RINGKASAN
BUKU SOSIOLOGI PENDIDIKAN
BAB I
PENGERTIAN
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
1. ARTI SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Sosiologi pendidikan adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki daerah yang saling dilingkupi antara sosiologi
dengan ilmu pendidikan.
Sosiologi adalah sebagai ilmu pengetahuan
memilki lapangan penyelidikan, sudut pandangan, metode, dan susunan
pengetahuan. Objek penelitian sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam
kelompok. Sudut pandangannya ialah memandang hakikat masyarakat kebudayaan ,
dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuan dalam sosiologi
terdiri atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip mengenai kehidupan kelompok
sosial, kebudayaan, dan perkembangan pribadi. Salah satu ini mendapat perhatian
sosiologi ialah penelitian mengenai tata sosial.
Sosiologi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
:
1. Sosiologi umum,
2. Sosiologi khusus, seperti : Sosiologi
masyarakat desa, Sosiologi masyarakat kota, Sosiologi agama, Sosiologi hukum,
Sosiologi pendidikan dan sebagainya.
2. KONSEPSI DAN POSISI SOSIOLOGI
PENDIDIKAN
Di dalam kegiatan manusia sebagai makhluk
sosial menimbulkan berbagai ilmu pengetahuan sendiri. Termasuk di sini ialah
kegiatan manusia untuk mendidik generasi-generasi mudanya, ialah dengan
memberikan, menundakan mewariskan kebudayaannya kepada anak cucunya. Di dalam
karya mendidik inilah manusia berusaha untuk mengetahui bagaimanakah proses
pendidikan itu dilihat dari segi sosialnya, ditinjau dari konstelasi sosial. Di mana terjalin karya mendidik itu.
Maka disini timbullah suatau cabang ilmu pengetahuan ialah sosiologi
pendidikan. Atau dengan istilah yang lebih pendek dapatlah dipergunakan
Sosio-Paeda-Gogika.
3. DEFINISI SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Ditinjau dari segi etimologinya istilah sosisologi
pendidikan terdiri atas dua perkataan yaitu sosisologi dan pendidikan. Dalam
hal ini sosiologi pendidikan itu menjadi
masalah sentralnya ialah aspek-aspek Sosiologi di dalam pendidikan. Ketahuilah
bahwa di dalam sosiologi pendidikan itu bukan saja terdapat Sosiologi ataupun
pendidikan , tetapi terdapatlah sosiologi ataupun pendidikan. Yang merupakan
suatu ilmu yang baru ialah kerjasama antara keduuanya. Dengan mempergunakan
prinsip-prinsip Sosiologi di dalam seluruh proses pendidikan meliputi metode,
organisasi sekolah, evaluasi pelajaran dan kegiatan-kegiatannya.
Sosiologi
pendidikan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan
jyang membahas proses interaksi sosila anak-anak mulai dari keluarga ,
masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosio kulturil yang terdapat di dalam masyarakat dan
negaranya.
Adapun tujuan dari Sosiologi
pendidikan yaitu :
- Berusaha
memahami peranan Sosiologi daripada kegiatan sekolah terhadap masyarakat.
- Untuk
memahami seberapa jauhkah guru
dapat membina kegiatan sosial anak
didiknya untuk mengembangkan kepribadian anak.
- Untuk
mengetahui pembinaan ideologi pancasila dan kebudayaan nasional di
lingkungan pendidikan dan pengajaran.
- Untuk
mengadakan integrasi kurikulum pendidikan denganmasyarakat sekitanya agar
supaya pendidikan mempunyai kegunaan praktis di dalam masyarakat , dan
negara seluruhnya.
- memberi
pegangan terhadap penggunaan prinsip-prinsip Sosiologi untuk mengadakan
Sosiologi sikap dan kepribadian anak didik.
Hubungan antara Sosiologi pendidikan dan
psikologi pendidikan ialah bahwa keduanya mempunyai masalah sentral yang sama.
Ialah masalah-maslah pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak.
4. LATAR BELAKANG TIMBULNYA SOSIOLOGI
PENDIDIKAN
1. Pada
abad ke-20, sosiologi mempunyai peranan penting dalam pemikiran pendidikan.
Sebagai akibatnya timbullah sosisologi pendididkan.
2. a. Dalam buku “Dicitionary of Sociology”
disebutkan bahwa: Sosiologi pendidikan adalah Sosiologi yang diterapkan untuk
memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.
b. Menurut F.G. Robbins,
Sosiologi pendidikan adalah Sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur
dan dinamika proses pendidikan. Dan masih banyak lagi definisi-definisi yang lain.
3. Latar belakang
timbulnya Sosiologi pendidikan dapat diterangkan sebagai berikut: masyarakat
mengalami perubahan sosial yang cepat.
Perubahan
sosial itu menimbulkan cultural lag. Cultural lag ini merupakan sumber masalah
sosial dalam masyarakat. Masalah-masalah sosial itu dialami oleh dunia
pendidikan . lembaga-lembaga pendidikan tidak mampu mengatasinya. Kemudian
ahli-ahli sosiologi menyumbangkan pemikirannya untuk memecahkan masalah itu,
maka lahirlah Sosiologi pendidikan.
4. Salah
satu fungsi Sosiologi pendidikan di indonesia, ialah memeantapkan Pancasila
sebagai universals (corevalues) yang menjadi dasar integrasi nasional.
5. EDUCATIONAL SOSIOLOGY DAN
SOCIOLOGY OF EDUCATION
Definisi dari Stalcup mengenai istilah
tersebut sebagaimana berikut ini :
- Educational
Sociology : Merupakan aplikasi prinsip-prinsip umum dan penemuan-penemuan
Sosiologi bagi pengadministrasian dan/atau proses pendidikan . pendekatan
ini berupaya untuk menerapkan prinsip-prinsip Sosiologi pada lembaga
pendidikan sebagai suatu unit sosial tersendiri.
- Sociology
of Education, Merupakan suatu analisis terhadap proses sosiologis yang
berlangsung dalam lembaga pendidikan. Tekanan dan wilayah telaaahnya pada
lembaga pendidikan itu sendiri.
- Social
Foundation Of Education : Merupakan suatu bidang telaahan yang lazimnya
mencakup sejarah, filsafat, sosiologi, pendidikan, dan pendidikan
komparasi. Bidang ini lebih luas baik dari “Sociology of Education” maupun
“Educational Sociology”.
6. KAJIAN SOSIOLOGI OF EDUCATION
Dari ikhtisar gambaran kontribusi dari apa
yang disebut Educational Sociology, dan apa yang disebut dengan Sociology of
Education. Kiranya Sociology of Educationlah yang lebih cocok digunakan. Dengan
beberapa alasan :
- Sosiologi
pendidikan tidaklah mencakup semua Sosiologi, yang dianggap penting dan
perlu dikenali oleh para calon guru.
- Sosiologi
pendidikan, bukanlah suatu teknologi pendidikan . para administratur
pendidikan diharapkan mengetahui Sosiologi dan mengambil manfaat
daripadanya didalam pengadministrasian sekolah.
- Bila
dinyaatakan dalam formulasi yang posotif, sosiologi pendidikan merupakan
analisis ilmiah tentang proses-proses sosial dan pola-pola sosial yang
berlangsung dalam sistem pendidikan.
BAB II
PENDEKATAN
INDIVIDU
Individu sebagai titik tolak ditentukan
atau dipengaruhi oleh dua macam faktor intern dan ekstern.
Faktor intern meliputi faktor-faktor
biologis dan psikologis, sedangkan faktor ekstern mencakup faktor-faktor
lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
1. FAKTOR BIOLOGIS PADA TINGKAH LAKU
MANUSIA
Perbedaan antar faktor biologis dan
psikologis pada tingkah laku manusia adalah bahwa pada faktor biologis
memandangh manusia itu sebagai organisme yang murni dan sederhana, sedangkan
pada faktor psikologis memandang manusia itu sebagai organisme yanmg
inteligent, organisme yang mempunyai intelijensi. Biologi mempersoalkan
hakikat, kontinuita dan evolusi dari kehidupan selmikroscapis sampai pada kera
anthropoid dan kepada manusia. Sedangkan perbuatan inteligent yang sebenarnya
hanya terdapat pada alam kehidupan manusia saja.
2. FAKTOR PSIKOLOGIS PADA TINGKAH LAKU
MANUSIA
Batas antara biologis dan psikologis tidak
extrim, tajam dan tetap, karena dengan kemajuan-kemajuan dalam penelitian
ilmiah maka dapatlah diketahui hubungan-hubungan dan perbedaan-perbedaan yang
tidak bisa diketemukan. Suatu penyelidikan tentang karakteristik jasmaniah
tentulah harus me,ncakup fungsunya, dan sebaliknya studi pada fungsi dan
adaptabilitas proses mental tak mungkin lengkap tanpa menyelidiki karakteristik
naturalnya. Dengan begitu jelaslah selalu ada hubungan timbal balik antara
biologi dan psikologi, justru kedua-duanya complementair di dalam mempelajari
tingkah laku manusia.
Dapat disimpulkan, bahwa approach
individual belumlah lengkap untuk menerangkan semua gejala tingkah laku
manusia, mengingat bahwa individu –individu adalah hidup denagn dan dalam
masyarakat. Dus faktor masyarakat itu pun harus diakui peranannya sebagai
pembentuk tingkah laku warga masyarakatnya.
BAB III
PENDEKATAN
SOSIAL
Pendekatan sosial di titik beratkan dan
terletak pada masyarakat dan pengaruh geografi, jadi tingkah laku manusia itu
ditentukan semata-mata oleh faktor phisik dan kultural.
Menurut Woodworth, bahwa manusia di dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya selalu mengalami 4 macam proses :
1. Individu dapat bertentangan dengan
lingkungan.
2. Individu dapat menggunakan lingkungan.
3. Individu dapat berpartisipasi (ikut serta)
dengan lingkungan.
4. Individu dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
Mengenai penyesuaian diri
ini dapat kita kemukakan secara luas :
- Penyesuaian
diri yang berarti mengubah diri
kita sesuai dengan lingkungan (autoplastis). Contoh : seorang desa yang
berpindah ke kota, kemudian meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang
dijalankan di desa, kemudian bertingkah laku seperti orang kota.
- Penyesuaian
diri yang berarti mengubah lingkungan sesuai dengan kehendak kita
(alloplastis). Contoh : seseorang yang berpindah ke suatau tempat, tetapi
mereka tetap mempertahankan kebiasaan lingkungannya sesuai dengan
keinginannya.
Menurut H. Bonner. Yang dimaksud dengan
interaksi sosial ialah suatu hubungan antara dua individu atau lebih di mana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan
individu yang lain dari sebaliknya.
Dalam pelaksanaan interaksi sosial ini
dapat dijalankan melalui :
a. Imitasi (peniruan)
b. Sugesti (memberi pengaruh), yaitu: suatu
proses diman seorang individu menerima suatu cara penglihatan ataupun
pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik lebih.
c. Identifidasi: yaitu, keinginan untuk
menyamakan diri terhadap sesuatu yang dianggap mempunyai keistimewaan.
d. Simpati (seperasaan): yaitu, tertariknya
orang satu terhadap orang lain. Simpati ini timbul tidak atas dasar logis
rasional melainkan berdasarkan penilaian perasaan.
BAB IV
PENDEKATAN
INTERAKSI
Pendekatan interaksi menurut hubungan Sosiologi pendidikan dan dengan psikologi pendidikan .
Persamaannya
Kedua-duanya mencari jalan untuk
menentukan dan memberikan arah terhadap efek sekolah bagi tingkah laku
individu. Dengan kata lain : kedua ilmu tersebut merupakan alat untuk
merealisasi tercapainya tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan personality
anak. Menyiapkan kesanggupan mereka di dalam
masyarakat
Mengapa selalu harus dikembangkan , karena
anak itu selalu berhubungan dengan masyarakat dan kebudayaan, yang sifatnya
selalu dinamis.
Perbedaannya
-
psikologi
pendidikan berhubungan dengan teknik bagi pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru
dalam diri anak.
-
Sedang
sosiologi pendidikan tertarik perhatiannya di dalam implikasi-implikasi bagi
pembuatan kurikulum , organisasi kelas dan metode mengajar, dari kenyataan
bahwa sekolah adalah suatu lembaga sosial dan merupakan bagian yang lebih besar
daripada organisasi sosial.
Sosiologi
pendidikan adalah juga sebagai ilmu yang terpakai. Tetapi ilmu ini tidak
berhubungan dengan metode pencarian , pengalaman tetapi berhubungan dengan efek
belajar atas kehidupan kelompok.
Dalam pada itu John Enggleston menekankan
adanya 3 jenis yang paling berinteraksi di dalam lingkungan Sosiologi
pendidikan yaitu :
- Lingkungan
sosial daripada individu si anak.
- Lingkungan
sosial yang bersifat intern daripada sekolah.
- lingkungan
sosial yang bersifat ekstern.
BAB V
TEORI
MEDAN
Inti daipada teori medan adalah meneliti
struktur medan hidup beserta pribadinya, personnya, dan medan sosial. Medan hidup
ini merupakan kondisi-kondisi dan situasi konkret yang menyertai gerak pribadi, gerak person tadi. Obyek manusia
dianggap sebagai organisme.
Cara bekerjanya teori medan itu
mempergunakan metode hypothetico deduktif. Di dalam metode deduktif, proses
kerja mulai dengan aksioma-aksioma yang dianggap umum dengan mencari
implikasi-implikasi jadi aksioma tadi kepada hal-hal yang khusus. Oleh karena
pada kenyataannya dalam usaha manusia mencapai sesuatu tujuan atau mungkin dari
suatu bahaya seringkali terhalang oleh hambatan, maka hambatan itu yang
membatasi antara P dan Valensi atau valensi di taruh di dalam suatu bangun
terbuka atau tertutup. Besar kecilnya hambatan dinyatakan dengan tebal tipisnya
garis tadi. Misalnya seorang anak ingin roti, tetapi rotinya terletak di dalam
lemari kaca yang kuncinya dibawa ibu yang sedang pergi ke sekolah. Maka lemari
tertutup merupakan penghalang , tetapi ia tahu
bahwa dapat dibuka dengan kunci tetapi sayang kuncinya dibawa ibu, kemudian
dia berusaha mencari kunci dengan menyusul ke sekolah dan kemudian kembali
pulang membuka lemari dan dapat makan roti yang diinginkannya.
BAB VI
WARISAN
KEBUDAYAAN
1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan yang berarti mengolah,
mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau
bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti kultur sebagai segala daya dan
aktivitas manusia untuk mengobah dan mengubah alam.
Pendapat lain mengatakan, bahwa kata
budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk : budi daya, yang
berarti daya dari budi. Karena itu mereka membedakan antara budaya dengan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang
berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta,
karsa dan rasa tersebut.
2. MANUSIA MAKHLUK BERKEBUDAYAAN
Salah satu teknik pembagian kebudayaan
manusia ialah menurut aspek-aspek daripada
kebudayaan, yang dalam hal ini setiap ahli kebudayaan mempunyai
pendapatnya, sendiri-sendiri. Tetapi
secara umum komponen-komponen kebudayaan itu adalah sebagai berikut :
- Alam
pikiran ideologis dan religio
- Bahasa
- Hubungan
sosial
- Hidup
perekonomiannya.
- Ilmu
pengetahuan dan teknologi
- Keseniannya.
- Politik
dan pemerintahan.
- Pewarisan
kebudayaan atau pendidikan.
Di dalam akulturasi kebudayaan tidak semua
unsur kebudayaan asing diterima, tetapi dilakukan seleksi unsu-unsur mana yang
pantas diterima dan element-element mana yang harus di tolak, hal mana
diselaraskan dengan sikap jiwa dan mental bangsa yang bersangkutan.
3. HAKIKAT SOSIAL DARI PENDIDIKAN
Pendidikan mempunyai banyak definisi
sepanjang waktu dan sepanjang banyak orang. Setiap definisi menunjukkan
pandangan individu dalam lapangan pengetahuan masing-masing.
Menurut Brown : pendidikan adalah proses
pengendalian secara sadar dimana perubahan-perubahan didalam tingkah laku
menghasilkan di dalam diri orang itu melalui di dalam kelompok. Dari pandangan
ini pendidikan adalah suatu proses yang mulai pada waktu lahir dazn berlangsung
sepanjang hidup. Pengertian pengendcalian secara sadar ini berarti adanya
tingkat –tingkat kesadaran dari tujuan yang hendak di dapat.
Fungsi daripada pendidikan
menurut Payne yaitu :
- Asimilasi
dari tradisi.
- Pengembangan
dari pola-pola sosial yang baru.
- Peranan
yang bersifat membangun di dalam pendidikan.
BAB VII
KELOMPOK
SOSIAL
1. KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL
Ada beberapa macam cara untuk mengadakan
penggolongan atau klasifikasi kelompok sosial, sebagai berikut :
- William G.
Summer mengemukakan adanya in group atau we group dan out group atau other
group atau every body else.
- Cooley
mempergunakan dasar we and the group dari sumner yang mengemukakan adanya
jenis-jenis kelompok sosial-sosial primer, sekunder dan tersier atas dasar
intimitas perasaan individu-individu terhadap individu atau kelompok
lainnya.
- John L.
Gillin membagi atas dasar fungsionalnya, adalah : berdasarkan persamaan
darah, karakteristik jasmaniah atau mental. Proximitas. Dan berdasarkan
interest kulturil.
- Alverdes
yang menyelidiki pada kelompok-kelompok hewan.
- Theori
medan membagi kelompok-kelompok itu atas struktur medannya.
2. RELASI-RELASI INTERGROUP
Kasta dan klas menentukan organisasi
sosial dan status individu dalam identifikasinya dalam kelompok, sehingga
dengan demikian menentukan relasi-relasi dalam kelompok yaitu relasi dalam
kasta dan klas. Ada cara-cara lagi untuk memahami relasi-relasi intergroup atau
hubungan-hubungan inter kelompok yaitu apa yang dinamakan jarak sosial distance dan athnosentrisme.
Jarak sosial itu ada dua macam yaitu jarak
sosial-sosial vertikal, ialah adanya rasa perbedaan antara individu dan
kelompok yang didasarkan atas status.
3. FUNGSI KELOMPOK SOSIAL
Fungsi daripada kelompok sosial dapat
bersifat individual dan sosial. Fungsi
individual daripada kelompok ialah dalam taraf tertentu dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuan individu, dimana melalui kelompok dapat dimilki pengetahuan
yang esensial, kecakapan,sikap, yang penyesuaian dlam pengalaman pendewasaannya
dalam kelompok yang lebih luas.
4. DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL
Perubahan-perubahan di dalam pola tingkah
laku masyarakat tidak selalu berjalan lancar, tetapi seringkali terdapat hambata-hambatan
misalnya, adanya gejala-gejala vested interest daripada kelompok. Apabila
sampai terjadi self interest baik sebagai pribadi maupun kelompok sampai
memuncak timbullah persaingan interest,
publik opini, atau sesuatu undang-undang harus diperbuat untuk mengubah sesuatu
maksud atau kebijaksanaan politik pemerintahan.
5. PERANAN KELUARGA TERHADAP PERKEMBANGAN
1. Status sosial Ekonomi keluarga
2. Faktor Keutuhan Keluarga
3. Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua.
BAB VIII
PROSES
SOSIAL
1.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BIOSOCIAL
Kepribadian atau personalitas bukanlah
merupakan hal yang diwarisi, yang diperolehnya dari keturunan, tetapi
personalitas itu adalah hasil resultan daripada proses interaksi sosial, secara
fundamental antara individu dengan individu di dalam dan dengan seluruh pola
kebudayaan yang ada di sekitar individu, baik materil maupun non materiil, baik
individual maupun sosial. Manusia dilahirkan di dalam masyarakat mempunyai tata
hidup dan penghidupan serta ppla tingkah laku yang kompleks. Untuk menganalisa
betapa pengaruh kebudayaan kepada pertumbuhan dan perkembangan individu menjadi
orang dewasa yang berkepribadian sempurna atau integral. Demikian jusa betapa
kekuatan-kekuatan kodrat atau faktor keturunan biologis pada manusia yang
menjadi milik pribadi sebagi individualitas dapat menjamu kepribadian
seseorang.
Hakikat manusia itu adalah pribadi yang
tumbuh dan berkembang di dalam pergaulan manusia, di dalam interaksi manusia.
Pribadi mana yang mempunyai kemampuan potensial daria struktur biologis manusia
dan dikembangkan oleh struktur sosial manusia sehingga dengan perkataan lain
bahwa hakikat manusia adalah makhluk Biosocial.
2. INTERACTION, DASAR PROSES SOSIAL
Masyarakat dalam aspeknya yang dinamis,
terdiri individu dan kelompok yang berada dalam interaksi. Jenis yang paling
umum dari proses sosial ini ialah interaksi sosial dari pengaruh timbal balik antara individu
dengan golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang
dihadapinya dan didalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya.
3. KLASIFIKASI INTERAKSI SOSIAL
Terdiri dari :
- Yang
melibatkan dalam sejumlah orang.
- Ada
tingkat-tingkat keintiman
- Ada yang
berproses sosial
Yang termasuk dalam proses
yang menyatakan integrasi adalah :
- Coperation
(koperasi)
- Consensus
(kerja sama)
- Assimilation
(assimilasi)
Yang termasuk dalam proses yang menyatakan
berlawanan dengan integrasi adalah :
- Konflik
(persengketaan)
- Kompetisi
(persaingan)
BAB IX
NILAI-NILAI
SOSIAL DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT
- Pembangunan
menuju taraf hidup yang lebih baik.
- Lebih
menekankan kepada masyarkat.
- Masyarakat
harus dirangsang dan dibantu untuk maju dengan usaha-usaha dan inisiatif
sendiri.
- Pembangunan
akan menempuh hasil yang baik kedepannya.
- dan lain
sebagainya.
Kepentingan bersama, dan perumusan
mengenai tujuan bersama untuk masyarakat hanya bersifat sekunder, hakikat
daripada masyarakat terletak didalam baiknya hubungan antara sesama manusia.
Yang diterima secara umum dalam mengerjakan setiap tujuan.
BAB X
TEMPAT-TEMPAT
INTERAKSI ANTARA PERSON DAN GROUP
- Keluarga
(fungsi keluarga)
- Peranan
sosial dan keluarga
- Hubungan
keluarga dengan sekolah (fungsi peer group dengan orang dewasa, fungsi
daripada peer group dan Gang).
- Sekolah dalam
masyarakat (pendidikan, penduduk, dan kecenderungan ekonomi, bentu-bentuk
sekolah, sifat sekolah masyarakat).
- Pro dan
kontra masyarakat
- bedanya
sekolah masyarakat dengan sekolah tradisional (yang dipengaruhi oleh : isi
pendidikan, perkembangan anak didik, penggunaan terbaik dari sumber
(sumber insani), demokrasi, serta efesiensi dan pembiayaan pendidikan.
- Pendidikan
dalam ikatan internasional ( UNESCO, Fungsi UNESCO)
- Pendidikan
dasar.
- Memajukan
komunikasi dan kerjasama dalam pengetahuan alam.
- Memberanikan
komunikasi intelektual dan kerjasama antara para sarjana dari beberapa
negara.
BAB XI
SOSIOLOGI
KURIKULUM
1. KURIKULUM DAN MASYARAKAT
(1) Pendidikan Dan Kehidupan
(2) Kurikulum dan Sekolah
- Metode mengajar hanya mempunyai arti yang
efektif.
- Metode mengajar mesti menekankan tingkah laku
sosial dalam dan luar kelas.
- Metode mengajar mesti mencari untuk menggunakan
kekuatan sosial.
(3) Pembagian Kurikulum
- misi nasional mencakup pembinaan mental
- misi sosial budaya
- misi pembangunan dan modernisasi.
(4) Kurikulum dan masyarakat dinamis.
2. SEKOLAH MASYARAKAT (COMMUNITY SCHOOL)
(1) ciri-ciri sekolah masyarakat :
1. sekolah
itu memperbaiki untuk kehidupan setempat.
2. sekolah
itu menggunakan masyarakat laboratorium tempat belajar.
3. Gedung
sekolah itu menjadi pusat kegiatan masyarakat.
4. sekolah
itu mendasarkan kurikulum pada proses-proses kehidupan dalam masyarakat.
5. sekolah
itu mengikutsertakan orang tua dalam urusan-urusan sekolah
6. sekolah
itu ikut serta mengkoordinasikan masyarakat.
7. sekolah
itu dapat melaksanakan dan menyebarkan filsafat negara dalam segala hubungan
antar manusia.
(2)
Education And Social Policy
(3) Social
Stability and Social fluidity
- untuk
stabilitas masyarakat dan untuk menjaga status Quo.
- untuk
memperbaiki masyarakat dan membantu memperlancar perubahan sosial.
(4)
Pengukuran
-
mengetahui pengetahuan tentang anak dan perhatiannya.
-
mengajarkan anak atas dasar pengetahuannya dan perhatiannya.
-
memperoleh sifat-sifat kepribadian, pola tingkah laku.
-
pengukuran dari perunahan di dalam tingkah laku
anak dan kelompok di mana ia
merupakan bagiannya.
3.
PARADOX-PARADOX KEBIJAKSANAAN
1) Akibat perkembangan penduduk dan ekonomi
2) Akibat daripada kenaikan produksi
3) Perubahan-perubahan di dalam distribusi
pembagian umur.
4) Pendidikan kebijaksanaan sosial
5) Educated Employment = Pengangguran –
pengangguran
6) Fungsi ganda dari pendidikan formil.
a. Sekolah selalu memandang peranan dalam
beberapa fungsi di dalam menyiapkan individu ke segala perihal kehidupan.
b. Sekolah menolong memperkenalkan anak
kepada kebudayaan masyrakatnya serta berpartisipasi.
c. Sekolah menciptakan individulitas.
d. Sekolah berhubungan dengan
pekerjaan-pekerjaan lain.
e. Kebanyakan di sekolah direncanakan untuk
mengabdikan dan memperbaiki sistem pendidikan itu sendiri untuk melindungi
hal-hal yang telah ada dan memperkenalkan sistem intelektual yang baru.
4. PERKEMBANGAN KURIKULUM
Yang mempunyai tujuan baru
yaitu :
1) Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
dasar seperti baca, tulis, hitung, dan berbahasa lain.
2) Mengembangkan kemampuan berfikir, hasrat
ingin tahu .
3) Membina kesadaran moral dan tingkah laku
sosial.
4) Menanamkan pengertian mengenai dunia fisik
dan dunia masyarakat manusia.
5) Mengembangkan rasa tanggung jawab pribadi
dan sosial.
6) Memadukan aktivitas-aktivitas akstra
kurikuler ke dalam totalitas program sekolah.
7) Menjelajahi “Dunia kehidupan
lingkungannya” guna Mengembangkan minat karirnya.
BAB XII
PROSES
SOSIALISASI
Definisi sosialisasi adalah :
1) Proses sosialisasi adalah proses belajar,
yaitu suatu proses akomodasi dengan mana itu individu menahan, mengubah impuls
dalam dirinya dan mengambil cara hidup kebudayaan masyarakatnya.
2) Dalam proses sosialisasi itu individu
mempelajari kebiasaan sikap, ide, pola nilai dan tingkah laku, dalam masyarakat
dimana dia hidup.
3) Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari
dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkannya sebagai suatu kesatuan
sistem dalam diri pribadinya.
KONSEP PENYESUAIAN DIRI (ADJUSTMENT)
a. Kepuasan psikis;
b. Efesiensi kerja;
c. Gejala-gejala fisik;
d. Penerimaan sosial
Dan tipe proses penyesuaian diri adalah :
1) Dalam rangka penyesuaian diri itu individu
mengubah atau menahan impuls dalam dirinya.
2) Dalam rangka penyesuaian diri itu individu
mengubah tuntutan kondisi lingkungannya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
SOSIALISASI
1) Sifat dasar
2) Lingkungan prenatal
3) Perbedaan individual
4) Lingkungan, dan
5) Motivasi.
PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU KELOMPOK
1. KELUARGA DAN SOSIALISASI
- Keluarga
merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ibu dan anak;
- Hubungan
antar anggota keluarga dijiwai osleh suasana afeksi dan rasa tanggung
jawab.
- Hubungan
sosial di antara anggota Keluarga relatif tetap dan di dasarkan oleh
hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
- Fungsi
Keluarga ialah memlihara, merawat dan melindungi anak dalam rangka
sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
Perubahan Fungsi Sosial Ekonomi Keluarga
1) Fungsi pendidikan
2) Rekreasi
3) Keagamaan
4) Perlindungan
Keluarga Sebagai Kelompok Primer
1) Keluarga memberikan kesempatan yang unik
kepada anggotanya untuk menyadari dan memperkuat nilai kepribadiannya.
2) Keluarga mengatur dan menjadi perantara
hubungan anggotanya dengan dunia luar (keluarga terbuka dan ke;uarga tertutup).
Sosialisasi dalam Keluarga
1) Keluarga merupakan kelompok kecil yang
anggotanya berinteraksi face to-face secara tetap;
2) Orang tua mempunyai motivasi yang kuat
untuk mendidik anak karena anak merupakan buah cinta kasih hubungan
suami-istri.
3) Karena hubungan sosial dalam keluarga itu
bersifat relatif tetap, maka orang tua memainkan peranan penting terhadap
proses sosialisasi anak.
Hubungan Orang Tua – Anak
1) Pola menerima-menolak, pola ini didasarkan
atas taraf kemesraan orang tua terhadap anak;
2) Pola memiliki-melepaskan, pola ini atas
dasar sikap protektif orang tua terhadap anak.
3) Pola demokrasi-otokrasi, didasarkan atas
taraf partisipasi anak dalam menentukan kegiatan dalam keluarga.
2. SEKOLAH DAN SOSIALISASI
Fungsi Pendidikan Sekolah;
-
Memberantas
Kebodohan
-
Memberantas
salah Pengertian.
Transmisi kebudayaan
-
Transmisi
pengetahuan dan ketrampilan
-
Taransmisi
sikap, nilai-nilai dan norma-norma.
Memilih dan Mengajarkan Peranan Sosial
Pertama
Masyarakat harus mempunyai fasilitas untuk
mengajarkan bermacam-macam spesialisasi itu.
Kedua
Masyarakat harus mengusahakan agar
orang-orang yang mempunyai spesialisasi itu jumlahnya seimbang dengan kebutuhan
.
Ketiga
Masyarakat harus menciptakan mekanisme
yang mampu menyerasikan antara bakat dan kemampuan individu dengan tuntutan
spesialisasi.
Integrasi Sosial
1) Sekolah mengajarkan bahasa nasional.
2) Sekolah mengajarkan pengalaman yang sama
kepada anak melalui keseragaman kurikulum dan buku-buku pelajaran dan buku
bacaan di Sekolah
3) Sekolah mengajarkan kepada anak corak
kepribadian nasional melalui pelajaran
sejarah, dan geografi nasional, dan lain sebagainya.
-
Inovasi
Sosial
-
Perkembangan
kepribadian anak, dan,
-
Kebudayaan
sekolah
3. KELOMPOK SEBAYA DAN SOSIALISASI
1) Kelompok sebaya adalah kelompok primer
yang hubungan antar anggotanya intim.
2) Anggota kelompok sebaya terdiri atas
sejumlah individu yang mempunyai persamaan usia dan status atau posisi sosial.
3) Istilah kelompok sebaya dapat menunjuk kelompok
anak-anak, kelompok remaja, atau kelompok orang dewasa.
Jenis-jenis kelompok sebaya
-
Kelompok
sebaya yang bersifat informal.
-
Kelompok
sebaya yang bersifat formal.
BAB XIII
MASYARAKAT
DAN KEBUDAYAAN
1. BENTUK-BENTUK KEBUDAYAAN
1) Kebudayaan Materi
Bagian ini dari suatu kebudayaan itu
meliputi segala sesuatu yang telah diciptakan dan digunakan oleh manusia dan
mempunyai bentuk yang dapat dilihat dan diraba.
2) Kebudayaan Non-Materi
Ini merangkum semua buah karya manusia
yang ia gunakan untuk menjelaskan serta dijadikan pedoman bagi
tindakan-tindakannya.
Bagiannya adalah sebagian
berikut :
- Norma-norma
- Institusi-institusi
2. KOMPONEN-KOMPONEN STRUKTUR DARI
KEBUDAYAAN
1). Elemen-Elemen Kebudayaan (Culture Traits)
Unit terkecil dari kebudayaan yang dapat
dikenali disebut dengan istilah elemen kebudayaan. Dalam hal ini hendaknya
berhati-hati untuk tidak mengacaukan antara bahan-bahan mentah dan kebudayaan.
2). Kompleks Kebudayaan
Elemen kebudayaan hampir tidak pernah ada
secara terpisah dari elemen-elemen lain didalam
suatu kebudayaan tertentu.
3). Pola Kebudayaan
Kompleks kebudayaan juga saling berpadu
untuk membentuk unit-unit yang lebih luas daripada kebudayaan. Unit yang
terakhir ini disebut dengan Pola atau konfigurasi kebudayaan.
3. TIPE-TIPE PARISIPASI KEBUDAYAAN
1) Partisipasi menyeluruh (universal).
2) Partisipasi pilihan (alternatives).
3) Partisipasi kekhususan (Speciality).
4. RELATIVISME KEBUDAYAAN
Ditentukan oleh :
-
Fanatisme
suku atau bangsa
-
Goncangan
kebudayaan
-
Konflik
kebudayaan (pertentangan kebudayaan).
BAB XIV
MANUSIA
DALAM MENGHADAPI MASA DEPAN
1. KEADAAN PENDUDUK INDONESIA DEWASA INI
Pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat,
sangat merintangi perbandingan taraf hidup, kemajuan pendidikan, peningkatan
kesehatan dan sanitasi, pemeliharaan kesehatan, peningkatan kebudayaan, dan
lain sebaginya.
Perdamaian yang sesungguhnya dan kekal, sangat
bergantung pada cara kita menanggulangi pertumbuhan penduduk. Keluarga
berencana adalah untuk kepentingan keluarga dan negara, dan seluruhnya
menanggulangi tantangan besar ini demi kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh
umat manusia.
2. ARTI
DAN TUJUAN PENDIDIKAN (POPULATION EDUCATION)
Pendidikan kependudukan adalah program
pendidikan yang membina anak didik agar memiliki pengertian, kesadaran sikap
dan tingkah laku yang bertanggung jawab tentang pengaruh perkembangan penduduk
terhadap aspek-aspek kehidupan manusia
yang menyangkut di segala aspek.
Tujuan Pendidikan Kependudukan
1) Agar Anak Didik memiliki pengertian dan
kesadaran mengenai faktor yang menyebabkan perkembangan penduduk yang cepat.
2) Agar Anak Didik memiliki pengertian dan
kesadaran akan sebab akibat dari besar kecilnya keluarga terhadap situasi
kehidupan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
3) Agar Anak Didik memiliki sikap yang
Rasional dan bertanggung jawab dlam lingkungan kehidupan bangsa.
4) Agar Anak Didik memiliki sikap yang Rasional
dan bertanggung jawab dalam lingkungan kehidupan keluarga dan masyarakat.
3. PELAKSANAAN PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN
Dalam hal ini dari departement P dan K
dapat diharapkan sumbangannya dalam bidang-bidang di bawah ini :
- Pendidikan
di sekolah dasar.
- Pendidikan
sdi sekolah lanjutan
- Population
Education :
o
Aspek-
Aspek demografi
o
Aspek-aspek
ekonomi
o
Aspek-aspek
pembangunan
- Education
of the Adult :
o
Pendidikan
di luar sekolah-sekolah formal
o
Kepanduan
o
Pendidikan
kemasyarakatan
o
Dan
lain-lain.
4. HUBUNGAN ANTARA KEHIDUPAN KELUARGA DAN
KECERDASAN MANUSIA
Faktor-faktornya adalah sebagi
berikut :
1) Faktor keturunan
2) Faktor lingkungan
Pengalaman menunjukkan bahwa kemampuan
seseorang untuk mengatasi atu memecahkan kesukaran itu ditentukan oleh
kecerdasan seseorang. Makin cerdas seseorang akan lebih mudah menghadapi
kesukaran. Maka kecerdasan merupakan salah satu faktor penentu dalam menuju
sukses atau kebahagiaan hidup. Begitu pula makin cerdas seseorang, maka cepat
pula menangkap segala macam ilmu.
5. HUBUNGAN ANTARA BESAR KELUARGA DAN TEST
IQ
Pada umumnya keluarga yang mempunyai
banyak anak terdapat pada tingkat sosio ekonomis yang rendah. Orang tua yang
berasal dari tingkat sosio ekonomisnya yang tinggi dan menengah cenderung
membatasi anak-anak mereka dengan jumlah yang relatif kecil sehingga sanggup
membelanjai pendidikannya sampai tingkatperguruan tinggi.
Orang tua yang berasal dari tingkat sosio ekonomisnya rndah
biasanya tidak memperhitungkan faktor-faktor tersebut ketika menentukan jumlah
anak yang mereka kehendaki. Sekali lagi pengaruh jumlah anak terutama kelihatan
pada angka test intelijensi yang kurang dari normal. Angka intelijensi yang
tinggi lebih sering terdapat di antara anak-anak tunggal atau yang hanya
mempunyai satu atu dua saudara. Angka intelijensi rendah terdapat diantara
mereka yang mempunyai empat saudara atau lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar