View My Stats

Sabtu, 30 Oktober 2010

Khutbah Jum'at----- KHATABAH---

Khutbah Jum'at




Kebersihan




Jumat, 18 April 08 - by : pdmbontang
Oleh: Waznin Mahfudz


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Jamaah Jum`at rahimakumullah, semoga Allah senantiasa merahmati kita sekalian.

Dari seluruh kenikmatan yang dianugerahkan kepada kita itu, ada kemudian kenikmatan yang paling agung, yaitu hidayah Iman dan Islam, sebab tanpa keduanya, seluruh rizki dan kenikmatan pada akhirnya hanyalah bencana. Iman dan Islam itu menuntut umat manusia untuk senantiasa bersih, menjaga kebersihan bahkan mendidik ikhlas dan thaharah, serta ihsan. Ikhlas berarti menjaga kemurnian, kebersihan iman. Yaitu niat dan ibadah serta muamalah senantiasa disesuaikan dengan syari’at Allah dan hanya karena Allah.

“Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus”. (Al-Bayyinah: 5)

Yaitu jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan, bersih dengan sebersih-bersihnya, seperti difirmankan oleh Allah :

“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya. (QS Al- Kahfi 18: 110).

Hadhirin jamaah jum’at A’azzakumullah!

Bersih dalam beribadah adalah niat ikhlas, tanpa syirik, riya’, ujub dan sebagainya.
قَالَ شَدَّاد: فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اْللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَِسَلَّمَّ يَقُوْلُ: مَنْ صَلَّى يُرَائِي فَقَدْ أَشْرَكَ وَمَنْ صَامَ يُرَائِي فَقَدْ أَشْرَكَ وَمَنْ تَصَدَّقَ يُرَائِي فَقَدْ أَشْرَكَ .. قَالَ الله أَنَا خَيْرُ قَسِيْمٍ لِمَنْ أَشْرَكَ بِيْ مَنْ أَشْرَكَ بِيْ شَيْئًا فَإِنَّ (حَشْدَهُ) عَمَلَهُ قَلِيْلَهُ وَكَثِيْرَهُ لِشَرِيْكِهِ الَّذِيْ أَشْرَكَ بِهِ وَأَنَا عَنْهُ غَنِيٌّ (أحمد في المسند 4/125).

Syaddad Radhiallaahu anhu berkata: “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Siapa yang shalat dengan berpa-mer (riya’) maka sungguh dia telah syirik (menyekutukan Allah). Siapa puasa dengan riya’ maka dia telah syirik dan siapa yang bershadaqah dengan berpamer maka dia telah syirik, ……

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: “Akulah sebaik-baik pem-bagi bagi siapa yang menyekutukan Aku, siapa yang menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun maka seluruh amalnya sedikitnya atau banyaknya adalah untuk sekutunya yang dia telah berbuat syirik dengannya, sedangkan Aku Maha Kaya (tidak butuh) dari amal itu. (HR. Ahmad dalam Musnad IV=125).

Jamaah jum’at rahima kumullah!

Bersih dalam beribadah berarti melaksanakan sesuai dengan contoh dari Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam cocok dengan syari’at Allah, bersih dari bid`ah, tradisi yang menyalahi syariah, tidak membuat tatacara beribadah yang tiada diberi contoh oleh Rasulullah, karena tiada lurus amalan yang dibuat-buat sendiri ini. Rasulullah mengancam :
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
"Setiap bid`ah adalah tersesat”. (HR. Abu Daud).
وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
”Dan setiap kesesatan berada di neraka” .

Ibadah itu harus sesuai dengan syari’at, tentang syarat dan rukunnya, dengan niat ikhlas hanya karena Allah, itulah syarat diterimanya amal ibadah. (Tafsir Ibnu Katsir V=110). Itu berarti bersih Iman yang menghasilkan akhlaq dan muamalah yang bersih. Akhlaq yang dicontohkan Rasulullah n, akhlaq yang agung lagi mengagumkan. Dipuji oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala sepanjang masa yang di hadapan segenap makhluq yang tunduk padaNya. Kalam Allah dalam Al-Qur`an itulah akhlaq Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Demikian diriwayatkan oleh ummul mukminin ‘Aisyah Radhiallaahu anha :

أَتَقْرَأُ الْقُرْآنَ ؟ … كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآَنُ (مسلم 746، أحمد : 16)
“Tidakkah anda membaca Al-Qur’an? Akhlaq beliau adalah Al-Qur’an”

Jamaah jumiah A’azza kumullah!

Dengan Al-Qur’an kalam Allah itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memimpin, mencontohkan, membimbing, memperagakan, membuktikan dan mendidik secara langsung sepanjang hidupnya dengan akhlaq yang paling bersih, paling tulus kehadirat Allah dan paling indah mengagumkan dan menjadi pedoman yang kokoh bagi kehidupan umat sepanjang zaman.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah”. (Al-Ahzab: 21).

Keteladanan sebagai pemimpin, sebagai warga, sebagai anggota ummat sebagai apapun, di dalam beragama, beraqidah, beribadah, berakhlaq maupun bermuamalah, keteladanan beliau yang indah dan bersih itu, tercermin dalam:

 Hati yang ikhlas, mencakup sifat-sifat marhamah penyayang, penyantun, ramah, sabar, qana’ah, tawadhu’, adil, pemberani dan sifat-sifat mulia seluruhnya dan jauh dari sifat-sifat buruk seperti: riya’, kejam, kasar, kikir, ambisi, rakus, sombong, aniaya, curang, penakut, munafiq (bermuka dua) dll. (Fana’udzu billah min dzalik).

 Perkataan yang bersih dan indah adalah jujur, benar, singkat, jelas, halus, manis dan menggembirakan, santun serta sesuai dengan teman bicaranya. Rasulullah n teladan yang jauh dari sifat dusta, berbohong, perkataan membual, bertele-tele, kasar, pahit, mengancam, jorok, menusuk hati, kelakar dan lain-lain yang bukan merupakan perkataan orang-orang mulia.

Dari banyak wasiat beliau dapat kita cermati satu, dua, dan mari kita wasiatkan untuk generasi kita.

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
“Wajib atas kalian bersifat jujur sebab kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan kepada Surga”. (HR.Imam Bukhari dan Muslim).

Sebaliknya; seperti berbohong, menipu, bicara kasar dll, jelas beliau larang.
إِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُوْرِ وإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ.


“Jauhilah berkata bohong sebab sesungguhnya kebohongan itu menunjukan kepada kekejian. Dan sesungguhnya kekejian itu menunjukkan ke neraka”. (HR. Imam Bukhari dan Muslim).

 Perbuatan yang diteladankan adalah yang baik, yang benar sesuai dengan hukum dan jiwa yang bersih itu. Itulah At-Taqwa dan itulah Al-Birru.

Karena dasar keimanan itu maka setiap perbuatannya ia lakukan sebaik-baiknya, dengan disiplin dan hati-hati.
إِتَّقُواْ الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ. (رواه مسلم)
“Jauhilah kedhaliman sebab sesungguhnya kedhaliman itu adalah, kegelapan di hari kiamat”. (HR. Muslim No:6523)

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya pula (QS. Al-Zalzalah 99: 7 - 8).

Dengan berpedoman dengan ayat ini maka alangkah teliti, indah dan bersih amal mereka.

 Muamalah yang dicontohkan oleh Rasulullah sampai akhir hayat adalah amanah yang adil, indah, bersih dan bermanfaat. Itulah Khalifah di bumi sebagai amanah yang ditegakkan dengan jujur oleh hamba yang tulus dan penuh tanggung jawab. Dari Ibnu Umar Radhiallaahu anhu Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
كُلُّ كُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ (رواه البخاري).
“Setiap anda adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya”. (HR. Al-Bukhari : 893, 5188)

مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنِّا.
“Siapa yang menipu maka bukan termasuk golongan kita” . (HR. At-Tirmidzi dari Abu hurairah, Shahih)

Menjaga dan memanfaatkan nikmat dan karunia dengan sebaik-baiknya, sebagai hamba dan pemikul hukum Allah itu tiada berkenan berbuat kerusakan, kecurangan, pencemaran apalagi penghancuran. Mereka bertanggung jawab dengan ketaqwaan, Iman dan penuh harap pahala kepada Allah dengan segenap amal dan program-program amal shalih.

“Bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”. (At-Tiin 95: 6)

Dengan siapapun, kepada apapun, orang beriman selalu menebarkan rahmat, kebaikan dan manfaat, dengan bersih, murni dan indah. Mereka selalu siap menolong agama Allah:

“(yaitu orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka’ dimuka bumi; niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat menyuruh berbuat yang mahruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan kepada Allahlah kembali segala urusan (Qs:22, Al-Hajj: 41)”. Mereka selalu menjauhkan diri dari perbuatan merusak, merugikan atau bencana, sebab itu larangan keras. Allah berfirman :

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya, yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang beriman”. (QS. Al-A’raaf 7: 85).

Jamaah rahimakumullah!

Iman pada Mizan di hari akhir dan malaikat yang mencatat amal kita, serta tanggung jawab mengemban amanah kekholifahan adalah juga menuntun orang beriman untuk menjaga kebersihan, kelestarian dan manfaat lingkungan dan alam sekitarnya, demi kemakmuran bukan kerusakan atau pengrusakan (lihat Tafsir Ibnu Katsir I hal : 218).

Mereka aktif melaksanakan kebersihan lingkungan, reboisasi, penghijauan dan peningkatan produktifitas alam dengan eksplorasi yang wajar dan bertanggung jawab.

“Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu pemakmurnya”. (Huud: 61).

Sampai benda penghalang di lintasan orang lewat saja dibuang, disingkirkan oleh Iman yang haus amal shaleh itu. Demi kebersihan Iman dan amalnya, demi amanah Imarah, memakmurkan, kemakmuran (Ibnu Katsir I:218 IV 331)

اَلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَدْناَهَا إَمَاطَةُ الأذَى عَنِ الطَرِيْقِ (رواه مسلم).
“Iman itu bercabang tujuh puluh lebih, yang paling tinggi adalah kalimat “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah” dan yang paling rendah adalah menyingkirkan kotoran dari jalan.” (HR. Muslim I/63)

Jamaah jum’at A’azza kumullah

Akhirnya semoga Allah menguatkan pohon Iman kita dengan membuahkan amal-amal shalih yang penuh manfaat sehingga terwujud lingkungan yang bersih, kali sungai yang bersih, pantai-lautan yang bersih, hutan, sawah, ladang semua yang hijau tanpa tercemari, udara yang sehat dan segar sebagai buah pohon rahmat Iman dan Islam kita, Amin ya Rabbal Alamin.
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا فَاسْتَغْفِرُوا اللهَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}

ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.
















Khutbah Jum'at

KRITERIA KHUTBAH JUM’AT
Membaca basmalah :

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIMI
Mengucapkan salam :

ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAAHI WA BARAKAATUHU

KHATIB DUDUK SEJENAK (Dikumandangkan Adzan)
KEMUDIAN BERDIRI MENYAMPAIKAN KHUTBAH I
Adzan




Membaca hamdalah :
INNALHAMDULILLAAH, NAHMADUHUU
WA NASTA’IINUHUU WA NASTAGHFIRUHU
WA NA’UUDZUBILLAAHI MIN SYURUURI ‘ANFUSINAA
WA MIN SYAYYI-AATI A’MAALINAA
MAN YAHDILLAAHU FALAA MUDHILLALAHU
WA MAN YUDHLILHU FALAA HAADIYALAHU



Membaca syahadat :
ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAAHU
WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA RASUULUHUU
LAA NABIYYA BA’DAHU



Membaca shalawat :
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SYAYYIDINAA MUHAMMADIN
WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII ‘AJMA’IIN
Membaca ayat alqur’an yang mengajak bertaqwa kepada allah (biasanya khatib membaca ali imran ayat 102)
FA-UUSHIIKUM WA NAFSII BIT TAQUULLAAH
QAALALLAAHU TA’AALA FIIL QUR’AANIL KARIIM
A’UUDZUBILLAAHI MINASY SYAITHOONIR RAJIIM
YAA AYYUHAL LADZIINA ‘AAMANUU
ITTAQUULLAAHA HAQQAA TUQAATIHI
WA LAA TAMUUTUNNAA ILLAA WA ANTUM MUSLIMUUN
WA QAALALLAHU TA’AALAA FIL QUR’AANIL KARIM
AUDZUBILLAAHIMINA SY SYAITOON NIRROJIIM …




Membaca ayat alqur’an yang lain sesuai dengan topik khutbah
amma ba’du
Berwasiat untuk diri sendiri dan jamaah agar selalu dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT
“Mulai berkhutbah sesuai topiknya memanggil jamaah bisa dengan panggilan ayyuhal muslimun atau ma’asyiral muslimin rahimakumullah, atau sidang jum’at yang dirahmati allah”.




Menutup khutbah pertama dengan do’a untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat
BARAKALLAHU LII WA LAKUM FILL QUR’AANIL AZHIIM
WA NAFA’NII WA IYYAKUM BIMA FIIHIMAA MINAL AAYAATI WA DZIKRIL HAKIIM
WA NAFA’ANAA BI HADII SAYYIDAL MURSALIIN
WA BIQAWLIHIIL QAWIIM AQUULU QAWLI HAADZA
WA ASTAGHFIRULLAAHAL ‘AZHIIM LII WA LAKUM
WA LII SYAA-IRIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT
WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT MIN KULLI DZANBII
FASTAGHFIRUUHUU INNAHUU HUWAS SAMII’UL ‘ALIIM
WA INNAHUU HUWAL GHAFUURUR RAHIIM




Duduk sebentar (tuma’ninah) untuk memberi kesempatan jamaah jum’at untuk beristighfar dan membaca shalawat pelan-pelan




KHATIB DUDUK SEJENAK, KEMUDIAN BERDIRI KEMBALI MENYAMPAIKAN KHUTBAH II
Khutbah kedua



Khutbah kedua aturannya persis sama dengan khutbah pertama semua urutan dari hamdalah, syahadat, shalawat, wasiat taqwa, ayat qur’an, dan do’a untuk seluruh orang muslim/muslimat dan mu’minin/mu’minat harus dipenuhi.




Contoh bacaan yang berbeda pada khutbah kedua :
ALHAMDULILLAH,
ALHAMDULILLAAHI HAMDAN KATSIIRAAN THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI
KAMAA YUHIBBU RABBUNAA WA YURIIDHUU
WA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU
WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA RASUULUHU
SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHI WA SALLAM
TASLIIMAN KATSIIRAN ILAA YAUMID DIIN
AMMA BA’DU
FATTAQUULLAAHU HAQQUT TAQWAA KAMAA AMAR




Bacaan penutup wasiat khutbah kedua dan membaca ayat al qur’an yang menyuruh bershalawat (al ahzab 56)
‘IBAADALLAAH INNALLAAHA AMARAKUM BI AMRI BI DA-AAFIATI BINAFSIHI
WA TSANII BIMALAAIKATIHIL MUSABBIHATI BIQUDSIHI
WA TSULLATSAA BIKUM AYYUHAL MU-MINUUNA MIN JANNATI WA INSIHI
FA QAALALLAAHU QAWLAN KARIIMAN
INNALLAAHA WA MALAAIKATAHUU YUSHALLUUUNA ‘ALAN NABII
YAA AYYUHAL LADZIINA ‘AAMANUU SHALLUU ‘ALAIHI WA SALLIIMU TASLIIMAA
ALLAAHUMMA SHALLI WA SALLIM WA BAARIK ‘ALAA ‘ABDUKAA WA RUSUULIKAA MUHAMMAD
WA ARIDHALLAAHUMMA ‘AN KHULAFAA-UR RAASYIDIIN
ABI BAKRI WA ‘UMAARA WA ‘UTSMAANA WA ‘ALII
WA ‘AN SYAA-IRIL AALI WASH SHAHAABATI AJMA’IIN
WAT TAABI’IINA WAT TAABI’IT TAABI’IINA
WA MAN TABI’AHUM BI IHSAANIN ILAA YAUMID DIIN
WA ‘ALAINA MA’AHUM BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN





Membaca do’a
ALLAHUMMAGH FIR LIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT
AL-AHYAA-I MINHUM WAL AMWAAT INNAKAS SAMII’UN QARIIBUN MUJIIBUD DA’WAT
WA YAA QAADHIYAL HAAJAAT
ALLAHUMMA INNA NAS-ALUKA DAULATAN KHILAFATAN RASYIDATAN ‘ALA MINHAJI AN-NUBUWWAH
ALLAHUMMA INNA….
Baca do’a yang lain dan ditutup do’a
RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WA FILL AAKHIRAATI HASANAH WA QINAA ‘ADZAABAN NAAR






Penutup khutbah kedua (bacaan ini didekritkan oleh khalifah umar bin abdul aziz harus dibaca karena pada masa itu khutbah jum’at sering digunakan untuk menyerang lawan politik oleh para khatib, diambil dari surat an nahl 90)




‘IBAADALLAH
INNALLAAHA YA-MURUU BIL ‘ADLI WAL IHSAAN
WA IITAA-I DZIL QURBAA
WA YANHAA ‘ANIL FAHSYAA-I WAL MUNKARI WAL BAGHYI
YAIZHZHUKUM LA’ALLAKUM TADZAKKARUUN
FADZKURULLAAHA ‘AZHIIMI WA YADZKURKUM
FASTAGHFIRULLAAHA YASTAJIB LAKUM
WASYKURUUHU ‘ALAA NI’MATIL LATII
WA LADZIKRULLAAHU AKBARU
WA AQIIMISH SHALAH






Iqamat untuk shalat jum’at

Tidak ada komentar: