View My Stats

Senin, 26 April 2010

Era globalisasi masa kini

Globalisasi adalah suatu zaman modern, dimana umat manusia telah memperoleh kemajuan dibidang teknologi dan informatika secara menyeluruh. Akan tetapi sebagian besarnya mereka telah melupakan atau menomor duakan masalah ibadah daripada pekerjaannya. Dalam hal ini, kita harus memperhatikan yang bahwa ini adalah suatu keadaan dimana umat manusia dalam kesehariannya secara tidak disadari mereka telah memisahkan hal keagamaan dengan pekerjaannya, atau disebut juga dengan sekularisme.

Dalam agama islam, agama dan pekerjaan adalah suatu kesatuan yang tidak terpisahkan, karena dalam dalam suatu pekerjaan tidaklah lepas dari perencanaan atau disebut juga dengan niat. Sebagaimana dalam Hadits nabi SAW : انما الأعمال بالنيات . hal ini mengisyaratkan yang bahwa segala perbuatan atau pekerjaan harus dimulai atau diutamakan dengan niat, dan dalam niat harus semata-mata karena Allah SWT. Itulah anjuran dalam agama islam.

Dizaman globalisasi sekarang, umat manusia telah banyak melakukan pelanggaran terhadap ajaran agama. Dan mereka beranggapan bahwa bidang keagamaan dalam suatu pekerjaan tidak begitu penting dalam persepsinya. Pelanggaran terhadap syari’at atau ajaran agama diantaranya : berdua-duaan yang bukan muhrim, zina, pencurian, perampokan, pembunuhan, korupsi, pemerasan dalam artian penyuapan, serta pelecehan seksual, dan lain-lainnya.

Dizaman globalisasi, bidang teknologi dan informatika sangatlah maju dan berkembang pesat. Semua orang dapat memperoleh suatu hal secara cepat dan akurat, diantara perangkat teknologinya yaitu : televisi, telepon, internet, komputer, mobil, sepeda motor, dan lainnya. Dalam hal ini, manusia dapat memperoleh keuntungan yang besar dalam hal kemajuan, akan tetapi dalam keuntungan tidak lepas juga dari kerugian atau dampak negatifnya.

العصر الحالي للعولمة


العولمة هي العصر الحديث ، حيث بشرية تم إحراز تقدم في مجال التكنولوجيا والمعلومات بدقة. ولكن قد نسيت معظمها قضايا ثانوية أو العبادة من وظيفته. في هذه الحالة ، ينبغي أن نلاحظ أن أن هذه هي الحالة التي يكون فيها الناس في حياته اليومية لا تتحقق لديهم لفصل المسائل الدينية مع عمله ، أو تسمى أيضا العلمانية.

ليس منفصلا في دين الإسلام والدين والاحتلال هي وحدة لا تنفصم ، لأنه في العمل من تخطيط أو نوايا معروفة. كما في حديث النبي صلى : انما الأعمال بالنيات. وهذا يشير إلى أن أي عمل أو العمل على أن تبدأ أو من الأفضل مع النية ، والنية يجب فقط بسبب الله سبحانه وتعالى. وهذا الاقتراح في دين الإسلام



في عصر العولمة ، ونفذت العديد من الناس من انتهاكات ضد التعاليم الدينية. وأنها تفترض أن مجال الدين في وظيفة ليست مهمة جدا في تصورها. انتهاكا لأحكام الشريعة الإسلامية أو الدين ، من بين أمور أخرى : حل الدولتين ، هذا الزوج لا المحرم والزنا والسرقة والسطو والقتل والفساد والابتزاز في معنى الرشوة ، فضلا عن التحرش الجنسي ، وغيرها.


في عصر العولمة والتكنولوجيا والمعلومات المتقدمة والنامية بشكل سريع جدا. يمكن للجميع الحصول على شيء سريع ودقيق ، والتكنولوجيا ، مما يجعله بين الأجهزة : التلفزيون والهاتف والإنترنت ، وأجهزة الكمبيوتر والسيارات والدراجات النارية وغيرها. في هذه الحالة ، يمكن للانسان الحصول على ميزة كبيرة من حيث التقدم ، ولكن لا يمكن أن المكاسب التي يمكن فصلها أيضا عن فقدان أو أثر سلبي.

Dimensi Larangan: Mulut

Mulut diciptakan oleh Allah sebagai sarana agar Anda memperbanyak zikir menyebut-Nya, membaca Kitab-Nya, memberikan petunjuk pada manusia lain akan jalan-Nya, dan sebagai medium untuk mengungkapkan apa yang ada dalam hati nurani berupa kebutuhan agama dan keduniawianmu. Maka jika Anda menggunakannya tanpa menuruti proporsi dan tujuan penciptaannya, berarti Anda telah mengingkari nikmat karunia Allah. Mulut adalah anggota badan yang paling rentan bagi dirimu dan [orang] yang lain untuk dipanggang di dalam bara api Neraka akibat laku lisan mereka. Maka, berhati-hatilah dengan mulutmu dengan segala daya kekuatanmu sehingga ia tidak akan mencampakkanmu ke dalam kerak Neraka Jahannam. Disebutkan dalam sebuah hadits, “Sesungguhnya ada seorang laki-laki yang berbicara satu kata agar kawan-kawannya tertawa, dan dengan sebab itu ia dimasukkan ke dalam kerak jahannam selama 70 musim gugur”.

Oleh karena itu, peliharalah mulutmu dari 8 hal:

Pertama, berbohong. Jagalah mulutmu dari laku ini dalam keadaan serius ataupun gurauan. Jangan biasakan mulutmu mengucap kebohongan sambil ber-guyon, karena hal itu akan mendorongnya berbohong secara serius. Bohong merupakan pangkal dosa-dosa besar. Kemudian, jika Anda sudah terlanjur dikenal sebagai tukang bohong, maka tidak akan ada kepercayaan terhadap kata-katamu. Semua manusia akan menyepelekan dan menghinamu. Jika anda ingin mengetahui buruknya kebohongan dirimu, tengoklah kebohongan orang selainmu. Perhatikan bagaimana Anda berpaling menjauhinya, menghinakan pengucapnya, dan menganggap jelek setiap hal yang disampaikannya. Dengan demikian, Anda seharusnya menyadari seluruh aib diri sendiri. Anda tidak akan mengetahui keburukan aib diri sendiri, kecuali melalui pengawasan terhadap aib orang lain. Apa yang kamu anggap jelek pada orang lain, pasti akan dianggap jelek pula jika ada pada dirimu oleh orang lain. Jelas Anda tidak akan menyukai hal tersebut.

Kedua, mangkir [ingkar] janji. Jangan sampai Anda berjanji tetapi tidak ditepati. Kebaikanmu pada orang lain harus diwujudkan dalam bentuk konkret tanpa perlu beretorika. Jika memang Anda terpaksa harus berjanji, jangan sampai Anda menunda-nuda bahkan mengkirinya kecuali jika memang karena betul-betul tidak mampu memenuhinya atau karena faktor darurat. Sesungguhnya mangkir janji termasuk bukti kemunafikan dan noda keburukan akhlak. Nabi Saw. Bersabda: “(Ada) tiga perkara yang barangsiapa melakukannya maka ia termasuk orang munafik meskipun ia berpuasa dan salat: kalau berkata ia dusta, kalau berjanji ia ingkar, dan kalau dipercaya ia khianat”.

Ketiga, menggunjing [gibah]. Jagalah lisanmu dari gibah, karena dalam Islam gibah lebih buruk daripada 30 pezinah. Demikian dikemukakan dalam sebuah Hadits. Gibah, berarti Anda menyebutkan sesuatu tentang seseorang yang jika ia mendengarnya pasti akan marah (tersinggung, sakit hati). Anda tetap disebut sebagai penggunjing [mugtab] yang zalim meski gunjinganmu benar adanya. Jangan Anda memperbincangkan seorang qari’ [pembaca Alquran] yang bersuara sumbang, misalnya meskipun secara implisit. Umpamanya Anda berkata: “Semoga Allah memperbaikinya. Apa yang dia lakukan masih belum bagus dan jelek. Marilah kita memohon kepada Allah agar Dia memperbaiki kita dan orang itu.” Dalam kasus ini terhimpun dua kejelekan. Pertama gibah yang dipahami secara implisit, dan kedua pensucian diri dengan mencela dan memperbaiki. Jika memang Anda serius mendoakannya, maka berdoalah dalam hati tanpa perlu menunjukkan kekurangannya, karena dengan menunjukkan ketidak-jelasan sikap ini, Anda juga sebenarnya telah menunjukkan aksi pencelaan. Maka, hendaklah Anda mencegah diri dari gibah sekecil dan sesamar apa pun. Allah berfirman: “...Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?, maka tentunya kami akan merasa jijik kepadanya.” (Q.S. al-Hujurat [49]: 12) Allah telah menyamakan Anda dengan pemakan daging hewan mati, maka sebaiknya berhati-hatilah menjaga diri dari menggunjing orang.

Jika Anda mau, ada suatu laku yang dapat mencegahmu tidak menggunjing kaum Muslimin. Yaitu dengan instropeksi dan mengaca diri, apakah tidak ada dalam dirimu aib keburukan yang tampak maupun yang tersembunyi? Apapkah Anda sudah menjauhi kemaksiatan secara rahasia maupun terang-terangan? Jika Anda sudah mengetahui kekurangan diri sendiri, maka ketahuilah bahwa kelemahan orang yang Anda pergunjingkan demi mensucikan diri sendiri sama artinya dengan kelemahan Anda menghilangkan kejelekan dirimu sendiri. Sebab halangan yang merintanginya sama dengan halangan yang engkau hadapi. Maka, sebagaimana Anda tidak suka kejelekan Anda diungkit-ungkit dan diperbincangkan, begitu juga ia tidak akan suka aib dirinya anda bicarakan. Alangkah baiknya jika Anda menutupi aib-aibmu. Dan jika Anda mengungkitnya, maka Allah pun tidak segan-segan menguasakan mulut-mulut yang pedas untuk merobek-robek kehormatanmu di dunia, di samping kelak Dia akan mempermalukanmu di hadapan seluruh makhluk di hari kiamat.

Jika Anda usai mengamati zahir-batinmu dan tidak mendapatkan aib atau kekurangan apa pun dalam hal beragama dan keduniaan, maka ketahuilah bahwa ketidak-tahuan Anda akan aib dan cela diri termasuk ketololan yang paling bodoh, dan tidak ada cela yang lebih besar daripada sebuah kebodohan. Jikalau Allah menginginkan kebaikan atas dirimu, niscaya Dia akan membukakan akan aib-aib dan cela dirimu. Melihat diri dengan pandangan rida [puas] merupakan puncak kebodohan dan ketololan. Selanjutnya jika Anda memang benar dengan persangkaanmu [tak ada cela], maka bersyukurlah pada Allah dan jangan Anda mengotori dan merusaknya dengan mengumpat dan berkata yang menyakitkan, karena hal itu merupakan aib yang besar.

Keempat, cekcok dan berdebat dalam masalah Kalam [teologi]. Hal ini lebih dikarenakan subtansi perdebatan hanya akan menggelorakan semangat ‘menyakiti’ [iza] pada lawan debat, pembodohan dan pelecehan di satu sisi, dan di sisi lain menunjukkan pujian dan pensucian diri sebagai lebih cerdas dan lebih berilmu. Di samping itu, perdebatan masalam Kalam juga akan mengganggu stabilitas hidup. Jika Anda mencela seseorang sebagai bodoh dan tolol, maka ia pasti akan berusaha menyakitimu, dan jangan coba-coba mencela orang yang sabar, karena ia akan menyakiti dan mendengkimu. Nabi Saw. Bersabda: “Barangsiapa yang meninggalkan cekcok dan ia adalah orang yang salah, maka Allah akan membangunkan rumah untuknya di pinggiran Surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan cekcok dan ia sebagai yang benar, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di puncak Surga.

Jangan sampai tertipu dan terpedaya oleh setan ketika ia berkata membujukmu, “Tunjukkan kebenaran dan jangan bersikap lemah!” Sesungguhnya setan selalu memperdayai orang-orang bodoh pada kejelekan dengan umpan menunjukkan kebaikan. Jangan sampai anda menjadi bahan tertawaan setan, sehingga ia akan mengolok-olokmu sesukanya. Menunjukkan kebenaran akan bernilai baik jika dibarengi dengan sikap ramah. Yaitu dengan cara menasehati orang yang Anda pandang keliru di belakang dan bukan di depan umum lewat jalan berdebat. Nasihat memiliki sifat dan kondisi yang memerlukan sentuhan kehalusan, sebab jika tidak, ia akan berubah menjadi skandal.

Singkatnya, perdebatan masalah Kalam lebih banyak mengandung unsur destruktif daripada potensi kebaikan. Barangsiapa yang bergaul dengan kalangan mutafaqqih [pseudo-faqih [faqih: ahli ilmu fiqh/hukum-hukum syariat]] jaman sekarang, ia akan dipengaruhi watak polemis dan berdebat, dan akan menjadi sulit diam, karena ulama-ulama su’ [berwatak jelek] menyebut perdebatan ini sebagai kemuliaan, dan kemampuan berargumentasi dan mendebat merupakan sumber bagi decak-kagum pujian. Maka hindarilah mereka sebagaimana Anda lari menghindar dari singa buas. Ingat! Debat dan pertengkaran mulut merupakan sumber kebencian Allah dan segenap makhluk.

Kelima, menganggap diri suci. Allah berfirman: “Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa yang paling bertakwa.” (Q.S. an-Najm [53]: 32) Bahkan sebuah aforisma orang bijak menyebutkan bahwa kejujuran yang jelek adalah memuji diri sendiri. Maka jangan lah Anda membiasakan hal tersebut. Ketahuilah! Hal itu akan mngurangi nilaimu di hadapan manusia dan menyulut kebencian Allah Swt. Jika memang Anda ingin mengetahui kenyataan bahwa pujianmu atas dirimu sendiri akan mengurangi nilai penghormatan manusia atasmu, maka tengoklah ketika kolega-kolegamu memuji-muji diri merka sendiri dengan segala kemuliaan, kedudukan dan harta di hadapanmu, bagaimana dongkol dan kesal hatimu menanggapinya serta bagaimana celamu atas mereka saat Anda meninggalkan mereka. Ketahuilah, mereka juga akan mencelamu dalam hati dan mencacimu dengan mulut saat mereka jauh darimu ketika Anda memuji dan menganggap suci dirimu sendiri.

Keenam, mengumpat. Janganlah Anda sekali-kali mengutuk satu ciptaan Allah; baik binatang, makanan, atau manusia. Dan janga pula Anda pastikan kesaksianmu atas salah seorang ahl al-qiblah [baca:orang Islam] sebagai bersyukur, kafir dan nifaq karena yang tahu masalah hati hanyalah Allah Swt. Janganlah ikut campur dalam urusan Allah dan hamba-hamba-Nya. Ketahuilah! Pada Hari Kiamat kelak Anda tidak akan ditanyai mengapa tidak mengutuk atau mengumpat si “X” dan mengapa membiarkannya begitu saja. Bahkan jika Anda tidak pernah mengutuk iblis sepanjang umurmu dan tidak kau sibukkan mulutmu menyebutnya, Anda tidak akan ditanyai tentang hal tersebut dan tidak akan dituntut pada hari kiamat. Atan tetapi, jika Anda melaknat satu orang saja dari makhluk Allah, maka Anda akan ditanyai tentang aksi tersebut. Maka, jangan sekali-kali kau mencela dan memaki makhluk Allah, karena Nabi Saw. Sendiri tidak pernah mengumpat makanan yang tidak enak. Dan tradisi beliau, jika suka akan memakannya dan jika kurang suka maka akan langsung meninggalkannya [tanpa embel-embel mengumpatnya].

Ketujuh, mendoakan jelek. Jagalah mulutmu dari mengucap doa jelek atas makhluk Allah. Jika memang dia menzalimi Anda, cukuplah Anda menyerahkan urusannya pada Allah. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Sesungguhnya orang yang dizalimi tidak mendoakan jelek pada orang yang menzaliminya kecuali ia sejajar dengannya, bahkan si penzalim lebih memiliki keutamaan, karena orang yang ia zalimi akan dimintai pertanggunjawaban akan doa jeleknya ini kelak di hari kiamat.”

Kedelapan, menyindir, mengolok-olok dan mentertawakan manusia. Jagalah mulutmu dari perbuatan ini dalam kondisi serius dan guyonan. Karena hal itu menurunkan paras muka, menjatuhkan kewibawaan, menggelorakan kebuasan, dan menyakitkan hati. Laku ini adalah permulaan sikap permusuhan, kemarahan dan kekerasan, serta menanamkan kedengkian dalam hati. Maka janganlah menyindir orang. Kalaupun Anda disindir, jangan kau balas dan layani. Berpaling sajalah dari mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan masalah lain. Jadilah kelompok orang yang jika melalui kelalaian, mereka melewatinya dengan kemuliaan.

Demikianlah himpunan petaka-petaka mulut. Syahdan Abu Bakr as Siddiq ra. sampai menaruh batu kecil di mulutnya untuk mencegahnya dari berbicara yang tidak perlu. Ia menunjuk ke mulutnya sambil berkata, “Inilah yang menyeretku pada blunder semua masalah”.

Majmu’atul Rasa’il al-Imam al-Ghazali [404-409]

20/10/04

حظر المجموعات : الفم
تم إنشاء فم الله باعتباره وسيلة للكم لإنتاج ذكرى دعوته ، وقراءة كتابه ، وإعطاء التعليمات لإنسان آخر سيكون سبيله ، وكوسيلة للتعبير عن ما هو في ضمير الديني والاحتياجات الدنيا لك. حتى إذا كنت تستخدم من دون اتباع أبعادها والغرض منها خلق ، لديك لنكران نعمة من الله صالح. الفم هو أضعف أعضاء الجسم بالنسبة لك ، و [الناس]) ، وأخرى لتحميص في الجمر من النار بسبب سلوكها اللفظي. بذلك ، نكون حذرين مع فمك كل قوتك بحيث انه لن يرميك في القشرة الجحيم. ورد في حديث : "حقا هناك الرجل الذي تكلم كلمة لأصدقائه يضحك ، وحتى انه دخل في القشرة خلال فصل الخريف 70 يزهر."
ولذلك ، والحفاظ على فمك من ثمانية أشياء :
أولا ، كذب. تبقي فمك من هذا السلوك في حالة خطيرة أو حتى المزاح. كنت عادة لا تعطي فمك كذبة لأنها مازحا ، لأنه سيشجع له الكذب على محمل الجد. الكذب هو قاعدة كبيرة من الكبائر. ثم ، إذا كان من المعروف مسبقا وكذاب ، ثم لن تكون هناك ثقة في كلماتك. جميع البشر سوف يقلل واهانة لك. إذا كنت تريد أن تعرف أسوأ كذب عليك ، انظر إلى الناس كذبة جانب لك. لاحظ كيف تحول بعيدا عنها ، مهينة لها النطق ، والنظر في كل شيء أن ينقل سيئة. وبالتالي ، يجب أن يكون على بينة من العار على أنفسنا جميعا. أنت لن تعرف عار القبح أنفسهم ، إلا من خلال رصد عار الآخرين. ما هي في نظركم سيئة في مناطق أخرى ، لن يكون هناك سيئة للغاية إذا كان أي منكم من قبل الآخرين. من الواضح انكم لن مثل هذا.
] الوعد الثاني ، [تغيب مكسورة. حتى لا أنت الوعد ، لكنها أبقت لا. ينبغي أن يتحقق العطف على الآخرين في شكل ملموس من دون الحاجة إلى أن تكون خطابية. اذا كان لديك لوعد بعدم تأخير كنت تنكر حتى لأن إلا إذا كنت حقا لا يمكن الوفاء به ، أو بسبب حالة الطوارئ. لو تخطي التعيينات ، بما في ذلك دليل على النفاق وبقع القبح الأخلاقي. النبي. وقال : "(هناك) ثلاثة أشياء على أن كل من لم شمل حتى انه منافق حتى لو صام وصلى : إذا كان يقول انه كذب ، اذا كان كسر الوعد ، واذا كان يعتقد انه خيانة".
ثالثا ،] ghibah هز [. تبقي لكم من ghibah شفويا ، لأنه في الإسلام ghibah أسوأ من 30 الزاني. وهكذا جاء في الحديث. Ghibah ، كما ذكر لك شيئا عن شخص إذا لم يسمع أنه سيكون غاضبا (أذى ، أذى). أشرتم إليه على أنه لا يزال] هز mugtab [الذين ظلموا حتى لو كنت تصحيح القذف. هل مضغ أكثر من قاري '] [قراء القرآن الذي اعرب المتنافرة ، على سبيل المثال ، على الرغم من أن implinsit. على سبيل المثال أنت تقول : "أدعو الله أن يثبت هو. ما فعله لم يكن الجيدة والسيئة. دعونا نسأل الله ان يجعلنا تحسين والناس. "وفي هذه الحالة التي جمعت اثنين من القبح. فهم أولا implinsit ghibah ، وتنقية الثاني بإدانة والإصلاح. في الواقع إذا كنتم جادين في الدعاء له ، ثم يصلي بصمت دون أن تظهر تقصيره ، لأنه يدل على عدم وضوح مع هذا الموقف ، لديك فعلا لاظهار الرفض العمل. لذلك ينبغي ، يمكنك منع نفسك من شيء صغير جدا وخافتة أي شيء ghibah. وقال : "... وليس لكم بعض من هز الآخرين. Sukakah واحد منكم يأكل لحم أخيه ميتا؟ ، ثم بالطبع سنشعر ازدراء له. "(سورة الحجرات [49] : 12) الله وقد لمساواة لكم مع آكلى لحوم البشر الحيوانات الميتة ، ثم عليك أن تكون حذرا للحفاظ على نفسها من القيل والقال من الناس.
إذا كنت تريد ، هناك السلوك الذي يمكن أن تمنعك لم هز المسلمين. وهذا هو ، مع استبطان الذات ومعرفة ما اذا كان لا يوجد في القبح عار نفسك ، على حد سواء واضحة وخفية؟ هل بالفعل بعيدا عن الرذائل في سرية أو علنية؟ إذا كنت تعرف مسبقا عدم وجود النفس ، ثم نعلم أن ضعف الناس لك الافتراء عليه من أجل تنقية أنفسهم مرادفا للقبح قضاء على نقاط الضعف الخاصة بك نفسك. لأن لها نفس العقبات التي تعوق مع العقبات التي واجهتم. لذا ، وكما كنت لا تحب بشاعة كنت diungkit بوب صعودا وهبوطا وفتح باب المناقشة ، حتى لا عار نفسه مثل الذي تتكلمون عنه. وسيكون لطيفا اذا كنت تغطي الخاص عار ، عار. وإذا وجهتم ، ثم الله لا تتردد في تأييد أفواه حار لتمزيق الشرف الخاص في العالم ، بالإضافة إلى يوم واحد وسوف يحرج أنت أمام جميع المخلوقات يوم القيامة.
إذا الانتهاء مشاهدة ولادة عقلك ولا تحصل على أي خجل أو عدم وجود أمور الدين والدنيا ، ثم تعرف أن جهلك سيكون عارا ولوم أنفسهم ، بما في ذلك حماقة الأكثر حماقة ، وليس هناك أكبر عار من الحماقة. إذا أراد الله خير لكم ، وقال انه سيتم فتح سيكون عار عار ، ولوم نفسك. على استعداد لأرى نفسي مع وجهات النظر [راض] هو تتويج للجهل وغباء. وعلاوة على ذلك ، إذا كنت مع الحق [أي اشتباه] عار ، ثم نكون شاكرين لله ولا تلوث وأضرار لا تفعل مع لعنة وقال مؤلمة ، لأنه هو وصمة عار كبيرة.
رابعا ، ارتعش ويقول قضية لاهوت [الكلام]. وذلك لأن النقاش سوف الغضب ليس فقط لروح 'يضر' [] إيزا الخصم على المناقشة ، خداع والتحرش من ناحية ، وعلى الجانب الآخر يظهر الثناء والتقديس نفسها على أنها أكثر ذكاء ومعرفة المزيد. وبالإضافة إلى ذلك ، سوف يعطل مناقشة القضايا الكلام أيضا على استقرار الحياة. إذا كنت شخص ما أن تنسحب من جاهل وغبي ، ثم انه سيحاول أن آذى أنت ، وليس محاولة لانتقاد الصابرين بثبات ، لأنه سيضر والحسد لك. النبي. وقال هو ترك كل من تشاجر وانه هو الشخص الخطأ ": ، والله ابني له بيتا في ضواحي السماء. وغادر كل من المتاعب وكما كان صحيحا ، فإن الله سوف ابني له بيتا في ذروة السماء. "
لا ينخدع وteperdaya الشيطان عندما قال لاقناع لكم ، "وتبين لي الحقيقة وليس لأنها ضعيفة!" حقا ، هو خداع الشيطان دائما الجهلة على القبح مع تغذية لإظهار العطف. حتى لا تصبح ليضحك الشيطان في المادة ، بحيث انه يسخر منه وأنت في. وأظهرت الحقيقة سيكون جيدا يستحق ذلك إذا اقترنت موقفا ودية. وهذا هو عن طريق تقديم النصح للناس ان تفكر في الخطأ في العمق وليس في الأماكن العامة عن طريق الجدل. الخصائص المشورة والظروف التي تتطلب لمسة من الصقل ، لأنه إذا لم يكن كذلك ، فإنه يتحول إلى فضيحة.
وباختصار ، فإن مناقشة مشاكل الكلام تحتوي على عناصر أكثر تدميرا من احتمالات الخير. أي شخص الذي تختلط مع الفقيه mutafaqqih [الزائفة الفقيه : المعرفة خبير الفقه / الشريعة]] اليوم ، وسيكون له نصيب حرف الجدل والنقاش ، وأنها سوف تصبح أكثر صعوبة من ذلك ، لأن سلوك العلماء سو 'سيئة] الدعوة لهذه المناقشة بوصفها المجد ، والقدرة على القول ويجادل مع مصدر الرعب مزدوجا فوق الثناء. لذا تجنب لهم كما كنت تهرب من الاسود البرية. تذكر! النقاش والجدل هو مصدر الكراهية من الله وجميع المخلوقات.
خامسا ، يعتبرون أنفسهم المقدسة. وقال : "لا تقول انك المقدسة. هو الأكثر معرفة من هو الأكثر الصالحين "(سورة النجم 1 - [53] : 32) وحتى ولايات حكمة الحكيم أن الحقيقة البشعة هي مدح النفس. وإذا أنت لا تحصل عليه. أعرف! ومن شأن ذلك أن يقلل من قيمة البشر أمام الله لكم والكراهية صيد الأسماك. إذا كان بالفعل كنت تريد أن تعرف حقيقة أن أشيد بكم على نفسك سوف يقلل من قيم احترام الإنسان بالنسبة لك ، ثم ننظر عند الزملاء مشيدا أنفسهم مع كل هذا المجد ، موقف وممتلكاتهم في أمامك ، وكيف قلبك يستجيب غريب الأطوار واضطراب ، وكيف اللوم عليك لهما عند تركها. نعرف ، وهم في طريقهم أيضا في انتقاد لك في قلوبنا وضرب لكم مع أفواههم عندما تكون بعيدا عنك عند الثناء وقدس نفسك.
سادسا ، لعنة. لا عليك من أي وقت مضى إدانة خلق الله ، وكلاهما الحيوانات ، والغذاء ، أو الإنسان. وأنت أيضا التأكد من شهادة واحد من أهل القبلة [اقرأ : المسلمون] ك ممتنا ، وثنية وnifaq لأن الذي يعرف الله هو مجرد مشكلة في القلب. لا تتدخل في شؤون الله وعباده. أعرف! يوم القيامة لن يكون سأل لماذا لم يدن أو لعنة س "و" لماذا تترك وحدها. حتى لو كنت أبدا لعن الشيطان طوال عمرك وأنت مشغول حتى لا حق الكلمة ، فلن تكون سئل عن ذلك ، وسوف لا تكون محاكمة يوم القيامة. ومع ذلك ، إذا كنت لعن شخص واحد فقط من مخلوقات الله ، وبعد ذلك سوف تسأل عن هذه الأعمال. لذلك ، لا ينبغي أبدا كنت استنكر ولعن الله من المخلوقات ، لقول النبي. لعن نفسه أبدا الغذائية الفاسدة. وكان لديه تقليد ، اذا اردت الذهاب الى أكله ، وإذا كانت أقل مثل ذلك سوف يتم على الفور ترك [من دون زخرفة] أداء اليمين.
السابعة ونصلي من اجل سيئة. تبقي فمك سيئة من يقول الصلاة لمخلوقات الله. إذا كان ظلم لك ، والتخلي عن عمله بما فيه الكفاية على الله. ورد في حديث : "حقا ، وأولئك الذين ظلموا لا ترغب سيئة على الشخص الذي يصب عليه ما لم يكن على قدم المساواة لها ، وأكثر استبدادية حتى من ركلة جزاء) وفضيلة ، لأن الشخص انه من الخطأ الصلاة ستكون مسؤولة عن هذا القبيح في وقت لاحق يوم القيامة".
الثامنة والسخرية ، السخرية والضحك على الناس. تبقي فمك من فعل هذا في حالة خطيرة ويمزح قليلا. لأنه يخفض وجها لوجه ، واسقاط السلطة ، تصاعد الوحشية ، ومؤذ. هذا السلوك هو بداية العداء والغضب والعنف ، وغرس الكراهية في القلوب. حتى لا يكون الناس الساخرة. وبينما كنت في ساخرا ، لا يمكنك الرد وخدمتها. بدوره فقط بعيدا عنهم حتى تحول الحديث إلى مشاكل أخرى. أن مجموعة من الناس إذا ، عن طريق الاهمال ، مروا مع المجد.

وهكذا فإن مجموعة من كارثة الكوارث القلاعية. Syahdan أبي بكر الصديق ورا. لوضع الحجارة الصغيرة في فمه لمنعه من التحدث بشكل غير ضروري. وأشار إلى فمه ، وقال : "هذا ما قاله لي جر إلى وادي جميع المشاكل".

Tidak ada komentar: