PEMBAHASAN
DINASTI MUGHAL
A. PROSES TERBENTUKNYA DINASTI MUGHAL
1. Dinasti Islam Di India Sebelum Pendirian Dinasti
Mughal
Sejak zaman Nabi SAW, India telah
memiliki sejumlah pelabuhan sehingga terjadi interaksi antara India dengan Nabi
SAW. Oleh karena itu, dagang dan dakwah menyatu dalam satu kegiatan sehingga
raja Kadangalur, Cheraman Perumal, memeluk agama Islam dan mengganti namanya
menjadi Tajuddin, dan ia sempat bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Pada zaman
Umar ibn Khatab, Mughirah berusaha menaklukan Sind, tapi usahanya gagal
(246-644). Pada zaman Usman ibn Affan dan Ali ibn Thalib, dikirim utusan untuk
mempelajari adat-istiadat dan jalan-jalan menuju India. Pada zaman Mu’awiyah I,
Muhammad ibn Qasim berhasil menaklukan dan diangkat menjadi amir Sind
dan Punjab. Kepemimpinan di Sind dan Punjab dipegang oleh Muhammad ibn Qasim
setelah berhasil memadamkan perampokan-perampokan terhadap umat Islam disana.
Karena pertikaian internal (antara al Hajjaj dan Sulaiman), dinasti ini
melemah; dan ketika keadaan lemah, dinasti ini ditaklukan oleh dinasti Gazni.[1]
Pada zaman Al-Ma’mum (khalifah
dinasti Bani Abbas), diangkat sejumlah amir untuk memimpin
daerah-daerah. Diantara yang dipercaya untuk diangkat menjadi amir
adalah Asad ibn Saman utuk daerah Transoxsiana. Ia diangkat menjadi amir
setelah berhasil membantu khalifah Bani Abbas dalam menaklukan dinasti Safahari
yang berpusat di Khurasan. [2]
Dinasty Samani (874-999) mengangkat
Alpatigin menjadi amir di Khurasan. Alpatigin kemudian digantikan oleh
anaknya, Ishak. Ishak dikudeta Baltigin; Baltiqin diganti oleh Firri; dan Firri
dijatuhkan oleh Subuktigin. Subuktigin menguasai Gazna dan kemudian mendirikan
dinasti Gaznawi (963-1191 M). Dinasty gaznawi ditaklukan oleh dinasti Guri
(1191). Setelah meninggal, Muhammad Gurri diganti oleh panglimanya, Quthbuddin
Aibek (karena Muhammad Guri tidak memiliki anak laki-laki). Quthbuddin Aibek
menjadi sultan sejak tahun 1206 M. Sejak itu berdirilah kesultanan Delhi
terdiri atas : a. Dinasti Mamluk di Delhi (1206-1290); b. Dinasti Khalji
(1290-1320); c. Dinasti Tughluq (1320-1414 M); d. Dinasti Sayyed (1414-1451 M);
dan e. Dinasti Lodi (1451-1526 M).[3]
2. Asal usul Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal adalah kerajaan
Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke- 16 hingga abad ke- 19.
Dinasti ini didirikan oleh Zaharuddin Babur yang merupakan keturunan Timur
Lenk, penguasa Islam asal Mongol.[4]
Babur adalah nama kecil dari
Zaharuddin, yang artinya singa, ia lahir pada hari Jum’at 24 Februari 1483.
Ayahnya bernama Umar Mirza menjadi amir di Fergana, turunan lagsung dari
Miransyah putra ketiga dari Timur Lenk. Sedangkan ibunya berasal dari keturunan
Jengkuai, anak kedua dari Jengis Khan. Pada usia 11 tahun, Babur kehilangan ayahnya dan sekaligus
menggantikan kepemimpinan ayahnya dalam usia yang masih sangat muda. namun
demikian ia sangat pemberani sehingga kelihatan lebih matang dari usianya. Dia
mendapat latihan sejak dini, sehingga memungkinkannya untuk menjadi seorang
pejuang dan penguasa besar. [5]
Ia berusaha menguasai Samarkand yang
merupakan kota terpenting dia Asia Tengah pada saat itu. Pertama kali ia
mengalami kekalahan untuk mewujudkan cita-citanya. Kemudian berkat bantuan
Ismail I, Raja Safawi, sehingga pada tahun 1494, Babur berhasil menaklukan kota
Samarkand, dan pada dengan Tahun 1504 menaklukan Kabul, ibukota Afganistan.
Dari Kabul Babur melanjutkan ekspansi ke India yang pada saat itu diperintah
Ibrahim Lodi. [6]
Ibrahim Lodi (cucu sultan lodi),
sultan Delhi terakhir, memenjarakan sejumlah bangsawan yang menentangnya.[7]
Ketika itu kewibawaan kesultanan sedang merosot, karena ketidak mampuannya
memimpin, atas dasar itulah Alam Khan keluarga Lodi yang lain mencoba
menggulingkannya dengan meminta bantuan
Zahiruddin Babur (1482-1530 M). Permintaan itu langsung diterima oleh Babur dan
bersama pasukannya menyerang Delhi. Pada tanggal 21 April 1526 M terjadilah
pertempuran yang sangat dasyat di Panipat. Ibrahim Lodi beserta ribuan
pasukannya terbunuh, dan Babur langsung mengikrarkan kemenangannya dan
mendirikannya pemerintahannya. [8]
Setelah mendirikan kerajaan Mughal,
Babur berusaha memperkuat kedudukannya. Di pihak lain raja-raja Hindu di
seluruh India menyusun angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur dan di
Afganistan, golongan yang setia pada keluarga Ibrahim Lodi mengangkat saudara
kandung Ibrahim, Mahmud Lodi menjadi Sultan. Sultan Mahmud Lodi bergabung
dengan raja-raja Hindu tersebut. Kali ini berarti harus berhadapan dengan
pasukan koalisi, namun Babur tetap dapat mengalahkan pasukan koalisi itu dalam
pertempuran dekat Gogra tahun 1529 M. Akan tetapi ia tidak lama menikmati hasil
perjuangannya. Ia meninggal dunia pada tanggal 26 Desember 1530 M pada usia 48
tahun setelah memerintah selama 30 tahun.[9]
Setelah Babur meninggal, Zahirudin Babur digantikan oleh anaknya, Nashiruddin
Humayun (1530-1539M). [10]
Humayun dalam menjalankan roda
pemerintahanya banyak menghadapi tantangan. Sepanjang masa pemerintahanya
negara tidak pernah aman. Ia senantiasa berperang melawan musuh. Diantara
tantangan yang muncul adalah Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang memisahkan diri
dari Delhi. Pemberontakan ini dapat dipadamkan, Bahadur Syah melarikan diri dan
Gujarat dapat dikuasai. Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Syer Khan
di Kanauj, dalam peperangan ini Humayun mengalami kekalahan. Ia terpaksa melarikan diri ke Kandahar dan
selanjutnya ke Persia ia mengenal tradisi Syi’ah, bahkan sering dibujuk untuk
memasukinya, begitu pula dengan anaknya Jalaluddin Muhammad Akbar. Di sini pula
ia membangun kekuatan militer yang telah hancur, dan berkat bantuan Syah
Tahmasph yang memberikan pasukan militer sebanyak 14.000 tentara, maka pada
tahun 1555, Humayun mencoba merebut kembali kekuasaannya dengan menyerbu Delhi
yang pada saat itu diperintah Sikandar Sur. Akhirnya, ia bisa menaklukan kota
ini dan ia memerintah kembali pada tahun 1556 M. [11]
Kemudian Humayyun digantikan oleh
anaknya, Abu al-Fath Jalal al-Din Muhammad Akbar. Lebih dikenal dengan sebutan
Akbar, dilahirkan di Amarkot, 15 Oktober 1542 M. dan memerintah (1556-1605 M)
dari usia 14 tahun. Akbar sebagai wali
sultan yang masih muda maka diangkatlah Bairam Khan. Bairam seorang yang cakap,
namun bukan orang yang bijaksana. [12]
Akbar adalah seorang laki-laki yang memiliki naluri kerajaan yang kuat ”seorang
raja katanya, harus selalu sungguh-sunguh terhadap penaklukan; jika tidak, maka
negeri tetangganyalah yang akan mengangkat senjata terhadapnya. Prinsip tersebut membuat Akbar bertekad
menjadi penguasa tertinggi di India yang tak dapat digugat. Pada tahun 1605 M.
Akbar meninggal dunia. Masa kepemimpinan Akbar adalah puncak kejayaan kerajaan
Mughal, tidak hanya dalam bidang politik dan militer saja, tapi juga dibidang
ekonomi, pendidikan, seni dan budaya, administrasi, dan keagamaan. Kemajuan
yang telah dicapai Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya,
yaitu Jehangir (1605-1628M), Syah Jehan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707
M). tiga Sultan penerus Akbar ini memang terhitung raja-raja yang besar dan
kuat. Setelah itu, kemajuan kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh
raja-raja berikutnya. [13]
Berikut ini akan dirinci fase-fase
Pemerintahan Mughal[14]
|
||
No
|
Nama Raja
|
Tahun Berkuasa
|
1.
|
Zahiruddin Muhammad Babur
|
1526-1530 M
|
2.
|
Humayun
|
1530-1556 M
|
3.
|
Akbar Syah I
|
1556-1605 M
|
4.
|
Jahangir
|
1605-1627 M
|
5.
|
Syah Jehan
|
1627-1658 M
|
6.
|
Aurangzeb (Alamgir I)
|
1658-1707 M
|
7.
|
Bahadur Syah I
|
1707-1712 M
|
8.
|
Jihandar Syah
|
1712-1713 M
|
9.
|
Farrukh Siyar
|
1713-1719 M
|
10.
|
Muhammad Syah
|
1719-1748 M
|
11.
|
Ahmad
|
1748-1754 M
|
12.
|
Alamgir II
|
1754-1759 M
|
13.
|
Alam II
|
1759-1806 M
|
14.
|
Akbar II
|
1806-1837 M
|
15.
|
1837-1858 M
|
B. KEMAJUAN YANG DICAPAI OLEH DINASTI MUGHAL
1. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan
a) Perluasan
wilayah. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar,
Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala,
Ahmadnagar, dan Asirgah.[15] dan
konsolidasi kekuatan. Usaha ini berlangsung hingga masa pemerintahan Aurangzeb.
b) Menjalankan
roda pemerintahan secara, pemerintahan militeristik.
c) Pemerintahan
daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan), sedang sub-distrik
dipegang oleh Faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang
kepangkatan yang bercorak kemiliteran. Pejabat-pejabat itu memang diharuskan
mengikuti latihan kemiliteran.
d) Akbar
menerapkan politik toleransi universal (sulakhul). Dengan politik ini, semua
rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan
agama.[16] Politik
ini dinilai sebagai model toleransi yang pernah dipraktekkan oleh penguasa
Islam.
e) Pada
Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis bagi kekuatan
imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer dan politik yang pada umumnya
terdiri dari pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim Asli India.
Peran penguasa di samping sebagai seorang panglima tentara juga sebagai
pemimpin jihad.
f) Para
pejabat dipindahkan ¬dari sebuah jagir kepada jagir lainnya untuk menghindarkan
mereka mencapai interes yang besar dalam sebuah wilayah tertentu. Jagir adalah
sebidang tanah yang diperuntukkan bagi pejabat yang sedang berkuasa. Dengan
demikian tanah yang diperuntukkan tersebut jarang sekali menjadi hak milik
pejabat, kecuali hanya hak pakai.
g) Wilayah
imperium juga dibagi menjadi sejumlah propinsi dan distrik yang dikelola oleh
seorang yang dipimpin oleh pejabat pemerintahan pusat untuk mengamankan
pengumpulan pajak dan untuk mencegah penyalahgunaan oleh kaum petani. [17]
2. Bidang Ekonomi
a) Terbentuknya
sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.
b) Adanya
sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan
melindungi petani. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat
lokal, yang dinamakan muqaddam atau patel, yang mana kedudukan yang dimilikinya
dapat diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya untuk menyetorkan
penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan. Kaum petani dilindungi hak
pemilikan atas tanah dan hak mewariskannya, tetapi mereka juga terikat
terhadapnya.
c) Sistem
pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa propinsi utama pada imperium
ini. Perpajakan dikelola sesuai dengan system zabt. Sejumlah pembayaran
tertentu dibebankan pada tiap unit tanah dan harus dibayar secara tunai.
Besarnya beban tersebut didasarkan pada nilai rata-rata hasil pertanian dalam
sepuluh tahun terakhir. Hasil pajak yang terkumpul dipercayakan kepada
jagirdar, tetapi para pejabat lokal yang mewakili pemerintahan pusat mempunyai
peran penting dalam pengumpulan pajak. Di tingkat subdistrik administrasi lokal
dipercayakan kepada seorang qanungo, yang menjaga jumlah pajak lokal dan yang
melakukan pengawasan terhadap agen-agen jagirdar, dan seorang chaudhuri, yang
mengumpulkan dana (uang pajak) dari zamindar.
d) Perdagangan
dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang. Pada asa Akbar konsesi
perdagangan diberikan kepada The British East India Company (EIC) -Perusahaan
Inggris-India Timur- untuk menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun
1600. Mereka mengekspor katun dan busa sutera India, bahan baku sutera, sendawa,
nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam jumlah yang
besar. [18]
3. Bidang Agama
a) Pada
masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai suatu fase
yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru
dalam beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi. Karena aliran ini Akbar mendapat
kritik dari berbagai lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh membuat agama
baru. Pada prakteknya, Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam.
Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat beragama di India.
Sayangnya, konsepsi tersebut mengesankan kegilaan Akbar terhadap kekuasaan
dengan simbol-simbol agama yang di kedepankan. [19] Umar
Asasuddin Sokah, seorang peneliti dan Guru Besar di Fakultas Adab UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta menyamakan konsepsi Din-i-Ilahi dengan Pancasila di
Indonesia. Penelitiannya menyimpulkan, “Din-i-llahi itu merupakan (semacam
Ideologi/dasar pemerintahan Akbar) dan Pancasilanya bagi bangsa Indonesia. [20]
b) Perbedaan
kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam, seperti pada
daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk
terutama dari kasta rendah yang merasa disia-siakan dan dikutuk oleh golongan
Arya Hindu yang angkuh. Pengaruh Parsi sangat kuat, hal itu terlihat dengan
digunakanya bahasa Persia menjadi bahasa resmi Mughal dan bahasa dakwah, oleh
sebab itu percampuran budaya Persia dengan budaya India dan Islam melahirkan
budaya Islam India yang dikembangkan oleh Dinasti Mughal.
c) Berkembangnya
aliran keagamaan Islam di India. Sebelum dinasti Mughal, muslim India adalah
penganut Sunni fanatik .[21] Tetapi
penguasa Mughal memberi tempat bagi Syi’ah untuk mengembangkan pengaruhnya.
d) Pada
masa ini juga dibentuk sejumlah badan keagamaan berdasarkan persekutuan terhadap
mazhab hukum, tariqat Sufi, persekutuan terhadap ajaran Syaikh, ulama, dan wali
individual. Mereka terdiri dari warga Sunni dan Syi’i.
e) Pada
masa Aurangzeb berhasil disusun sebuah risalah hukum Islam atau upaya
kodifikasi hukum Islam yang dinamakan fatwa Alamgiri. Kodifikasi ini menurut
hemat penulis ditujukan untuk meluruskan dan menjaga syari’at Islam yang nyaris
kacau akibat politik Sulakhul dan Din-i- Ilahi.
4. Bidang Seni dan Budaya
a) Munculnya
beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung pesan kebajikan
manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana. Abu Fadhl menulis
Akbar Nameh dan Aini Akbari yang berisi sejarah Mughal dan pemimpinnya.
b) Kerajaan
Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan
puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri
peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore. Di kota Delhi Lama (Old
Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal, terdapat menara Qutub Minar (1199),
Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza
(1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2
(1530-1555). Di kota Hyderabad, terdapat empat menara benteng Char Minar
(1591). Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami Atala (1405).
c) Taman-taman
kreasi Moghul menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia Tengah,
Persia, Timur Tengah, dan lokal.
C. KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN DINASTI MUGHAL
1. KEMUNDURAN
DINASTI MUGHAL
Setelah
satu setengah abad dinasti Mughal berada di puncak kejayaannya, para pelanjut
Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah di bina oleh
sultan-sultan sebelumnya. Pada abad ke-18 M kerajaan ini memasuki masa-masa
kemunduran. Kekuasaan politiknya mulai merosot, suksesi kepemimpinan di tingkat
pusat menjadi ajang perebutan, gerakan separatis Hindu di India tengah, Sikh di
belahan utara dan Islam di bagian timur semakin lama semakin mengancam.
Sementara itu, para pedagang Inggris untuk pertama kalinya diizinkan oleh
Jehangir menanamkan modal di India, dengan dukungan oleh kekuatan bersenjata
semakin kuat menguasai wilayah pantai.[22] Sehingga
yang diwarisi hanyalah kemewahan dan kebesaran dalam istana yang disertai
dengan dayang-dayang yang hanya akan melemahkan sendi-sendi kepemimpinan pada kerajaan
Mughal tersebut.
Ada dua
hal yang mengancam kebesaran Mughal di India ittu selain kerajaan-kerajaan
Brahmana yang dibangun hendak melepaskan diri dari kungkungan Mughal, demikian
juga beberapa kerajaan Islam yang lain. Adapun dual hal yang mengancam itu
ialah :
Pertama kerajaan
Iran di bawah pimpinan Nadir Syah. Sebagaimana diketahui dalam sejarah Umat
Islam Iran yang telah terdahulu, Nadir Syah setelah dapat merampas kekuasaan
dari pada keturunan Shafawiy dengan akal yang asangat cerdik, dan setelah
berhasil mengalahkan musuh-musuhnya, akhirnya timbulnya keinginannya yang
sangat besar untuk menaklukan kerajaan Mughal di Delhi Agra itu. Dengan
berbagai macam alasan terutama dengan tuduhan bahwa kerajaan Delhi banyak
sekali memberikan bantuan kepada kaum pemberontak Afganistan dan memberikan
perlindungan kepada pelarian-pelarian politik, maka diserangnyalah negeri itu
(1739), yaitu dua tahun saja setelah kekuasaan Iran bulat di tangannya. [23]
Setelah
ada beberapa persetuan antara Sultan Muhammad Syah dan Nadir Syah, yang
akhirnya membuat Sultan Muhammad Syah mengakui atas kekuatan yang dimilki oleh
Nadir Syah. Hal ini ditandai dengan penyerahan berbagai upeti yang sangat
banyak kepada Nadir Syah sebagai syarat penyerahan diri serta memberikan
pengampunan dan perlindungan kepada Sultan Muhammad Syah dan rakyat Delhi.
Diantara benda-benda yang diserahkan kepada Nadir adalah singgasana buruk merak
yang sampai sekarang masih dapat dilihat di dalam istana Iran. Demikian juga
intan-berlian Koh-i-Nor yang terkenal itu.
Setelah
masa-masa pemerintahan Muhammad Syah berakhir maka digantikanlah oleh Sultan
Alam Syah. Pada masa ini Sultan Alam Syah berusaha merebut kembali wilayah
Benggala dan berhasil, tiba-tiba terjadilah peperangan dengan kompeni Inggris.
Tidaklah henti-hentinya peperangan itu. Kerajaan Mughal bertambah lama
bertambah lemah, kompeni Inggris bertambah lama bertambah kuat, Inggris mulai
mempelajari segi-segi kelemahan India dengan perbedaan agama antara Islam dan
Hindu, dan juga keinginannya raja-raja Islam yang masing-masing hendak berdiri
sendiri. Kesesudahannya lemahlah Sultan Alam Syah dan patah semangat perlawanannya,
sehingga diterimanya perdamaian dengan Inggris, bahwa dia menyerahkan
pemungutan bea-cukai benggala, Bihar, dan Orisa, dengan menerima ganti kerugian
2.600.000 rupiah. Bertambah celaka dan malanglah nasib Sultan Alam Syah
seketika seorang panglima perangnya menagkapnya dan menghukumnya dengan
mengorek kedua matanya hingga buta (1788), maka bertambah kacau balaulah
pertahanan Delhi yang penghabiskan itu. Dari sehari-kesehari pindahlah
kewibawaan kekuasaan pemerintahan kepada Inggris. Akhirnya kompeni Inggris
memberinya saja “ganti rugi ” sebanyak 90.000 rupiah sebuhal, cukup untuk
belanjanya dalam istananya saja, dan diberi hak terus memakai gelar “Sultan”,
dalam keadaan buta dan seluruh kekuasaan terserahlah mulai waktu itu kepada
Inggris. Sultan Alam Syah, cahaya yang akhir dari kerajaan Mughal India itu
wafat pada tahun 1806. [24] Lalu
Alam Syah diganti oleh Muhammad Akbar (1806-1837), lalu dilanjutkan oleh
Bahadur Syah.
Pada
masa pemerintahan Bahadur Syah ini, mulai terjadilah pemberontakan pada tahun
1857 yang diusahakan untuk melawan pemerintahan Inggris dengan kongsi dagangnya
yaitu EIC. Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah, karena
Inggris mendapat dukungan dari beberapa penguasa lokal Hindu dan Muslim.
Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap para pemberontak.
Mereka di usir dari kota Delhi, rumah-rumah ibadah banyak yang dihancurkan, dan
Bahadur Syah, raja Mughal terakhir, diusir dari istana (1858 M). Dengan
demikian, berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughal di daratan india dan
tinggalah di sana umat Islam yang harus berjuang mempertahankan eksistensi mereka. [25]
Adapun
maharaja-maharaja India brahmana dan sultan-sultan islam yang tinggal, yang
telah banyak berjasa kepada inggris dalma menguatkan imperialismenya di sana,
diberi kemegahan dan kekuasaan, memakai gelar pusaka dan diberi
bintang-bintang. Seketika Ratu Victoria dialntik menjadi kaisar India,
maharaja-maharaja itupun datanglah berduyun-duyun ke London, menjadi pengawal
dari Kaisar Ratu Inggris itu, selama peralatan besar diadakan. Sampai akhirnya
India pun merdeka dan kembali kepada rakyatnya sendiri dan terbelah dengan
Pakistan sebab yang beragama Islam ingin hendak mendirikan negara dengan
cita-citanya sendiri. [26]
Sebelum
Bahadur Syah di usir ke wilayah Rangon atau Birma saat ini, terdapat suatu
kejadian yang sangat membuatnya sedih sekali yaitu ketika dia ditangkap dan
dipenjarakan, lalu dia pun merasakan lapar dan dia meminta makanan kepada
serdadu Inggris. Maka ketika membawa makanan yang berada di dalam talam emas
dan dulang emas yang merupakan bekas perhiasan dari istana Inggris. Hal yang
tidak disangka-sangka pun terjadi, yaitu ketika tutup dari nampan tersbut
dibuka, sekujur tubuhnya gemetar dan pingsan sebab diatas nampan tersebut
terdapat dua buah kepala puteranya yang sangat dicintainya. Setelah kejadian
tersebut, maka berakhirnya keturunan dari Bahadur Syah.
Namun
ada sedikit tambahan bahwasannya pemberontakan yang dilakukan oleh Bahadur Syah
dan kawan-kawannya tersebut sering kali disebut dengan “Pemberontakan
Sipahi.
2. KEHANCURAN DINASTI MUGHAL
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan Dinasti Mughal ini mundur pada satu
setengah abad terakhir, dan membawa kehancuran pada tahun 1858 M adalah:
A. FAKTOR INTERNAL
- Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera di pantau oleh kekuatan maritim Mughal. Begitu juga kekuatan pasukan darat. Bahkan mereka kurang terampil dalam mengoperasikan persejataan buatan Mughal itu sendiri.
- Pendekatan Aurangzeb yang terlampau kasar dalam melaksanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antar agama sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.
- Dekadensi moral dan gaya hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.
- Semua pewaris kerajaan pada masa terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan, sehingga tidak mampu menangani kemerosotan politik dalam negeri.
B. FAKTOR EKSTERNAL
Faktor
ini ditandai dengan banyaknya gerakan pemberontakan sebagai akibat dari
lemahnya para pemimpin kerajaan Mughal setelah kepemimpinan Aurangzeb, sehingga
banyak wilayah-wilayah kerajaan Mughal yang terlepas dari kekuasaan Mughal.
Adapun pemberontakan-pemberontakan tersebut antara lain:
- Kaum Hindu yang dipimpin oleh Banda berhasil merebut Sadhura, letaknya di sebelah utara Delhi dan juga kota Sirhind.
- Golongan Marata yang dipimpin oleh Baji Rao dan berhasil merebut wilayah Gujarat.
- Pada masa pemerintahan Syah Alam terjadi beberapa serangan dari pasukan Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan Durrani. Syah Alam mengalami kekalahan dan Mughal jatuh pada kekuasaan Afghanistan.
- Adanya perdagangan dan kekuasaan Inggris di India. Pada abad ke-18, terjadi pertempuran antara Prancis dan Inggris yang disebabkan karena perebutan daerah kekuasaan di Asia, pertempuran tersebut dimenangkan oleh Inggris yang nantinya membuat orang-orang Inggris melakukan penaklukan daerah-daerah India satu – persatu. Awalnya Inggris melakukan perdagangan di India melalui EIC (British East India Company, yang memproduksi kain sutra dan tenun dengan mendirikan pabrik-pabrik di Bombay, Madras, dan Kalkuta. [27]
Dari
beberapa kejadian yang telah terjadi pada masa-masa kerajaan Mughal tersebut
maka dapatlah kita ketahui beberapa hal yang menyebabkan kehancuran kerajaan
tersebut terjadi, diantaranya:
- Bidang Militer
Terjadi
stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris,
Portugal dan Perancis di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau
oleh kekuatan maritim Mughal.begitu juga kekuatan pasukan darat. Bahkan, mereka
kurang terampil dalam mengoperasikan persenjataan buatan Mughal sendiri.
- Bidang Sosial
- Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.
- Pendekatan Awrangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antar agama sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.
- Bidang Politik
Kekuasaan
politiknya menjadi merosot akibat tahta kepemimpinannya dijadikan rebutan,
sehinnga terjadi separatis Hindu, konflik-konflik yang berkepanjangan ini
mengakibatkan pengawasan daerah-daerah menjadi lemah dan satu persatu
melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat. Pada pemerintahan Syah Alam (1760-1806
M) kerajaan Mughal diserang oleh pasukan Afganistan yang dipimpin oleh Ahmad
Khan Turanni. Kekalahan Mughal dari serangan ini berakibat jatuhnya Mughal pada
kedalam kekuasaan Afgan. Ketika kerajaan Mughal dalam keadaan lemah, Inggris
semakin kuat posisinya, tidak saja dalam perdagangan, tapi juga dalam bentuk
politik dengan dibentuknya EIC (The East India Timur Company ). Militer
Inggris berhasil menekan Syah Alam sehingga melepaskan wilayah Kuth &
Bengal kepada Inggris.
4.
Bidang
Pemerintahan
Semua
pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang
kepemimpinan. [28]
- Bidang Ilmu Pengetahuan
Lemahnya
sentuhan intelektual (pemikiran) dan estetika (satra dan sains) yang ditandai
dengan memudarnya karya-karya kreatif dibanding dengan era kejayaan dinasti
Abbasiyah.
- Bidang Ekonomi
Lemahnya
manajemen ekonomi yang tidak dikelola secara sistematis dan paradigmatik. Hal
ini menyebabkan krisis ekonomi yang tidak mampu menghadapi perubahan global
pada zamannya. [29]
PENUTUP
Kesimpulan :
1.
Kerajaan
Mughal berdiri pada periode pertengahan. Setelah masa pertengahan usai, muncul
tiga kerajaan besar yang dapat membangun kembali kemajuan umat Islam. Di antara
kerajaan besar tersebut adalah kerajaan Mughal. Ketiga kerajaan ini sudah dapat
dikategorikan sebagai negara adikuasa pada zaman itu. Karena kebesaran kerajaan
tersebut sudah mampu menguasai perekonomian, politik serta militer dan mampu
mengembangkan kebudayaan yang monumental.
2.
Era
kemaha-rajaan Mughal berlangsung dari tahun 1526 M (era dinasti Babur) sampai
sekitar tahun 1707 M (dinasti Awramzib). Demikian makmur dan kayanya para maha
raja ini, bisa dikatakan bahwa antara abad ke-16 sampai abad ke-17, India
mengontrol sekitar seperempat ekonomi global. Duta besar inggris pada tahun
1616 M, sir Tomas Sir Thomas Ru, dalam siratnya menggambarkan kekayaan raja
Jahangir (1569-1627 M) begitu melimpahnya sampai-sampai ia menyebutnya sebagai
“kekayaan dunia”.
3.
Kemunduran
Kerajaan Mughal ditandai dengan konflik di kalangan keluarga kerajaan, yang
intinya adalah saling berebut kekuasaan. Keturunan Babur hampir semuanya
memiliki watak yang keras dan ambisius, sebagaimana nenek moyang mereka yaitu
Timur Lenk yang juga memiliki sifat demikian. Ketika Jehangir menggantikan
Abbas I, mendapat tentangan dari saudaranya, Khusraw yang juga ingin tampil
sebagai penguasa Mughal. Lalu saat Syah Jihan menggantikan Jehangir, giliran
ibu tiri beliau yang menentang karena ingin anaknya yaitu Khurram, menggantikan
Jehangir. Begitu pun saat Syah Jihan mulai mendekati ajalnya, anak-anak Syah
Jihan di antaranya Aurangzeb, Dara siqah, Shujah, dan Murad Bakhs saling
berebut kekuasaan hingga menyebabkan perang saudara yang berkepanjangan.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Su’ud, Islamologi Sejarah, Ajaran, dan Peranannya
dalam peradaban Umat manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
Rajawali Press, 2000.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Ensiklopedi
Islam, Cetakan keempat, Jild 2, Jakarta : PT Ichtiar
baru van hoeve, 1997.
Harun
Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta : UI
Press,1985.
Hamka.
Sejarah Umat Islam. Jakarta : Bulan Bintang. 1981.
Jaih Mubarok, Sejarah
Peradaban Islam, Bandung: CV Pustaka Islamika, 2008.
K. Ali , Sejarah Islam Tarikh Pramodern, Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 1996.
M.
Mujib, The Indian Muslim, London
: George Alen, 1967.
Mahmud Nasir, Islam
Konsepsi dan Sejarahnya, Bandung: Rosda Karya, 2001.
Syamsul
bakri, Peta Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 1996.
Tim Editor, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam,
Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, tth.
[12] Abu Su’ud, Islamologi Sejarah, Ajaran, dan Peranannya
dalam peradaban Umat manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 116
[15] M.
Mujib, The Indian Muslim, ( London : George Alen, 1967), 254
[18] Ensiklopedi
Islam, Cetakan keempat, Jild 2, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, ( Jakarta : PT Ichtiar baru van hoeve, 1997), 211
[21] Ensiklopedi
Islam, Cetakan keempat, Jild 2, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, ( Jakarta : PT Ichtiar baru van hoeve, 1997), 211
[22]
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta
: UI Press,1985), hlm. 82.
[23]
Hamka. 1981. Sejarah Umat Islam. Jakarta : Bulan Bintang. Hal.
161-162
[24] Ibid.
Hal 163
[25] Op.cit.
Hal 162
[26]
Loc.cit. Hal. 164
[27]
Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam,Bandung : Pustaka Bani Quraisy,
2004. Hal. 213
[29]
Syamsul bakri, Peta Sejarah Peradaban Islam, . . . . . . ., 158-159
Tidak ada komentar:
Posting Komentar