View My Stats

Jumat, 06 Juli 2012

RINGKASAN BUKU SOSIOLOGI PENDIDIKAN






RINGKASAN BUKU SOSIOLOGI PENDIDIKAN












BAB I
PENGERTIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN


1. ARTI SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki daerah yang saling dilingkupi antara sosiologi dengan ilmu pendidikan.
Sosiologi adalah sebagai ilmu pengetahuan memilki lapangan penyelidikan, sudut pandangan, metode, dan susunan pengetahuan. Objek penelitian sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam kelompok. Sudut pandangannya ialah memandang hakikat masyarakat kebudayaan , dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuan dalam sosiologi terdiri atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip mengenai kehidupan kelompok sosial, kebudayaan, dan perkembangan pribadi. Salah satu ini mendapat perhatian sosiologi ialah penelitian mengenai tata sosial.
Sosiologi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.      Sosiologi umum,
2.      Sosiologi khusus, seperti : Sosiologi masyarakat desa, Sosiologi masyarakat kota, Sosiologi agama, Sosiologi hukum, Sosiologi pendidikan dan sebagainya.

2. KONSEPSI DAN POSISI SOSIOLOGI PENDIDIKAN
           
Di dalam kegiatan manusia sebagai makhluk sosial menimbulkan berbagai ilmu pengetahuan sendiri. Termasuk di sini ialah kegiatan manusia untuk mendidik generasi-generasi mudanya, ialah dengan memberikan, menundakan mewariskan kebudayaannya kepada anak cucunya. Di dalam karya mendidik inilah manusia berusaha untuk mengetahui bagaimanakah proses pendidikan itu dilihat dari segi sosialnya, ditinjau dari konstelasi  sosial. Di mana terjalin karya mendidik itu. Maka disini timbullah suatau cabang ilmu pengetahuan ialah sosiologi pendidikan. Atau dengan istilah yang lebih pendek dapatlah dipergunakan Sosio-Paeda-Gogika.

3. DEFINISI SOSIOLOGI PENDIDIKAN
           
Ditinjau dari segi etimologinya istilah sosisologi pendidikan terdiri atas dua perkataan yaitu sosisologi dan pendidikan. Dalam hal ini sosiologi pendidikan  itu menjadi masalah sentralnya ialah aspek-aspek Sosiologi di dalam pendidikan. Ketahuilah bahwa di dalam sosiologi pendidikan itu bukan saja terdapat Sosiologi ataupun pendidikan , tetapi terdapatlah sosiologi ataupun pendidikan. Yang merupakan suatu ilmu yang baru ialah kerjasama antara keduuanya. Dengan mempergunakan prinsip-prinsip Sosiologi di dalam seluruh proses pendidikan meliputi metode, organisasi sekolah, evaluasi pelajaran dan kegiatan-kegiatannya.
            Sosiologi pendidikan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan  jyang membahas proses interaksi sosila anak-anak mulai dari keluarga , masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi  sosio kulturil  yang terdapat di dalam masyarakat dan negaranya.
           
Adapun tujuan dari Sosiologi pendidikan yaitu :
  1. Berusaha memahami peranan Sosiologi daripada kegiatan sekolah terhadap masyarakat.
  2. Untuk memahami  seberapa jauhkah guru dapat membina kegiatan sosial  anak didiknya untuk mengembangkan kepribadian anak.
  3. Untuk mengetahui pembinaan ideologi pancasila dan kebudayaan nasional di lingkungan pendidikan dan pengajaran.
  4. Untuk mengadakan integrasi kurikulum pendidikan denganmasyarakat sekitanya agar supaya pendidikan mempunyai kegunaan praktis di dalam masyarakat , dan negara seluruhnya.
  5. memberi pegangan terhadap penggunaan prinsip-prinsip Sosiologi untuk mengadakan Sosiologi sikap dan kepribadian anak didik.

Hubungan antara Sosiologi pendidikan dan psikologi pendidikan ialah bahwa keduanya mempunyai masalah sentral yang sama. Ialah masalah-maslah pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak.

4. LATAR BELAKANG TIMBULNYA SOSIOLOGI PENDIDIKAN

1. Pada abad ke-20, sosiologi mempunyai peranan penting dalam pemikiran pendidikan. Sebagai akibatnya timbullah sosisologi pendididkan.
2.   a. Dalam buku “Dicitionary of Sociology” disebutkan bahwa: Sosiologi pendidikan adalah Sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.
b. Menurut F.G. Robbins, Sosiologi pendidikan adalah Sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. Dan masih banyak lagi definisi-definisi  yang lain.
3. Latar belakang timbulnya Sosiologi pendidikan dapat diterangkan sebagai berikut: masyarakat mengalami perubahan sosial yang cepat.
Perubahan sosial itu menimbulkan cultural lag. Cultural lag ini merupakan sumber masalah sosial dalam masyarakat. Masalah-masalah sosial itu dialami oleh dunia pendidikan . lembaga-lembaga pendidikan tidak mampu mengatasinya. Kemudian ahli-ahli sosiologi menyumbangkan pemikirannya untuk memecahkan masalah itu, maka lahirlah Sosiologi pendidikan.

4. Salah satu fungsi Sosiologi pendidikan di indonesia, ialah memeantapkan Pancasila sebagai universals (corevalues) yang menjadi dasar integrasi nasional.



5. EDUCATIONAL SOSIOLOGY DAN SOCIOLOGY  OF EDUCATION
Definisi dari Stalcup mengenai istilah tersebut sebagaimana berikut ini :
  1. Educational Sociology : Merupakan aplikasi prinsip-prinsip umum dan penemuan-penemuan Sosiologi bagi pengadministrasian dan/atau proses pendidikan . pendekatan ini berupaya untuk menerapkan prinsip-prinsip Sosiologi pada lembaga pendidikan sebagai suatu unit sosial tersendiri.
  2. Sociology of Education, Merupakan suatu analisis terhadap proses sosiologis yang berlangsung dalam lembaga pendidikan. Tekanan dan wilayah telaaahnya pada lembaga pendidikan itu sendiri.
  3. Social Foundation Of Education : Merupakan suatu bidang telaahan yang lazimnya mencakup sejarah, filsafat, sosiologi, pendidikan, dan pendidikan komparasi. Bidang ini lebih luas baik dari “Sociology of Education” maupun “Educational Sociology”.


6. KAJIAN SOSIOLOGI OF EDUCATION

Dari ikhtisar gambaran kontribusi dari apa yang disebut Educational Sociology, dan apa yang disebut dengan Sociology of Education. Kiranya Sociology of Educationlah yang lebih cocok digunakan. Dengan beberapa alasan :
  1. Sosiologi pendidikan tidaklah mencakup semua Sosiologi, yang dianggap penting dan perlu dikenali oleh para calon guru.
  2. Sosiologi pendidikan, bukanlah suatu teknologi pendidikan . para administratur pendidikan diharapkan mengetahui Sosiologi dan mengambil manfaat daripadanya didalam pengadministrasian sekolah.
  3. Bila dinyaatakan dalam formulasi yang posotif, sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses-proses sosial dan pola-pola sosial yang berlangsung dalam sistem pendidikan.



BAB II
PENDEKATAN INDIVIDU


Individu sebagai titik tolak ditentukan atau dipengaruhi oleh dua macam faktor intern dan ekstern.
Faktor intern meliputi faktor-faktor biologis dan psikologis, sedangkan faktor ekstern mencakup faktor-faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

1. FAKTOR BIOLOGIS PADA TINGKAH LAKU MANUSIA

Perbedaan antar faktor biologis dan psikologis pada tingkah laku manusia adalah bahwa pada faktor biologis memandangh manusia itu sebagai organisme yang murni dan sederhana, sedangkan pada faktor psikologis memandang manusia itu sebagai organisme yanmg inteligent, organisme yang mempunyai intelijensi. Biologi mempersoalkan hakikat, kontinuita dan evolusi dari kehidupan selmikroscapis sampai pada kera anthropoid dan kepada manusia. Sedangkan perbuatan inteligent yang sebenarnya hanya terdapat pada alam kehidupan manusia saja.


2. FAKTOR PSIKOLOGIS PADA TINGKAH LAKU MANUSIA
           
Batas antara biologis dan psikologis tidak extrim, tajam dan tetap, karena dengan kemajuan-kemajuan dalam penelitian ilmiah maka dapatlah diketahui hubungan-hubungan dan perbedaan-perbedaan yang tidak bisa diketemukan. Suatu penyelidikan tentang karakteristik jasmaniah tentulah harus me,ncakup fungsunya, dan sebaliknya studi pada fungsi dan adaptabilitas proses mental tak mungkin lengkap tanpa menyelidiki karakteristik naturalnya. Dengan begitu jelaslah selalu ada hubungan timbal balik antara biologi dan psikologi, justru kedua-duanya complementair di dalam mempelajari tingkah laku manusia.
           
Dapat disimpulkan, bahwa approach individual belumlah lengkap untuk menerangkan semua gejala tingkah laku manusia, mengingat bahwa individu –individu adalah hidup denagn dan dalam masyarakat. Dus faktor masyarakat itu pun harus diakui peranannya sebagai pembentuk tingkah laku warga masyarakatnya.


















BAB III
PENDEKATAN SOSIAL


Pendekatan sosial di titik beratkan dan terletak pada masyarakat dan pengaruh geografi, jadi tingkah laku manusia itu ditentukan semata-mata oleh faktor phisik dan kultural.

Menurut Woodworth, bahwa manusia di dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya selalu mengalami 4 macam proses :
1.      Individu dapat bertentangan dengan lingkungan.
2.      Individu dapat menggunakan lingkungan.
3.      Individu dapat berpartisipasi (ikut serta) dengan lingkungan.
4.      Individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Mengenai penyesuaian diri ini  dapat kita kemukakan secara luas :
  1. Penyesuaian diri yang berarti mengubah  diri kita sesuai dengan lingkungan (autoplastis). Contoh : seorang desa yang berpindah ke kota, kemudian meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang dijalankan di desa, kemudian bertingkah laku seperti orang kota.
  2. Penyesuaian diri yang berarti mengubah lingkungan sesuai dengan kehendak kita (alloplastis). Contoh : seseorang yang berpindah ke suatau tempat, tetapi mereka tetap mempertahankan kebiasaan lingkungannya sesuai dengan keinginannya.

Menurut H. Bonner. Yang dimaksud dengan interaksi sosial ialah suatu hubungan antara dua individu atau lebih di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu  yang lain dari sebaliknya.

Dalam pelaksanaan interaksi sosial ini dapat dijalankan melalui :
a.       Imitasi (peniruan)
b.      Sugesti (memberi pengaruh), yaitu: suatu proses diman seorang individu menerima suatu cara penglihatan ataupun pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik lebih.
c.       Identifidasi: yaitu, keinginan untuk menyamakan diri terhadap sesuatu yang dianggap mempunyai keistimewaan.
d.      Simpati (seperasaan): yaitu, tertariknya orang satu terhadap orang lain. Simpati ini timbul tidak atas dasar logis rasional melainkan berdasarkan penilaian perasaan.





















BAB IV
PENDEKATAN INTERAKSI


Pendekatan interaksi menurut hubungan  Sosiologi pendidikan  dan dengan psikologi pendidikan .

Persamaannya
Kedua-duanya mencari jalan untuk menentukan dan memberikan arah terhadap efek sekolah bagi tingkah laku individu. Dengan kata lain : kedua ilmu tersebut merupakan alat untuk merealisasi tercapainya tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan personality anak. Menyiapkan kesanggupan mereka di dalam  masyarakat
Mengapa selalu harus dikembangkan , karena anak itu selalu berhubungan dengan masyarakat dan kebudayaan, yang sifatnya selalu dinamis.

Perbedaannya
-          psikologi pendidikan berhubungan dengan teknik bagi pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru dalam diri anak.
-          Sedang sosiologi pendidikan tertarik perhatiannya di dalam implikasi-implikasi bagi pembuatan kurikulum , organisasi kelas dan metode mengajar, dari kenyataan bahwa sekolah adalah suatu lembaga sosial dan merupakan bagian yang lebih besar daripada organisasi sosial.

Sosiologi  pendidikan adalah juga sebagai ilmu yang terpakai. Tetapi ilmu ini tidak berhubungan dengan metode pencarian , pengalaman tetapi berhubungan dengan efek belajar atas kehidupan kelompok.

Dalam pada itu John Enggleston menekankan adanya 3 jenis yang paling berinteraksi di dalam lingkungan Sosiologi pendidikan yaitu :
  1. Lingkungan sosial daripada individu si anak.
  2. Lingkungan sosial yang bersifat intern daripada sekolah.
  3. lingkungan sosial yang bersifat ekstern.






















BAB V
TEORI MEDAN


Inti daipada teori medan adalah meneliti struktur medan hidup beserta pribadinya, personnya, dan medan sosial. Medan hidup ini merupakan kondisi-kondisi dan situasi konkret yang menyertai gerak  pribadi, gerak person tadi. Obyek manusia dianggap sebagai organisme.

Cara bekerjanya teori medan itu mempergunakan metode hypothetico deduktif. Di dalam metode deduktif, proses kerja mulai dengan aksioma-aksioma yang dianggap umum dengan mencari implikasi-implikasi jadi aksioma tadi kepada hal-hal yang khusus. Oleh karena pada kenyataannya dalam usaha manusia mencapai sesuatu tujuan atau mungkin dari suatu bahaya seringkali terhalang oleh hambatan, maka hambatan itu yang membatasi antara P dan Valensi atau valensi di taruh di dalam suatu bangun terbuka atau tertutup. Besar kecilnya hambatan dinyatakan dengan tebal tipisnya garis tadi. Misalnya seorang anak ingin roti, tetapi rotinya terletak di dalam lemari kaca yang kuncinya dibawa ibu yang sedang pergi ke sekolah. Maka lemari tertutup merupakan penghalang , tetapi ia tahu  bahwa dapat dibuka dengan kunci tetapi sayang kuncinya dibawa ibu, kemudian dia berusaha mencari kunci dengan menyusul ke sekolah dan kemudian kembali pulang membuka lemari dan dapat makan roti yang diinginkannya.






BAB VI
WARISAN KEBUDAYAAN


1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Kebudayaan yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti kultur sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengobah dan mengubah alam.

Pendapat lain mengatakan, bahwa kata budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk : budi daya, yang berarti daya dari budi. Karena itu mereka membedakan antara budaya dengan  kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.

2. MANUSIA MAKHLUK BERKEBUDAYAAN

Salah satu teknik pembagian kebudayaan manusia ialah menurut aspek-aspek daripada  kebudayaan, yang dalam hal ini setiap ahli kebudayaan mempunyai pendapatnya, sendiri-sendiri. Tetapi  secara umum komponen-komponen kebudayaan itu adalah sebagai berikut :
  1. Alam pikiran ideologis dan religio
  2. Bahasa
  3. Hubungan sosial
  4. Hidup perekonomiannya.
  5. Ilmu pengetahuan dan teknologi
  6. Keseniannya.
  7. Politik dan pemerintahan.
  8. Pewarisan kebudayaan atau pendidikan.

Di dalam akulturasi kebudayaan tidak semua unsur kebudayaan asing diterima, tetapi dilakukan seleksi unsu-unsur mana yang pantas diterima dan element-element mana yang harus di tolak, hal mana diselaraskan dengan sikap jiwa dan mental bangsa yang bersangkutan.

3. HAKIKAT SOSIAL DARI PENDIDIKAN

Pendidikan mempunyai banyak definisi sepanjang waktu dan sepanjang banyak orang. Setiap definisi menunjukkan pandangan individu dalam lapangan pengetahuan masing-masing.

Menurut Brown : pendidikan adalah proses pengendalian secara sadar dimana perubahan-perubahan didalam tingkah laku menghasilkan di dalam diri orang itu melalui di dalam kelompok. Dari pandangan ini pendidikan adalah suatu proses yang mulai pada waktu lahir dazn berlangsung sepanjang hidup. Pengertian pengendcalian secara sadar ini berarti adanya tingkat –tingkat kesadaran dari tujuan yang hendak di dapat.

Fungsi daripada pendidikan menurut  Payne yaitu :
  1. Asimilasi dari tradisi.
  2. Pengembangan dari pola-pola sosial yang baru.
  3. Peranan yang bersifat membangun di dalam pendidikan.







BAB VII
KELOMPOK SOSIAL


1. KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL

Ada beberapa macam cara untuk mengadakan penggolongan atau klasifikasi kelompok sosial, sebagai berikut :
  1. William G. Summer mengemukakan adanya in group atau we group dan out group atau other group atau every body else.
  2. Cooley mempergunakan dasar we and the group dari sumner yang mengemukakan adanya jenis-jenis kelompok sosial-sosial primer, sekunder dan tersier atas dasar intimitas perasaan individu-individu terhadap individu atau kelompok lainnya.
  3. John L. Gillin membagi atas dasar fungsionalnya, adalah : berdasarkan persamaan darah, karakteristik jasmaniah atau mental. Proximitas. Dan berdasarkan interest kulturil.
  4. Alverdes yang menyelidiki pada kelompok-kelompok hewan.
  5. Theori medan membagi kelompok-kelompok itu atas struktur medannya.

2. RELASI-RELASI INTERGROUP

Kasta dan klas menentukan organisasi sosial dan status individu dalam identifikasinya dalam kelompok, sehingga dengan demikian menentukan relasi-relasi dalam kelompok yaitu relasi dalam kasta dan klas. Ada cara-cara lagi untuk memahami relasi-relasi intergroup atau hubungan-hubungan inter kelompok yaitu apa yang dinamakan jarak sosial  distance dan athnosentrisme.

Jarak sosial itu ada dua macam yaitu jarak sosial-sosial vertikal, ialah adanya rasa perbedaan antara individu dan kelompok yang didasarkan atas status.

3. FUNGSI KELOMPOK SOSIAL

Fungsi daripada kelompok sosial dapat bersifat individual  dan sosial. Fungsi individual daripada kelompok ialah dalam taraf tertentu dapat memenuhi kebutuhan-kebutuan individu, dimana melalui kelompok dapat dimilki pengetahuan yang esensial, kecakapan,sikap, yang penyesuaian dlam pengalaman pendewasaannya dalam kelompok yang lebih luas.

4. DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

Perubahan-perubahan di dalam pola tingkah laku masyarakat tidak selalu berjalan lancar, tetapi seringkali terdapat hambata-hambatan misalnya, adanya gejala-gejala vested interest daripada kelompok. Apabila sampai terjadi self interest baik sebagai pribadi maupun kelompok sampai memuncak timbullah  persaingan interest, publik opini, atau sesuatu undang-undang harus diperbuat untuk mengubah sesuatu maksud atau kebijaksanaan politik pemerintahan.

5. PERANAN KELUARGA TERHADAP PERKEMBANGAN

1. Status sosial Ekonomi keluarga
2. Faktor Keutuhan Keluarga
3. Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua.








BAB VIII
PROSES SOSIAL


1.  MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BIOSOCIAL

Kepribadian atau personalitas bukanlah merupakan hal yang diwarisi, yang diperolehnya dari keturunan, tetapi personalitas itu adalah hasil resultan daripada proses interaksi sosial, secara fundamental antara individu dengan individu di dalam dan dengan seluruh pola kebudayaan yang ada di sekitar individu, baik materil maupun non materiil, baik individual maupun sosial. Manusia dilahirkan di dalam masyarakat mempunyai tata hidup dan penghidupan serta ppla tingkah laku yang kompleks. Untuk menganalisa betapa pengaruh kebudayaan kepada pertumbuhan dan perkembangan individu menjadi orang dewasa yang berkepribadian sempurna atau integral. Demikian jusa betapa kekuatan-kekuatan kodrat atau faktor keturunan biologis pada manusia yang menjadi milik pribadi sebagi individualitas dapat menjamu kepribadian seseorang.

Hakikat manusia itu adalah pribadi yang tumbuh dan berkembang di dalam pergaulan manusia, di dalam interaksi manusia. Pribadi mana yang mempunyai kemampuan potensial daria struktur biologis manusia dan dikembangkan oleh struktur sosial manusia sehingga dengan perkataan lain bahwa hakikat manusia adalah makhluk Biosocial.

2. INTERACTION, DASAR PROSES SOSIAL

Masyarakat dalam aspeknya yang dinamis, terdiri individu dan kelompok yang berada dalam interaksi. Jenis yang paling umum dari proses sosial ini ialah interaksi sosial  dari pengaruh timbal balik antara individu dengan golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya dan didalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya.

3. KLASIFIKASI INTERAKSI SOSIAL

Terdiri dari :
  1. Yang melibatkan dalam sejumlah orang.
  2. Ada tingkat-tingkat keintiman
  3. Ada yang berproses sosial

Yang termasuk dalam proses yang menyatakan integrasi adalah :
  1. Coperation (koperasi)
  2. Consensus (kerja sama)
  3. Assimilation (assimilasi)

Yang termasuk dalam proses yang menyatakan berlawanan dengan integrasi adalah :
  1. Konflik (persengketaan)
  2. Kompetisi (persaingan)












BAB IX
NILAI-NILAI SOSIAL DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT

  1. Pembangunan menuju taraf hidup yang lebih baik.
  2. Lebih menekankan kepada masyarkat.
  3. Masyarakat harus dirangsang dan dibantu untuk maju dengan usaha-usaha dan inisiatif sendiri.
  4. Pembangunan akan menempuh hasil yang baik kedepannya.
  5. dan lain sebagainya.

Kepentingan bersama, dan perumusan mengenai tujuan bersama untuk masyarakat hanya bersifat sekunder, hakikat daripada masyarakat terletak didalam baiknya hubungan antara sesama manusia. Yang diterima secara umum dalam mengerjakan setiap tujuan.















BAB X
TEMPAT-TEMPAT INTERAKSI ANTARA PERSON DAN GROUP


  1. Keluarga (fungsi keluarga)
  2. Peranan sosial dan keluarga
  3. Hubungan keluarga dengan sekolah (fungsi peer group dengan orang dewasa, fungsi daripada peer group dan Gang).
  4. Sekolah dalam masyarakat (pendidikan, penduduk, dan kecenderungan ekonomi, bentu-bentuk sekolah, sifat sekolah masyarakat).
  5. Pro dan kontra masyarakat
  6. bedanya sekolah masyarakat dengan sekolah tradisional (yang dipengaruhi oleh : isi pendidikan, perkembangan anak didik, penggunaan terbaik dari sumber (sumber insani), demokrasi, serta efesiensi dan pembiayaan pendidikan.
  7. Pendidikan dalam ikatan internasional ( UNESCO, Fungsi UNESCO)
    1. Pendidikan dasar.
    2. Memajukan komunikasi dan kerjasama dalam pengetahuan alam.
    3. Memberanikan komunikasi intelektual dan kerjasama antara para sarjana dari beberapa negara.









BAB XI
SOSIOLOGI KURIKULUM


1. KURIKULUM DAN MASYARAKAT

(1) Pendidikan Dan Kehidupan

(2) Kurikulum dan Sekolah
- Metode mengajar hanya mempunyai arti yang efektif.
- Metode mengajar mesti menekankan tingkah laku sosial dalam dan luar kelas.
- Metode mengajar mesti mencari untuk menggunakan kekuatan sosial.

(3) Pembagian Kurikulum
- misi nasional mencakup pembinaan mental
- misi sosial budaya
- misi pembangunan dan modernisasi.

(4) Kurikulum dan masyarakat dinamis.



2. SEKOLAH MASYARAKAT (COMMUNITY SCHOOL)

(1) ciri-ciri sekolah masyarakat :
1. sekolah itu memperbaiki untuk kehidupan setempat.
2. sekolah itu menggunakan masyarakat laboratorium tempat belajar.
3. Gedung sekolah itu menjadi pusat kegiatan masyarakat.
4. sekolah itu mendasarkan kurikulum pada proses-proses kehidupan dalam masyarakat.
5. sekolah itu mengikutsertakan orang tua dalam urusan-urusan  sekolah
6. sekolah itu ikut serta mengkoordinasikan masyarakat.
7. sekolah itu dapat melaksanakan dan menyebarkan filsafat negara dalam segala hubungan antar manusia.

(2) Education And Social Policy

(3) Social Stability and Social fluidity
- untuk stabilitas masyarakat dan untuk menjaga status Quo.
- untuk memperbaiki masyarakat dan membantu memperlancar perubahan sosial.

(4) Pengukuran
- mengetahui pengetahuan tentang anak dan perhatiannya.
- mengajarkan anak atas dasar pengetahuannya dan perhatiannya.
- memperoleh sifat-sifat kepribadian, pola tingkah laku.
- pengukuran dari perunahan di dalam tingkah laku  anak dan kelompok  di mana ia merupakan bagiannya.

3. PARADOX-PARADOX KEBIJAKSANAAN

1)      Akibat perkembangan penduduk dan ekonomi
2)      Akibat daripada kenaikan produksi
3)      Perubahan-perubahan di dalam distribusi pembagian umur.
4)      Pendidikan kebijaksanaan sosial
5)      Educated Employment = Pengangguran – pengangguran
6)      Fungsi ganda dari pendidikan formil.
a.       Sekolah selalu memandang peranan dalam beberapa fungsi di dalam menyiapkan individu ke segala perihal kehidupan.
b.      Sekolah menolong memperkenalkan anak kepada kebudayaan masyrakatnya serta berpartisipasi.
c.       Sekolah menciptakan individulitas.
d.      Sekolah berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain.
e.       Kebanyakan di sekolah direncanakan untuk mengabdikan dan memperbaiki sistem pendidikan itu sendiri untuk melindungi hal-hal yang telah ada dan memperkenalkan sistem intelektual yang baru.

4. PERKEMBANGAN KURIKULUM

Yang mempunyai tujuan baru yaitu :
1)      Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar seperti baca, tulis, hitung, dan berbahasa lain.
2)      Mengembangkan kemampuan berfikir, hasrat ingin tahu .
3)      Membina kesadaran moral dan tingkah laku sosial.
4)      Menanamkan pengertian mengenai dunia fisik dan dunia masyarakat manusia.
5)      Mengembangkan rasa tanggung jawab pribadi dan sosial.
6)      Memadukan aktivitas-aktivitas akstra kurikuler ke dalam totalitas program sekolah.
7)      Menjelajahi “Dunia kehidupan lingkungannya” guna Mengembangkan minat karirnya.










BAB XII
PROSES SOSIALISASI


Definisi sosialisasi adalah :
1)      Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu suatu proses akomodasi dengan mana itu individu menahan, mengubah impuls dalam dirinya dan mengambil cara hidup kebudayaan masyarakatnya.
2)      Dalam proses sosialisasi itu individu mempelajari kebiasaan sikap, ide, pola nilai dan tingkah laku, dalam masyarakat dimana dia hidup.
3)      Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkannya sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadinya.

KONSEP PENYESUAIAN DIRI (ADJUSTMENT)
a.       Kepuasan psikis;
b.      Efesiensi kerja;
c.       Gejala-gejala fisik;
d.      Penerimaan sosial

Dan tipe proses penyesuaian diri adalah :
1)      Dalam rangka penyesuaian diri itu individu mengubah atau menahan impuls dalam dirinya.
2)      Dalam rangka penyesuaian diri itu individu mengubah tuntutan kondisi lingkungannya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SOSIALISASI
1)      Sifat dasar
2)      Lingkungan prenatal
3)      Perbedaan individual
4)      Lingkungan, dan
5)      Motivasi.

PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU KELOMPOK

1. KELUARGA DAN SOSIALISASI
  1. Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ibu dan anak;
  2. Hubungan antar anggota keluarga dijiwai osleh suasana afeksi dan rasa tanggung jawab.
  3. Hubungan sosial di antara anggota Keluarga relatif tetap dan di dasarkan oleh hubungan darah, perkawinan  atau adopsi.
  4. Fungsi Keluarga ialah memlihara, merawat dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.

Perubahan Fungsi Sosial Ekonomi Keluarga
1)      Fungsi pendidikan
2)      Rekreasi
3)      Keagamaan
4)      Perlindungan

Keluarga Sebagai Kelompok Primer
1)      Keluarga memberikan kesempatan yang unik kepada anggotanya untuk menyadari dan memperkuat nilai kepribadiannya.
2)      Keluarga mengatur dan menjadi perantara hubungan anggotanya dengan dunia luar (keluarga terbuka dan ke;uarga tertutup).

Sosialisasi dalam Keluarga
1)      Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggotanya berinteraksi face to-face secara tetap;
2)      Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena anak merupakan buah cinta kasih hubungan suami-istri.
3)      Karena hubungan sosial dalam keluarga itu bersifat relatif tetap, maka orang tua memainkan peranan penting terhadap proses sosialisasi anak.

Hubungan Orang Tua – Anak
1)      Pola menerima-menolak, pola ini didasarkan atas taraf kemesraan orang tua terhadap anak;
2)      Pola memiliki-melepaskan, pola ini atas dasar sikap protektif orang tua terhadap anak.
3)      Pola demokrasi-otokrasi, didasarkan atas taraf partisipasi anak dalam menentukan kegiatan dalam keluarga.


2. SEKOLAH DAN SOSIALISASI

Fungsi Pendidikan Sekolah;
-          Memberantas Kebodohan
-          Memberantas salah Pengertian.

Transmisi kebudayaan
-          Transmisi pengetahuan dan ketrampilan
-          Taransmisi sikap, nilai-nilai dan norma-norma.

Memilih dan Mengajarkan Peranan Sosial
Pertama
Masyarakat harus mempunyai fasilitas untuk mengajarkan bermacam-macam spesialisasi itu.

Kedua
Masyarakat harus mengusahakan agar orang-orang yang mempunyai spesialisasi itu jumlahnya seimbang dengan kebutuhan .

Ketiga
Masyarakat harus menciptakan mekanisme yang mampu menyerasikan antara bakat dan kemampuan individu dengan tuntutan spesialisasi.


Integrasi Sosial
1)      Sekolah mengajarkan bahasa nasional.
2)      Sekolah mengajarkan pengalaman yang sama kepada anak melalui keseragaman kurikulum dan buku-buku pelajaran dan buku bacaan di Sekolah
3)      Sekolah mengajarkan kepada anak corak kepribadian nasional melalui pelajaran  sejarah, dan geografi nasional, dan lain sebagainya.

-          Inovasi Sosial
-          Perkembangan kepribadian anak, dan,
-          Kebudayaan sekolah



3. KELOMPOK SEBAYA DAN SOSIALISASI

1)      Kelompok sebaya adalah kelompok primer yang hubungan antar anggotanya intim.
2)      Anggota kelompok sebaya terdiri atas sejumlah individu yang mempunyai persamaan usia dan status atau posisi sosial.
3)      Istilah kelompok sebaya dapat menunjuk kelompok anak-anak, kelompok remaja, atau kelompok orang dewasa.

Jenis-jenis kelompok sebaya
-          Kelompok sebaya yang bersifat informal.
-          Kelompok sebaya yang bersifat formal.




























BAB XIII
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN


1. BENTUK-BENTUK KEBUDAYAAN

1) Kebudayaan Materi
Bagian ini dari suatu kebudayaan itu meliputi segala sesuatu yang telah diciptakan dan digunakan oleh manusia dan mempunyai bentuk yang dapat dilihat dan diraba.

2) Kebudayaan Non-Materi
Ini merangkum semua buah karya manusia yang ia gunakan untuk menjelaskan serta dijadikan pedoman bagi tindakan-tindakannya.

Bagiannya adalah sebagian berikut :
  1. Norma-norma
  2. Institusi-institusi


2. KOMPONEN-KOMPONEN STRUKTUR DARI KEBUDAYAAN

1). Elemen-Elemen Kebudayaan (Culture Traits)
Unit terkecil dari kebudayaan yang dapat dikenali disebut dengan istilah elemen kebudayaan. Dalam hal ini hendaknya berhati-hati untuk tidak mengacaukan antara bahan-bahan mentah dan kebudayaan.

2). Kompleks Kebudayaan
Elemen kebudayaan hampir tidak pernah ada secara terpisah dari elemen-elemen lain didalam  suatu kebudayaan tertentu.

3). Pola Kebudayaan
Kompleks kebudayaan juga saling berpadu untuk membentuk unit-unit yang lebih luas daripada kebudayaan. Unit yang terakhir ini disebut dengan Pola atau konfigurasi kebudayaan.


3. TIPE-TIPE PARISIPASI KEBUDAYAAN

1)      Partisipasi menyeluruh (universal).
2)      Partisipasi pilihan (alternatives).
3)      Partisipasi kekhususan (Speciality).


4. RELATIVISME KEBUDAYAAN

Ditentukan oleh :
-          Fanatisme suku atau bangsa
-          Goncangan kebudayaan
-          Konflik kebudayaan (pertentangan kebudayaan).











BAB XIV
MANUSIA DALAM MENGHADAPI MASA DEPAN


1. KEADAAN PENDUDUK INDONESIA DEWASA INI

Pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, sangat merintangi perbandingan taraf hidup, kemajuan pendidikan, peningkatan kesehatan dan sanitasi, pemeliharaan kesehatan, peningkatan kebudayaan, dan lain sebaginya.
Perdamaian yang sesungguhnya dan kekal, sangat bergantung pada cara kita menanggulangi pertumbuhan penduduk. Keluarga berencana adalah untuk kepentingan keluarga dan negara, dan seluruhnya menanggulangi tantangan besar ini demi kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh umat manusia.


2. ARTI DAN TUJUAN PENDIDIKAN (POPULATION EDUCATION)

Pendidikan kependudukan adalah program pendidikan yang membina anak didik agar memiliki pengertian, kesadaran sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab tentang pengaruh perkembangan penduduk terhadap aspek-aspek kehidupan manusia  yang menyangkut di segala aspek.

Tujuan Pendidikan Kependudukan
1)      Agar Anak Didik memiliki pengertian dan kesadaran mengenai faktor yang menyebabkan perkembangan penduduk yang cepat.
2)      Agar Anak Didik memiliki pengertian dan kesadaran akan sebab akibat dari besar kecilnya keluarga terhadap situasi kehidupan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
3)      Agar Anak Didik memiliki sikap yang Rasional dan bertanggung jawab dlam lingkungan kehidupan bangsa.
4)      Agar Anak Didik memiliki sikap yang Rasional dan bertanggung jawab dalam lingkungan kehidupan keluarga dan masyarakat.


3. PELAKSANAAN PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN

Dalam hal ini dari departement P dan K dapat diharapkan sumbangannya dalam bidang-bidang di bawah ini :
  1. Pendidikan di sekolah dasar.
  2. Pendidikan sdi sekolah lanjutan
  3. Population Education :
o   Aspek- Aspek demografi
o   Aspek-aspek ekonomi
o   Aspek-aspek pembangunan
  1. Education of the Adult :
o   Pendidikan di luar sekolah-sekolah formal
o   Kepanduan
o   Pendidikan kemasyarakatan
o   Dan lain-lain.

4. HUBUNGAN ANTARA KEHIDUPAN KELUARGA DAN KECERDASAN MANUSIA

Faktor-faktornya adalah sebagi berikut :
1)      Faktor keturunan
2)      Faktor lingkungan

Pengalaman menunjukkan bahwa kemampuan seseorang untuk mengatasi atu memecahkan kesukaran itu ditentukan oleh kecerdasan seseorang. Makin cerdas seseorang akan lebih mudah menghadapi kesukaran. Maka kecerdasan merupakan salah satu faktor penentu dalam menuju sukses atau kebahagiaan hidup. Begitu pula makin cerdas seseorang, maka cepat pula menangkap segala macam ilmu.


5. HUBUNGAN ANTARA BESAR KELUARGA DAN TEST IQ

Pada umumnya keluarga yang mempunyai banyak anak terdapat pada tingkat sosio ekonomis yang rendah. Orang tua yang berasal dari tingkat sosio ekonomisnya yang tinggi dan menengah cenderung membatasi anak-anak mereka dengan jumlah yang relatif kecil sehingga sanggup membelanjai pendidikannya sampai tingkatperguruan tinggi.
Orang tua yang  berasal dari tingkat sosio ekonomisnya rndah biasanya tidak memperhitungkan faktor-faktor tersebut ketika menentukan jumlah anak yang mereka kehendaki. Sekali lagi pengaruh jumlah anak terutama kelihatan pada angka test intelijensi yang kurang dari normal. Angka intelijensi yang tinggi lebih sering terdapat di antara anak-anak tunggal atau yang hanya mempunyai satu atu dua saudara. Angka intelijensi rendah terdapat diantara mereka yang mempunyai empat saudara atau lebih.





Tidak ada komentar: