara aktif baik secara
fisik maupun mental. Secara fisik siswa menggambar persegi panjang dari alat
peraga yang telah disiapkan, secara mental siwa aktif melakukan investigasi dan
eksplorasi untuk menemukan hubungan dari beberapa permaslahan yang diberikan,
pengajuan masalah dalam Pendekatan Open-Ended
merangsang siswa untuk lebih aktif dan kreatif
dalam berfikir.
Untuk menyusun rencana pembelajaran
dengan Pendekatan Open-Ended. Maka
harus perhatikan beberapa langkah yang sekaligus merupakan kriteria
implementasi proses belajar mengajar dalam menggunakan metode ini. Langkah-
langkah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Susunlah daftar respon yang
diharapkan dari siswa.
2. Tetapkan tujuan yang hendak
dicapai.
3. Lengkapi dengan prinsip
problem posing sehingga siswa dapat memahami maksud dari masalah tersebut
dengan mudah.
4. Kemaslah soal dalam bentuk
semenarik mungkin.
5. Alokasikan waktu secukupnya[15].
Dalam penerapan pembelajaran dengan
Pendekatan Open-Ended pada materi
keliling dan luas persegi panjang akan melalui beberapa tahapan sebagai
berikut:
Tahap awal / kegiatan pendahuluan.
Guru memberikan penjelasan tentang
tujuan pembelajaran, metode/pendekatan dan strategi yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran ini. Adapun pendekatan yang akan digunakan adalah
pendekatan Open-Ended. Selain itu
guru juga mengaktifkan kemampuan dasar
siswa dan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya.
Tahap kedua / kegiatan inti.
Pada tahap ini
guru mengelompokkan siswa dalam kelompok belajar kemudian memberikan masalah
yang disajikan pada awal pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran
yang akan dipelajari siswa. Siswa diminta membaca dan memahami masalah yang
terdapat dalam LKS. Guru menyediakan alat peraga yang berupa segi empat yang
terbuat dari karton untuk membantu siswa dalam memahami dan menyelesaikan
masalah yang termuat dalam LKS.
Guru
mengkomunikasikan kepada siswa langkah demi langkah sederhana bagaimana
melaksanakan tugas-tugas di LKS. Ingatkan pada siswa bahwa mereka bekerja dalam
sebuah tim yang kompak dan menyenangkan. Jika terdapat hal-hal yang kurang
dipahami siswa, guru menjelaskan dan memberikan petunjuk seperlunya kepada
siswa. Salah satu Bentuk permasalahan yang diberikan adalah
Suatu persegipanjang
luasnya 48 . Berapa cm kemungkin panjang dan lebar
persegipanjang tersebut?
Masalah tersebut diatas memungkinkan
jawaban yang bervariasi dari siswa, melalui ide-ide yang muncul dari setiap
jawaban siswa diharapkan dapat dikolaborasikan didalam kelompok untuk
didiskusikan sehingga mencapai suatu kesimpulan. Hasil kerja kelompok akan
dipresentasikan didepan kelas dan siswa yang lain menanggapinya dalam diskusi
kelas. Sementara peneliti yang bertindak sebagai guru bertugas untuk memantau
seluruh aktifitas siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan melalui
arahan dan bimbingan. Dari hasil kerja kelompok dan diskusi diharapkan muncul
respon positif dari siswa terhadap kesimpulan materi sebagaimana indikator
tujuan yang telah dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
Tahap ketiga / kegiatan penutup.
Pada tahap ini guru mengajak siswa
untuk membuat beberapa kesimpulan dari materi yang dipelajari. Kegiatan
pembelajaran diakhiri dngan kegiatan refleksi untuk mengecek pemahaman siswa
yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Rancangan
Penelitian
Rancangan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian
tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan
praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.[16] Penelitian tindakan kelas merupakan ragam
penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk
memecahkan masalah-masalah pembelajaran. Inti dari Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini adalah memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran serta mencoba hal-hal
baru dalam pembelajaran.
PTK memiliki karakteristik penting
yaitu problema yang diangkat dan dipecahkan melalui PTK harus selalu berasal
dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Jika seorang guru merasa bahwa apa yang
dipraktekkan sehari-hari dikelas tidak bermasalah maka PTK tidak perlu
dilakukan. Persoalannya sekarang tidak semua guru mampu melihat sendiri apa yang telah
dilakukannya selama bertahun-tahun dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab
itu, guru dapat berkolaboratif melakukan penelitian tindakan kelas. Dari
sinilah kemungkinan akan munculnya masalah dalam proses belajar mengajar.
Karakteristik berikutnya dapat dilihat dari adanya tindakan-tindakan (aksi)
tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelas. Tanpa tindakan
tertentu suatu penelitian juga dapat dilakukan dikelas, tetapi itu bukan
penelitian tindakan kelas.
Penelitian
tindakan kelas dilaksanakan berupa proses pengkajian bersiklus yang terdiri
dari 4 tahap yaitu : merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan
merefleksi. Desain penelitian
ini digambarkan dengan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan. Maksudnya
yaitu, apabila dalam tindakan pertama terdapat kesalahan atau kekurangan maka
peneliti dapat memperbaiki atau memodifikasi dengan mengembangkannya dalam
spiral keperencanaan langkah tindakan kedua. Siklus dalam spiral ini berhenti
apabila tindakan substantif yang dilakukan peneliti sudah dievaluasi baik.[17]
Siklus
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research)
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan
Adapun
langkah-langkah atau persiapan yang peneliti lakukan untuk melakukan penelitian
tindakan kelas adalah sebagai berikut :
1.
Penyusunan Rencana
Adapun pada
penelitian ini tahap penyusunan rencana yang penulis lakukan adalah sebagai
berikut:
a. Menetapkan materi yang
diajarkan, yaitu materi keliling dan luas persegi panjang.
b.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c.
Menyusun alat evaluasi atau tes yang berbentuk
essay.
2.
Tindakan
Melakukan tindakan
berupa kegiatan belajar mengajar sesuai dengan (RPP) siklus I. Setelah siklus I
selesai dilaksanakan, peneliti melakukan refleksi dan mengkaji kembali hasil
pembelajaran tersebut, dengan berkonsultasi dengan pengamat.
Jika pada siklus I
siswa tidak mencapai ketuntasan belajar, maka akan dilaksanakan siklus II,
dengan merevisi kembali kekurangan pada siklus I, selanjutnya dirancang kembali
(RPP) untuk siklus II. Kemudian peneliti melakukan kegiatan mengajar sesuai dengan
(RPP) siklus II dan dilakukan refleksi lagi. Melalui siklus ini, diharapkan
siswa mencapai ketuntasan belajar, apabila siklus pertama siswa sudah mencapai
ketuntasan belajar, maka siklus II tidak perlu dilanjutkan.
Pada akhir pembelajaran diadakan ujian post
tes yaitu tes untuk mengetahui penguasaan materi yang diajarkan Dengan
Pendekatan Open-Ended.
3.
Observasi
Observasi
dilakukan pada penelitian ini adalah pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas peneliti
dan anak didik dalam proses belajar mengajar.
4.
Refleksi
Refleksi yang dimaksud adalah mengingat
dan merenungkan kembali tindakan yang sama seperti yang telah dicatat dalam
observasi, yang berusaha memahami proses, masalah persoalan, dan kendala yang
nyata dalam tindakan.
B.
Subjek
Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII-A MTsS Darul Ihsan Siem Aceh Besar tahun
ajaran 2008/2009. Peneliti mengambil
kelas VII-A sebagai subjek penelitian karena kelas tersebut
memudahkan penelitian dengan
pertimbangan:
(a) suasana kondusif dan siswa mudah
diajak kerja sama, (b) pertimbangan guru bidang studi. Karena Kemampuan siswa
kelas VII hampir merata, untuk itu peneliti bersama guru yang bersangkutan
menetapkan subjek dalam penelitian ini adalah kelas VII-A.
.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah ”cara yang di pakai untuk mengumpulkan
informasi atau fakta-fakta di lapangan”[18]. Adapun
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ádalah
dengan menggunakan : observasi, tes dan angket. Yaitu sebagai berikut :
1.
Observasi (Pengamatan)
Observasi yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati langsung terhadap
objek yang akan diteliti. Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini
adalah lembar observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan
menggunakan model Pendekatan Open-Ended dan lembar aktifitas siswa selama
pembelajaran. Lembar observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan
lembar observasi aktifitas siswa diberikan kepada pengamat untuk diisi sesuai
dengan keadaan yang diamati di lapangan.
2. Tes
Tes yaitu memberikan soal berbentuk essay sebanyak 4 soal kepada siswa
kelas VII-A MTsS Darul Ihsan Siem Aceh Besar yang dijadikan sebagai subjek
penelitian. Tes yang dilakukan berbentuk postest untuk melihat tingkat
penguasaan siswa terhadap materi menghitung keliling dan luas persegi panjang
dengan mengunakan Pedekatan Open-Ended.
3. Angket Respon siswa
Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap perangkat
pembelajaran dengan mengunakan Pendekatan Open-Ended.
Angket tersebut diberikan kepada siswa setelah proses pembelajaran selesai.
D.
Teknik
Analisis Data
Tahap pengolahan data merupakan tahap yang
paling penting dalam suatu proses penelitian, karena pada tahap ini hasil
penelitian dapat dirumuskan. Untuk mendeskripsikan data penelitian
dilakukan perhitungan sebagai berikut:
1. Analisis Data Ketuntasan Hasil Belajar
Untuk menentukan keefektifan pembelajaran digunakan analisis hasil belajar
siswa. Menurut Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada MTsS Darul Ihsan Siem
untuk ketuntasan belajar secara individual jika mempunyai daya serap paling
sedikit 60%, sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal
jika 85% siswa tuntas secara individu. Data yang digunakan untuk menganalisis
ketuntasan hasil belajar adalah tes akhir yang diberikan setiap selesai
kegiatan pembelajaran. Jawaban tes digunakan untuk melihat ketuntasan
hasil belajar.
2. Analisis Data Aktivitas siswa
Data hasil pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran berlamgsung
dianalisis dengan menggunakan persentase, yaitu:
Aktivitas siswa dikatakan baik dan efektif jika waktu yang digunakan
untuk melakukan setiap aktivitas sesuai dengan alokasi waktu yang termuat dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan batasan toleransi 5%.[19]
3.
Analisis Data Respon Siswa
Untuk menentukan respon siswa dihitung melalui angket yang dianalisis
dengan menggunakan persentase. Menurut mukhlis Persentase dari setiap respon
siswa dihitung dengan rumus:
Respon siswa dikatakan efektif jika jawaban siswa terhadap
persyaratan positif untuk setiap aspek yang direspon pada setiap komponen
pembelajaran diperoleh persentase 80 %. [20]
4.
Analisis Data Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
Data tentang kemampuan guru mengelola pelajaran dianalisa dengan
menggunakan statistik deskriptif dengan skor rata-rata.
Adapun
deskripsi skor rata-rata tingkat kemampuan guru adalah:
1,00 TKG < 1,50 tidak baik
1,50 TKG < 2,50 kurang baik
2,50 TKG < 3,50 cukup baik
3,50 TKG < 4,50 baik
4,50 TKG < 5,00 sangat baik.[21]
Kemampuan
guru dikatakan efektif jika skor dari setiap aspek yang dinilai berada pada
kategori baik atau sangat baik.
Berdasarkan uraian
di atas efektivitas pembelajaran dengan pendekatan open-ended pada materi
keliling dan luas persegi panjang ditentukan oleh empat aspek sebagai berikut :
1.
Ketuntasan hasil belajar
2.
Aktivitas siswa
3.
Respon siswa
4.
Kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran
Pembelajaran
dikatakan efektif jika tiga dari empat aspek di atas terlaksana dengan baik,
dengan syarat ketuntasan hasil belajar siswa terpenuhi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi hasil
penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di MTsS Darul Ihsan Siem Aceh Besar pada tanggal 22-30 Maret 2009. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan
penerapan Pendekatan Open-Ended.
Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan Open-Ended, peneliti terlebih dahulu melakukan
observasi langsung ke sekolah untuk melihat situasi dan kondisi sekolah serta
berkonsultasi dengan guru bidang studi matematika tentang siswa yang akan
diteliti, observasi ini berlangsung dari tanggal 22-23 maret 2009. Kemudian peneliti mempersiapkan lembar
observasi aktivitas siswa, lembar kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
dan soal tes.
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sebanyak
dua kali pertemuan, waktu pada setiap kali pertemuan tersebut terdiri dari 2
jam pelajaran, dimana dalam 1 jam pelajaran berdurasi 40 menit. Penelitian ini
diamati oleh dua orang pengamat, yaitu : Muhammad Al Ansari dan Nur liyanti.
Pada pertemuan
pertama ( RPP I ) penelitian ini diamati oleh Muhammad Al Ansari yaitu seorang
mahasiswa yang membantu peneliti dalam mengamati aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung juga sebagai pengamat terhadap kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran. Sedangkan dipertemuan berikutnya ( RPP II ) penelitian
ini diamati oleh Nur liyanti yaitu salah seorang guru bidang studi matematika
di MTsS/MAS Darul Ihsan siem Aceh Besar
yang juga ikut membantu peneliti sebagai pengamat terhadap kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran yang juga mengamati aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, dan yang bertindak sebagai guru dalam pembelajaran
ini adalah peneliti sendiri.
B. Analisis Hasil Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus. Adapun uraian pelaksanaan setiap siklus adalah
sebagai berikut:
1. Siklus I
a.
Tahap Perencanaan
Persiapan peneliti pada pertemuan pertama yaitu RPP I
dan LKS I. Sedangkan persiapan lainnya adalah alat peraga dan instrumen
penelitian seperti lembar observasi guru dan siswa.
b.
Tahap pelaksanaan (Tindakan)
Pelaksanaan pembelajaran pertama
dilaksanakan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru pada hari Sabtu tanggal
28 Maret 2008. Kegiatan pembelajaran dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
Kegiatan pembelajaran pada tahap
pendahuluan yaitu Guru memberikan penjelasan tentang tujuan
pembelajaran, metode/pendekatan dan strategi yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Adapun pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan Open-Ended. Selain itu guru juga
mengaktifkan kemampuan dasar siswa dan
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya. Kemudian guru memberitahukan materi yang akan di
pelajari yaitu materi menghitung keliling persegi panjang, selanjutnya guru
memotivasi siswa dengan menanyakan pada siswa contoh-contoh lain dari persegi
panjang yang berupa benda dalam kehidupan sehari-hari disini akan memunculkan
bergam jawaban dari siswa. Di samping itu guru juga menjelaskan langkah–langkah
pembelajaran. Kemudian di lanjutkan pada kegiatan inti dimana siswa di bagi menjadi
empat kelompok yang masing–masing kelompok terdiri dari lima orang siswa,
selanjutnya guru membagikan LKS I dan alat peraga kepada masing-masing kelompok,
guru juga menjelaskan tata cara belajar kelompok.
Setelah
siswa menerima LKS dan alat peraga yang berupa persegi panjang yang terbuat
dari karton, guru meminta semua kelompok untuk mengerjakan LKS masing-masing.
Langkah pertama yang dilakukan siswa adalah mengukur alat peraga yang telah disediakan
sesuai dengan petunjuk yang ada di LKS, alat peraga tersebut memiliki ukuran
yang berbeda-beda, disinilah akan memunculkan beraneka ragam jawaban siswa, dan
guru membimbing setiap kelompok bila ada yang mengalami kesulitan. Selama
kegiatan berlangsung dilakukan pengamatan terhadap enam orang siswa yang
menjadi subjek penelitian. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, guru
meminta perwakilan dari salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya
ke depan kelas sedangkan kelompok lainnya memberi tanggapan dari hasil kerja
kelompok tersebut.
Pada
tahap akhir guru menyimpulkan kembali materi yang telah di pelajari dan guru
menanyakan kendala–kendala yang dihadapi siswa kemudian guru memberi Soal/Test
selama 15 menit.
c. Tahap Pengamatan (Observasi)
1.
Observasi Aktivitas Siswa
Kegiatan pengamatan aktivitas siswa dilakukan pada
saat pembelajaran pada setiap pertemuan. Hasil pengamatan kegiatan aktivitas
siswa pada RPP I dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.1 Aktivitas Siswa
selama Kegiatan Pembelajaran pada RPP I
No
|
Kategori pengamatan
|
Persentase aktivitas siswa pada RPP I
(%)
|
Waktu ideal (%)
|
Toleransi 5%
|
1.
|
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/teman
|
12,5
|
13
|
7P18
|
2
|
Membaca/memahami masalah dengan pendekatan open-ended di LKS
|
13,54
|
10
|
5P15
|
3
|
Menyelesaikan masalah atau menemukan cara penyelesaian masalah
|
37,5
|
27
|
22P32
|
4
|
Membandingkan jawaban dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas
|
12,5
|
30
|
25P35
|
5
|
Bertanya/menyampaikan pendapat/ide kepada guru atau teman
|
9,37
|
10
|
5P15
|
6
|
Menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur
|
8,33
|
10
|
5P15
|
7
|
Perilaku yang tidak relevan dengan KBM
|
6,25
|
0
|
0P5
|
Sumber:
Hasil olah data
Berdasarkan
hasil pengamatan aktivitas siswa pada RPP I terlihat ada aktivitas siswa,
seperti mendengar penjelasan guru, membaca atau memahami masalah konstektual
dalam LKS dan bertanya atau menyampaikan pendapat/ide kepada guru sudah sesuai
dengan kriteria waktu ideal. Sedangkan aktivitas membandingkan jawaban dalam
diskusi kelompok atau diskusi kelas masih di luar waktu ideal. Hal ini
disebabkan siswa hanya berkomunikasi dengan guru saja. Siswa belum dapat
mengembangkan kemampuan komunikasi dengan teman kelompoknya. Untuk aktivitas
menyelesaikan masalah atau menemukan cara menyelesaikan masalah melebihi waktu
ideal karena ada sebagian siswa yang kurang memahami petunjuk soal yang ada di LKS ini disebabkan karena siswa
belum terbiasa dengan pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended, juga karena ada siswa yang sangat antusias dalam
menjawab soal dengan beragam jawaban
ssehingga tanpa terasa telah menghabiskan banyak waktu, perilaku yang tidak
relevan dengan KBM juga melebihi waktu ideal ini karena guru agak sedikit
kewalahan dalam menghadapi beberapa siswa yang berperilaku tidak relevan dengan
KBM. Dari tabel di atas dan mengacu pada kriteria waktu ideal aktivitas siswa
dalam pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa pada RPP I
adalah tidak efektif.
2.
Observasi kemampuan guru
mengelola pembelajaran
Hasil analisis kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open-Ended
pada pertemuan pertama secara ringkas disajikan dalam tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Kemampuan guru mengelola pembelajaran
dengan pendekatan
Open-Ended pada RPP I
Aspek yang dinilai
|
Nilai
|
Kegiatan Pendahuluan
|
|
1. Kemampuan memotivasi
siswa/mengomunikasikan tujuan pembelajaran
|
4
|
2. Kemampuan menghubungkan
pelajaran saat itu dengan pelajaran sebelumnya atau membahas PR
|
3
|
3. Kemampuan menginformasikan
langkah-langkah pembelajaran
|
4
|
Kegiatan
Inti
|
|
4. Kemampuan menjelaskan soal.
|
5
|
5. Kemampuan mengarahkan
siswa untuk menemukan jawaban dan cara menjawab soal, dengan memberikan
bantuan terbatas
|
4
|
6. Kemampuan mengamati cara
siswa menyelesaikan soal/masalah
|
5
|
7. Kemampuan mengoptimalkan
interaksi siswa dalam bekerja
|
4
|
8. Kemampuan mendorong siswa
untuk membandingkan jawabannya dengan jawaban temannya (dengan teman
kelompok)
|
3
|
9. Kemampuan memimpin diskusi
kelas/menguasai kelas
|
4
|
10. Kemampuan menghargai
berbagai pendapat siswa
|
4
|
11. Kemampuan mengarahkan
siswa untuk menemukan sendiri dan menarik kesimpulan tentang konsep/ prinsip/
definisi/ teorema/ rumus/ prosedur matematika
|
4
|
12. Kemampuan mendorong siswa
untuk mau bertanya mengeluarkan pendapat atau menjawab pertanyaan
|
4
|
13. Kemampuan mengajukan dan
menjawab pertanyaan
|
4
|
Kegiatan
Penutup
|
|
14. Kemampuan menegaskan
hal-hal penting intisari berkaitan dengan pembelajaran.
|
4
|
15. Kemampuan menyampaikan
judul sub materi berikutnya/memberikan PR kepada siswa/menutup pelajaran
|
3
|
16. Kemampuan mengelola waktu
|
4
|
17. Antusias siswa
|
5
|
18. Antusias guru
|
4
|
Jumlah
|
72
|
Rata-rata
|
4
|
Sumber: Hasil olah data
Berdasarkan
tabel di atas terlihat bahwa setiap aspek yang di amati dalam mengelola
pembelajaran yang di amati oleh pengamat termasuk dalam kategori baik. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Open-Ended
adalah baik.
3. Nilai Hasil Belajar Siswa
Setelah melakukan
pembelajaran pada RPP I berlangsung,
guru memberikan tes akhir dan di ikuti 20 siswa. Nilai hasil tes belajar siswa
pada RPP I dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Nilai
Hasil Belajar Siswa
No
|
Kode Siswa
|
Nilai
|
Ketuntasan Belajar
|
1
|
Siswa1
|
55
|
Tidak
tuntas
|
2
|
Siswa2
|
35
|
Tidak
tuntas
|
3
|
Siswa3
|
60
|
Tuntas
|
4
|
Siswa4
|
40
|
Tidak
tuntas
|
5
|
Siswa5
|
90
|
Tuntas
|
6
|
Siswa6
|
75
|
Tuntas
|
7
|
Siswa7
|
70
|
Tuntas
|
8
|
Siswa8
|
80
|
Tuntas
|
9
|
Siswa9
|
75
|
Tuntas
|
10
|
Siswa10
|
80
|
Tuntas
|
11
|
Siswa11
|
60
|
Tuntas
|
12
|
Siswa12
|
80
|
Tuntas
|
13
|
Siswa13
|
75
|
Tuntas
|
14
|
Siswa14
|
80
|
Tuntas
|
15
|
Siswa15
|
50
|
Tidak
Tuntas
|
16
|
Siswa16
|
75
|
Tuntas
|
17
|
Siswa17
|
70
|
Tuntas
|
18
|
Siswa18
|
35
|
Tidak
tuntas
|
19
|
Siswa19
|
70
|
Tuntas
|
20
|
Siswa20
|
60
|
Tuntas
|
Sumber: Hasil olah data
Berdasarkan
tabel di atas dapat diketahui bahwa 15 siswa ( 75% ) tuntas belajar, sedangkan
5 siswa( 25% ) tidak tuntas belajar. Sehingga dapat di simpulkan bahwa ketuntasan
secara klasikal untuk RPP I termasuk kategori belum tuntas.
d.
Refleksi
Selama
kegiatan pembelajaran pada RPP I berlangsung, aktivitas siswa dalam
membandingkan jawaban diskusi kelompok atau diskusi kelas masih di luar waktu
ideal karena siswa belum terbiasa dalam membandingkan jawaban diskusi kelompok
Sedangkan aktivitas siswa dalam menyelesaikan masalah atau menemukan cara
penyelesaian masalah melebihi waktu ideal karena ada sebagian siswa yang kurang
memahami petunjuk soal yang ada di LKS
ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran dengan
pendekatan Open-Ended, juga karena
ada sebagian siswa yang sangat antusias dalam menjawab soal dengan beragam jawaban ssehingga tanpa terasa
telah menghabiskan banyak waktu. Pada perilaku
yang tidak relevan dengan KBM melebihi waktu ideal juga karena pada pembagian
kelompok siswa membuat suasana kelas ribut dan siswa suka berjalan-jalan dalam
ruang kelas. Oleh karena itu, untuk RPP II guru perlu memberikan motivasi pada
setiap kelompok untuk lebih aktif berdiskusi dalam kelompok, sehingga setiap
anggota kelompok mengerti materi yang dipelajari.
Untuk
pertemuan pada RPP II diharapkan agar guru dapat menyediakan waktu khusus untuk
memberikan pengarahan kepada siswa dan dapat memberikan bimbingan pribadi pada
siswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar pada siklus I. Mengenai
masalah pembagian kelompok, sebaiknya guru membagi kelompok siswa sebelum
pelajaran dimulai atau diluar jam pelajaran sehingga pemakaian waktu lebih
efektif.
2. Siklus II
a. Tahap
perencanaan
Pada tahap ini guru memperbaiki RPP II dan LKSII
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, guru juga mempersiapkan lembar
observasi aktifitas siswa dan lembar observasi kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran.
b.
Tahap pelaksanaan (Tindakan)
Tahap
tindakan ini dilaksanakan pada hari minggu tanggal 29 Maret 2009. Materi yang
diajarkan adalah menentukan rumus luas persegi panjang. Kegiatan pembelajaran pada
RPP II meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada
kegiatan awal guru mengulang sedikit materi yang telah diberikan pada pertemuan
pertama dengan cara melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya. Pada tahap ini guru berusaha
untuk dapat menguasai kelas lebih baik dari sebelumnya. Selanjutnya guru juga
menyampaikan langkah-langkah pembelajaran. Kemudian dilanjutkan pada kegiatan
inti dimana siswa sudah membagikan kelompoknya sebelum pelajaran dimulai atau
di luar jam pelajaran. Selanjutnya guru membagikan LKS kepada tiap-tiap
kelompok. Guru mengarahkan siswa untuk menemukan rumus luas persegi panjang dan
kemudian meminta kepada siswa mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam LKS-nya
secara berkelompok. Peneliti mengamati kelompok secara bergilir dan membimbing
siswa bila ada siswa yang mengalami kesulitan. Setelah semua kelompok selesai
mengerjakan LKS, guru meminta perwakilan dari salah satu kelompok untuk
menyajikan hasil diskusinya ke depan kelas.
Pada
tahap penutup, guru menyimpulkan kembali materi yang telah dipelajari dan
menanyakan kendala-kendala yang dihadapi
siswa.
c.
Tahap pengamatan (Observasi)
1. Observasi Aktivitas Siswa
Hasil
pengamatan aktivitas siswa pada RPP II dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.4 Aktivitas Siswa selama Kegiatan Pembelajaran pada RPP II
No
|
Kategori pengamatan
|
Persentase aktivitas siswa pada RPP II
(%)
|
Waktu ideal (%)
|
Toleransi 5%
|
1.
|
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/teman
|
13,54
|
13
|
7P18
|
2
|
Membaca/memahami masalah dengan pendekatan open-ended di LKS
|
9.37
|
10
|
5P15
|
3
|
Menyelesaikan masalah atau menemukan cara penyelesaian masalah
|
26,04
|
27
|
22P32
|
4
|
Membandingkan jawaban dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas
|
28,12
|
30
|
25P35
|
5
|
Bertanya/menyampaikan pendapat/ide kepada guru atau teman
|
10,41
|
10
|
5P15
|
6
|
Menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur
|
11,43
|
10
|
5P15
|
7
|
Perilaku yang tidak relevan dengan KBM
|
1,04
|
0
|
0P5
|
Sumber:
Hasil olah data
Berdasarkan hasil
pengamatan pada tabel 4.4 di atas dan mengacu pada kriteria waktu aktivitas
siswa untuk masing-masing kategori pada RPP II sudah efektif dan memenuhi
kriteria waktu ideal yang telah di tetapkan.
2.
Observasi kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran
Hasil pengamatan
terhadap kemampuan guru pada RPP II dapat dilihat pada 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Kemampuan guru
mengelola pembelajaran dengan pendekatan
Open-Ended pada RPP II
Aspek yang dinilai
|
Nilai
|
Kegiatan Pendahuluan
|
|
|
4
|
|
3
|
|
4
|
Kegiatan
Inti
|
|
|
5
|
|
4
|
|
5
|
|
5
|
|
4
|
|
4
|
|
4
|
|
4
|
|
4
|
|
4
|
Kegiatan
Penutup
|
|
|
4
|
|
4
|
|
5
|
|
5
|
|
5
|
Jumlah
|
78
|
Rata-rata
|
4,33
|
Sumber
: Hasil olah data
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa setiap aspek
yang diamati tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan
rata-rata 4,33. Sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan pendekatan
Open-Ended dikategorikan baik.
3.
Hasil tes belajar
Pada hari minggu tanggal 29 Maret 2009 Jam pelajaran ke-5 dan 6,
kebetulan ada guru bidang studi lain yang tidak bisa hadir di kelas tempat
peneliti melakukan penelitian, kesempatan ini penulis gunakan untuk memberikan
soal tes akhir setelah berkordinasi dengan kepala bidang akademik/pengajaran
MTsS Darul Ihsan Aceh Besar. Soal tes akhir mencakup semua materi RPP I dan RPP
II. Nilai hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel
4.6 Nilai Hasil Belajar Siswa
No
|
Kode Siswa
|
Nilai
|
Ketuntasan Belajar
|
1
|
Siswa1
|
60
|
Tuntas
|
2
|
Siswa2
|
95
|
Tuntas
|
3
|
Siswa3
|
60
|
Tuntas
|
4
|
Siswa4
|
55
|
Tidak
tuntas
|
5
|
Siswa5
|
80
|
Tuntas
|
6
|
Siswa6
|
80
|
Tuntas
|
7
|
Siswa7
|
90
|
Tuntas
|
8
|
Siswa8
|
95
|
Tuntas
|
9
|
Siswa9
|
75
|
Tuntas
|
10
|
Siswa10
|
100
|
Tuntas
|
11
|
Siswa11
|
70
|
Tuntas
|
12
|
Siswa12
|
80
|
Tuntas
|
13
|
Siswa13
|
65
|
Tuntas
|
14
|
Siswa14
|
70
|
Tuntas
|
15
|
Siswa15
|
60
|
Tuntas
|
16
|
Siswa16
|
75
|
Tuntas
|
17
|
Siswa17
|
70
|
Tuntas
|
18
|
Siswa18
|
35
|
Tidak
tuntas
|
19
|
Siswa19
|
80
|
Tuntas
|
20
|
Siswa20
|
85
|
Tuntas
|
Sumber: Hasil olah data
Berdasarkan
tabel di atas dapat diketahui bahwa 18 siswa (90%) tuntas belajarnya, sedangkan
2 siswa (10%) tidak tuntas belajar, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketuntasan
belajar secara klasikal untuk keseluruhan indikator termasuk kategori tuntas.
4. Analisis Hasil Respons
Siswa
Hasil analisis respon siswa terhadap penerapan pembelajaran dengan
pendekatan Open-Ended diperoleh
dengan rincian seperti tabel berikut ini.
Tabel 4.7 Respon siswa terhadap perangkat
pembelajaran melalui pendekatan Open-Ended.
No
|
Aspek
Yang direspon
|
Respon Siswa
|
Persentase
|
||
1
|
Perasaan siswa terhadap komponen pelajaran ini:
|
Senang
|
Tidak senang
|
Senang
|
Tidak senang
|
a. LKS
|
19
|
1
|
95
|
5
|
|
b. Materi Pelajaran
|
17
|
3
|
85
|
15
|
|
c. Tes Hasil Belajar
|
18
|
2
|
90
|
10
|
|
d. Suasana Pembelajaran di
kelas
|
20
|
0
|
100
|
0
|
|
e.
Cara guru mengajar
|
20
|
0
|
100
|
0
|
|
2
|
Pendapat siswa terhadap komponen pembelajaran
|
Baru
|
Tidak baru
|
Baru
|
Tidak baru
|
a. Materi Pelajaran
|
17
|
3
|
85
|
15
|
|
b. LKS
|
17
|
3
|
85
|
15
|
|
c. Tes hasil belajar
|
17
|
3
|
85
|
15
|
|
d. Suasana Pembelajaran
|
20
|
0
|
100
|
0
|
|
e.
Cara guru mengajar
|
19
|
1
|
95
|
5
|
|
|
|
Berminat
|
Tidak
berminat
|
Berminat
|
Tidak
berminat
|
3
|
Pendapat
siswa tentang minat untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya dengan
pendekatan Open-Ended
|
20
|
0
|
100
|
0
|
4
|
Pendapat
siswa tentang pemahaman bahasa yang digunakan dalam:
|
Jelas
|
Tidak jelas
|
Jelas
|
Tidak jelas
|
a.
Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
|
17
|
3
|
85
|
15
|
|
b.
Tes Hasil Belajar
|
18
|
2
|
90
|
10
|
|
5
|
Pendapat
siswa tentang penampilan (tulisan. Ilustrasi/gambar dan letak gambar) dalam:
|
Tertarik
|
Tidak
tertarik
|
Tertarik
|
Tidak
tertarik
|
a.
LKS
|
17
|
3
|
85
|
15
|
|
b.
Tes hasil belajar
|
18
|
2
|
90
|
10
|
Sumber: Hasil
olah data
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa 94%
siswa senang terhadap setiap komponen pembelajaran dan 90% siswa menyatakan
baru menerima pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended. Selanjutnya 100% siswa berminat untuk mengikuti
pembelajaran berikutnya dengan pendekatan Open-Ended.
Dari segi pemahaman bahasa dari LKS dan tes hasil belajar lebih dari 85% siswa
dapat memahaminya. Selain itu lebih dari 85% siswa tertarik pada penampilan LKS
dan tes hasil belajar. Dengan demikian respons terhadap pembelajaran dengan
pendekatan Open-Ended adalah positif
untuk setiap aspek yang direspon.
d.
Refleksi
Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, siswa menjadi semakin aktif dalam mengungkapkan pendapat dan
berdiskusi dalam kelompok, selain itu persentase ketuntasan belajar siswa
secara klasikal juga sedikit meningkat.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Aktivitas Siswa Selama
Pembelajaran
Selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung setiap aktivitas siswa diamati oleh seorang
pengamat mulai dari pertama sampai akhir pertemuan. Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran pada RPP I diketahui bahwa
aktifitas siswa selama proses pembelajaran termasuk kategori tidak efektif
karena ada beberapa aktifiitas siswa yang belum efektif yaitu kategori
membandingkan jawaban dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas 12,5%, ini di
sebabkan karena siswa belum terbiasa membandingkan jawaban dalam diskusi
kelompok. Aktifitas menyelesaikan masalah/menemukan cara menyelesaikan masalah
melebihi waktu ideal pembelajaran dengan persentase 37,5 % sedangkan idealnya
untuk kategori tersebut adalah 27% ini disebabkan karena ada sebagian siswa
yang kurang memahami petunjuk soal yang
ada di LKS, juga karena ada sebagian siswa yang sangat antusias dalam menjawab
soal dengan beragam jawaban ssehingga
tanpa terasa telah menghabiskan banyak waktu. Untuk perilaku yang tidak relevan
dengan KBM juga termasuk kategori tidak efektif dengan persentase 6,25% ini
disebabkan karena guru agak sedikit kewalahan dalam menghadapi beberapa siswa yang berperilaku tidak relevan dengan
KBM. Sedangkan untuk aktivitas siswa yang lain semuanya termasuk dalam kategori
yang efektif seperti: mendengarkan /memperlihat penjelasan guru atau teman
dengan persentase 12,5%. Membaca/memahami masalah dengan Pendekatan Open-Ended
termasuk dalam kategori efektif dengan 12,5%. Bertanya/menyampaikan ide kepada
guru atau teman 9,37%. Menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur 8,33%
setiap kategori ini juga sesuai dengan waktu ideal pembelajaran.
Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas siswa selama proses
pembelajaran pada RPP II diketahui bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran
termasuk dalam kategori efektif. Hal ini sesuai dengan persentase kesesuaian waktu ideal yang telah ditetapkan pada setiap
aspek pengamatan aktivitas siswa berada dalam batas toleransi 5%. Rata-rata
waktu yang banyak digunakan adalah untuk menarik kesimpulan suatu konsep atau
prosedur, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/teman, dan
bertanya/menyampaikan pendapat/ide kepada guru atau teman. Hal ini menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended dapat mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran, sehingga siswa mempunyai banyak kesempatan untuk menemukan
bermacam cara penyelesaian masalah, mengeluarka pendapat/ide, menarik
kesimpulan suatu konsep atau prosedur yang kemudian didiskusikan dalam kelompok
dan diskusi kelas.
B. Kemampuan Guru Mengelola
Pembelajaran
Aktivitas guru
adalah kegiatan yang dilakukan guru selama pembelajaran yang dipantau oleh
seorang pengamat. Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran matematika dengan Pendekatan Open-Ended. Data
hasil pengamatan kemamapuan guru dalam mengolola pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan open-ended secara ringkas dapat disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 5.1
Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
dengan
pendekatan Open-Ended.
Aspek yang diamati
|
RPP I
|
RPP II
|
Rata-rata
|
Kegiatan Pendahuluan
|
|
|
|
1. Kemampuan
memotivasi siswa/mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
|
4
|
4
|
4
|
2. Kemampuan
menghubungkan pelajaran saat ini dengan pelajaran sebelumnya/membahas PR
|
3
|
4
|
3,5
|
3. kemampuan
mengimformasikan langkah-langkah pembelajaran.
|
4
|
4
|
4
|
Kegiatan Inti
|
|
|
|
4. kemampuan
menjelaskan soal/langkah-langkah kerja dalam kelompok
|
5
|
5
|
5
|
5. Kemampuan
mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban dan cara menjawab soal, dengan
memberi bantuan terbatas.
|
4
|
4
|
4
|
6. Kemampuan
mengamati cara siswa menyelesaikan soal/masalah
|
5
|
5
|
5
|
7. Kemampuan
mengoptimalkan interaksi siswa dalam bekerja.
|
4
|
5
|
4,5
|
8. Kemampuan
mendorong siswa untuk membandingkan jawaban dengan temannya.
|
3
|
4
|
3,5
|
9. Kemampuan
memimpin diskusi kelas/menguasai kelas
|
4
|
4
|
4
|
10. Kemampuan
menghargai berbagai pendapat siswa.
|
4
|
4
|
4
|
11. Kemampuan
mengarahkan siswa menemukan sendiri dan menarik kesimpulan tentang
konsep/prinsip/definisi/teorema/rumus/prosedur matematika.
|
4
|
4
|
4
|
12. Kemampuan
mendorong siswa untuk mau bertanya, mengeluarkan pendapat atau menjawab
pertanyaan.
|
4
|
4
|
4
|
13. Kemampuan
mengajukan dan menjawab pertanyaan.
|
4
|
4
|
4
|
Kegiatan Penutup
|
|
|
|
14. Kemampuan
menegaskan hal-hal penting/intisari berkaitan dengan pembelajaran
|
4
|
4
|
4
|
15. Kemampuan
menyampaikan judul sub materi berikutnya dan memberikan PR/menutup pelajaran.
|
3
|
4
|
3,5
|
16.
Kemampuan
mengelola waktu.
|
4
|
5
|
4,5
|
17.
Antusias
siswa
|
5
|
5
|
5
|
18. Antusias Guru
|
4
|
5
|
4,5
|
Rata-rata
|
4,00
|
4,33
|
4,16
|
Sumber: Hasil olah data
Berdasarkan tabel
diatas terlihat bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada setiap
pertemuan adalah bernilai baik dan sangat baik. Pada pertemuan pertama (RPP I)
terlihat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dalam kategori baik
walaupun peneliti baru pertama kali melakukan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Open-Ended, yaitu dengan rata-rata 4,00. Bahkan kemampuan guru dalam
menjelaskan soal, kemamapuan mengamati cara siswa menyelesaikan soal dan
antusias siswa dengan skor 5, walaupun begitu pada RPP I juga masih ada
kategori kemapuan guru yang masih dalam kategori cukup yaitu kemampuan
menghubungkan pelajaran saat itu dengan pelajaran sebelumnya, kemampuan
mendorong siswa untuk membandingkan jawabannya dengan jawaban teman nya
demikian juga denan kemampuan menyampaikan judul sub materi
berikutnya/memberikan PR kepada siswa. Selanjutnya pada RPP II kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran mengalami peningkatan dari skor rata-rata 4,00 pada RPP I menjadi
skor rata-rata 4,33 pada RPP II, ini karena ada beberapa kategori
kemampuan guru yang mengalami peningkatan pada RPP II dari kategori cukup
menjadi di RPP I menjadi kategori baik pada RPP II dan dari kategori baik pada
RPP I menjadi sangat baik di RPP II sebagaimana terlihat dalam tabel 5.1
diatas .
Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan mengenai kemampuan guru dalam mengelola
kemampuan pembelajaran dari dua kali pertemuan yang telah dianalisis. Jika
setiap skor dari setiap aspek yang diamati bernilai baik, maka dapat
disimpulkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended adalah memenuhi kriteria
efektif.
Faktor pendukung
keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran antara lain adalah tersedianya
waktu yang memadai yaitu dua kali pertemuan untuk mengajarkan materi. Sedangkan
untuk pelaksanaan tes akhir adanya waktu khusus. Selain itu karena guru memberi
keleluasan kepada siswa dalam menjawab soal dengan berbagai cara dan model
penyelesaian sehingga mengundang antusias siswa dan suasana belajar yang
santai.
C. Hasil Belajar Siswa
Untuk melihat
sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran melalui pendekatan Open-Ended
maka peneliti mengadakan tes pada setiap akhir pertemuan. Dari hasil tes pada
setiap akhir pertemuan akan diketahui berapa persen siswa yang mencapai
ketuntasan belajar dan berapa persen yang tidak mencapai ketuntasan belajar.
Tes yang diadakan pada setiap akhir pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
keberhasilan dan kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran. Setelah hasil
tes terkumpul maka data tersebut diolah dengan melihat kriteria ketuntasan
minimal yang diberlakukan di MTsS Darul
Ihsan Siem Aceh Besar.
Berdasarkan nilai
hasil tes belajar siswa pada RPP I yang terlihat pada tabel 4.3 terdapat 15
siswa atau 75% siswa yang telah tuntas belajarnya, sedangkan siswa yang belum
tuntas belajarnya adalah 25% atau 5 siswa. Menurut kriteria yang telah
ditetapkan bahwa siswa dikatakan tuntas belajarnya bila memiliki daya serap
paling sedikit 60%, sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal tercapai bila
paling sedikit 85% dari siswa di kelas tersebut telah tuntas belajarnya.
sehingga ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada RPP I belum tercapai
ketuntasannya, hal ini disebabkan karena ada beberapa siswa yang agak lemah
daya berfikirnya dan lebih mengharapkan permasalahan dapat diselesaikan oleh
siswa lain dalam suatu kelompok yang lebih pintar. Pada RPP II guru mencoba
mendekati siswa yang belum tuntas pada RPP I untuk lebih memberi bimbingan.
Pada RPP II tes
akhir yang diberikan berisi semua materi yang telah dipelajari selama dua kali
pertemuan dengan soal essay sebanyak 4 soal dan hasilnya pada RPP II ketuntasan
belajar siswa secara klasikal termasuk dalam kategori tuntas dengan persentase
90% dan hanya 10% siswa tidak tuntas. Sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan bahwa siswa dikatakan tuntas belajarnya bila memiliki daya serap
paling sedikit 60%, sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal tercapai bila
paling sedikit 85% siswa dikelas tersebut telah tuntas belajarnya. Berdasarkan
kriteria tersebut, ketuntasan belajar siswa kelas I MTsS Darul Ihsan Siem Aceh
Besar pada materi menghitung keliling dan luas persegi panjang melalui
pendekatan 0pen-Ended secara klasikal tuntas.
D. Respons Siswa
Setiap siswa
mempunyai kemampuan dan keinginan yang berbeda-beda. Kemampuan dan keberhasilan
siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh tanggapan dan respons mereka
terhadap pembelajaran. Untuk mengumpulkan informasi tentang respon siswa
terhadap kegiatan pembelajaran dibutuhkan data tentang respon siswa. Data
tentang respon siswa diperoleh dari penyebaran angket yang dilakukan setelah
proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Angkat respon siswa yang diisi oleh
20 siswa dikelompokkan dalam beberapa aspek tinjauan dinyatakan dalam
persentase seperti yang diperlihatkan dalam tabel 4.7 Angket respons siswa
tersebut bertujuan untuk mengetahui perasaan, minat dan pendapat siswa mengenai pembelajaran
matematika dengan pendekatan Open-Ended.
Berdasarkan
data hasil penelitian diperoleh bahwa respon siswa terhadap komponen
pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended adalah sangat
positif dan siswa berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya dengan
pembelajaran tersebut. Hal ini berarti bahwa pendekatan open-ended dapat
mengakibatkan adanya perubahan pandangan siswa terhadap matematika dari
matematika yang menakutkan dan membosankan ke matematika yang menyenangkan
sehingga keinginan siswa untuk mempelajari matematika semakin besar.
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian yang penulis lakukan tentang
pembelajaran matematika dengan Pendekatan Open-Ended
pada materi menghitung keliling dan luas persegi panjang dikelas VII MTsS Darul Ihsan Siem Aceh
Besar maka dapat diambil kesimpulan :
1. Pelaksanaan pembelajaran
matematika dengan Pendekatan Open-Ended
pada materi menghitung keliling dan luas persegi panjang adalah efektif. Hal
ini karena syarat keefektifan pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended terpenuhi yaitu : Aktivitas
siswa selama pembelajaran efektif, Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
efektif, Hasil belajar siswa secara klasikal tuntas, Respon siswa positif.
2. Siswa mencapai ketuntasan
belajar secara klasikal dengan persentase 90%.
3. Respon siswa positif
terhadapap pembelajaran dengan Pendekatan
Open-Ended.
B.
Saran-saran
Berdasarkan hasil
penelitian ini, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada guru agar
dapat melakukan persiapan yang maksimal untuk menyajikan dan mengkontruksi
masalah Open-Ended, baik dari segi
kesesuaian materi, bentuk masalah maupun dari penggunaan bahasa dalam LKS.
2. Diharapkan kepada guru
bidang studi matematika agar dapat menerapkan model pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended sebagai salah satu upaya meningkatkan mutu
pendidikan Mengingat pembelajaran matematika dengan pendekatan ini memberikan
pengaruh positif terhadap kemampuan siswa.
3. Diharapkan hasil penelitian
ini dapat dijadikan sebagai salah satu dari sekian banyak informasi dalam
rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika.
4. Disarankan kepada pihak lain
untuk melakukan penelitian yang sama pada materi lain sebagai bahan perbandingan
dengan hasil penelitian ini.
[1] Departemen Agama RI Al-Qur’an dan
Terjemahannya, (Bandung: PT Syaamil
Cipta Media, 2004), hal 597
[2] Syarifah Fadillah, Menumbuh
Kembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Representasi Matematika Melalui
Pembelajaran Open Ended, ( Matematika
Sejahtera. Html. Document ), 4 juni 2008
[3] Tim MKPBM, Common Text Book Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Jica Bandung: 2001) hal 113
[4]
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi
V, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Hal .64.
[5]
Nurjannah, Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Materi
Bilngan Bulat, skripsi, (Banda Aceh, FKIP Unsyiah), hal. 5.
[6] Enden Mina, Pembelajaran Matematika
Dengan Pendekatan Open-ended Terhadap Kemampuan Berfikir Efektif, 2006.
[7] M.kholik.sugiono, Matematika SMP IB (Jakarta: Erlangga, 2006),
hal.58.
[8] E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis
Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Rosda Karya,
2005) hal. 21.
[9]Oemar Hamalik, Proses
Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 79
[10]. Tim MKPBM, Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer, (Jica Bandung: 2001) hal 56
[11] Ibid. hal 57
[12] Shimada (1997 : 1), Menggunakan
Open-Ended untuk Memotivasi Berpikir Matematika, March, 11th 2008,
from internet, http://educare.e-fklpunlana.net
[13]
Ibid hal.3.
[14] Tim MKPBM, Common Text Book
Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Jica Bandung: 2001) hal 121.
[15] Syarifah Fadillah,
Menumbuh Kembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Representasi Matematika
Melalui Pembelajaran Open ended, (Matematika Sejahtera. Html. Document ), 4
juni 2008
[16] Suyanto, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
(Yogyakarta:Dirjen Pendidikan tinggi Departemen pendidikan dan kebudayaan,
1997), hal.4
[17]
http://www.google.co.id/search?client=firefox-a&rls=org
[18]
IAIN Ar-Raniry , Metodelogi Penelitian, ( Darussalam: 2004), hal.49
[19]Nurjannah, Efektivitas Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Materi Pokok
Bilangan Bulat Di SMPN 6 Banda Aceh, Skripsi (Banda Aceh: FKIP Unsyiah,
2006), hal. 21
[20] Mukhlis, Pendekatan Matematika Reailistik
Untuk Materi Pokok Perbandingan di Kelas VII SMP negeri Palangga. Tesis,
(Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2005), hal. 73.
[21] Rozanna, Skripsi Efektivitas Model
Pembelajaran Kuantum Teaching Untuk Mengajarkan Jaring-jaring Kubus dan Balok
di Kelas VII MTsN Kuta Baro Aceh Besar (Darussalam, 2008),hal. 28.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar