Peristiwa Hari Akhir
Oleh: Abu
Adam Al-Khoyyat (Hartono)
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ،
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ
يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ
تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ’
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ.
Hadirin jamaah
shalat Jum’at rahimakumullah
Hendaknya seorang Muslim
senantiasa bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang telah Allah limpahkan
kepada kita semua, baik nikmat keimanan, kesehatan dan keluangan waktu sehingga
kita bisa melaksanakan kewajiban kita menunaikan shalat Jum’at. Dan hendaklah
kita berhati-hati agar jangan sampai menjadi orang yang kufur kepada nikmat
Allah. Allah berfirman:
“Jikalau kalian bersyukur pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan
jika kalian mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya siksaku sangat pedih.” (Ibrahim: 7).
Demikian
pula kami wasiatkan untuk senantiasa bertakwa kepada Allah dalam segala keadaan
dan waktu. Takwa, sebuah kata yang ringan diucapkan akan tetapi tidak mudah
untuk diamalkan.
Ketahuilah,
wahai saudaraku rahimakumullah, tatkala Umar bin Khaththab Radhiallaahu
anhu bertanya kepada shahabat Ubay bin Ka’ab Radhiallaahu anhu tentang
takwa, maka berkatalah Ubay: “Pernahkah Anda berjalan di suatu tempat yang
banyak durinya?” Kemudian Umar menjawab: “Tentu” maka berkatalah Ubay: “Apakah
yang Anda lakukan”, berkatalah Umar: “Saya sangat waspada dan hati-hati agar
selamat dari duri itu”. Lalu Ubay berkata “Demikianlah takwa itu” (Tafsir Ibnu
Katsir, Juz 1, hal. 55).
Demikianlah
takwa yang diperintahkan oleh Allah dalam kitabNya yakni agar kita senantiasa
waspada dan hati-hati dalam setiap tindakan keseharian kita, dan juga dalam
ucapan-ucapan kita, oleh karena itu janganlah kita berbuat dan berucap kecuali
berdasarkan ilmu.
Ma’asyiral
Muslimin rahimakumullah.
Hendaklah
kita bersegera mencari bekal guna menuju pertemuan kita dengan Allah karena
kita tidak tahu kapan ajal kita itu datang. Dan Allah berfirman:
“Dan berbekallah, maka sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa,
dan bertakwalah kepadaKu hai orang-orang yang berakal.”
(Al-Baraqah:197).
Ketahuilah
wahai saudaraku rahimakumullah.
Manusia
setapak demi setapak menjalani tahap kehidupan-nya dari alam kandungan, alam
dunia, alam kubur dan alam akhirat. Tahap-tahap tersebut harus dijalani sampai
akhirnya nanti kita akan menemui alam akhirat tempat kita memperhitungkan
amalan-amalan yang telah kita lakukan di dunia. Maka tatkala kita mendengar
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi yang memberitakan tentang ahwal
(keadaan) hari Akhir, hendaklah hati kita menjadi takut, menangislah mata kita,
dan menjadi dekatlah hati kita kepada Allah.
Dalam
ayat ini Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya juz IV hal 501, menerangkan
bahwa ayat tersebut menggambarkan keadaan orang-orang yang sengsara. Yaitu
manakala diberi catatan amalnya di padang pengadilan Allah dari arah tangan
kirinya, ketika itulah dia benar-benar menyesal, dia mengatakan penuh
penyesalan: ‘Andai kata saya tidak usah diberi catatan amal ini dan tidak usah
tahu apakah hisab (perhitungan) terhadap saya (tentu itu lebih baik bagi
saya) dan andaikata saya mati terus dan tidak usah hidup kembali.
Coba
perhatikan ayat selanjutnya:
“Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya, kemudian
masukkanlah dia ke dalam api Neraka yang menyala-nyala kemudian belitlah dia
dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta” (Al-Haqqah
ayat 30-32).
Bagi
kaum beriman yang mengetahui makna yang terkandung dalam ayat tersebut, menjadi
tergetarlah hatinya, akan menetes air mata mereka, terisaklah tangis mereka dan
keluarlah keringat dingin di tubuh mereka, seakan mereka saat itu sedang
merasakan peristiwa yang sangat dahsyat. Maka tumbuhlah rasa takut yang amat
mendalam kepada Allah kemudian berlindung kepada Allah agar tidak menjadi
orang-orang yang celaka seperti ayat di atas.
Jama’ah shalat
Jum’at rahimakumullah.
Sesungguhnya
manusia akan dibangkitkan pada hari Kiamat dan akan dikumpulkan menjadi satu
untuk mempertanggungjawab-kan diri mereka. Allah berfirman:
“Dan dengarkanlah pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang
dekat, yaitu pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya,
itulah hari keluar (dari kubur)” (Qaf: 41-42).
Juga
Allah berfirman dalam surat Al-Muthaffifin: 4-7.
“Tidakkah orang itu yakin bahwa sesungguhnya mereka
akan dibangkitkan, pada hari yang besar, (yaitu) hari ketika manusia berdiri
menghadap Tuhan semesta alam”.
Dan
manusia dibangkitkan dalam keadaan حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً (mereka tidak
beralas kaki, telanjang dan tidak berkhitan), sebagaimana firman Allah:
“Sebagaimana kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah kami akan
mengulangnya (mengembalikannya)” (Al-Anbiya:104).
Manusia
akan dikembalikan secara sempurna tanpa dikurangi sedikitpun, dikembalikan
dalam keadaan demikian bercampur dan berkumpul antara laki-laki dan perempuan.
Dan tatkala Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam menceritakan hal itu kepada ‘Aisyah
Radhiallaahu anha maka berkatalah ia: “Wahai Rasulullah antara laki-laki dan
perempuan sebagian mereka melihat kepada sebagian yang lain?”, kemudian
Rasulullah berkata:
اْلأَمْرُ أَشَدُّ
مِنْ أَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ.
“Perkara pada hari itu lebih keras dari pada sekedar sebagian mereka
melihat kepada sebagian lainnya.” (Hadits shahih riwayat Al-Bukhari nomor 6027 dan Muslih
nomor 2859 dari hadits ‘Aisyah Radhiallaahu anha ).
Pada hari itu laki-laki tidak akan
tertarik kepada wanita dan sebaliknya, sampai seseorang itu lari dari bapak,
ibu dan anak-anak mereka karena takut terhadap keputusan Allah pada hari itu.
Sebagaimana firman Allah:
“Pada hari ketika manusia lari dari saudara-saudaranya, dari ibu dan
bapaknya, dari istrinya dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari
itu mempunyai urusan yang sangat menyibukkan”. (Q.S. Abasa:
34-37).
Demikianlah
peristiwa yang amat menakutkan yang akan terjadi di akhirat nanti,
mudah-mudahan menjadikan kita semakin takut kepada Allah.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ
لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ
قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ
مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا
رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar